Anda di halaman 1dari 8

Penyakit Kulit Dan Parasit Darah Serta Penanganannya

Pada Kucing

Nur Fadillah Herman, Cerdinawan, Nandar Hidayat, Nur Sriani Reski, Rini Amriani

Bagian Bedah & Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi


Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Korespondensi penulis: nurfadillahherman@rocketmail.com

Abstrak

Tujuan praktikum ini adalah memaparkan kasus penyakit kulit dan parasit darah serta
penanganannya pada kucing, mengetahui berbagai ragam perubahan klinik dan
patologis, merumuskan diagnosis dan diagnosis banding serta rencana tindakan
penanganan penyakit Scabies, Ringworm, Pediculosis dan Cheyletiellosis pada hewan
Kucing. Seekor kucing bernama Pie, ras domestik dengan anamnesa tidak ada riwayat
aksin, feses cair, tidak pernah diberikan obat cacing, dan kondisi lingkungan
hsekitarnya terdapat banyak kucing. Dengan tempratur 37,5oC, frekuensi nafas
48x/menit, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi jantung 212x/menit, berat badan ±6 kg
dan umur 3 bulan. Hasil pemeriksaan klinis pasien menunjukkan pasien tidak ada
perubahan. Kesimpulan pasien diagnosa tidak mengidap penyakit apapun atau dapat
dikatakan kalau kucing sehat. Dikarenakan pada peraktikum ini tidak ditemukannya
adanya indikasi hewan terkena Scabies, Ringworm, Pediculosis dan Cheyletiellosis

Kata kunci: Kucing, Scabies, Ringworm, Pediculosis dan Cheyletiellosis

Pendahuluan
Scabies merupakan penyakit kulit Penyakit ini di golongkan penyakit
yang sering dijumpai pada ternak di hewan yang menular pada manusia atau
Indonesia dan cenderung sulit zoonosis (Iskandar, 2000).
disembuhkan. Penyakit ini disebabkan Masalah scabies masih banyak
oleh tungau Sarcoptes scabiei yang ditemukan di seluruh dunia, terutama
ditandai dengan gejala khas yaitu gatal pada negara-negara berkembang dan
pada kulit dan akhirnya mengalami industri. Rendahnya tingkat higienitas
kerusakan pada kulit yang terserang. dan sanitasi serta sosial ekonomi
manjadi faktor pemicu penyakit ini. virus yang berperan sebagai penyebab
Kondisi kekurangan air atau tidak penyakit. Puncak perkembangan
adanya sarana pembersih tubuh, penelitian penyakit mikotik
kekurangan makanan dan hidup ditunjukkan oleh Sabouraud, seorang
berdesakan semakin mempermudah ahli dermatologi Perancis dengan
penularan penyakit scabies dari karyanya yang monumental Les
penderita sehat ke yang sakit (Anonim, Teignes pada tahun 1910 (Ainsworth
2012). dan Austwick, 1973).
Penyakit ini lebih banyak Di dalam bidang veteriner, hanya
dijumpai pada kambing dibandingkan genus Trichophyton dan Microsporum
pada domba. Prevalensi scabies pada yang berperanan penting untuk
kambing di Kabupaten Ponorogo kesehatan hewan. Jumlah spesies yang
dilaporkan sebesar 12 % sedangkan telah diketahui dari masing-masing
pada domba 2 %. Pada periode Juni-Juli genus, yaitu Trichophyton (26 spesies),
di Pulau Lombok tercatat 2.000 dari Microsporum (14 spesies), dan
50.000 ekor kambing (4 %), 1.000 ekor Epidermophyton (1 spesies).
(50 %) diantaranya mati. Scabies Diantaranya hanya 23 spesies dikenal
pernah menyerang 36,4% kambing di sebagai patogen baik pada hewan
Sumatra Barat (Manurung, 2001). maupun manusia, yaitu 15 spesies
Penyakit scabies dikenal juga Trichophyton sp., 7 spesies
sebagai mange, itch, scab, acariasis. Di Microsporum sp. dan Epidermophyton
Indonesia dikenal dengan kudis, budug, floccosum (hanya menginfeksi
kesreg, darang atau mange. Penyakit ini manusia) (Al-Doory, 1980).
adalah penyakit kulit menular yang Penularan dari hewan ke
disebabkan oleh sekelompok tungau. manusia(zoonosis) dilaporkan pada
Semua hewan piara dan manusia rentan tahun 1820 darisapi ke man usia.
terhadap penyakit ini tetapi berbeda Hewan yang terserang umumnya
dalam prevalensi dan patogenesisnya. hewan piaraan adalah anjing, babi,
Penyakit scabies tersebar di seluruh domba, kucing, kuda, kambing, sapi
Indonesia dan banyak menyerang dan lainnya, namun yang paling utama
hewan seperti; kambing, sapi, kerbau, ialah anjing, kucing, sapi. Ketiga
domba, babi, anjing dan kelinci hewan ini merupakan masalah penting
(Coville, 2000). untuk manusia karena sifat
Ringworm mulai diperhatikan zoonosisnya. Trichopyton spp dan
kembali setelah berkembang ilmu Microsporum spp, merupakan 2 jenis
mikologi kedokteran. Penyakit ini kapang yang menjadi penyebab utama
seolah-olah terabaikan di sekitar ringworm pada hewan. Di Indonesia
pertengahan abad 19 karena dunia yang menonjol diserang adalah anjing,
terfokus pada penemuan bakteri dan kucing dan sapi (Ahmad, 2012).
parasit scabies. Penyakit meningkat
TinjauanPustaka terutama pada musim penghujan
Scabies (Subronto, 2008).
● Etiologi
Penyakit scabies terjadi karena ● Gejala klinis
adanya infestasi dari Sarcoptes scabiei. Scabies adalah salah satu
Flynn (2002), menyatakan bahwa penyakit menular yang sering
scabies ada dalam semua populasi ditemukan. Ditandai radang pada kulit
hewan. Varietas tungau penyebab dengan disertai keropeng dan bulu
scabies pada beberapa jenis hewan rontok pada daerah yang terserang
morfologinya sama, hanya berbeda penyakit. Kucing dapat terserang
dalam kesanggupannya memanfaatkan penyakit ini pada seluruh tubuh, namun
induk semang yang berlainan sehingga predileksi scabies pada tiap-tiap hewan
dari populasi tersebut timbul nama berbeda-beda; pada kerbau di
yang khas untuk masing masing jenis. punggung, paha, leher, muka, daun
telinga (Kettle, 2004).
● Patogenesis Menurut Colville (2000), pada
Sarcoptes scabiei menginfeksi kasus yang parah dapat terlihat gejala
kucing dengan menembus kulit, klinis yang lain yaitu hewan akan
menghisap cairan limfe dan juga menggesek-gesekkan daerah yang gatal
memakan sel-sel epidermis pada ke tiang kandang atau pohon-pohon,
hewan. Scabies akan menimbulkan rasa menggaruk-garuk atau mencakar dan
gatal yang luar biasa sehingga kucing menggigit kulitnya secara terus-
yang terserang akan menggosokkan menerus. Hewan menjadi kurus jika
badannya. Eksudat yang dihasilkan tidak segera diobati maka akan terjadi
oleh penyakit scabies akan merembes kematian .
keluar kulit kemudian mengering Menurut Sungkar (2001), pada
membentuk sisik atau keropeng di kucing yang terinfeksi terlihat: lesu,
permukaan kulit. Sisik ini akan tidak ada nafsu makan, kulit tampak
menebal dan selanjutnya terjadi menebal, berkerak, turgor kulit jelek,
keratinasi serta proliferasi jaringan ikat. bulu rontok, gatal-gatal atau Pruritis,
Daerah sekitar yang terinfeksi parasit Hyperemi pada selaput lendir mulut,
akan menjadi berkerut dan tidak rata. terdapat lepuh pada mukosa mulut dan
Rambut kulit pada daerah ini akan terjadi Conjungtivitis.
menjadi jarang bahkan hilang sama
sekali. Penularan terjadi melalui kontak ● Diagnosis dan Diagnosa
langsung dengan kucing lainnya dan Banding
juga tertular melalui peralatan pakan Dasar diagnosa scabies adalah
dan peralatan lain yang telah tercemar dengan melihat gejala klinis yang
terjadi. Diagnosa scabies tangkai rambut. Pada penyakit kulit
dipertimbangkan bila terdapat riwayat yang disebabkan oleh kutu, terlihat
gatal yang persisten dengan gejala- adanya kerak pada kulit, rambutnya
gejala klinis seperti yang diuraikan di kusut tetapi kulit tidak menjadi tebal.
atas dan konfirmasi agen penyebab Kedua penyebab penyakit tersebut
Sarcoptes scabiei, larva, telur atau umumnya menyerang daerah
kotoran dengan pemeriksaan superficial atau permukaan kulit
mikroskopis yakni membuat kerokan sedangkan Sarcoptes scabiei penyebab
kulit dari hewan yang terinfeksi (David, penyakit scabies menginfeksi ternak
2002). dengan membuat terowongan pada
Kerokan kulit diambil dari bagian kulit.
kulit yang luka, kemudian dikerok
dengan scalpel atau silet hingga ● Pencegahan dan Pengobatan
berdarah. Kerokan kulit diambil dari Scabies.
beberapa tempat yang berbeda pada Pencegahan scabies dapat
kulit yang berlesi (Colville, 2000). dilakukan dengan sanitasi kandang dan
Kerokan kulit yang berupa kerak, lingkungan, dapat juga diobati dengan
sisik, serta bekas luka ditampung ke berbagai cara. Beberapa obat
dalam botol reagen kemudian tradisional telah digunakan untuk
dibersihkan dengan larutan KOH 10 %. pengobatan scabies seperti campuran
Kemudian dilihat di bawah mikroskop belerang dan minyak kelapa. Belerang
untuk menentukan penyebab agen dipercaya oleh masyarakat dapat
Sarcoptes scabiei. Pemeriksaan mematikan tungau Sarcoptes scabiei
kerokan kulit yang diperkirakan masih karena kandungan sulfurnya,
agak lama, hasil kerokan kulit disimpan sedangkan minyak kelapa dipercaya
atau ditampung ke dalam botol reagen sebagai bahan pencampur obat-obatan
berisi alkohol 70 %. Botol bagian karena kegunaannya sebagai pelarut
dalam dan luar perlu diberi alkohol 70 untuk melarutkan belerang disamping
% agar parasit Sarcoptes scabiei mati berperan dalam proses reabsorbsi obat
dan tidak mencemari lingkungan ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit.
(Manurung, 2001). Pengobatan tradisional lainnya dengan
Menurut Soulsby (1982), menggunakan oli bekas yang
penyakit scabies dapat dikelirukan dipanaskan dan dioleskan pada bagian
dengan beberapa penyakit kulit yang kulit yang berlesi atau ke seluruh tubuh
lain yaitu penyakit Ringworm dan (Randu, 2002).
penyakit kulit yang disebabkan oleh Hasil penelitian lain
kutu. Pada penyakit Ringworm tidak membuktikan bahwa campuran
menimbulkan ketebalan pada kulit dan belerang dan minyak kelapa dapat
ditemukan adanya spora jamur pada menyembuhkan penyakit scabies pada
ternak kambing. Selain obat obatan di pada kucing disebabkan oleh M. canis
atas, alternatif lain yang dapat (Direktorat Kesehatan Hewan, 2012).
digunakan dalam pengobatan penyakit
scabies adalah dengan menggunakan ● Gejala klinis
pengobatan modern berupa Ivermectin Di tempat infeksi terdapat
yang merupakan obat anti parasit dan bentukan khas dari penyakit ini, yaitu
mempunyai efek terhadap berbagai terlihat seperti cincin, namun gejala
jenis parasit pada hewan. Mekanisme klinis bervariasi apabila disertai infeksi
kerja Ivermectin di dalam tubuh adalah kuman lain. Gejala dimulai dari bercak
mengganggu aktivitas aliran ion klorida merah, eksudasi dan rambut patah atau
pada system saraf Antropoda. Preparat rontok. Perkembangan selanjutnya
ini dapat terikat pada reseptor yang sangat bervariasi dapat berupa benjol
meningkatkan permeabilitas membran kecil denga erupsi kulit atau berbentuk
parasit terhadap ion klorida, sehingga seperti tumor yang dikenal dengan
akan mengakibatkan saluran klorida kerion (Anonim, 2012).
terbuka dan mencegah pengeluaran Bentuk cincin pada kucing
neurotransmitter Gama Amino Ostinic biasanya dijumpai pada telinga, daerah
Acid. Sebagai akibatnya transmisi muka dan kaki. Kerusakan kulit disertai
neuromuskuler akan terblokir dan bercak kemerahan dengan rambut patah
polaritas neuron akan terganggu, atau rambut rontok disertai keropeng
sehingga menyebabkan terjadinya dan bersisik. Pada kucing bisa tidak
kematian dari parasit. Obat ini telah menunjukkan gejala lesi atau hanya
digunakan untuk mengobati penyakit sedikit rambut rontok sekitar muka, dan
scabies pada ternak kambing (Wardana, telinga. Hewan ini sering menjadi
2006). carrier dan menimbulkan masalah pada
pembiakan kucing (Anonim, 2012).
Ringworm ● Diagnosa
Diagnosa penyakit ringworm
● Etiologi
dapat dilakukan dengan melihat gejala
Cendawan penyebab penyakit ini klinis yang spesifik. Tanda yang dapat
termasuk dalam kelompok dipakai sebagai pedoman adalah
Dermatophyta terdapat empat genus, perubahan kulit berupa cincin disertai
yaitu Trichophyton, Microsporum, keropeng, rambut yang rontok atau
Epidermophyton, Keratinomyces, patah-patah atau timbulnya bentukan
namun yang menyebabkan penyakit lesi membulat yang cenderung meluas.
pada hewan adalah Trichophyton dan Pemeriksaan langsung secra
spesies Trichophyton verrucosum, T. mikroskopis atau dengan cahaya wood
mentagrophytes dan T. megnini dan adanya cendawan menunjukkan warna
genus Microsporum. Lebih 90% kasus yang berpendar. Pemeriksaan
histologist dan pemupukan dengan Anjing yang tertular
kultur cendawan (Anonim, 2012). memperlihatkan rasa lesi mirip scabies,
● Diagnosa banding beberapa mengalami alopesia, dan rasa
gatalnya tidak demikian kentara.
Ringworm sering dikelirukan Rambut terlihat tidak mengkilap,
dengan perubahan kulit yang lain kering dan kasar. Karena tungau hanya
seperti penyakit kudis, gigitan hidup dan berkembang di permukaan
serangga, infeksi bakteri dan radang kulit dan tidak membuat liang-liang,
kulit lainnya. Diagnose dapat dibuat tidak menunjukkan gejala yang
dengan menemukan cendawan baik signifikan (Subronto, 2010).
langsung maupun tidak langsung Pada kucing tungau sering
(Anonim, 2012). menyebabkan terjadinya ketombe
● Pengobatan berlebihan, karena terjadinya
seborrhea sicca dank arena modus
Ringworm jenis tertentu dapat perluasan lesi, penyakit cheyletiellosis
sembuh dengan sendirinya tetapi dikenal sebagai walking dandruff.
kebanyakan perlu diobati dengan bahan Karena hanya di permukaan kulit rasa
kimia. Dapat digunakan obat yang gatal pada kucing tidak begitu hebat
mengandung lemak, jodium sulfa atau dibandingkan scabies oleh Notodress
asam salisilat. Untuk lesi kecil cati (Subronto, 2010).
digunakan 2 % miconazole cream atau Diagnosis ditentukan dengan
larutan thiabendazole. Bila lesi ditemukannya parasit dan telur dari
berkembang dapat digunakan 0,5 % rambut atau reruntuhan kulit di badan
sulur.untuk penyakit kronis, diberikan anjing dan kucing, maupun sekitarnya,
obat sistemik seperti microcrystalin misalnya tempat tidur, karpet dan
griseofulvin (Anonim, 2012). lantai. Sebagai diagnose banding
adalah scabies, yang menunujukkan
Cheyletiellosis
gejala lebih serius. Temuan parasit
Spesies tungau dari genus
akan menentukan diagnosis secara pasti
Cheyletella yang kadang-kadang
(Subronto, 2010).
ditemukan menginfestasi anjing adalah
Dibandingkan dnegan scabies,
C. parasitovorax. Pada dasarnya
infestasi oleh cheyletiella lebih mudah
tungau tersebut adalah tungau kelinci
diatasi. Parasit terbukti cukup peka
liar, dan kadang meginfestasi anjing,
terhadap insektisida konvensional.
kucing, manusia. Tungau berukuran
Pengobatan dengan jalan dipping yang
panjang 700 µ dan telurnya
dilakukan seminggu sekali atau sampai
berukuran230 dan biasa ditemukan
6 kali, member hasil baik. Dipping
bersama rambut atau ketombe yang
dengan obat lindane atau malathion,
rontok (Subronto, 2010).
dipandang cukup murah. Untuk kucing
kedua obat tersebut tidak boleh begitu sulit dan untuk identifikasi perlu
digunakan. Injeksi avermectin dan diperhatikan morfologi, warna dan
selamektin juga akan membawa hasil anatomi kutu.. untuk kucing
diulangi 10-14 hari kemudian. Tempat pengobatan denagn selamektin secara
di sekitar hewan juga perlu dibersihkan topical 6 mg/kg dan ivermektin
dari telur maupun parasit dengan 250µg/kg injeksi dubkutan
penyemprotan caian sisa dipping atau memberikan hasil yang baik (Subronto,
lainnya (Subronto, 2010). 2010).

Pedikulosis Hasil Praktikum


Infestasi kutu (lice) pada anjing Data dalam bentuk tabel kartu rekam
banyak dilaukan oleh kutu menggigit, medis (terlampir).
yang termasuk subordo Mallophaga
dan kutu penghisap yang termasuk Diskusi
subordo Anopleura.kutu yang banyak Pada praktikum kali ini didapatkan
dilaporkan menginfestasi kucing adalah hewan atau kucing yang bernama Pie
felicola subrostratus (atau F. diperiksa secara klinik tidak ditemukan
subrostrata) yang termasuk dalam tanda-tanda penyakit atau gejala
subordo Mallophaga. Parasit hidup penyakit seperti Scabies, yaitu jika di
pada permukaan kulit dan hidup darii inspeksi kucing terlihat tidak tenang,
memakan reruntuhan epitel. Felicola terdapat alopesia pada bagian wajah,
bersifat host-spesific hingga tidak terdapat krusta pada bagian wajah,
merupakan ancaman bagi hewan lain telingan hidung, kaki serta badan.
spesies (Subronto, 2010). Sedangkan ketika dilakukan palpasi,
Kutu dapat dijumpai di berbagai apabila hewan tersebut terkena scabies
bagian kulit tubuh, terutama pada maka di dapatkan hasil pemeriksaan
bagian kulit yang ada lipatannya. Daun seperti berikut yaitu terdapat luka dan
telinga anjing yang menggantung juga eritema.
disenangi oleh kutu karena teduh dan Selain itu kucing juga tidak
lembab. Infestasi yang bersiat sedang memiliki gejala klinis yang mengarah
hanya mengakibatkan rasa gatal dan ke ringworm karena tidak ditemukan
ketidaktenangan. Pada infestasi yang adanya gejala seperti bercak merah,
bersifat berat terjadi kemerahan eksudasi dan rambut patah atau rontok,
(eritema) kulit, exkoriasi dan rontoknya yang paling menciri dari ringworm
rambut. Pada infestasi oleh kutu yaitu adanya bentukan lesi seperti
penghisap dapat terjadi anemia cincin.
(Subronto, 2010). Sementara untuk infestasi parasit
Diagnosis pedikulosis didasarkan tidak didpatkan pula pada kucing
pada ditemukannya kutu yang tidak tersebut terbukti dengan tidak adanya
ektoparasit yang menempel pada pengobatan salep asuntol 50 WP
bagian tubuh kucing tersebut. konsentrasi 2% dan perubahan
patologik kulit. Penyakit Hewan.
23: 21- 23.
Kesimpulan
Kesimpulan pasien diagnosa tidak Kettle, D. S. 2004. Medical and
mengidap penyakit apapun atau dapat Veterinary Entomology. Croom
dikatakan kalau kucing dalam keadaan Helm. LondonSidney.
sehat. Sehingga disimpulkan pada Manurung, J. 2001. Kudis. Petunjuk
praktikum ini tidak ditemukannya Teknis Penyakit Hewan. Balai
adanya indikasi hewan terkena scabies, Penelitian Veteriner. Badan
ringworm, pedikulosis dan Peneliti dan Pengembangan
Cheyletiellosis. Pertanian. Dapartemen Pertanian.
Randu. 2002. Aplikasi Pengobatan
Pustaka Acuan Scabies Pada Ternak Kambing Di
Desa Camplong kabupaten
AINSWOTH G C and AUSTWICK kupang
PKC. 1973. Fungal diseases of
animal.2nd Edition The Common Subronto . 2008. Ilmu Penyakit Ternak
Wealth Agricultural Bureaux, I-b (mamalia). Gadjah Mada
Farnham Royal, Slough, University Press, Yogyakarta.
England. Hal : 61-62.
Anonim. 2012. Manual Penyakit Subronto. 2010. Penyakit Parasit dan
Hewan Mamalia. Direktorat Mikroba pada Anjing dan
Jendral Peternakan dan Kucing. Gadjah Mada University
Kesehatan Hewan, Dapertemen Press, Yogyakarta.
Pertanian, Jakarta.Halaman :
431- 438. Sungkar. 2001. Cara pemeriksaan
kerokan kulit untuk menegakkan
Flynn, R. J. 2002. Parasites of diagnosis skabies. Maj. Parasitol.
Laboratory Animal. The Lowa Ind. 61-64.
State University Press. Ames.
Lowa. Wardana. 2006. skabies: Tantangan
Penyakit Zoonosis Masa Kini dan
Iskandar, T. 2000. Invasi ulang scabies Masa Datang. Wartazoa. 16 (1).
(Sarcoptes scabiei) pada kerbau 40-52.
lumpur (Bos bubalus) dengan

Anda mungkin juga menyukai