Anda di halaman 1dari 2

REZA NUGRAHA PUTRA / 19071010227

TUGAS RESUME PHI

A. ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL


Kumpulan peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antar negara merdeka dan berdaulat,
dalam bahasa Indonesia diistilahkan sebagai Hukum antarnegara dan juga disebut Hukum Bangsa-bangsa.
Istilah hukum bangsa-bangsa itu merupakan terjemahan dari bahasa Belanda volkenrecht, bahasa Prancis
droit de gens, bahasa Inggris law of nations, dan bahasa Jerman vÖlkerrecht. Keempat istilah ini aslinya dari
ius gentium suatu istilah yang terdapat dalam hukum Romawi. Hanya saja ius gentium menurut hukum
Romawi mengatur hubungan hukum antarorang Roma dan orang-orang bukan warga kota Roma.1
B. PERBEDAAN HUKUM PIDANA INTERNASIONAL DAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Perbedaannya terletak pada sifat hubungan hukum yang diatur. Dalam hukum perdata internasional maka
hubungan hukum yang diatur adalah hubungan hukum perdata dan dalam hubungan perdata tersebut ada
permasalahan tentang hukum apa yang dipilih oleh para pihak yang mengatur hubungan hukum tersebut.
Sedangkan pada hukum internasional publik tidak ada pilihan hukum. Kita tidak bisa melihat pada pihak yang
mengadakan hubungan hukum itu untuk mengadakan perbedaan antara hukum internasional publik dan
hukum internasional perdata.2
C. ASAS HUKUM INTERNASIONAL
1. Asas Teritorial
Didasarkan pada kekuasaan negara atas wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan
Didasarkan pada kekuasaan negara pada warga negaranya.
3. Asas Kepentingan Hukum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan masyarakat.
4. Asas Persamaan Derajat
Menyatakan bahwa semua negara adalah sama derajatnya baik negara besar maupun negara kecil serta
memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hubungan internasional.
5. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan diperlukan agar tiap-tiap pihak untuk memberikan informasi secara jujur dan dilandasi
dengan rasa keadilan.3
D. SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Sumber hukum internasional terdapat dalam Pasal 38 ayat (1) Piagam Mahkamah Internasional, yaitu :
1. Traktat Internasional (international convention).
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional (international costom) yang diakui sebagai hukum oleh negara-negara
di dunia.
3. Asas hukum umum (general principles of law) yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab (civilized nation).
4. Yurisprudensi internasional.4

1. R. Abdoel Djamali, S.H., Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, Rajawali Pers, 2018, Halaman 214
2. Prof. Dr. Sri Setianingsih, S.H., M.H., Pengertian Hukum Internasional, Modul 1, Volume 1, 1998, Halaman 9
3. Rini Setyani dan Dyah Hartanti, Pendidikan Kwarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2011, Halaman 144
4. Dr. I Ketut Wirawan, S.H., M.Hum, Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H., M.S, dkk, Pengantar Hukum
Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2017, Halaman 127 dan 128
E. SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL
Yang dimaksud dengan subyek hukum internasional ialah setiap negara, badan hukum (internasional) atau
manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan hukum internasional. Subyek hukum
internasional itu antara lain ialah sebagai berikut :
1. Negara
Negara sebagai subyek hukum internasional yaitu negara yang merdeka, berdaulat dan tidak merupakan
bagian dari suatu negara.
2. Tahta Suci
Yang dimaksud tahta suci (Heilige Stoel) ialah Gereja Katolik Roma yang diwakili oleh Paus di Vatikan.
3. Manusia
Manusia sebagai individu dianggap merupakan subjek hukum internasional.
4. Organisasi Internasional
Dalam pergaulan internasional yang menyangkut mengenai hubungan antara negara-negara, maka
banyak sekali organisasi-organisasi yang diadakan (dibentuk) oleh negara-negara itu. Bahkan sekarang
dapat dikatakan telah menjadi sumber hukum.5
5. Palang Merah Internasional
Palang merah internasional diakui sebagai subyek hukum internasional oleh karena merupakan
organisasi internasional yang bertujuan untuk kepentingan sosial.
6. Individu.
7. Pemberontak dan Pihak Dalam Sengketa.6
F. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL
Penyelesaian sengketa internasional pada umumnya terdapat dua metode yaitu dengan menggunakan
metode kekerasan dan dengan menggunakan metode secara damai. Beberapa contonya adalah sebagai
berikut :
1. Penyelesaian sengketa internasional dengan metode kekerasan adalah menggunakan : Retorsi, tindakan
pembalasan, blokade secara damai, intervensi, perang dan tindakan bersenjata non perang.
2. Penyelesaian sengketa internasional dengan metode damai adalah menggunakan : Perundingan,
penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan penyelesaian menurut hukum.7

5. R. Abdoel Djamali, S.H., Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, Rajawali Pers, 2018, Halaman 219
6. Dr. I Ketut Wirawan, S.H., M.Hum, Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H., M.S, dkk, Pengantar Hukum
Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2017, Halaman 128
7. Hasyim Purba, S.H., M.Hum., Pengantar Ilmu Hukum Indonesia Diktat, Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara, 2007, Halaman 52-61

Anda mungkin juga menyukai