Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi setiap pribadi

atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah lingkungan hidup,

Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, bahkan

saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global dan penting untuk dibicarakan karena

menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Empat puluh tahun terakhir ini telah terjadi

perubahan cara pandang dalam melihat masalah lingkungan. Pada tahun enam puluhan

masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara di

perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya.Pada tahun tujuh puluhan masalah

lingkungan di pandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon,

pemanasan global dan perubahan iklim.Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa

masalah lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.

Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan perlunya suatu

alat analisis yang obyektif untuk menilai kinerja operasional perusahaan terhadap

lingkungan.Salah satu isu utama yangmendapat perhatian besar masyarakat dunia adalah.

pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan industri. Pengusaha industri dituntut untuk

merubah sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.Audit lingkungan merupakan alat untuk

memverifikasi secara obyektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari

langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan yang sangat pesat

dalam bidang industri, teknologi, dan perdagangan bebas internasional, hal tersebut
menuntut adanya penggunaan secara intensif sumber daya manusia dan sumber daya alam.

Permintaan pemenuhan akan perluasan sumber daya alam dalam pembangunan nasional

perlu direncanakan dengan matang. Pemerintah Indonesia sejak era Orde Baru telah

mengantisipasi hal tersebut melalui kebijaksanaan pengolahan lingkungan hidup, yaitu

menetapkan suatu keputusan mengenai penerapan dan pelaksanaan audit lingkungan dengan

dikeluarkannya surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-

42/MENLH/11/1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Audit

lingkungan sendiri merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan

lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap

lingkungan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif perusahaan.

Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit

lingkungan sebagai dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan

disekitarnya, dengan demikian perusahaan akan dinilai positif dari lembaga yang

bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Lingkungan
Audit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi dan membantu
penyempurnaan kinerja lingkungan. Awalnya, audit lingkungan bukan merupakan
pemerikasaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan perundang-undangan, melainkan
suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan
lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.
Sekarang, Audit lingkungan menjadi kewajiban, karena limbah berbahaya dan beracun tidak
hanya dari industri besar, tetapi juga bisa dari limbah industri kecil dan menengah.
Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah dijalankan dan
dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung dari pentingnya masalah
lingkungan bagi kegiatan perusahaan dan hasil auditsebelumnya.
Pengertian audit lingkungan sangat luas, dibawah ini adalah berbagai pengertian dari
audit lingkungan :
1. Berdasarkan Kep.Men.LHNo. 42 Tahun 1994, Audit Lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan
obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan
dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau
kegiatan terhadap peraturan perundang undangan tentang pengelolaan lingkungan.

2. Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997 Suatu proses evaluasi yang dilakukan


penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap
persyaratan hukum yang berlaku dan atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan
oleh penangungjawab usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

3. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 3 Tahun 2013
tentang Audit Lingkungan Hidup, Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap
persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa audit lingkungan merupakan
proses menentukan apakah seluruh atau tingkat yang terpilih dari suatu organisasi menaati
persyaratan peraturan dan kebanyakan serta prosedur intern.

B. Fungsi Dan Manfaat Audit Lingkungan


Bidang Manajemen
1. Menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kinerja lingkungan organisasi.
2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan manajemen
lingkungan atau usaha untuk memperbaiki rencana saat ini.
3. Mengeidentifikasi resiko dan dampak lingkungan, review terhadap pengendalian
manajemen dan sistem yang berkaitan dengan kewajiban dan risiko lingkungan, baik
yang telah lalu maupun saat ini.
4. Review proses dan prosedur operasi pabrik atau standar aktivitas lingkungan saat ini
terhadap operasi dan prosedur manajemen lingkungan perusahaan, termasuk rencana
keadaan bahaya, sistem monitoring dan pelaporan, serta rencana perubahan di masa
depan terhadap proses dan peraturan.
5. Meningkatkan tindakan atau keinginan yang akan dilakukan perusahaan atau aktivitas
yang sesuai dengan tujuan lingkungan seperti pengembangan yang berkelanjutan,
kepedulia dengan tanggung jawab, pengelolaan kembali, dan efisiensi penggunaan
sumber daya.
Bidang Keuangan
1. Mencegah kerugian finansial melalui remediasi atau penghentian aktivitas atau
penutupan perusahaan, larangan –larangan pemerintah atau publikasi negatif yang
disebabkan oeleh pemantauan dan pengelolaan ligkungan yang buruk.
2. Penilaian impilkasi keuangan yang wajar( fair) terhadap masalah lingkungan,
tanggung jawab dan dampak dari peraturan baru.
3. Menyoroti dimana biaya-biaya bisa dihemat ( seperti melalui konservasi atau
meminimalkan penggunaan energi, memperbaiki penggunaan material,perubahan
proses, penurunan pemborosan, pemakaian atau pengelolaan kembali.
Bidang hukum
1. Untuk mengukur dan meningkatkan kepatuhan perusahaan atau ektivitas terhadap
peraturan- peraturan bidang lingkungan seperti izin operasional standar emisi udara
dan sebaginya, kemudian menghindari sanksi hukum terhadap aktivitas atau
perusahaan atau pengelolaannya dibawah hukum dan peraturan yang berlaku.u
2. Menunjukkan ketentuan implementasi manajemen lingkungan dalam pengadilan jika
dibutuhkan
Bidang pelatihan
1. Untuk memfasilitasi praktik lingkungan terbaik serta meningkatkan kesadaran staf
dan manajemen perusahaan mengenai kebijakan dan tanggung jawab ligkungan.
2. Menilai pelatihan pengetahuan dan kesadaran masayarakat.
Bidang pelaporan
1. Menyajikan lapora audit lingkungan untuk digunakan oleh aktivitas atau perusahaan,
berhubungan dengan komunitas lingkungan, pemerintah dan media massa.
2. Menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan asuransi, institusi keuangan,
pemegang saham , dan pihak –pihak berkepentingan lainnya.
C. Kunci Keberhasilan dalam Audit
Berikut merupakan kunci keberhasilan audit lingkungan :
1. Dukungan pihak pimpinan
Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad pimpinan usaha atau
kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit dapat menjadi sangat kompleks dan pelaksanaan
audit lingkungan menjadi tidak efektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan usaha
atau kegiatan. Selain itu tim auditor harus pula diberi keleluasan untuk mengkaji hal-hal yang
sensitif dan berpotensi menimbulkan dampak linkungan.
2. Keikutsertaan semua pihak
Keberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dan kerjasama yang
baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan yang bersangkutan, mengingat kajian terhadap
kinerja lingkungan akan meliputi semua aspek dan pelaksanaan tugassecara luas.
3. Kemandirian dan obyektifitas auditor
Tim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan dengan usaha atau kegiatan
yang diaudit. Apabila tidak,maka obyektifitas dan kredibilitas akan diragukan. Pada umumnya,
kemandirian auditor diartikan bahwa tim auditor harus dilaksanakan oleh orang di luar usaha
atau kegiatan yang diaudit.
4. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit
Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengan tim auditor
tentang lingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan.

D. Jenis-jenis Audit Lingkungan


1. Audit tanggung jawab lingkungan
Audit ini sering dilakukan sebagai pendahuluan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kepatuhannya terhadap ketentuan dan peraturan lingkungan yang berlaku.
Audit yang termasuk dalm kelompok audit ini adalah :
 Audit kepatuhan
Merupakan audit yang paling umum dilakukan dalam audit lingkungan. Audit ini
merupakan proses verifikasi terhadap tingkat kemampuan fasilitas dalam memenuhi
ketentuan undang –undang lingkungan , peraturan , batas emisi,dan sebagainya.
 Audit kewajiban resiko operasional
Berkonsentrasi pada kerusakan lingkungan sebagai konsekuensi dari aktivitas berbagai
fungsi operasi. Kepatuhan terhadap peraturan tidak dapat mengurangi kewajiban yang
seharusnya terhadap risiko operasional.
 Audit keselamatan dan kesehatan kerja.
Merupakan bagian dari audit kesehatan dan keselamatan lingkungan, meliputi penilaian
terhadap kecukupan alat pengamanan pekerja ( alat keamanan kerja seperti sepatu ,
kacamata, helm dan sebagainya)
2. Audit manajemen lingkungan
Audit ini memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap sistem manajemen
lingkungan yang diterapkan perusahaan sebagai pedoman bagaimana operasi dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Audit yang termasuk dalam kelompok audit ini adalah sebagai berikut.
 Audit Perusahaan
Audit ini merupakan inisiatif dari manajemen puncak perusahaan induk dan memberikan
perhatian terhadap struktur organisasi, wewenangdan tanggung jawab, implementasi
kebijakan , kesadaran dan komunikasi. Hal ini memberikan kepastian kepada manajemen
puncak bahwa tujuan dan sasarannya dapat terimplementasikan melalui struktur yang
dimiliki oleh perusahaan.
 Audit Sistem
Melakukan pengujia terhadap perbeedaan antara sistem dengan kebijakan dan standar-
standar yang berlaku seperti ISO 14001
 Audit kebijakan
Melakukan review dan menilai kembali relevansi kebijakan, mengingat perkembangan
yang terjadi di dalam dan di luar perusahaan.
3. Audit ativitas lingkungan
Audit ini mencakup penilaian terhadap permasalahan - permasalahan manajemen dan
pemilihan teknik pengelolaan lingkungan. Audit yang termasuk dalam kelompok audit ini adalah
sebagai beriut :
 Audit lingkungan lokasi pabrik
 Audit limbah
 Audit produk
 Audit lintas batas

E. Tahap Pelaksanaan Audit


1. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang dilaksanakan,
jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.
2. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit lingkungan.
Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan pelaksanaan audit
dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi
informasi rinci mengenai aktifitas dilapangan, status hukum, struktur organisasi, dan
lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi
pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan
audit..Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit.Harus telah disepakati.
3. Audit (Kegiatan lapangan)
a. Pertemuan Pendahuluan
Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan pertemuan
dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata Laksana, dan
jadwal kegiatan audit.
b. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan. Tim audit akan
mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha yang akan menjadi dasar penetapan
areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan
pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan
kegiatan audit. Namun Belum teridentifikasi dalam perencanaan. Fase ini disebut juga
tour pengenalan fasilitas teknis.
c. Pengumpulan Data
Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan akan mencakup
dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan pengamatan
tin auditor, hasil sampling dan pemantauan, foto-foto, rencana, diagram, kertas kerja
dan hal-hal lain yang berkaitan. Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik
atau mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk
menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan.Penyelenggaraan interview terhadap orang yang dianggap mengetahui
proses operasi ditiap bagian merupakan suatu langkah yang umum digunakan pada
pengumpulan data ini.
d. Pengujian (verifikasi)
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim
auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor
haurs menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung
oleh tim auditor.Dalam menguji hasil temuan audit., tim auditor harus menjamin
bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena
itu tata Laksana harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau harus
ditentukan oleh tim auditor.Verifikasi ditentukan untuk seluruh informasi yang
diperoleh melalui data check, interview untuk cross checking denngan seluruh level
pekerja, dan sampling verifikasi lapangan.
e. Evaluasi Hasil Temuan
Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan dan tata laksana yang telah
disetuji untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi
penunjang harus dikaji secara teliti sehingga hasil temuan telah ditunjang oleh data
dan uji secara tepat.
f. Pertemuan Akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor haurs memaparkan hasil temuan dalam
suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal
yang belum tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar
dan menentukan waktu penyelesaian laporan akhir.Seluruh dokementasi selama
penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.
4. Pasca audit
Tim auditor akan mempunyai laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang
rencana tindak lanjut dan rekomendasi terhadap isu-isu lingkungan yang diidentifikasi.
5. Aktivitas Pra dan Setelah Audit Lingkungan
1. Aktivitas pra audit lingkungan
Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit ditempat
aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal
dari fasilitas yang diaudit, pemilihan timaudit, pengembangan dari suatu rencana audit,
mendefinisikan ruang lingkup audit, pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan,
memodivikasi program audit dan mengalokasi sumber daya tim audit.Audit ditempat
aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:
a. Memahami sistem dan prosedur manajemen internal
Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber, misalnya
diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus tertentu, suatu pengujian
verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan pemahaman awal
auditor.Auditor biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian
naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu deskripsi yang
tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami berbagai cara
memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam kelanyakan organisasi, banyak aspek
dari sistem manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara tertulis.
Namun sistem manajemen yang terpilih dapat didokumentasikan dalam detail yang
cukup untuk memberikan suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar rencana.
b. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang secara jelas
didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai, kesadaran dan kapabilitas
personil, dokumentasi dan pencatatan, serta verifikasi internal.Jika disain manajemen
lingkungan internal dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai, apabila sistem
berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya dapat memfokuskan
pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan sejauhmana system dalam
kenyataan telah dilaksanakan seperti yang dikehendaki.Namun, apabila disain dari
sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan hasil yang dikehendaki, langkah
audit berikutnya harus memfokuskan pada hasil lingkungan daripada sistem
manajemen internal.
c. Menyimpulkan bukti audit
Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen dikonfirmasi
dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk membuktikan bahwa sistem
tersebut berfungsi sesuai dengan yang direncanakan dan digunakan secara
konsisten.Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner
formal dan kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti menelusuri
kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus mengidentifikasi dan
kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam proses manajemen lingkungan yang
dapat memberikan pandangan secara mendalam mengenai fungsi sistem secara
keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam bentuk fisik, dokumen atau keadaan.
d. Menilai temuan audit
Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti dan
mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim, kemudian
menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke dalam laporan
audit yang formal atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen fasilitas.
Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk menentuka temuan yang
umum, dapat mempunyai signifikasi yang lebih besar daripada bila dipandang secara
individual. Dalam menilai temuan audit, anggota tim khususnya pemimpin tim,
menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup untuk mendukung temuan audit.
e. Melaporkan temuan audit
Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yang tidak
formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika penyimpanan
diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung dan
kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit atau
konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan semua
temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit dan menunjukkan item-item
mana yang akan muncul dalam laporan audit yang formal. Tujuan pengunaan laporan
audit mencakup memberikan informasi kepada manajemen, memprakarsai tindakan
korektif, dan menyediakan dokumentasi audit. Laporan audit memberikan kaitan yang
cukup untuk seluruh penelaahan yang dilakukan sehinggam kerangka kerja
manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada, tindakan-tindakan yang
diperlukan.
2. Aktivitas setelah audit lingkungan (post environmental audit activities)
Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat. Pemimpin tim
audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai temuan dan observasi dalam dua
minggu dari audit ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen
fasilitas, dan lain-lain sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.
Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya dimulai.
Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial, menyiapkan rekomendasi,
memberikan tanggung jawab untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah
terakhir dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap
rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah
diperbaiki.

F. Sistem Manajemen Lingkungan


Sistem manajemen lingkungan ini sebagian besar diadopsi dari SNI 19-14001-2005, yang
merupakan terjemahan dari ISO 14001-2004 tentang Audit Manajemen Lingkungan.
G. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan
Persyaratan Umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan
memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan sesuai dengan
persyaratan standar ini dan menentukan bagaimana organisasi akan memenuhi
persyaratan tersebut. Organisasi harus menetapkan dan mendokumentasikan lingkup
sistem manajemen lingkungannya.
Kebijakan Lingkungan
Standar ISO 14001 berisi persyaratan sistem manajemen, atas dasar proses siklus yang
dinamis dari “merencanakan, menerapkan, memeriksa dan mengkaji”. Sistem manajemen
ini memungkinkan perusahaan untuk:
 membuat kebijakan lingkungan yang sesuai bagi organisasi
 mengidentifikasi aspek lingkungan yang timbul dari kegiatan organisasi untuk
menentukan dampak lingkungan yang penting
 mengidentifikasi persyaratan undang-undang dan peraturan yang relevan
 mengidentifikasi prioritas dan menentukan tujuan dan sasaran lingkungan yang sesuai
 membuat struktur dan program untuk menerapkan kebijakan dan mencapai tujuan dan
sasaran
 memberi kemudahan bagi perencanaan, pengendalian, pemantauan, tindakan koreksi,
kegiatan audit dan pengkajian untuk menjamin agar kebijaknnya sesuai dan SML
tetap cocok
 mampu menyesuaikan terhadap situasi yang berubah.
Untuk memudahkan membuat rumusan kebijakan lingkungan dapat dilakukan
tahap-tahap :
1. Tanamkan komitmen
2. Identifikasikan kondisi pada saat ini: “dimana kita sekarang berada?”
3. Buat kebijakan lingkungan, yang merupakan suatu deklarasi yang ditandatangani
Direktur Utama perusahaan dan direktur lainnya.
Kebijakan lingkungan ini bisa bersifat umum ataupun spesifik.
Proses penyempurnaan berkelanjutan diwujudkan dalam SML. Prosesnya
dapat berupa :
 mengidentifikasi daerah peluang untuk penyempurnaan SML
 menentukan akar penyebab atau penyebab ketidaksesuaian
 mengembangkan dan menerapkan rencana tindakan koreksi dan pencegahannya
 memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan
 mendokumentasi tiap perubahan prosedur yang dihasilkan dari proses penyempurnaan.
Perencanaan
Tujuan tahap perencanaan atau rencana tindakan (action plan) adalah menciptakan
kondisi sedemikian sehingga perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan
kebijakan lingkungan, yang didasarkan pada informasi yang benar dan usulan internal
ataupun harapan perusahaan tentang kinerja lingkungan.
Perencanaan dalam ISO 14001 mensyaratkan agar perusahaan:
 membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi aspek lingkungan dari
kegiatan, produk atau jasa
 membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya yang dilaksanakan oleh perusahaan
 membuat dan memelihara tujuan dan sasaran lingkungan yang terdokumentasi. pada
setiap bagian dan tingkat yang relevan dalam perusahaan
 membuat dan memelihara program lingkungan untuk memenuhi tujuan dan sasaran
lingkungan
Unsur SML yang berkaitan dengan perencanaan mencakup :
 Identifikasi aspek lingkungan dan evaluasi dampak lingkungan yang terkait
 persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
 kebijakan lingkungan
 kriteria kinerja internal
 tujuan dan sasaran lingkungan
 perencanaan lingkungan dan program manajemen.
H. Penerapan dan Operasi
Bagian yang penting dari SML adalah pelaksanaannya di lapangan. Karena semua aspek
yang tercantum sebagai prosedur maupun dokumen harus dilaksanakan. Bisa saja perusahaan
mempunyai perencanaan SML yang sangat bagus, namun mendapat masalah karena sistem
penerapan dan operasinya yang belum memadai.
Dalam ISO 14001, penerapan dan operasi SML perusahaan akan dievaluasi berdasarkan
7 unsur, yaitu :
 Struktur dan tanggungjawab
1. Peranan, tanggungjawab dan kewenangan harus ditentukan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan untuk memungkinkan pelaksanaan manajemen lingkungan secara
efektif
2. Manajemen harus menyediakan sumberdaya yg penting untuk penerapan dan
pengendalian sistem menejemen lingkungan. Sumber daya tsb meliputi sumberdaya
manusia, ketrampilan khusus, sumberdaya teknologi dan keuangan
3. Manajemen puncak organisasi harus menunjuk wakil khusus dari manajemen tanpa
memandang tanggungjawab lainnya
 Pelatihan, kepedulian dan kompetensi
Organisasi harus mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan
 Komunikasi
1. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk komunikasi internal
antara berbagai tingkat dan fungsi dari organisasi
2. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk menerima,
mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang sesuai dari pihak luar yg
terkait
3. Organisasi harus memperhatikan proses untuk komunikasi eksternal tentang aspek
lingkungan yang penting dan merekam keputusannya
 Dokumentasi SML
Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam media cetak atau
elektronik untuk : Menerangkan unsur-unsur intisistem manajemen dan interaksinya,
Memberikan petunjuk dokumentasi yg terkait
 Pengendalian dokumen
Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan dan standar ini harus
dikendalikan. Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
1. menyetujui dokumen sebelum diterbitkan;
2. meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui-ulang (reapprove)
3. dokumen;
4. memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat
5. diidentifikasi;
6. memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan;
7. memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat segera diidentifikasi secara
8. mudah;
9. memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang ditetapkan oleh
10. organisasi sebagai dokumen penting untuk perencanaan dan operasi sistem
11. manajemen lingkungan, diidentifikasi dan penyebarannya dikendalikan;
12. mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa dan menerapkan identifikasi yang
13. cocok pada dokumen tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu.
 Pengendalian operasional
Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait dengan
aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan kebijakan, tujuan
dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan pada kondisi tertentu,
dengan:
1. menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengendalikan situasi yang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran
lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada; dan
2. menetapkan kriteria operasi dalam prosedur; dan
3. menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek
lingkungan penting yang telah diidentifikasi pada barang dan jasa yang digunakan
oleh organisasi serta mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang berlaku
kepada pemasok, termasuk kontraktor.
 Kesiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan menanggapinya. Organisasi
harus melakukan tindakan terhadap situasi darurat dan kecelakaan yang terjadi serta
mencegah atau mengatasi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan. Organisasi
harus meninjau prosedur kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala dan apabila
diperlukan organisasi menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya setelah
terjadinya kecelakaan atau situasi darurat. Organisasi juga harus menguji prosedur
tersebut secara berkala apabila dapat dilaksanakan.
 Pemeriksaan
Pemantauan dan pengukuran
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara
berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk
pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja, pengendalian operasional yang
berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan organisasi. Organisasi harus
memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi,
digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait.
Evaluasi penaatan
Sesuai dengan komitmen terhadap penaatan, organisasi harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penaatan
terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Organisasi harus
mengevaluasi penaatan terhadap ketentuan lain yang diikuti organisasi. Organisasi
dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penaatan peraturan
perundang-undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah. Organisasi harus
menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala tersebut.
Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
menangani ketidaksesuaian yang potensial maupun yang nyata terjadi serta
melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur tersebut harus
menjelaskan persyaratan untuk:
 mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan
melaksanakan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul;
 menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan
melaksanakantindakan untuk menghindari terulangnya ketidaksesuaian;
 mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan pencegahan
ketidaksesuaian dan menerapkan tindakan yang memadai untuk
menghindariterjadinya ketidaksesuaian;
 merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan; dan
 meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.
Tindakan yang dilaksanakan harus memadai terkait dengan besarnya masalah dan
dampak lingkungan yang dihadapi. Organisasi harus memastikan agar dokumentasi
sistem manajemen lingkungan disesuaikan.
Pengendalian rekaman
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk
menunjukkan pemenuhan persyaratan sistem manajemen lingkungannya dan standar
ini, serta hasil yang dicapai. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk pengidentifikasian, penyimpanan, perlindungan,
pengambilan, penahanan (retention), dan pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap
terbaca, teridentifikasi dan terlacak.
Audit internal
Organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap sistem manajemen
lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk:
 menentukan apakah sistem manajemen lingkungan
memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk
persyaratan standar ini; dan
telah diterapkan dan dipelihara secara memadai, serta
 menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen
Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh
organisasi, dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan berbagai operasi dari sisi
lingkungan serta hasil audit sebelumnya.
Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan dipelihara, yang memuat:
 tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit,
pelaporan hasil dan penyimpanan rekaman yang terkait;
 penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit.
 Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memelihara objektivitas dan
kenetralan proses audit.
 Tinjauan manajemen
Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen lingkungan organisasi, pada
jangka waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian, kecukupan dan efektivitas
sistem yang berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk mengkaji kesempatan untuk
perbaikan dan keperluan untuk melakukan perubahan pada sistem manajemen
lingkungan, termasuk kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan. Rekaman
tinjauan manajemen harus disimpan.
Masukan kepada tinjauan manajemen harus termasuk:
 hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lain yang diikuti organisasi;
 komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan, termasuk keluhan;
 kinerja lingkungan organisasi;
 tingkat pencapaian tujuan dan sasaran;
 status tindakan perbaikan dan pencegahan;
 tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya;
 situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan aspek lingkungan;
dan
 rekomendasi perbaikan.
Keluaran tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan tindakan terkait
dengan perubahan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan serta unsur lain
sistem manajemen lingkungan, sesuai dengan komitmen pada perbaikan
berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP
Secara ringkas audit lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun dampak yang potensial dari
kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan
lingkungan dari organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan
seperti emisi ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi,
pelaporan, indikator kinerja, sistim tanggap darurat dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan
audit lingkungan ada beberapa unsur dalam strategi pendekatan audit lingkungan yang harus
diperhatikan oleh auditor. Selain itu, pelaksanaan audit lingkungan memiliki tujuan, fungsi, dan
manfaat baik bagi perusahaan maupun lingkungan. Dengan melakukan audit lingkungan berarti
perusahaan memiliki tanggungjawab social untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.
STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA
Bayangkara, IBK. 2016. Audit Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
http://www.kan.or.id/index.php/programs/sni-iso-iec-17021/lembaga-sertifikasi-sistem-
manajemen-lingkungan
http://personal.its.ac.id/files/material/2643-Joni%20HermanaS2_Buku%20SML_BAB%20V.pdf

Anda mungkin juga menyukai