Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

World Health Organization menyatakan paling tidak ada salah satu dari empat orang di
dunia mengalami masalah mental. Dalam Yosep (2011) memperkirakan ada sekitar 450 juta
orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Di Indonesia sendiri pada tahun
2014 jumlah gangguan jiwa berat terdapat 1 juta pasien dan gangguan jiwa ringan terdapat 19
juta pasien (Riskesdas, 2013).
Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara
khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di dalam
satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik,
dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi juga dengan
masyarakat (Maramis, 2010). Gangguan jiwa memang banyak macam-macamnya, dari yang
paling ringan dan yang paling berat. Salah satunya gangguan jiwa adalah skizofrenia,
skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dalam hal ini gejala yang nyata seperti
waham, halusinasi dan disorganisasi pikiran, bicara dan perilaku yang tidak teratur (Videback,
2008).
Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan tersebut disadari
dan dimengerti pengindraan/sensasi. Gangguan persepsi ini merupakan ketidakmampuan
manusia dalam membedakan antara rangsangan yang timbul dari sumber internal (pikiran,
perasaan) dan stimulus (Dermawan & Rusdi, 2013). Halusinasi adalah perubahan sensori
dimana pasien merasakan sensasi yang tidak ada berupa suara, penglihatan, pengecapan dan
perabaan (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca indera.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
penciuman dan perabaan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.
Berdasarkan studi kasus di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor didapatkan ada
pasien penderita gangguan jiwa dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
yang di rawat di ruang Sadewa. Berdasarkan data dan permasalahan di atas dengan melihat
akibat yang lebih dalam dari meningkatkan angka kejadian skizofrenia yang antara lain
berpengaruh terhadap gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Maka dengan ini
penulis tertarik untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran dengan pasien Tn. S di ruang rawat Sadewa Instalasi Rumah Sakit Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor.

Anda mungkin juga menyukai