PEMBAHASAN
3.1.1 Definisi
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aegypti betina lewat air liur gigitan
saat menghisap darah manusia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(Arthropadbom Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk aides (Aides Albipices dan Aedes
Aegypti).
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti.
3.1.2 Etiologi
Penyebab penyakit DHF atau demam berdarah adalah virus dengue. Virus ini tergolong
dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3,
dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype
akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotype lain.
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak yang dapat
mencapai 40℃ atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam, sakit kepala, anoreksia,
mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan
pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya berupa uji toumiquet positif. Selain itu,
pendarahan kulit dapat terwujud memar atau juga berupa pendarahan spontan mulai dari ptekie
pada ekstermitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan
gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti pendarahan
sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali ditemukan eritema
pada telapak kaki dan hepatomegaly. Hepatomegaly biasanya dapat diraba pada permukaan
penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali
ditemukan tanpa iklers maupun kegagalan pendarahan.
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari
paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi merupakan sarana membuang sisa-sisa
metabolism dari sel-sel ginjal, paru-paru, dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh
darah, dan darah.
1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
kordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu:
a. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah
keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar
dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal
tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh
yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika
intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang
disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian/alat-alat tubuh masuk kedalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga
pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-
katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah
darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava
dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut
venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus.
Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Bagian
tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu: rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh
darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karena itu, dindingnya
sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar
sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma
dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil
dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme
didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah:
a. Sebagai alat pengangkut
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat antiracun
c. Mengatur panas keseluruh tubuh
Adapun proses pembentukan sel darah terdapat 3 tempat yaitu: sumsum tulang, hepar,
dan limpa.
3.1.5 Patofisiogi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (ptekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran hati (Hepatomegaly) dan pembesaran limpa (Splenomegaly).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas
C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator
kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada sistem retikuloendotelial
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati, dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan
karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti ptekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
c. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredarah darah seperti nadi lemah dan cepat (>120
x/menit) tekanan nadi sempit, dan tekanan darah menurun.
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur (denyut jantung 140 x/menit), anggota gerak
teraba dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
3.1.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium:
1. Trombosit menurun
2. Hematocrit meningkat 20% atau lebih
3. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
4. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
5. Hipoproteinemia (protein darah rendah)
6. Hiponatremia (NA rendah)
b. Pemeriksaan Radiologi:
Pada foto trorax (pada DHF grade III/IV dan sebagian besar grade II) di dapatkan
efusi pleura.
3.1.7 Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infus
e. Pemberian obat-obatan, antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda syok
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
3.2.1 Pengkajian
a. identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat dating ke
rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utama yang merupakan keluhan klien, data
yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang
e. 11 pola pengkajian Gordon:
3.2.3 intervensi