2016-11-02 - Beritasatu -
Yogyakarta - Hingga saat ini data menunjukkan setidaknya 285 juta orang di dunia mengalami
kebutaan dan sekitar 80 persen kasus tersebut dapat dihindari jika masyarakat mendapatkan
layanan mata yang komprehensif.
Ia mengatakan, katarak merupakan penyakit mata akibat terjadinya kekeruhan pada lensa mata,
dan penyakit ini merupakan penyebab kebutaan terbanyak di negara-negara berkembang.
Suhardjo menuturkan, banyak faktor risiko penyebab terjadinya katarak, diantaranya usia,
genetik, merokok, paparan ultraviolet, diabetes dan penggunaan stereoid.
Data Riskesdas tahun 2013 mencatat, prevalensi katarak pada semua umur adalah 1,8 persen.
Prevalensi tertinggi di Sulawesi Utara 3,7 persen, disusul Jambi 2,8 persen dan Bali 2,7 persen.
Sementara prevalensi katarak terendah ditemukan di DKI Jakarta 0,9 persen diikuti Sulawesi
Barat 1,1 persen.
Menurut dia, sebagian besar penderita katarak di Indonesia belum menjalani operasi karena
ketidaktahuan mengenai penyakit yang dideritanya dan ketidaktahuan jika buta katarak dapat
dioperasi atau sebanyak 51,6 persen.
Selain itu, tambah dia, tidak sedikit dari mereka yang menderita katarak belum operasi karena
tidak mampu membiayai sekitar 11,6 persen dan tidak berani sebanyak 8,1 persen.
"Mahal dan kurang edukasi yang menjadikan masyarakat takut. Padahal, tidak apa-apa karena
bagaimanapun katarak tidak bisa diobati, hanya bisa dengan operasi," jelas Suhardjo.
Sumber: http://www.beritasatu.com/kesehatan/396806-285-juta-orang-di-dunia-alami-
kebutaan.html