TUMOR CEREBRI
DISUSUN OLEH :
Ririn Fastiningtyas
P 10220206034
2A
POLITEKNIK KESEHATAN
2008
TUMOR CEREBRI
A. Pengertian
1. Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang
menempati ruang didalam tulang tengkorak (Baughman, Piaree, 2000).
2. Tumor cerebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang
tumbuh di otak, meningen dan tengkorak (Price, Slyvia, 2000).
3. Tumor otak adalah sebuah lesi terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak (Brunner & Suddarth, 2002).
4. Tumor otak adalah neoplasma yang berasal dari sel saraf, neuro
epithelium, sel glia, saraf kranial, pembuluh darah, kelenjar pineal, hipofisis
(Donna L. Wong, 2002).
B. Klasifikasi
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson,2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam
system saraf pusat (misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40
sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen,
sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura dari
paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau
basofil dari hipofisis anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10
% tumor intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-
10 % dari seluruh tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat
primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
a. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah
abnormal yang didapat didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini
diderita sejak lahir yang lambat laun membesar.
b. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari
unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering dijumpai dalam
serebelum
c. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara
hemagioblastoma serebelum, angiosmatosis retina dan kista ginjal
serta pancreas.
Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang
antara lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida
embrional dan dijumpai pada dasar tengkorak.
C. Etiologi
Menurut Brunner dan Suddarth 1987,beberapa penyebab tumor otak antara lain
:
1. Peningkatan TIK yang terlalu tinggi
2. Kejang dan tanda-tanda neurologi fokal
3. Perdarahan intrakranial
4. Gangguan imunologi tubuh
5. Hidrocefalus
6. Gangguan fungsi hipofisis
D. Patofisiologi
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, gangguan neurologi pada tumor otak
disebabkan oleh 2 faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh, tumor dan
kenaikan TIK.
1. Gagguan fokal, terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan
otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parekim otak dengan kerusakan
jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor
yang tumbuh paling cepat (misalnya glioblastama multiforme).
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah
arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut
dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan perubahan
serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron
dihubungkan dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah
kejaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan
parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
2. Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh bebrapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor
dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor
menyebabkan bertambahnya massa karena ia mengambil tempat dalam
ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas
menyebabkan oedema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya
belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik
yang menyebabkan penyeparan cairan tumor. Beberapa tumor dapat
menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah-otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intrakranial dan kenaikan TIK.
Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan sub
araknoid menimbulkan hidrosepalus.
Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah
satu penyebab yang akan telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk
menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila TIK timbul cepat.
Mekanisme kompensasi antara lain : bekerja menurunkan volume darah
intrakranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intra sel dan
mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati
mengakibatkan herniasi ulkus / serebellum. Herniasi ulkus menekan
mensesefalon menyebabkan hilangnya kesadaran saraf otak ketiga. Pada
herniasi cerebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu
massa posterior. Kompresi medulla oblongata dari henti pernafasan terjadi
dengan cepat. Perubahan fisiologis lain terjadi dengan cepat. Perubahan
fisiologis lain terjadi akibat peningkatan TIK yang cepat adalah bradikardia
progesif, hipertensi sitemik, (pelebaran tekanan nadi) dan gangguan
pernafasan.
E. Pathway Keperawatan
Peningkatan TIK
Perdarahan Gangguan Gangguan fungsi
intrakranial imunologi tubuh hipofisis
Cemas
Pembedahan Bertambahnya massa Penekanan pada jaringan otak dan
dan edema otak infiltrasi / invasi langsung pada
parenkim otak
Trauma
Nyeri Intrakranial Peningkatan Penekanan / kompresi Gangguan
TIK pada otak fokal
Perubahan
Perubahan suplai
proses Resiko Tinggi
Nyeri Dislokasi pupil darah ke otak
keluarga Cedera
Gangguan
F. Manifestasi Klinis
tumbang
Menurut Price, Sylvia Ardeson,2000 :
1. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada
penderita tumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus
menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat
pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya
meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan pada waktu
BAB. Nyeri sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada
tempat yang sakit.
2. Nausea dan muntah
Terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata.
Muntah paling sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan
peningkatan TIK diserta pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadoi
tanpa didahului nausea dan dapat proyektif.
3. Papiledema
Disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla
nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan
pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini sebagai
diagnosis tumor otak oleh karena pada beberapa individu fundus tidak
memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam
hubungannya dengan papiledema mungkin terjadi beberapa gangguan
penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun
(perasaan berkurangnya penglihatan).
4. Gejala fokal
Tanda-tanda dan gejala-gejala tumor otak antara lainnya juga terjadi, tetapi
ini lebih cenderung mempunyai nilai melokalisasi :
a. Tumor korteks motorik, memanifestasikan diri dengan
menyebabkan gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh
yang disebut Kejang Jacksonian.
b. Tumor lobus oksipital menimbulkan gejala visual, hemiaropsia
humunimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandang, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.
c. Tumor serebelum, menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya
menunjukkan gerakan horizontal.
d. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku
mental. Pasien sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang
merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
e. Tumor sudut serebroponsin biasanya diawali pada sarung saraf
akustik dan member rangkaian gejala yang timbul dengan semua
karakteriatik gejala pada tumor otak :
1) Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, diikuti terjadinya
tuli (saraf cranial-8)
2) Berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah
(saraf cranial-5)
3) Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralisis (saraf cranial-
7)
4) Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum,
mungkin ada abnormalitas pada fungsi motorik.
f. Tumor ventrikel dan hipotalamus mengakibatkan somnolensia,
diabetes insipidus, obesitas, dan gangguan pengaturan suhu.
Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan.
G. Komplikasi
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas.
Biasanya menimbulkan gejala-gejala neurologis seperti perdarahan dan
infeksi. Penggunaan steroid oral akan menurunkan oedema serebral dan
mungkin dapat mengontrol gejala tersebut.
2. Adanya lesi yang mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh
bagian otak tersebut
3. Pengobatan kemoterapi mungkin memberikan kontribusi pada
oedema serebral sementara yang mungkin memerlukan peningkatan
pemberian steroid atau obat anti konvulsan. Gejala yang dialami pasien
secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor otak.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah
ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder,
selain itu alat ini juga member informasi tentang system ventrikuler.
a. b. c.
a.Ct-Scan Tm
b.Head CT Scan menunjukkan 2 buah tumor yang masih tersisa.
c.Bercak putih menunjukkan tumor otak
2. MRI, digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil,
membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otak dan daerah
hipofisis.
I. Penatalaksanaan
Menurut Brunner dan Suddarth 1987 :
1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan
diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari
semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang berat.
2. Terapi radiasi
a. Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic
tumor telah diangkat.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.
Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat
ini mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian obat-obatan ini
pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur,
yogurt, keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine
menghambat dan melemahkan aktivitas inhibitor monoamine oksidase
(MAO). Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang mungkin
hilang atau berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan sedang
dilakukan.
3. Imunoterapi
a. Dengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara
khusus untuk menyerang dan menghancurkan sel tumor otal.
b. Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari
kanker primer ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih
perlu dibuktikan.
4. Pengobatan penyelidikan
a. BCNU digabungkan dalam bentuk tablet tipis yang mematikan
secra biologis untuk ditempatkan pada daerah tumor selama pembedahan
kraniotomi.
b. Penempatan kateter arteri dekat dengan tumor. Beri infus manitol
untuk perusakan dari barier darah atau otak.
c. Transplantasi sumsum tulang juga sedang digunakan dalan uji
klinis untuk penatalaksanaan astrosiloma.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TUMOR OTAK
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan fungsi
neurologis
3. Perubahan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan
persepsi, transmisi
4. Gangguan komunikais verbal berhubungan dengan tumot otak
5. Gangguan proses piker berhubungan dengan peningkatan TIK
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak
yang menderita penyakit serius
7. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang
informasi yang relevan
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informais
Post Op
1. Nyeri berhubungan dengan prosedur bedah
1.
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan trauma intracranial
3. Keterlambatan tumbang berhubungan dengan efek dari kecatatan
fisik
4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan
6. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang
menjalani pembedahan kritis untuk penyakit yang mengancam
kehidupan
C. Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
NOC : Perilaku Mengendalikan Nyeri
Tujuan : Anak tildak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima anak
Kriteria hasil :
a. Anak tidak menunjukkan adanya nyeri atau minimalnya bukti-
bukti ketidaknyamanan
b. TIK dalam batas normal
c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti peningkatan TIK
d. Anak belajar dan menginplementasikan strategi koping yang
efektif.
Skala : 1. Ekstream
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
NIC : Menejemen Nyeri
Intervensi :
1. Berikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal lampu
ruangan redup, tidak ada kebisingan, tidak ada gerakan tiba-tiba).
2. Berikan analgesia sesuai ketentuan, observasi adanya efek
samping.
3. Lakukan strategi sesuai non farmakologi untuk membantu anak
mengatasi nyeri.
4. Gunakan strategi yang dikenal anak atau gambarkan beberapa
strategi dan biarkan anak memilih.
5. Libatkan orang tua dalam pemilihan strategi
6. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologi
sebelum terjadi nyeri atau sebelum menjadi lebih berat.