Tikus (Apodemus sylvaticus) merupakan hewan yang kerap kali ditemui di
sisi rumah ataupun di daerah luar rumah yang kotor. Tikus dapat hidup diluar rumah dan didalam rumah. Berdasarkan taksonominya tikus termasuk ke dalam kingdom animalia, filum chordata, kelas mamalia, ordo rodentia, dan famli muridae. Berdasarkan ordonya tikus tergolong kedalam mamalia pengerat (rodentia). Rodentia atau pengerat adalah ordo binatang menyusui yang memiliki karakteristik khusus berupa gigi depan yang selalu tumbuh dan harus selalu diasah dengan menggerogoti sesuatu. Kebiasaan menggerogoti sesuatu yang dilakukan ordo rodentia khususnya tikus cenderung merugikan manusia karena habitat tikus yang dekat dengan permukiman menyebabkan properti milik manusia memiliki kemungkinan lebih tinggi dirusak oleh tikus. Selain merusak properti manusia tikus juga membawa banyak kerugian. Seperti dalam bidang pertanian contohnya, tikus berperan sebagai hama yang merusak sawah dan ladang petani. Tak hanya itu, tikus juga merugikan bagi kesehatan manusia. Tikus dapat menjadi media penyebaran penyakit berbahaya seperti leptospirosis dan pes dan sejarah mencatat bahwa tikus pernah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia melalui wabah penyakit yang dibawanya. Walau tikus umumnya bersifat merugikan, ternyata beberapa tikus dapat bersifat menguntungkan (mutualisme) meskipun tidak banyak. Contohnya: Rattus norvegicus (tikus putih) dan mencit putih (Mus musculus) yang keduanya strain albino dan merupakan hewan yang sering dijadikan sebagai hewan percobaan di laboratorium. Dalam hal ini, biasanya untuk pengujian perilaku, fisiologi, dan toksikologi obat manusia, vaksin, dan pestisida. Eksistensi tikus yang cenderung membawa kerugian bagi manusia membuat penulis bertanya-tanya akan jadi seperti apakah dunia jika spesies tikus punah. Dengan mempertimbangkan kerugian-kerugian yang ditimbulkan, keseimbangan ekosistem yang ditinggalkan, serta biodiversitas atau keanekaragaman, penulis berasumsi apa yang akan terjad jika tikus musnah sepenuhnya dari bumi. Apakah dampak yang ditimbulkan akan membawa kebaikan atau justru membawa keburukan bagi keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Berdasarkan yang ditimbulkan oleh tikus, tentunya kemusnahan spesies tikus akan membawa banyak dampak baik. Diantaranya keuntungan petani lebih meningkat karena tikus berperan sebagai hama yang merusak sawah, ladang dan kebun yang dapat menimbulkan gagal panen atau hasil panen tidak maksimal, jadi jika spesies tikus punah otomatis hasil pertanian akan lebih maksimal. Selain itu lingkungan lebih terlihat bersih dan sehat karena selama ini tikus dianggap hewan yang kotor dan menjijikan terlebih tikus bisa menjadi medium penyebaran penyakit baik melalui urinnya, gigitannya atau bahkan lewat gigitan kutu yang menempel di tubuhnya. Selain dampak baik yang ditimbulkan jika speies tikus punah terdapat juga dampak buruk yang ditimbulkan, diantaranya rantai makanan akan terputus. Misalnya dalam rantai makanan ekosistem sawah dimana produsennya adalah padi, tikus sebagai konsumen pertama, ular sebagai konsumen kedua dan elang konsumen ketiga. Jika terjadi kepunahan tikus, ular sebagai konsumen kedua dan elang konsumen ketiga akan mengalami kepunahan juga. sehingga peristiwa ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam ekosistem sehingga beberapa mata rantai mengalami pertumbuhan yg tidak terkendali dan mengalami penurunan.