Anda di halaman 1dari 6

98

Pengembangan Model Boost-Buck untuk


Mempertinggi Stabilitas Tegangan Keluaran
Konverter DC-ke-DC
Freddy Kurniawan1)

Konverter model buck-boost ini telah mengalami


Abstract— This paper presented a novel boost-buck banyak pengembangan melalui berbagai penelitian.
converter to provide the DC-DC converter. The converter Namun hingga kini konverter model buck-boost ini
consists of a cascaded configuration of the boost and buck masih mempunyai kelemahan. Salah satunya adalah
converter. The boost converter supplied the voltage for the kurang cepatnya konverter ini dalam mempertahankan
buck converter by converting the input voltage to the
shared capacitor voltage with four modes operation: idle, kestabilan tegangan keluaran. Perubahan mendadak arus
up-transient, boost, and down transient. Meanwhile, the yang ditarik beban dapat mengakibatkan terjadinya
buck converter converted the shared capacitor voltage to penyimpangan tegangan keluaran terhadap tegangan
the output voltage. To provide the fast-transient and low- referensi yang telah ditetapkan.
ripple output-voltage, the buck converter responded the Pada konverter jenis buck-boost, stabilitas tegangan
overshoot or undershoot of the output voltage by directly keluaran ditentukan oleh performa bagian boost. Pada
increasing or decreasing the on/off time of switching pulse.
As the results, the transient response can be reduced to 1 konverter boost, naik/turunnya tegangan keluaran tidak
µs and the ripple output-voltage can be improved to 20 dapat langsung dimitigasi dengan
mV for the 5 A load current. menaikkan/menurunkan waktu on/off atau siklus kerja
Key Words — DC-DC Converter, Boost-buck, Fast- pulsa switching. Agar dapat menanggapi perubahan
transient, Low-ripple beban dengan cepat, konverter boost biasanya
Abstrak— Pada artikel ini dibahas model boost-buck menggunakan beberapa mode operasi. Namun
untuk membentuk konverter DC-ke-DC. Konverter ini perpindahan mode operasi dapat mengganggu stabilitas
tersusun dari konverter boost dan buck. Konverter boost tegangan keluaran. Oleh karena itu, beberapa metode
mengonversi tegangan masukan menjadi tegangan di untuk melakukan perpindahan mode secara smooth telah
kapasitor bersama dengan empat mode operasi: tanpa
dikembangkan oleh para peneliti [6][7].
beban, transisi-naik, boost, dan transisi-turun. Sementara
itu konverter buck mengonversi tegangan di kapasitor Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
bersama menjadi tegangan keluaran. Untuk memperkecil menstabilkan tegangan keluaran. Kudva dkk. [8] telah
waktu transien dan tegangan kerut, konverter buck mengembangkan metode PWM berdasarkan beban
menanggapi kemungkinan naik/turunnya tegangan keluaran. Dari metode ini, tegangan kerut dapat
keluaran dengan manurunkan/menaikkan waktu on/off diminimalkan hingga 27 mV pada beban 2 mA.
pulsa switching. Konverter boost-buck ini mempunyai
Selanjutnya, dengan menggunakan metode synchronous
waktu transien 1 mikrodetik dan tegangan kerut 20 mV
pada beban 5 A. double-pumping, Wu dkk. [9] telah dapat menurunkan
Kata Kunci— Konverter DC-ke-DC, Boost-buck, waktu waktu transien menjadi 2,4 mikrodetik pada beban 400
transien, tegangan kerut. mA. Waktu transien dapat diturunkan lagi oleh Jung
dkk. [10] menjadi 155 mikrodetik/V pada beban 100
mA dengan metode adaptive direct path skipping.
I. PENDAHULUAN Beberapa peneliti juga berupaya menurunkan waktu
transien mempertinggi frekuensi switching. Dengan
Saat ini, konverter DC-ke-DC banyak dikembangkan
modulasi on/off pada frekuensi switching 3,3 MHz,
karena mempunyai berbagai keunggulan, di antaranya
adalah: bentuknya yang lebih kompak dan mempunyai Wang dkk. [11] dapat menurunkan waktu transien
efisiensi tinggi [1]-[3]. Terdapat dua jenis konverter menjadi 1,5 – 2,7 mikrodetik. Sementara itu, dengan
yang sering digunakan, yaitu: buck dan boost. Konverter modulasi kapasitansi dan frekuensi switching 25 MHz,
buck digunakan untuk menurunkan tegangan masukan Bahry dkk. [12] dapat menurunkan tegangan kerut
dan konverter boost untuk menaikkan tegangan. Agar menjadi 16 mV pada beban 100 mA.
suatu konverter dapat menaikkan dan menurunkan Penggunaan frekuensi switching yang lebih tinggi
tegangan masukan dan juga mempunyai kisaran memang telah dapat menurunkan waktu transien
tegangan masukan lebih besar, dikembangkanlah sehingga dapat meningkatkan kestabilan tegangan
konverter dengan konfigurasi buck-boost [4][5]. keluaran. Namun di sisi lain hal ini akan menaikkan
switching loss karena ketidak-idealan komponen
1
Freddy Kurniawan merupakan dosen Program Studi switching [13]. Beberapa penelitian juga telah dilakukan
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto; untuk memitigasi hal tersebut. Salah satunya adalah
Yogyakarta, Indonesia; email freddykurniawan@stta.ac.id
menggunakan metode soft switching yaitu zero

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018


99

voltage/current switching. Penggunaan metode ini dapat ini akan menyimpan energi listrik dalam kapasitor
meningkatkan efisiensi konversi maksimum menjadi di bersama CA. Nilai tegangan di CA selalu lebih tinggi
atas 92 % [14]-[15]. Banyaknya pengembangan yang daripada tegangan keluaran vO. Sedangkan konverter
telah dilakukan pada konverter buck-boost telah buck mendapat masukan tegangan dari CA. Tegangan
menjadikan konverter ini mempunyai kompleksitas tersebut akan diturunkan oleh konverter ini menjadi
rangkaian elektronis dan algoritme yang cukup tinggi. tegangan keluaran vO.
Hal ini tentu akan meningkatkan biaya implementasi LA DA SB LB iO
dan ukuran konverter. iLA
+ +
Pada penelitian ini diajukan model baru bagi sebuah vS SA CA vCA DB CO Beban vO
konverter DC-ke-DC, yaitu model boost-buck.
Konverter model baru ini mempunyai fungsi sama
dengan model konvensional buck-boost namun Konverter Boost Konverter Buck

konverter ini mempunyai tingkat kompleksitas lebih Gambar 1. Rangkaian dasar konverter boost-buck
rendah sehingga akan lebih mudah, murah, dan lebih
efisien dalam implementasinya. Konverter buck-boost A. Pengembangan Mode Operasi Konverter Boost
dan boost-buck dapat menaikkan atau menurunkan Konverter boost dikendalikan oleh algoritma yang
tegangan masukan. Perbedaan mendasarnya adalah membaca nilai tegangan 𝑣" , 𝑣#$, 𝑣% , dan arus 𝑖'$ , and
terletak pada bagian yang harus menanggapi permintaan 𝑖% dengan laju cuplikan 50 kSPS. Frekuensi switching
arus keluaran secara cepat. Pada model konvensional 𝑆$ adalah 50 kHz. Konverter dioperasikan dalam empat
buck-boost, bagian boost bertugas menanggapi mode, yaitu: tanpa beban, transisi-naik, boost, dan
permintaan arus keluaran; sementara itu pada model transisi-turun. Diagram transisi keadaan dapat dilihat
boost-buck, yang harus menanggapi permintaan arus pada Gambar 2.
keluaran adalah bagian buck. Tanpa beban

Pada konverter buck, mitigasi atas penyimpangan


tegangan keluaran dapat dilakukan dengan lebih
Tanpa
sederhana daripada konverter boost, yaitu dengan beban
menaik-turunkan siklus kerja pulsa switching. Konverter
buck juga tidak memerlukan beberapa mode operasi iLA terlalu
kecil untuk
untuk menanggapi perubahan permintaan arus beban, mencatu
beban
sehingga metode perpindahan mode secara smooth tidak Transisi
Transisi
diperlukan. Secara sederhana, penurunan tegangan turun
naik

keluaran dapat dimitigasi dengan mengaktifkan saklar iLA terlalu


besar untuk
khusus yang dapat menyalurkan arus ekstra ke keluaran mencatu
beban
sebagaimana yang telah dilakukan Yu dkk. [16].
Metode ini telah dikembangkan oleh Shao dkk. dengan
Boost
menggunakan sistem multifase [17] dan saklar ganda
semi-kuadratik oleh Veerachary [18].

II. KONVERTER MODEL BOOST-BUCK iLA cukup untuk


mencatu beban
Konverter model boost-buck biasa difungsikan
sebagai konverter DC-ke-AC dengan offset DC tertentu. Gambar 2. Diagram transisi keadaan pada konverter boost
Fu dkk. [19] telah mengembangkan konverter model
boost-buck pada sistem Wireless Power Transfer pada 1) Mode tanpa Beban
frekuensi switching 13,56 MHz dengan efisiensi 70 %. Mode tanpa beban terjadi pada saat konverter dalam
Liu dkk. [20] telah mengembangkan konverter ini untuk kondisi tanpa beban. Pada keadaan ini, konverter telah
mendukung pengisian baterei pada battery energy menyimpan sejumlah energi potensial di kapasitor
storage systems (BESS). Selanjutnya, Li dkk. [21] telah bersama 𝐶$ . Jika 𝑣% merupakan tegangan keluaran
mengembangkan sistem pengisian baterei menggunakan konverter dan 𝑣#$ merupakan tegangan di kapasitor
frekuensi switching 12 kHz dengan daya keluaran bersama 𝐶$ , maka energi potensial yang tersimpan di 𝐶$
hingga 15 kW pada tegangan 250 V. Sementara itu, yang dapat digunakan untuk mencatu beban sehingga
Gupta dan Venkataramanan [22] telah mengembangkan tegangan beban tidak kurang dari 𝑣% mengikuti
sistem inverter DC-ke-AC menggunakan metode Stored Persamaan (1).
Energy Modulation (SEM).
Model boost-buck jarang dikembangkan para peneliti ,
𝐸#$ = - 𝐶$ (𝑣#$ - − 𝑣% - ) (1)
sebagai konverter DC-ke-DC. Konverter ini mempunyai
skema elektronis dasar sebagaimana Gambar 1. Pada saat konverter nantinya diberi beban yang
Konverter ini terdiri atas dua konverter, yaitu konverter menarik arus secara undak, kebutuhan arus tersebut tidak
boost dan konverter buck. Konverter boost menerima dapat dipenuhi secara langsung oleh induktor boost 𝑖'$
tegangan masukan (vS) dan dapat menaikkan tegangan karena arus di sebuah induktor tidak dapat naik secara
masukan jika nilai vS masih di bawah target. Konverter undak (step-up) maupun turun secara undak (step-down).

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018


100

Untuk mengatasi hal tersebut, mode operasi konverter ∆<KE .'E


𝑡34 = DL
boost diubah menjadi transisi-naik. Pada mode ini,
kebutuhan arus akan dipenuhi oleh energi yang <= .'E .D=
tersimpan di kapasitor bersama 𝐶$ ; sementara itu, energi = DL P
(7)
dari sumber tegangan sepenuhnya disalurkan ke 𝐿$ agar
𝑖'$ dapat naik secara cepat untuk nantinya segera Nilai maksimal 𝑡34(89:) akan terjadi pada saat terjadi
mencatu beban.
kanaikan arus secara undak sehingga arus beban
Pada mode tanpa beban ini, nilai 𝑣#$ lebih tinggi menjadi maksimal sebagaimana Persamaan (8).
daripada 𝑣% , sehingga terdapat sejumlah energi 𝐸#$
<=(>?@) .'E .D=
yang dapat digunakan untuk mencatu beban jika arus 𝑡34(89:) = (8)
DL P
beban naik secara undak. Jika mode transisi-naik terjadi
selama 𝑡34 , maka energi yang dibutuhkan untuk
3) Mode Boost
mencatu beban selama mode transisi-naik mengikuti
Mode boost terjadi pada saat arus yang mengalir di
Persamaan (2).
𝑖'$ cukup untuk mencatu beban. Pada saat ini, energi
𝐸%(34) = 𝑣% . 𝑖% . 𝑡34 (2) yang diberikan oleh konverter boost sama dengan energi
yang dibutuhkan oleh konverter buck. Konverter boost
Nilai maksimal 𝑡34 terjadi pada saat terjadi kenaikan dioperasikan pada mode kontinu dan siklus kerja 𝑆$
arus secara undak dari kondisi tanpa beban menjadi dapat dihitung menggunakan Persamaan (9).
beban penuh. Dengan kata lain terjadi perubahan arus DRE SDM
secara undak dari 𝑖6 = 0 menjadi 𝑖6 = 𝑖%(89:) . 𝐷"$ = (9)
DRE
Perubahan tersebut akan membutuhkan waktu transien
paling lama. Dalam keadaan ini, energi yang dibutuhkan Sementara itu arus yang mengalir di induktor boost
mengikuti Persamaan (3). dapat pula dihitung menggunakan Persamaan (10).

𝐸%(89:) = 𝑣% . 𝑖%(89:) . 𝑡34(89:) (3) 𝑖'$ = ,SUT


<
(10)
ME

Agar kebutuhan energi selama 𝑡34 dapat terpenuhi,


Pada saat konverter dioperasikan pada mode boost,
maka 𝐸%(34) harus sama dengan 𝐸#$ . Sehingga, pada
konverter tetap menyimpan sejumlah energi di 𝐶$ .
saat konverter tanpa beban, tegangan yang harus ada di Energi tersebut digunakan kembali untuk mencatu
𝐶$ dapat didefinisikan sebagaimana Persamaan (4). beban pada saat terjadi kenaikan arus keluaran secara
undak menjadi 𝑖%(89:) . Kenaikan arus keluaran tersebut
-.<=(>?@).ABC(>?@)
𝑣#$ = 𝑣% ; +1 (4) memberikan konsekuensi harus berubahnya arus di
D= .#E
induktor dari 𝑖'$ menjadi 𝑖'$(89:). Dikarenakan
2) Mode Transisi-naik perubahan dari 𝑖'$ menjadi 𝑖'$(89:) tidak dapat
berlangsung secara undak, maka mode konverter diubah
Pada arus beban naik secara undak, mode operasi
ke transien-naik kembali.
konverter boost diubah ke transisi-naik. Pada mode ini,
siklus kerja saklar boost SI dijadikan 100 %. Pada Agar energi di 𝐶$ dapat mencukupi jika mode operasi
diubah ke transien-naik kembali, maka pada saat arus
keadaan ini, energi dari sumber daya 𝑣" sepenuhnya
keluaran sebesar 𝑖% , tegangan di 𝐶$ yang harus tersedia
disalurkan ke 𝐿$ sehingga 𝑖'$ naik dengan laju
mengikuti Persamaan (5). dapat ditentukan dengan Persamaan (11).

J<KE (A) D -.<=(>?@).V<=(>?@) S<= W.'E


JA
= 'L (5) 𝑣#$ = 𝑣% ; #E .DLP
+ 1 (11)
E

Mode transisi-naik akan berlangsung hingga 𝑖'$ naik 4) Mode Transisi-turun


sehingga energi yang mengalir di 𝐿$ sama dengan Mode ini dioperasikan pada saat arus beban
energi yang diberikan ke beban. Dikarenakan sistem mengalami penurunan secara undak Dikarenakan arus
dimodelkan menggunakan komponen ideal, dengan pada induktor boost tidak dapat berubah secara undak,
menggunakan hukum kekekalan energi, 𝑖'$ juga dapat maka arus yang terlalu besar pada induktor boost dapat
dicari dengan Persamaan (6). menyebabkan kenaikan tegangan pada keluaran. Untuk
<= .D=
itu, pada mode ini, siklus kerja saklar S$ dijadikan 0 %
𝑖'$ = DM
(6) sehingga laju perubahan arus pada induktor boost 𝐿$
mengikuti Persamaan (12)
Sementara itu waktu terjadinya mode transisi-naik
J<KE (A) DL SDRE
dapat ditentukan dengan mengintegralkan ruas kiri dan
JA
= 'E
(12)
kanan Persamaan (5) sehingga didapat Persamaan (7).

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018


101

B. Pengembangan Konverter Buck beban naik dan turun secara undak dapat dilihat pada
Untuk membentuk fungsi konverter dengan tegangan Gambar 4.
iLA dan iO 8 iLA
keluaran stabil, maka konverter buck dikembangkan 7
(A)
dengan teknik on-time variabel. Dengan teknik ini, 6 iO
5
durasi on pada saklar 𝑆X dapat dinaikkan jika terdapat 4
kenaikan beban atau diturunkan jika terdapat 3
2
pengurangan beban. Gambar 3 menunjukkan skema 1
elektronis riangkas generator pulsa yang digunakan 0

transisi
transisi

transisi
transisi
Mode

turun

boost

turun
beban

boost
untuk switching pada saklar 𝑆X .

boost
tanpa

naik
naik
operasi
vO R1 = 10k vSP
vL
+ SE T
vCA dan vO17.5 vCA
5V - S Q
SB 17 t
R2 = 15k (V)
Unit tunda CLR 16.5
1 µs R Q
R3 = 1.8 vSP 16
+ 15.5 vO
vH
-
15
R4 = 1.8 14.5
vO 15.02
(V) 15.01
R5 = 15k
15
14.99
14.98
14.97
Gambar 3. Generator pulsa untuk saklar 𝑆X pada konverter buck 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Waktu (ms)

Pada skema di atas, sebuah pulsa akan dikirim ke Gambar 4 Grafik simulasi arus dan tegangan pada saat arus beban
naik dan turun secara undak
masukan S flip-flop RS jika 𝑣"Y < 𝑣' , kemudian
rangkaian tersebut akan mengeluarkan pulsa enable ke
𝑆X . Sementara itu, jika 𝑣"Y > 𝑣Z , sebuah pulsa akan Waktu transisi-naik maksimal 𝑡34(89:) akan
dikirim ke masukan R flip-flop RS sehingga saklar 𝑆X menentukan penentuan tegangan di kapasitor bersama
akan di-disable. Dengan menggunakan rangkaian pada keadaan steady-state. Nilai 𝑡34(89:) terjadi pada
pembagi tegangan yang dibentuk 𝑅\, 𝑅], dan 𝑅^, nilai saat adanya perubahan dari keadaan konverter tanpa
𝑣' dan 𝑣Z telah ditetapkan menjadi 4,9988 V dan beban (𝑖% = 0) menjadi keadaan konverter dengan
4,9994 V. Dengan demikian 𝑆X akan on jika 𝑣% < beban penuh (𝑖% = 𝑖 %(89:) ). Pada kondisi itu, tegangan
14,9964 V dan akan off jika 𝑣% > 14,9982 V. Batasan di kapasitor bersama 𝑣#$ = 𝑣% . Nilai siklus kerja SI
tegangan 𝑣' dan 𝑣Z dapat digunakan untuk a Sad
adalah D`I = bc
,^S,e ,
= ,^ = \. Agar bagian boost
a
mempertahankan tegangan keluaran stabil di sekitar 15 bc

V. Sebuah unit tunda 1 mikrodetik digunakan untuk dapat mencatu daya yang diperlukan oleh bagian buck,
membatasi frekuensi switching maksimal sebesar 1 maka besar arus yang harus mengalir di induktor boost
f=(>?@) ^
MHz. Langkah ini ditempuh untuk mengurangi adalah 𝑖'$ = ,SUdc
= ,S,g = 7,5 A.
\
switching loss. Waktu maksimal terjadinya mode transisi-naik adalah
∆< .' h,^.\\ej
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 𝑡34(89:) = KE E = =247,5 mikrodetik.
DL ,e

Rangkaian konverter boost terdiri dari 𝐿$ =330 µH, Tegangan di kapasitor bersama pada saat tanpa beban
mosfet 𝑆$ , 𝐷-, dan 𝐶$ = 510 µF; sementara itu -.(^Se).-]h,^m.
(nop)

rangkaian konverter buck terdiri dari mosfet 𝑆X , 𝐷\, dan sebesar 𝑣#$ = 15l ,^.^,em
n
+ 1 = 17,26 V.
𝐿X = 0,1 µH. Sebuah kapasitor tapis 𝐶% = 4700 µF di
bagian keluaran ditambahkan untuk meredam tegangan Pada saat t = 0,2 ms, sebuah beban yang menarik arus
kerut. 1 A dikenakan pada konverter tersebut. Mode operasi
Pada penelitian ini, sebagai percobaan, ditetapkan konverter boost berubah menjadi transisi-naik. Agar
sebuah konverter boost-buck dengan tegangan masukan daya di konverter boost mencukupi bagi beban, maka
< .D ,.,^
𝑣" = 10 V, tegangan keluaran 𝑣% = 15 V, dan arus 𝑖'$ harus dinaikkan menjadi =D = = ,e = 1,5 A. Pada
M
keluaran maksimal 𝑖%(89:) = 5 A. Sistem dianggap mode transisi-naik ini seluruh daya dari 𝑣" dialirkan ke
telah diperasikan cukup lama, sehingga tercapai kondisi 𝐿$ agar dapat menaikkan 𝑖'$ secepat mungkin. Laju
steady-state dalam kondisi tanpa beban. perubahan arus ini adalah
qrsc (t) a ,e
= v u = \\ej = 30,3
qt c
C. Analisis Kinerja Konverter Boost A/ms dan mode transisi-naik ini berlangsung selama
Untuk memperlihatkan kinerja, konverter diberi ∆< .'E ,,^.\\ej
𝑡34 = KE
D
= ,e = 49,5 µs.
beban yang menarik arus dengan kenaikan secara undak L

1 A dan 4 A. Grafik simulasi arus induktor boost (𝑖'$ ), Pada saat 𝑖'$ = 1,5 A, mode operasi konverter boost
diubah menjadi boost. Pada keadaan ini, sistem masih
arus keluaran (𝑖% ), tegangan kapasitor bersama (𝑣#$),
menyimpan energi di kapasitor bersama. Energi ini
dan tegangan keluaran (𝑣% ) pada saat konverter diberi
dapat digunakan jika terdapat perubahan beban sehingga

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018


102

arus keluaran yang ditarik menjadi 5 A (𝑖%(89:) . iO dan iLA 6


Perubahan arus keluaran tersebut akan menyebabkan (A) 5 iO
4
konverter dioperasikan dalam mode transisi-naik selama 3 iLA
∆<KE .'E (h,^S,,^).\\ej 2
𝑡34 = DL
= ,e
=198 mikrodetik. 1
0
Tegangan di kapasitor bersama adalah 𝑣#$ =
Mode boost Mode transisi
-.^.(^S,).\\ej naik
15; ^,ej.,eP
+ 1 = 16,83 V. vO 15.02
(V)
Namun dalam kenyataan, sebagaimana terlihat pada 15.01
vH =
Gambar 4, nilai 𝑣#$ dalam kenyataan adalah 17,2 V. 14.9982 V
15
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada saat t = 0,
vL =
dengan nilai 𝑣#$ = 17,26 V, maka sebagaimana, energi 14.99 14.9964 V
yang tersimpan di kapasitor bersama 𝐸#$ = 75,9664 mJ. Pulsa di
Energi tersebut terpakai selama 𝑡34 = 49,5 µs sebesar SB
380 390 400 410 420 430 440
𝐸%(34) = 𝑣% . 𝑖% . 𝑡34 =15×1×49,5 µs = 0,7425 mJ Waktu (µs)
sehingga tinggal 75,2239 mJ dengan nilai 𝑣#$ = Gambar 5. Tegangan keluaran pada saat arus beban naik secara undak
-.wRE -.h^,--\yz menjadi 5 A
; = ; = 17,1754 V. Dalam hal ini,
xc ^,ej
sistem mendeteksi nilai 𝑣#$ melebihi dari nilai yang Dengan teknik di atas, stabilitas tegangan keluaran
seharusnya. Namun kejadian ini tidak menjadi dapat dimaksimalkan. Selama energi di 𝐶$ mencukupi,
permasalahan berarti dikarenakan tegangan keluaran adanya kecenderungan penurunan tegangan karena
dijadikan konstan oleh konverter buck. naiknya arus keluaran dapat dihindari dengan
Pada saat t = 0,4 ms, arus beban naik secara undak menaikkan waktu on pulsa ke 𝑆X dan adanya
menjadi 5 A. Mode operasi konverter boost diubah ke kecenderungan kenaikkan tegangan karena turunnya
transisi-naik kembali. Pada saat 𝑖'$ mencapai 7,5 A, arus keluaran dapat dihindari dengan menurunkan
mode operasi kembali diubah ke boost. Pada saat itu, 𝑖% waktu on ke 𝑆X .
telah mencapai 𝑖%(89:) dan 𝑣#$ telah mencapai nilai Sebagaimana terlihat pada Gambar 5, pada saat
minimum yang diijinkan yaitu sama dengan 𝑣% . Dengan konverter diberi beban 1 A, tegangan kerut maksimal
demikian, tidak ada lagi energi cadangan tersimpan di yang terjadi adalah sekitar 10 mV. Sementara itu pada
𝐶$ . Dalam kondisi ini, kenaikan arus keluaran dapat saat konverter diberi beban maksimal 5 A, tegangan
mengakibatkan penurunan tegangan keluaran. kerut maksimal yang terjadi adalah 20 mV. Sementara
Pada saat t = 1 ms, beban dikurangi sehingga arus itu, waktu transien yang dibutuhkan oleh konverter
keluaran turun secara undak menjadi 2 A. Mode operasi untuk menanggapi perubahan arus beban adalah sekitar
diubah menjadi transisi-turun dengan menjadikan siklus 1 µs. Nilai ini telah di bawah waktu transien konverter
J<KE (A) DC-ke-DC yang dihasilkan pada beberapa penelitian
kerja 𝑆$ menjadi nol. 𝑖'$ turun dengan laju =
JA sebelumnya.
DL SDRE ,eS,^
= = -15,15 A/ms dalam waktu 0,12 ms
'E \\ej
sehingga menjadi 3,5 A. Selanjutnya pada saat t = 1,4 IV. KESIMPULAN
ms beban keluaran ditiadakan sehingga mode operasi Pada penelitian ini, telah dikembangkan sebuah
kembali diubah menjadi transisi-turun. konverter DC-ke-DC dengan model boost-buck. Agar
dapat menanggapi perubahan arus keluaran dengan
D. Stabilitas Tegangan Keluaran
cepat konverter boost bekerja dengan empat mode:
Tegangan keluaran dipertahankan stabil oleh tanpa beban, transisi-naik, boost, dan transisi-turun.
konverter buck menggunakan teknik pengubahan waktu Sementara itu, untuk dapat mempertahankan kestabilan
on/off saklar 𝑆X . Sebagaimana diperlihatkan pada tegangan keluaran, konverter buck dapat mengubah
Gambar 3, pengaktifan saklar ini dikendalikan oleh siklus kerja pulsa switching pada konverter tersebut.
perangkat keras, sehingga nilai waktu transien Dengan menggunakan frekuensi switching konverter
ditentukan oleh kecepatan komparator. boost sebesar 50 kHz dan konverter buck sebesar 1
Sebagaimana terlihat pada Gambar 5, pada saat 𝑖% = MHz, konverter model boost-buck ini mempunyai
1 A, siklus kerja 𝑆X = 10 %. Ketika 𝑖% naik secara undak stabilitas tegangan keluaran lebih tinggi daripada
menjadi 5 A, untuk mencegah penurunan tegangan
beberapa model konverter yang telah dikembangkan
keluaran, maka waktu off dikurangi sehingga siklus kerja
𝑆X naik dan tegangan keluaran kembali ke nilai yang pada penelitian sebelumnya. Hal ini ditandai dengan
ditentukan. tegangan kerut keluaran maksimal yang hanya sebesar
20 mV. Model konverter ini juga hanya membutuhkan
waktu transien sekitar 1 mikrodetik untuk menanggapi
kenaikan arus keluaran sebesar 5 A.

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018


103

UCAPAN TERIMA KASIH [11] Z. Wang, B. Chen, L. Zhu, Y. Zheng, J. Guo, D. Chen, M., K.N.
Leung, “A 3.3-MHz Fast-Response Load-Dependent-On/Off-
Penelitian ini didukung dengan dana DIPA dari Time Buck-Boost DC-DC Converter with Low-Noise Hybrid
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Full-Wave Current Sensor”, Microelectronics Journal, Vol. 74,
pp. 1-12, 2018.
melalui “Penelitian Kopertis” (No. 038/HB- [12] M.K. Bahry, M.E. Nozahi, E. Hegazi, “An All-Digital Low
LIT.DIP.KOP5/V/2018). Ripples Capacitive DC-DC Converter with Load Tracking
Controller”, Integration, the VLSI Journal, Vol. 62, pp. 123–131,
2018.
REFERENSI
[13] J. Dudrik, M. Pastor, M. Lacko, R. Zatkovic, “Zero-Voltage and
Zero-Current Switching PWM DC–DC Converter Using
[1] F.L. Tofoli, D.C. Pereira, W.J. Paula, D.S.O. Júnior, “Survey on Controlled Secondary Rectifier with One Active Switch and
non-isolated high-voltage step-up dc–dc topologies based on the Nondissipative Turn-Off Snubber”, IEEE Transactions on Power
boost converter”, IET Power Electronics, Vol. 8, Iss. 10, pp. Electronics, Vol. 33, No. 7, pp. 6012-6023, 2018.
2044-2057, 2015. [14] T. Yao, C. Nan, R. Ayyanar, “A New Soft-Switching Topology
[2] M. Forouzesh, Y.P. Siwakoti, S.A. Gorji, F. Blaabjerg, B. for Switched Inductor High Gain Boost”, IEEE Transactions on
Lehman, B., “Step-Up DC–DC Converters: A Comprehensive Industry Applications, Vol. 54, No. 3, pp. 2448-2458, 2018.
Review of Voltage-Boosting Techniques, Topologies, and [15] S. Li, Y. Zheng, B. Wu, K.M. Smedley, A Family of Resonant
Applications”, IEEE Transactions on Power Electronics, Vol. Two-Switch Boosting Switched-Capacitor Converter with ZVS
32, No. 12, pp. 9143-9178, 2017. Operation and a Wide Line Regulation Range, IEEE
[3] M.Z. Hossain, N.A. Rahim, J. Selvaraj, “Recent Progress and Transactions on Power Electronics, Vol. 33, No. 1, pp. 448-459,
Development on Power DC-DC Converter Topology, Control, 2018.
Design and Applications: A Review”, Renewable and [16] Y. Gu, D. Zhang, Voltage Regulator Buck Converter with a
Sustainable Energy Reviews, Vol. 81, pp. 205-230, 2018. Tapped Inductor for Fast Transient Response Application, IEEE
[4] A. Chub, D. Vinnikov, R. Kosenko, E. Liivik, Wide Input Transactions on Power Electronics, Vol. 29, No. 12, pp. 6249-
Voltage Range Photovoltaic Microconverter With 6254, 2014
Reconfigurable Buck–Boost Switching Stage, IEEE [17] P. Shao, F. Chang, C. Reade, P. Ilavarasan, D. Pommerenke, An
Transactions on Industrial Electronics, Vol. 64, No. 7, pp. 5974- Experimental Approach for Locating the Current Distribution in
5983, 2017. Multiphase Buck Converters, IEEE Transactions on
[5] S. Ding, F. Wang, A New Negative Output Buck–Boost Electromagnetic Compatibility, Vol. 56, No. 6, pp. 1344-1351,
Converter with Wide Conversion Ratio, IEEE Transactions on 2014.
Industrial Electronics, Vol. 64, No. 12, pp. 9322-9333, 2017. [18] M. Veerachary, Two-Switch Semiquadratic Buck Converter,
[6] C.H. Tsai, Y.S. Tsai, H.C. Liu, “A Stable Mode-Transition IEEE Transactions on Industrial Electronics, Vol. 64, No. 2, pp.
Technique for A Digitally Controlled Non-Inverting Buck-Boost 1185-1194, 2017.
DC-DC Converter”, IEEE Transactions on Industrial [19] M. Fu, C. Ma, X. Zhu, “A Cascaded Boost–Buck Converter for
Electronics, Vol. 62, Iss. 1, pp. 475-483, 2015. High-Efficiency Wireless Power Transfer Systems”, IEEE
[7] X.E. Hong, J.F. Wu, C.L. Wei, “98.1%-efficiency hysteretic- Transactions on Industrial Informatics, Vol. 10, No. 3, pp. 1972-
current-mode noninverting buck–boost DC-DC converter with 1980, 2014.
smooth mode transition”, IEEE Transactions on Power [20] C. Liu, J. Kan, Y. Zhi, W. Li, J. Sun, G. Cai, J. Wang, Reliable
Electronics, Vol. 32, No. 3, pp. 2008–2017, 2017. transformerless battery energy storage systems based on cascade
[8] S.S. Kudva, R. Harjani, “Fully Integrated Capacitive DC-DC dual-boost/buck converters, IET Power Electronics, Vol. 8, Iss.
Converter with All-Digital Ripple Mitigation Technique”, IEEE 9, pp. 1681–1689, 2015.
Journal of Solid-State Circuits, Vol. 48, Iss. 8, pp. 1910–1920, [21] C. Li, W. Huang, R. Chao, F. Bu, C. Fan, “An Integrated
2013. Topology of Charger and Drive for Electric Buses”, IEEE
[9] K.I. Wu, B.T. Hwang, C.C.P. Chen, “Synchronous Double- Transactions on Vehicular Technology, Vol. 65, No. 6, pp.
Pumping Technique for Integrated Current-Mode PWM DC–DC 4471-4479, 2016.
Converters Demand on Fast-Transient Response”, IEEE [22] M. Gupta, G. Venkataramanan, A DC-to-Three-Phase Boost–
Transactions on Power Electronics, Vol. 32, No. 1, pp. 849-865, Buck Inverter with Stored Energy Modulation and a Tiny DC-
2017. Link Capacitor, IEEE Transactions on Industry Applications,
[10] Y.H. Jung, S.K. Hong, O.K. Kwon, “A High-Efficient and Fast- Vol. 53, No. 2, pp. 1280-1288, 2017
Transient Buck-Boost Converter using Adaptive Direct Path
Skipping and On-Duty Modulation”, Microelectronics Journal,
Vol. 70, pp. 43-51, 2017.

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 2, Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai