Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN VII

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN ANALISIS


MELALUI PENGENDAPAN

I. Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi, (2) ekstrasi, (3)
dekantasi, (4) kristalisasi dan (5) kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menetukan persentase hasil dari
barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

II. Landasan Teori


Larutan didefenisiskan sebagai zat homogen yang merupakan campuran
dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas cairan dan padatan.
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan satu gas dalam gas lainnya, karena
smeua gas bercampur dalam smeua perbandingan, maka setiap campuran gas
adalah homogen dan merupakan larutan suatua campuran diklasifikasikan
sebagai heterogen dan homogen . campuran heterogen terdiri ats fasa-fasa
tersendiri dan sifat yang teramati adalah gabungan dari fasa-fasa yang tunggal
suatu campuran homogen terdiri atas fasa tunggal yang mempunyai sifat-sifat
yang sangat berbeda dari komponen-komponen tunggalnya. Jika dua zat yang
berbeda diamasukkan dalam satu wadah ada tiga kemungkinan yaitu bereaksi,
bercampur dann tidak bercampur . jik abereaksi maka terbentuk zat baru yang
sifatanya berbeda dari zat semula jika zat bercampur, maka sifatnya tidak
berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fsisika, mislanya detilasi,
kristalisasi, kromatografi. Di bumi ini jarang adanya zat murni padsa
umumnya berupa campuran misalnya air mengandung garam fan gas. Udara
berisi nitrogen , oksigen dan gas lain sedangkan tanah adalah campuran
berbagai zat padat dan air dua zat atau lebih disebut bercampur, bila partikel-
partikelnya tersebar dalam wadah yang sama (Syukri, 1999).
Campuran adalah kumpulan berbagai molekul zat,ion,elektron dan
partikel lainnya. Praktikkan dapat mengukur tekanan,volume, suhu, dan massa
campuran praktikan juga dapat mengukur komposisi campuran secara
ekspremintal sehinnga fraksi mol dan massa dapat ditentukan (Sulistiati, 2013).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia
pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan sedangkan
pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler (skala
kimia berarti pemisahan sampai ke skala partikel terkecil yang kecil, sekecil
atom dan molekul ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan
karena campuran alami adalah campuran yang sempurnra langkah-langkah
analisis kimia secara konvensional maupun secara modern menggunakan
instrumentasi dapat diarahkan pada kondisi pemisahan yang sama komponen
campuran hoterogen mempunyai kecendrungan untuk memisahkan diri dengan
sendirinya, campuran homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena
komponen mempunyai sifat kimianya mirip pemisahan juga berarti berubahnya
kosentrasi relatif dari komponen-komponen yang ada dalam satu campuran
dalam satu region tertentu sebagai akibat dan perpindahan komponen-
komponennya (Budiman dan suhardjono, 2012).

Metode kromatografi pertama kali dilakukan pada tahun 1936 dilakukan


pemisahan berdasrakan percobaan adsorptiritas ion dalam kolom, adsorben
dengan menggunakan bahan penukar ion dalam kolom, pertama kali dilaporkan
dengan russel dan pearce pada tahun 1943 mereka menggunakan konstalit
nomor 20 sebagai penukar ionnya dalam eksperimennya berdasarkan tipe
proses pada klasifikasi proses mekanis, fisika dan kimia (Amalia, 2015).

Beberapa metode dapat digunakan untuk memisahakan isotop dengan


isotop lainnya dalam PEB pasca radiasi antara lain adalah metode ekstraksi,
metode pengendapan langsung dan metode penukar kation dengan zeolit
lampung dalam proses pengendapan isotop ¹³⁷ Cs dibutuhkan suatu senyawa
pembawa untuk meningkatkankandungan ion cesium persyaratan senyawa
pembawa yang ditambhkan harus mempunyai sifat kimia yang sama dari ion
yang akan diendapkan dan merupakan garam dari isotop ion logam yang akan
dipisahkan berdasarkan hal itu proses pengendapan dibutuhkan penambahan
garam (Ginting dan Anggraini, 2016).

Salah satu metode yang digunakan ntuk penemuan obat tradisional


adalah metode ekstraksi pemisahan metode ekstraksi tergantung pada sifat
bahan dan senyawa yang akan diisolasi sebelum memilih metode atrget
ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu ada beberapa target ekstraksi
diantaranya senyawa bioaktif yang tidak diketahui, senyawa yang diketahui ada
pada suatu organisme, seklompok sennyawa dalam suaatu organisme yang
beruhubungann secara struktural. Semua senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh suatu sumber misalnya dua jenis dalam marga yang sama atau
jenis yang sama tetapi berada dalam kondisi yang berbeda. Identifikasi seluruh
metabolit sekunder yang ada pada suatu organisme untukk studi sidik jari
kimiawi dan sutdi metabolomik. Proses ekstraksi khusunya untuk bahan yang
berasal dari tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Pengelompokan bagian tumbuhan (daun, bunga dll) pengeringan dan


penggilingan bagian tumbuhan
2. Pemilihan pelarut
3. Pelarut polar : air, etanol, metanol dan sebagianya
4. Pelarut nonpolar : etil asetat, diklorometan, dan sebagainya
5. Pelarut nonpolar : n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya

Jenis-jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan adalah maserasi,


perkolasi,soxhlet, reflux dan destilasi uap maserasi merupakan serbuk yayng
dimasukkan ke dalam tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah pada
ma=etode perkolasi serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (Mukhriani , 2014).

Kromatografi adalah cara memisahkan dimana komponen yang akan


dipisahkan (didesbusikan) diantara dua fase salah satunya fase stationer (fase
tetap) dan lainnya berupa fase bergerak ekstraksi yaitu proses pemisahan
komponen zat dari suatu campuran zat berdasarkan perbedaan kelarutan.
Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dan padatanya dengan menuangkan
perlahan kristalisasi yaitu pemisahan zat padat dan campurannya berdasarkan
kelarutan kromatografi yaitu pemisahan yang berdasarkan pada perbedaan
migrasi senyawanya atau komponennya ( Oxtoby et al., 2001).

Deminarilisasi digunakan dalam proses untuk mengurangi atau


menghilangkan semua kandungan mineral semua yang ada di dalam air.
Penyullingan adalah proses pemisahan komponen dari suatua campuran yang
berupa larutan dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah homogen
dan mudah menyerap selain itu komponen tersebut mempunyai perbedaan
tekanan uap dari pemisahannya menjadi komponennya. Adserpsi adalah proses
pemisahan bahan dari campuran gas aatau cair . bahan yang dipisah oleh
permukaan zat padat yang meneyerap (Nugroho dan Puwoto, 2013).

Laurtan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran.
pemishan kimia adalah proses pemisahan sapai pereaksi yang terkecil, sekecil
atom dan molekul atau ion (Marisa, 2014).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Cawan penguap
- Neraca
- Batang pengaduk
- Kaca Arloji
- Bunsen
- Bejana kromatografi
- Gelas piala
- Pensil
- Gunting
- Pipa kapiler
- Penggaris

3.2 Bahan

- NH₄Cl
- NaCl
- SiO₂
- Air
- Butanol
- Asam asetat
- Kertas saring
- Tinta Hitam
- BaCl₂
- Air suling
- K₂CrO₄
IV. Prosedur Kerja

4.1 Pemisahan Komponen dan Campuran


- Pemisahan dengan cara konvensional
NH4Cl, NaCl, SiO2

Ditimbang cawan penguap yang kering dan bersih dengan


ketelitian 0,01 gr
Ditimbang NH4Cl 0,1 gr, Nacl 0,1 gr, Dan SiO2 0,1 gr
Ditimbang cawan penguap dan contoh
Diletakkan pada alat
Dipanaskan dengan hati-hati cawan penguap yang berisi
contoh sampai asap putih habis
Dibiarkan cawan penguap dingin
Ditimbang
Ditambahkan 25 mL air pada padatan yang terbentuk
Diaduk selama 5 menit
Didekatkan larutan dengan cermat pada cawan penguap
yang ditimbang
Dicuci dengan air sampai bebas NaCl
Ditempatkan cawan penguap yang mengansungNaCldiatas
pemanas
Dipanaskan
Ditutup cawan dengan kaca arloji yang sudah ditimbang
Dibiarkan sampai NaCl kering
Ditimbang
Dikeringkan SiO2 dengan pembakar bunsen
Ditempatkan cawan penguap yang mengandung SiO2
Ditutup dengan kaca arloji
Didinginkan sampai mencapai suhu kamar
Ditimbang

Hasil
4.2 Pemisahan dengan kromatografi
Pelarut Elven (butanol, asam asetat, air)

Disediakan bejana kromatografi atau gelas piala 100 mL


Diisi bejana dengan pelarut elven dengan nisbah 1:1:4
sebanyak 5 mL, lalu tutup dengan kaca untuk
menjenuhkan bejana dengan elven
Digunting kertas saring dengan ukuran 3 x 10 cm, buat
garis (3 x 8,5 cm) dengan pensil pada jarak 1-15 cm dari
bagian bawah kertas, buatlah noda dengan tinta hitam.
ukur hingga kertas dapat disesuaikan dengan tinggi bejana
Digantung kertas saring yang telah diberi noda dalam
bejana kromatografi dengan noda harus berada di atas
permukaan pelarut
Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik pelarut
dibiarkan bergerak sampai 1 cm menjelang tepi kertas
saring
Ditentukan harga Rf dari setiap noda yang diperoleh

Hasil
4.3 Analisis melalui pengendapan
- Persentase hasil Barium Kromat
BaCl2

Ditimbang gelas piala 25 mL dan dicatat


Ditimbang kira-kira 1 gr BaCl2 dan ditimbang
Ditambahkan 25 mL air suling diaduk sampai homogen
Dimasukkan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 mL
Diaduk dan diamati endapan yang terbentuk
Diuji larutan dengan beberapa tetes K2CrO4
Dipanaskan sampai mendidih dialihkan dari api
Disaring dengan kertas saring yang sudah ditimbang

Filtrat Residu endapan BaCrO4


Dikeringkan endapan BaCrO4
Ditimbang
Dihitung endapan BaCrO4
Dihitung persen hasil

Kristal BaCrO4

- Persentase Barium Klorida di dalam campuran


BaCl2 + HCl

Diperoleh campuran dan dicatat bobotnya


Dihitung prosedur A
Dihitung massa Barium Klorida dalam campuran
Dicari Persentase Barium Klorida dalam campuran semula

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan di Laboratorium
Agroindustri dan Tanaman Obat pada hari Senin tanggal 4 November 2019
diperoleh hasil dan pembahasan sebagai berikut:

5.1 Pemisahan Komponen dari Campurannya

Pemisahan komponen dari campurannya adalah cara memisahkan


komponen yang menyusun suatu campuran (zat yang terlarut) dengan
pelarutnya ( dapat berupa zat cair, padat dan gas). Dalam percobaan ini
menggunakan empat metode pemisahan komponen dari campuran yaitu yang
pertama metode ekstraksi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu
campuran berdasarkan perbedaan kelarutan, yang kedua metode dekantasi
yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan
supernatant (perlahan), yang ketiga metode kristalisasi yaitu proses pemisahan
cairan dari padatannya berdasarkan kelarutan dan yang keempat yaitu
kromatografi artinya pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan
perbedaan migrasi senyawa.

A. Pemisahan dengan cara konvensional

NO PERLAKUAN HASIL
1. Bobot cawan penguap dan contoh semula 26,437
Bobot cawan penguap 26,137
Bobot contoh 0,3
Bobot cawan penguap sesudah NH4Cl menyublim 26,00
Bobot NH4Cl 0,137
Persentase NH4Cl 45,67%
2. Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 75,952
Bobot cawan + kaca arloji 75,852
Bobot NaCl 0,1
Persentase NaCl 33,33%
3. Bobot cawan + SiO2 62,975
Bobot cawan 62,875
Bobot SiO2 0,1
Persentase SiO2 33,33%
4. Bobot sampel 0,3
Bobot NH4Cl + NaCl + SiO2 0,337
Selisih bobot 0,037

Pada percobaan ini, menggunakan proses pemisahan komponen dengan


metode sublimasi dan metode dekantasi, dimana pencampuran 3 jenis unsur,
yaitu NH4Cl, NaCl, dan SiO2 dibuat menjadi campuran yang satu. Bobot NH4Cl
yang didapatkan adalah 0,137 gram dibuktikan dengan pengurangan bobot
cawan penguap dan contoh semula terhadap bobot cawan penguap sesudah
NH4Cl menyublim diperoleh persentase NH4Cl 45,67%. Namun, terdapat
kesalahan dalam menimbang cawan penguap setelah NH4Cl dipanaskan karena
seharusnya bobot NH4Cl yang menyublim dan bobot NH4Cl sama yaitu 0,137
gram. Persentase NaCl 0,1 gram dalam campuran tersebut adalah 33,33% serta
persentase SiO2 0,1 gram dalam campuran tersebut adalah 33,33%.
Penjumlahan persentase ketiga unsur tersebut adalah 112,33% yang mana
totalnya seharusnya adalah 100% yang paling maksimal. Hal ini karena NH4Cl
tidak sesuai dengan hokum kekekalan massa ( lavoiser) yang seharusnya massa
NH4Cl semula sama dengan massa NH4Cl yang menyublim pada saat proses
pemanasannya.

Pada dasarnya dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari


padatannya dengan menuangkan supernatant (perlahan) yang mana prinsipnya
adalah perbedaan wujud zat dalam campuran, yaitu antara zat padat dan zat
cair. Sedangkan, kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya
berdasarkan kelarutan sehingga prinsip dasarnya adalah berdasarkan
kelarutannya, pada kristalisasi bahan-bahan lain yang tidak dinginkan tetap
berwujud cair.

Pada perlakuan pertama NH4Cl, NaCl dan SiO2yang ditimbang 0,1 gram,
kemudian dipanaskan, fungsi pemanasan ini untuk mempercepat reaksi pada
contoh yang dipanaskan yaitu untuk menyumblim NH4Cl ditandai dengan akan
keluarnya asap putih. Asap putih yang keluar menandakan NH 4Cl menyublim
sedangkan pada cawan porselin akan berbentuk padatan. Asap putih yang
menghilang menandakan bahwa NH4Cl yang terdapat dalam contoh tidak ada
lagi, tersisa NaCl dan SiO2. Selanjutnya NaCl dan SiO2 dipisahkan dengan meode
dekantasi. NaCl dipanaskan bertujuan untuk membebaskan kandungan air
pada NaCl sehingga yang terbentuk adalah NaCl kecil. Hal yang samapun
dilakukan sama pada SiO2yang dipanaskan agar kandungan air keluar dan
tersisa SiO2 kering. Adapun persamaan reaksinya :

NH4Cl(s) + SIO2(s) + NaCl(s)→ NaSiO2(s) + NH4Cl(g)

B. Pemisahan dengan kromatografi

NO NODA Rf WARNA
1 Merah muda tidak diukur nilai Rf
2 Ungu tidak diukur nilai Rf
3 Abu-abu tidak diukur nilai Rf
4 Cokelat tidak diukur nilai Rf
5 Biru 9/9 = 1

Pada percobaan ini, digunakan metode pemisahan komponen dari


campuran yaitu kromatografi. Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari
campurannya berdasarkan perbedaan migrasi senyawa. Prinsip yang digunakan
dalam kromatografi yaitu perbedaan migrasi senyawa yaitu pada fase diam dan
fase gerak dalam sistem kromatografi. Fase gerak pada kromatografi dialirkan
menembus atau sepanjang fase diam (stasioner). Fase diam (stasioner)
cenderung menahan komponen campuran sedangkan fase gerak cenderung
menghanyutkannya. Pada kromatografi kertas, fase diam adalah air yang
disokong oleh selulosa dari kertas kromatografi, sedangkan fase gerak
merupakan campuran dari beberapa pelarut organic dan air.
Pelarut eluen yang digunakan adalah campuran butanol, asam asetat dan
air dengan perbandingan 1:1:4. Nilai Rf dipengaruhi oleh kepolaran pelarut
eluen. Pelarut eluen yang digunakan adalah dengan kepolaran yang rendah,
sehingga pelarut dengan eluen (butanol, asam asetat dan air) bersifat pelarut
dengan kepolaran yang rendah rendah (hidrofob). Hal ini disebabkan karena
fase diam bersifat polar sehingga saat pelarut eluen yang kepolarannya rendah
akan mudah melewati fase diam. Apabila pelarut eluennya bersifat
kepolarannya tinggi maka akan tertahan kuat pada fase diam yang
menyebabkan nilai Rfnya rendah.

Pada perlakuan pertama, setelah bejana atau gelas kimia diisi dengan
pelarut eluen maka ditutup dengan kaca arloji supaya bejana atau gelas kimia
terjenuhkan dengan eluen. Jika pelarut menjadi jenuh maka akan membantu
mempercepat migrasi senyawa pada kromatografi dan pemisahan komponen
dapat berlangsung dengan baik. Selanjutnya, penambahan noda pada kertas
saring bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan pada
proses kromatografi. Nilai Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi. Harga Rf
didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa titik awal dan jarak
tepi muka pelarut dari titik awal atau secara sederhana diartikan perbandingan
jarak yang ditempuh zat terhadap jarak yang ditempuh oleh pelarut. Nilai Rf
yang bagus berkisar 0,2 sampai 0,8. Jika Rf nilainya tinggi diharuskan
mengurangi kepolaran eluen dan sebaliknya.

Dalam percobaan ini digunakan kertas saring sebagai tempat terjadinya


proses kromatografi karena kertas saring mempunyai daya absorben
(peneyerapan) yang baik yang mana baik fase diam dan bergerak dapat terjadi
tanpa hambatan, sehingga proses pemisahanpurna dapat mencapai pemisahan
yang sama.

Noda yang baik pada kromatografi adalah noda yang terbentuk


menunjukkan pelarut berhasil bergerak sampai 1 cm menuju tepi atas kertas
saring yang menandakan proses pemisahan komponen terjadi sempurna. Noda
yang baik pun ditandai dengan memiliki nilai harga Rf berkisar 0,2 sampai 0,8.

5.2 Analisis Melalui Pengendapan


Pengendapan adalah proses pembentukan endapan yaitu padatan yang
dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya
mempunyai kelarutan sekecil apapun. Pengendapan juga dapat terjadi karena
adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan air, padatan
terbentuk disebut endapan endapan . Bahan kimia yang menyebabkan
pengendapan. Pengajar adalah jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan
terutama pada larutan serta prinsipnya apabila hasil kelarutan ion-ionnya lebih
besar daripada harga Ksp.
A. Persentase hasil barium kromat
No. Perlakuan Hasil
1 Bobot gelas piala + BaCl2 62,963
2 Bobot gelas piala 62, 463
3 Bobot BaCl2 0,5
4 Bobot kertas saring + endapan BaCrO4 2,597
5 Bobot kertas saring 0,799
6 Hasil nyata endapan BaCrO4 2,158
7 Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis) 0,6072
8 Persen hasil BaCrO4 356 %
Pada percobaan ini, menganalisis endapan BaCrO4 yang terbentuk hasil
pencampuran larutan BaCl2 dengan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 mL. Pada
perlakuan pertama dilakukan penambahan air sebanyak 25 mL, hal ini
berfungsi untuk melarutkan BaCl2 sampai homogen
Dan membentuk larutan BaCl2. Selanjutnya adalah penambahan K 2CrO4
berfungsi untuk reagen pengendapan antara BaCl2 dengan K2CrO4 yaitu
endapan BaCrO4. . Selanjutnya, penetesan beberapa larutan K 2CrO4 lagi
berfungsi untuk memastikan reaksi pengendapan sudah benar-benar berhenti
ditandai dengan endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi. Prose pemanasan
berfungsi untuk mempercepat reaksi pengendapan BaCrO 4 dan berfungsi untuk
menguapkan larutan KCl yang berlebih pada endapan BaCrO 4 sehingga
endapan yang terbentuk tidak mengandung banyak air KCl lagi. Fungsi
penyaringan untuk memisahkan endapan BaCrO4 yang terbentuk dari
campuran BaCl2 dan K2CrO4.
Pada percobaan ini massa awal BaCl2 nya adalah 0,5 gram dicampurkan
K2CrO4 sebanyak 25 mL terbentuk endapan BaCrO4 2,158 gram. Perhitungan
BaCrO4 didapatkan dari pengurangan kertas saring yang telah terdapat endapan
dikurangkan dengan massa kertas saring awal. Endapan BaCrO 4 yang
terbentuk berwarna kuning muda dan berbentuk bubuk halus. Persentase hasil
BaCrO4 yang dihasilkan sangat besar sekali yaitu 356 % setelah dibandingkan
dengan endapan BaCrO4 secara teori. Hal ini terjadi, karena praktikan tidak
menunggu sampai kertas saring kering sehingga cairan KCl masih terbawa pada
kertas saring dan ikut tertimbang. Hal inilah yang menyebakan hasil persentase
hasilnya sangat jauh. Adapun persamaan reaksinya adalah :

BaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) BaCrO4(s) + 2 KCl (aq)

B. Persentase Barium Klorida dalam camopuran


No. Perlakuan Hasil
1 Bobot gelas piala + campuran 62,963
2 Bobot gelas pila 62,463
3 Bobot campuran 0,5
4 Bobot kertas saring + endapan BaCl 2 2,957
5 Bobot kertas saring 0,799
6 Hasil nyata endapan BaCl2 2,58
7 Massa BaCl2 0,5
8 Persentase BaCl2 82,34 %

Pada percobaan ini campuran yang digunakan adalah sama dengan


percobaan A. Bobot awal campurannya 0,5 gram. Persentase BaCl 2 yang
dihasilakn adalah 82,34 %. Persentase ini didapatkan dari hasil perbandingan
bobot BaCl2 yang digunakan dengan bobot endapan BaCrO4 yaitu 0,6072 gram
secara teoritis.

Adapun faktor-faktor yan memengaruhi pengendapan adalah : 1)


temperatur, dimana kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi
dengan meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang
disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya, 2) sifat alami
pelarut, dimana garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan
pelarut organik seperti alkohol dan asam asetat, 3) pengaruh ion sejenis yang
mana kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang
mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja, 4) pengaruh pH dimana
kelarutan dengan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi
pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapan, 5)
pengaruh hidrolisis yang man jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air
maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan
menyebabkan kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini
meningkatkan kelarutan garam tersebut, dan yang terakhir 6) pengaruh ion
kompleks dimana kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin
meningkat dengan adanya kation garam tersebut.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemisahan campuran :
- Sublimasi didasarkan padakemampuan zat dapat menyublim
- Ekstraksi didasarkan pada perbedaan kelarutan
- ekantasi didasarkan pada perbedaan wujud zat dalam campuran
- Kristalisasi didasarkan pada kelarutan
- Kromatografi didasarkan pada perbedaan migrasi senyawa
2. Mengendapkan barium klorida dapat dilakukan dengan menambahkan
K2CrO4 dan cara menghitung persentase barium kromat dapat dihitung
dengan cara :

bobot endapan BaCrO4 (percobaan)


% hasil BaCrO4 = x 100 %
bobot endapan BaCrO4 (teori)

3. Persentase barium klorida dapat ditentukan dengan cara :

bobot endapan BaCl2 (percobaan)


% hasil BaCl2 = x 100 %
bobot endapan BaCl2(teori)

4. Hukum stoikiometrireaksi digunakan untuk menghitung bobot endapan


yang sebenarnya terbentuk secara teori.
5. Menyaring berfungsi untuk memisahkan zat terlarut atau endapan dari
campurannya atau pelarutnya yang menggunakan media kertas saring
dan pemindahan endapan dapat dilakukan dengan menyaring.

6.2 saran
Adapun saran yang diberikan untuk kegiatan praktikum selanjutnya
adalah lebih memperhatikan prosedur kerja dan mendalami konsep stoikiometri
agar menghasilkan data dan perhitungan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, V. 2015. ”Penentuan kondisi optmum pada pemisahan serum (IV) dan
mineral manasit melalui teknik membran luar cair berpendukung
tubularmembran”. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra.Vol 9(2) : 71-77.
Budiman,A dan Suhardjono. 2012. ”Studi eksperimentasi pengaruh konsentrasi
larutan terhadap laju pelepasan mateial pada proses electro gemical
mactuning”. Jurnal Teknik Pomits. Vol 1(1) : 1-5.
Ginting, A.B.R dan D. Anggraini. 2016. ”Metode pengendapan dan penukar
karton untuk pemisahan cesium dalam bahan bakar U₃Si₂-Al”. Uraina.
Vol 22(2) : 65-67.
Marisa, S. 2014. “Pemisahan komponen dari campuran”. Jurnal Pendidikan. Vol
2(1) : 1-2.
Nugroho, W dan S. Purwoto. 2013. “ Removal klorida, tds dan besi air payau
melalui penukaran ion dan filtrasi campuran zat aktif dengan karbon
aktif ”. Jurnal Teknik. Vol 11 (1) : 45-47.
Oxtoby, D.W., H. D. Gillis dan N. H. Nachtrieh. 2001. Prinsip-prinsip kimia
modern. Jakarta : Erlangga.
Sulistiati, A.K.R. 2013. Termodinamika. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
C. Dokumentasi

Gambar 1 Gambar 2

Dibakar SiO2 yang telah diberi Dekantasi larutan

kaca arloji

Gambar 3 Gambar 4

Dibakar campuran NaCl. NH4Cl.SiO2 Ditambahkan 25 ml air dan


diaduk selama 5 menit
Gambar 5 Gambar 6
Dimasukan BaCl2 dan air suling Digantungkan kertas saring
diaduk hingga homogen Yang telah diberi noda

Gambar 7 Gambar 8
Digunting kertas saring 3x10 Ditimbang gelas piala

Gambar 8 Gambar 9
Ditimbang BaCl2 Ditambahkan 12.5 ml air suling
Gambar 10 Gambar 11
Diambil K2CrO4 0,2 M 12.5 ml Dimasukan dalam gelas lalu di uji

Gambar 12 Gambar 13
Dipanaskan sampai mendidih Disaring dengan kertas saring
Whatman

Gambar 14 Gambar 15
Dikeringkan endapan Ditimbang kertas saring dan endapan
Gambar 16
Ditimbang endapan yang terbentuk

Anda mungkin juga menyukai