Prospek Tanaman Obat Sebagai Antihepatitis PDF
Prospek Tanaman Obat Sebagai Antihepatitis PDF
Nanang Yunarto
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
email : nayunandesba@yahoo.com
Abstract
Hepatitis remains a serious global health problem because of the potential impact to morbidity
and mortality. Prevalence of hepatitis patients in Indonesia either by viral infection or non-
infection increases rapidly. The high cost of treatment hepatitis resulted in the switch in the use
medicinal plants to cope with this disease. Several types of medicinal plants were proven to be
antihepatitis such as meniran, temulawak, mengkudu and pegagan. The objective of this paper is
to provide scientific information study of medicinal plants useful as antihepatitis and their
development prospect. The method used in this study is to review the relevant scientific articles
in international and national journals. Based on reference studies it has been reported that
meniran, temulawak, mengkudu and pegagan have a great potential and prospective as
antihepatitis drugs. The important challenge in development of medicinal plants is a constant
quality as well as, continuous supply of raw materials and effect assured.
Keyword : Hepatitis, Medicinal plants, Market opportunities
Abstrak
Hingga saat ini hepatitis masih menjadi masalah kesehatan dunia yang serius karena berpotensi
menimbulkan dampak morbiditas dan mortalitas. Prevalensi penderita hepatitis di Indonesia baik
oleh infeksi virus maupun non infeksi cenderung meningkat cepat. Mahalnya biaya pengobatan
hepatitis mengakibatkan masyarakat beralih menggunakan tanaman obat untuk mengatasinya.
Beberapa jenis tanaman obat yang mempunyai efektivitas sebagai antihepatitis seperti meniran,
temulawak, mengkudu dan pegagan. Tujuan penulisan ini adalah memberikan informasi tentang
kajian ilmiah dari tanaman obat yang bermanfaat sebagai antihepatitis dan prospek
pengembangannya. Metode yang digunakan dengan melakukan review terhadap artikel terkait
pada jurnal internasional dan nasional. Berdasarkan studi referensi menunjukkan meniran,
temulawak, mengkudu dan pegagan sangat berpotensi dan prospektif sebagai obat antihepatitis.
Tantangan yang sangat penting dalam pengembangan tanaman obat adalah kualitas yang
konstan, pasokan bahan baku yang kontinyu dan khasiatnya terjamin.
Kata kunci : Hepatitis, Tanaman obat, Peluang pasar
60
Pendahuluan kemungkinan virus akan menjadi aktif
kembali sehingga dianjurkan untuk
Perkembangan penyakit hepatitis saat
mengkonsumsi obat tersebut seumur hidup.4
ini terus meningkat. Penyakit hepatitis telah
Sebagai alternatif dalam pencegahan dan
menjadi masalah kesehatan di dunia.
pengobatannya, masyarakat banyak
Hepatitis dapat disebabkan oleh makanan,
menggunakan tanaman obat dalam terapi.
alkohol, lingkungan, obat-obatan dan infeksi
virus yang dapat membuat banyak orang di Saat ini kita mengenal berbagai bahan
dunia menjadi korban. Terdapat lima jenis yang dinyatakan dapat mencegah dan
virus yang telah dikenal peneliti yaitu mengobati penyakit hepatitis. Bahan-bahan
hepatitis A, B, C, D dan E. Masing-masing herbal yang digunakan sebagai antihepatitis
jenis hepatitis ini memiliki riwayat tersendiri antara lain meniran (Phyllanthus niruri,
dalam kehidupan manusia.1 Linn), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza,
Roxb), mengkudu (Morinda citrifolia, L)
Pemerintah memerlukan langkah-
dan pegagan (Centella asiatica, L )
langkah terobosan untuk menekan
Meskipun masyarakat sebagai konsumen
prevalensi hepatitis. Secara diplomatis,
mengakui adanya dampak positif dari
Indonesia sebagai negara anggota WHO di
konsumsi obat tersebut, bukti ilmiah dari
Asia Tenggara pada sidang Dewan
manfaatnya tetap diperlukan dan tidak dapat
Eksekutif WHO bulan Januari 2010 bersama
dilupakan kemungkinan adanya efek
Brazil dan Colombia, telah mengusulkan
samping penggunaan obat-obatan tersebut.
resolusi hepatitis virus diangkat menjadi isu
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan
dunia. Ditingkat nasional, pemerintah
informasi kajian ilmiah dari beberapa
mengutamakan pencegahan.2
tanaman obat yang bermanfaat sebagai
Upaya pencegahan yang efektif dalam antihepatitis.
menangani hepatitis yang disebabkan oleh
faktor makanan dan lingkungan adalah Metode
dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat,
Kajian ini merupakan kajian referensi
sedangkan hepatitis yang disebabkan oleh
dari artikel ilmiah yang telah dipublikasikan
virus adalah melakukan imunisasi aktif
pada berbagai jurnal ilmiah internasional
dengan memberikan vaksin hepatitis. Vaksin
dan nasional. Topik utama yang akan dikaji
ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1987.
berisi tentang penyakit hepatitis, tanaman
Meskipun demikian, cakupan imunisasi
obat yang digunakan sebagai antihepatitis
hepatitis B secara nasional sampai tahun
dengan kajian meliputi kandungan kimia,
2008 hanya 59,19%.3 Salah satu hal yang
khasiat/efektifitas, efek samping dan
menjadi kendala adalah harga vaksin yang
toksisitas serta peluang pasar tanaman obat
masih relatif mahal. Di samping itu, sampai
tersebut. Tanaman obat yang akan dikaji
saat ini pengobatan untuk hepatitis kronik
dibatasi pada tanaman Meniran (Phyllanthus
belum bisa untuk mengeradikasi virus. Obat
niruri, Linn), Temu lawak (Curcuma
golongan interferon maupun golongan
xathorrhiza, Roxb), Mengkudu (Morinda
nukleosida harganya mahal. Untuk golongan
citrifolia, L) dan Pegagan (Centella asiatica,
interferon banyak sekali efek sampingnya,
L) karena selama ini tanaman tersebut paling
sementara golongan nuklosida pada
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
penggunaan jangka panjang juga timbul
antihepatitis.
masalah. Selain terjadinya resistensi obat,
juga bila obat dihentikan beberapa lama
setelah terjadinya respons pengobatan ada
62
Tanaman Obat sebagai Antihepatitis hingga mampu menangkal serangan virus,
antihepatotoksik dan antihepatitis B.9 Pada
1. Meniran (Phyllanthus niruri, Linn)
penelitian eksperimental, dinyatakan bahwa
Phyllanthus niruri di Indonesia ekstrak meniran dapat menghambat DNA
dikenal sebagai meniran, yang merupakan polimerase virus 45. Hasil tersebut
tumbuhan liar dengan tinggi 30-40 cm dan mendasari dilakukannya penelitian klinis
tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, untuk membuktikan hal tersebut.10
India dan Brazil. Phyllanthus berarti daun
Pada percobaan klinik pendahuluan
dan bunga, sebab jika dilihat sepintas daun,
yang dilakukan oleh Thyagarajan dkk
bunga bahkan buahnya tampak serupa.
terhadap 37 penderita hepatitis B, ternyata
Tumbuhan ini di ladang, kebun maupun
22 orang dari mereka menunjukkan
pekarangan rumah dan tumbuh subur di
kesembuhan. Pengamatan klinik pun
tempat yang lembab pada dataran rendah
menunjukkan bahwa tumbuhan ini tidak
sampai ketinggian 1000 m di atas
memberi efek toksik.11 Penelitian lain yang
permukaan laut.7
membuktikan mengenai manfaat meniran
Kandungan kimia terhadap hepatitis B kronik dilakukan oleh
Dilaporkan akar dan daun meniran Xin-Hua dkk berupa sebuah randomized
kaya akan senyawa flavonoid, antara lain controlled trial (RCT) dengan tujuan
filantin, hipofilantin, kuercetin, isokuercetin, membandingkan manfaat meniran dengan
astragalin dan rutin. Di samping itu, interferon (IFN-alpha 1b) pada pasien
dilaporkan pula terdapat beberapa glikosida hepatitis B kronik. Penelitian ini melibatkan
flavonoid dan senyawa flavonon baru. Dari 55 pasien hepatitis B kronik yang dibagi
minyak bijinya telah diidentifikasi beberapa menjadi 2 kelompok, kelompok meniran
asam lemak, yaitu asam ricinoleat, asam (n=30) dan interferon (n=25) sebagai
linoleat, dan asam linolenat. Beberapa kontrol. Mereka mendapatkan terapi selama
senyawa lignan baru juga telah diisolasi dari 3 bulan. Pada akhir penelitian tidak
meniran yaitu, seco-4-hidroksilintetralin, didapatkan perbedaan yang bermakna pada
seco-isoarisiresinol trimetil eter, hidroksi konversi HBeAg dan HBV-DNA antara
nirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, kelompok meniran dan kontrol. Akan tetapi,
neolignan (filnirurin). Dari sekian banyak pada kelompok meniran terjadi normalisasi
zat yang terkandung dalam meniran belum fungsi hati (ALT, albumin, globulin dan
diketahui secara pasti mana yang memiliki bilirubin) yang lebih tinggi dibandingkan
efek antivirus. Hanya diketahui bahwa kontrol. Dari penelitian ini diambil
komponen meniran bekerja terutama di kesimpulan bahwa meniran memiliki efek
hepar.8 yang baik dalam memperbaiki fungsi hati
pada pasien hepatitis B kronis dibandingkan
Efektivitas meniran sebagai antihepatitis dengan IFN-alpha 1b.12
Ekstrak meniran dalam pengobatan Efek samping dan toksisitas
tradisional luar negeri digunakan untuk
mengobati ikterus. Penggunaan secara Dari berbagai uji yang dilakukan pada
tradisional ini dicoba untuk dibuktikan manusia, efek samping penggunaan ekstrak
secara ilmiah melalui beberapa penelitian. meniran yang dilaporkan adalah gatal, mual
Esktrak herba meniran telah terbukti dan timbulnya ruam kulit namun tidak ada
mempunyai efek terapi pada banyak uji yang melaporkan efek samping yang
klinis, yang paling menarik adalah membahayakan. Maat melakukan percobaan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh
terhadap mencit untuk mengetahui toksisitas polisakarida, minyak atsiri fellandrean dan
akut dan kronik ekstrak meniran. Dari turmerol, kamfer, glukosida, foluimetik
pengukuran LD50 pada mencit yang karbinol kurkumin.14 Kurkumin diketahui
dihitung baik dengan formula Well maupun sebagai kandungan yang banyak memberi
Spiermann-Kareber didapatkan hasil 22,50 manfaat terutama sebagai antihepatitis dan
mg/10gBB/i.p. Jika angka tersebut antioksidan.15
dikalkulasikan ke dosis oral didapatkan
Efektifitas temulawak sebagai antihepatitis
angka 13.837 mg/BB/oral atau 14 g/BB/oral.
Kesimpulan dari hasil pengukuran tersebut Pemberian seduhan rimpang temu
adalah ekstrak meniran dikelompokkan ke lawak sebesar 400, 800 mg/kg selama 6 hari
dalam PNT (practically non toxic). Pada serta 200, 400 dan 800 mg/kg pada mencit
percobaan toksisitas kronik terhadap tikus, selama 14 hari, mampu menurunkan
didapatkan hasil bahwa pemberian ekstrak aktivitas GPT-serum dosis hepatotoksik
meniran sebesar 5 g/kgBB/hari peroral parasetamol maupun mempersempit luas
selama 3 bulan tidak menimbulkan efek daerah nekrosis parasetamol secara nyata.
patologis.13 Daya antihepatotoksik tergantung pada
besarnya dosis maupun jangka waktu
2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, pemberiannya.15 Kurkumin memberikan
Roxb) efek hipolipidemia, yang mencegah
akumulasi asam lemak dalam hati yang
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza,
mungkin timbul akibat dari ketidak
Roxb) banyak ditemukan di hutan-hutan
seimbangan sistem metabolisme dan steato
daerah tropis. Temulawak juga berkembang
hepatitis nonalkohol. Selain melindungi dari
biak di tanah tegalan sekitar pemukiman,
hepatitis kronis, kurkumin juga bermafaat
terutama pada tanah gembur sehingga
mencegah karsinogenesis dan mempunyai
rimpangnya mudah berkembang menjadi
efek antioksidan yang poten.16
besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-
tumbuhan herba yang batang pohonnya Penelitian lain menginformasikan
berbentuk batang semu dan tingginya dapat bahwa kurkumin menurunkan ekspresi gen
mencapai 2 meter. Daun temulawak virus hepatitis C (HCV) dengan cara
berbentuk lebar dan pada setiap helaian menekan aktivasi Akt-SREBP-1, bukan oleh
dihubungkan dengan pelepah dan tangkai jalur NF-kappa B. Kombinasi kurkumin dan
daun yang agak panjang. Temulawak IFN-alpha memberikan efek penghambatan
mempunyai bunga yang berbentuk unik signifikan pada replikasi HCV. Hasil ini
(bergerombol) dan berwarna kuning tua. menunjukkan bahwa kurkumin dapat
Rimpang temulawak sejak lama dikenal menekan replikasi HCV in vitro dan
sebagai bahan ramuan obat. Aroma rimpang berpotensi sebagai obat antiHCV.17
temulawak berbau tajam dan daging Efek samping dan toksisitas
rimpangnya berwarna kekuning-kuningan.
Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah Pemberian ekstrak temulawak 200
juga dapat tumbuh baik sampai pada mg/kg BB dan 400 mg/kg BB pada mencit
ketinggian tanah 1500 meter di atas mampu melindungi kerusakan hati mencit
permukaan laut.14 yang diinduksi formalin. Pada studi
toksisitas akut oral, ekstrak temulawak tidak
Kandungan kimia menunjukkan efek toksik pada mencit
Rimpang temulawak mengandung hingga dosis 5000 mg/kg BB.18
beberapa senyawa kimia antara lain
64
3. Mengkudu (Morinda citrifolia, L) secara signifikan jika dibandingkan kontrol
negatif dan tidak adanya peningkatan
Mengkudu termasuk tumbuhan
proliferasi sel limfosit.22 Ediati dkk,
keluarga kopi-kopian (Rubiaceae), yang
melaporkan bahwa ekstrak n-heksana buah
pada mulanya berasal dari wilayah daratan
mengkudu memiliki efek imunomodulator
Asia Tenggara dan kemudian menyebar
paling aktif terhadap mencit yang diinduksi
sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii,
vaksin hepatitis B dibanding dengan ekstrak
Tahiti, Afrika, Australia, Karibia, Haiti, Fiji,
dalam pelarut yang semi polar dan polar.
Florida dan Kuba. Tanaman mengkudu
Penetapan kadar SGPT pada kontrol negatif
berbunga sempurna (hermaprodit) dan
menunjukkan hasil yang lebih tinggi
menghasilkan buah semu majemuk. Buah
dibanding dengan kadar SGPT dari ekstrak
mengkudu mempunyai bentuk yang
buang mengkudu. Hal ini menunjukkan,
bervariasi (agak bulat, agak lonjong, atau
bahwa induksi dengan vaksin hepatitis B
panjang), dengan permukaan yang tidak
tanpa pemberian ekstrak buah mengkudu
rata. Buah stadium muda berwarna kehijau-
hijauan dan berubah menjadi hijau dapat menimbulkan kerusakan sel-sel hati
yang dapat dikorelasikan dengan pola
keputihputihan ketika masuk stadium tua
hepatoseluler yang menyebabkan
(matang). Biji pada tanaman mengkudu 23
peningkatan kadar SGPT. Penelitian
keras, bentuk segi tiga dan berwarna coklat
lainnya menunjukkan bahwa jus buah
kemerah-merahan. Tanaman mengkudu
mengkudu dapat meningkatkan proliferasi
berakar tunggang dan berwarna coklat
limfosit, tetapi tidak dapat meningkatkan
muda. Hampir semua bagian tanaman
jumlah antibodi dalam kultur yang diberi
mengkudu dapat digunakan untuk obat akan
vaksin hepatitis A. Dalam hal ini, dapat
tetapi yang paling banyak khasiatnya
dimengerti bahwa dalam jus buah mengkudu
sebagai obat berasal dari daun dan buahnya.
terdapat hampir semua senyawa yang
Masyarakat sering memanfaatkan buah
terkandung dalam buah mengkudu, tetapi
mengkudu sebagai obat hepatitis.19
ada beberapa senyawa yang tidak terdapat
Kandungan kimia dalam ekstrak n-heksana buah mengkudu.24
Tanaman ini telah diketahui Efek samping dan toksisitas
mengandung protein, polisakarida,
Beberapa penelitian melaporkan tidak
skopoletin, asam askorbat, β-karoten, l-
ditemukan efek samping dari penggunaan
arginin, prokseronin, dan prokseroninase,
buah maupun daun mengkudu. Hanya saja,
khususnya pada bagian buah.20 Pada daun
disarankan untuk tidak mengonsumsi dalam
mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat
jumlah terlalu banyak karena dapat
besi, karoten, dan askorbin. Pada kulit akar
menimbulkan mual dan pusing. Uji
terkandung senyawa morindin, morindon,
toksisitas subkronis oral jus buah mengkudu
aligarin-metileter, dan soranjideol. Pada
yang dilakukan pada tikus Sprague-Dawley
bunga mengkudu terkandung senyawa
(SD) membuktikan keamanan, ditunjukkan
glikosida, antrakinon, asam kapron, dan
dengan tidak menurunnya jumlah sel
asam kaprilat.21
HepG2. Di samping itu, tidak ada perubahan
Efektifitas mengkudu sebagai antihepatitis histopatologis tikus pada tiap dosis yang
Pemberian ekstrak kloroform buah diberikan, termasuk dari uji fungsi hati
mengkudu pada mencit yang diinduksi hasilnya baik.25
vaksin hepatitis B menunjukkan hasil
adanya peningkatan titer immunoglobulin G
66
berdaya guna dan berhasil guna maka obat tradisional pun cukup fantastis. Nilai
diperlukan informasi mengenai tanaman omzet jamu secara nasional meningkat tahun
obat yang akan digunakan sebagai bahan 2011 yang mencapai Rp. 11,5 triliun.
obat herbal. Kenaikan omset industri obat tradisional
Akhir-akhir ini di pasaran maupun sudah terjadi sejak 2006. Puncaknya terjadi
iklan televisi banyak dijumpai obat herbal di 2010 ke 2011 yang nilainya naik dari Rp.
dengan klaim bisa mengobati penyakit 8,5 triliun menjadi Rp. 11,5 triliun.33
hepatitis. Produk tersebut dijumpai dalam Besarnya peluang dan prospek obat
bentuk serbuk, tablet maupun kapsul dalam antihepatitis dari bahan alami dikarenakan
kemasan modern. Meningkatnya jenis obat banyaknya informasi dan publikasi hasil
herbal di pasaran berkaitan dengan tingginya penelitian yang membuktikan manfaat
permintaan di masyarakat. Hal ini tidak beberapa tanaman sebagai obat hepatitis.
lepas dari semakin tingginya kesadaran
Mahalnya vaksin hepatitis dan obat hepatitis
masyarakat untuk menjaga kesehatan dan dari bahan kimia juga menjadi dasar
sehubungan dengan semakin tingginya biaya penelitian dan produksi obat herbal sebagai
kesehatan apabila sudah terjangkit penyakit. obat hepatitis berkembang pesat. Perlu
Selain itu, semakin banyak juga faktor- diketahui bahwa biaya pengobatan hepatitis
faktor yang bisa menyebabkan hepatitis, B dan C selama ini masih menjadi beban
misalnya tingginya tingkat polusi, yang besar bagi masyarakat di negara
perubahan gaya hidup dan pola makan, obat- berkembang. Sebagai gambaran, biaya
obatan dan banyaknya wabah penyakit serta pengobatan hepatitis B untuk obat oral
perubahan cuaca. Karena hampir tidak sekitar Rp 800.000 per bulan, dan
mungkin untuk menghindarkan diri dari dibutuhkan waktu minimal enam bulan.
berbagai kondisi yang merugikan tersebut, Pengobatan dengan injeksi bahkan
maka yang diperlukan adalah bagaimana memerlukan biaya tiga kali lipat, padahal
mencegah agar segala gangguan tadi agar peluang sembuh hepatitis B hanya sekitar 55
tidak menyebabkan penyakit, yaitu dengan persen, sedangkan hepatitis C sekitar 70
meningkatkan daya tahan tubuh dari persen.2
serangan virus hepatitis.
Data Riskesdas 2010 menunjukkan Tantangan yang dihadapi agar
persentase penduduk Indonesia yang pernah tanaman ini bisa digunakan secara luas
mengkonsumsi obat tradisional ialah sebagai obat anti hepatitis adalah perlu
sebanyak 59,12% yang terdapat pada semua adanya standardisasi yang dimulai dari
kelompok umur, laki-laki dan perempuan, waktu budidaya, pemanenan dan seluruh
baik di perdesaan maupun perkotaan. mata rantai produksi. Standardisasi budidaya
Sebanyak 95,60% penduduk Indonesia yang diperlukan untuk menjaga agar kandungan
pernah mengkonsumsi obat tradisional bahan aktif tanaman obat relatif konstan.
menyatakan bahwa konsumsi jamu Pengembangan tanaman obat melalui
bermanfaat bagi tubuh.31 agrobisnis diharapkan sangat strategis dalam
mengantisipasi perkembangan yang pesat di
Pasar obat herbal tahun 2010 tercatat bidang pemanfaatan tanaman obat sebagai
sebesar US$ 78 milyar. WHO menyebutkan komoditas perdagangan di samping sasaran
pasar obat herbal yang terbesar adalah: RRC utamanya untuk peningkatan kesehatan
U$ 19 milyar, EU US$ 10 milyar, USA US$ masyarakat melalui pengembangan industri
7 milyar, Jepang US $ 4 milyar dan Kanada obat tradisional/industri jamu dan
US$ 2 milyar.32 Yang menakjubkan, fitofarmaka.
ternyata secara nasional omzet penjualan
Kesimpulan 12. Xin HW, Chang QL, Xing BG, Lin CFA.
Tanaman obat sebagai antihepatitis Comparative study of Phyllanthus amarus
compound and interferon in the treatment of
adalah tanaman yang dapat membantu chronic viral hepatitis B. Southeast Asian J Trop
mencegah dan mengobati hepatitis, baik Med Public Health. 2001;32:140-2.
yang disebabkan oleh virus maupun 13. Maat S, et.al. Phyllanthus niruri L sebagai
nonvirus. Beberapa penelitian menunjukkan imunostimulator pada mencit. Rangkuman
bahwa tanaman obat memiliki fungsi Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas
Airlangga, 1996.
sebagai antihepatisis, antara lain meniran, 14. Sidik, Moelyono MW, Muhtadi A. Temulawak
temu lawak, mengkudu dan pegagan. (Curcuma xanthorrhiza). Yayasan
Tingginya kesadaran masyarakat akan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
pentingnya kesehatan berpengaruh pada Medica. 1995
meningkatnya penggunaan obat antihepatitis 15. Donatus IA, Susana, Nunung. Daya
Antihepatotoksik seduhan rimpang temulawak
dari bahan alam sehingga prospek obat (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) pada mencit.
tersebut baik dari segi medis maupun bisnis Seminar Nasional Metabolit Sekunder, PAU
sangat besar. Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, 1987
16. Ramirez VL, et.al. Curcumin and liver disease.
Daftar Rujukan Biofactors. 2013 : 10.1002-1007
1. Gallagher, Aileen. Hepatitis. The Rosen 17. Kim K, Cho HK, Sakamoto N, Cheong J.
Publishing Group, New York, 2005 Curcumin inhibits hepatitis C virus replication
2. http://www.depkes.go.id/hepatitis/index.php/co via suppressing the Akt-SREBP-1
mponent/content/article/34-press-release/798- pathway. FEBS Letters. 2010;584(4):707–712.
pemerintah-upayakan-dunia-cegah-penyakit- 18. Devaraj S, Esfahani AS, Ismail S, Ramanathan
hepatitis.html diunduh 11 Februari 2013 S, Yam MF. Evaluation of the antinociceptive
3. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun activity and acute oral toxicity of standardized
2008. Jakarta. 2009 ethanolic extract of the rhizome
4. Depkes RI. Pharmaceutical Care Untuk of Curcuma xanthorrhiza, Roxb.
Penyakit Hati. Jakarta. 2007 Molecules. 2010. 15(4):2925-34.
5. http://www.who.int/mediacentre/fs/en/index.ht 19. Wijayakusuma H. Tanaman Berkhasiat Obat
ml diunduh 11 Februari 2013 Indonesia. Edisi revisi. Jakarta. 2002
6. Depkes RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 20. Levand O, Larson, Harold. Some Chemical
2007. Jakarta. 2009 Constituents of Morinda citrifolia. Planta
7. Syukur, Cheppy. Tanaman Obat Indonesia. Medica. 2009. 36 (06): 186–7.
IPTEKnet. Jakarta. 2005 21. Djauhariya E. Perkembangan Teknologi
8. Unander, DW., Venkateswaran, P.S., Millman, Tanaman Rempah dan Obat. Volume XV, Balai
I., Bryan H.H, Blumberg, B.S. Phyllanthus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
species: sources of new antiviral compounds. Indonesia. 2003
Timber Press. 1997 22. Kisworo H, Pengaruh Esktrak Kloroform Buah
9. Bagalkotkar, G., Sagineedu, S.R., Saad, M.S., Mengkudu (Morinda citrifolia, L) Terhadap
and Stanslas, J. Phytochemicals Titer Imunoglobulin G (IgG) dan Proliferasi Sel
from Phyllanthus niruri Linn. and their Limfosit Pada Mencit Yang Diinduksi Vaksin
pharmacological properties. Journal of Hepatitis B. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Pharmacy and Pharmacology. 2006, 58(12) 2008
1559-1570 23. Ediati S, Yuniarti N, Soegihardjo CJ.
10. Venkateswaran PS, Millman I, Blumberg BS. Mekanisme Imunomodulator Ekstrak Buah
Effect of an extract from Phyllanthus niruri on Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) pada Mencit
hepatitis B and woodchuck hepatitis viruses: in Balb/C yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B,
vitro and in vivo studies. National Academy of Majalah Obat Tradisional. 2008. Vol.13 No. 43
Sciences. 1987; 84 (1) : 274-278 24. Ediati S, Mulyaningsih S, Novianharti F. Uji
11. Thyagarajan SP, et.al. Effect of phyllanthus Aktivitas Imunostimulator Jus buah Mengkudu
amarus on chronic carriers of hepatitis B virus. (Morinda citrifolia, L.) terhadap Vaksin
hepatitis A secara in vitro, Prosiding,
Lancet. 1988;2:764-6.
Seminar Nasional dan Pra Kongres PBBMI,
ISBN 979-96008-1-2. 2004
68
25. West BJ, Chen XS, Jensen CJ. Hepatotoxicity 29. Sulastry. Uji Toksisitas Akut yang Diukur
and subchronic toxicity test of Morinda dengan Penentuan LD50 Ekstrak Daun Pegagan
citrifolia fruit. The Journal of Toxicological (Centella asiatica, L) Terhadap Mencit Balb/c.
Sciences. 2009. Vol. 34: No.5. 581-585 Laporan Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
26. Brinkhaus B, Lindner M, Schuppan D, Hahn Kedokteran. Universitas Diponegoro.
EG. Chemical, pharmacological and clinical Semarang. 2009
profile of the East Asian medical plant Centella 30. Dutta T, Basu UP. Crude extract of Centella
asiatica. Phytomedicines. 2000. 7(5):427-48 asiatica and products derived from its
27. Zhang L, Lu HZ, Gong X. Protective effects of glycosides as oral antiferility agents. Indian J
Asiaticoside on acute liver injury induced by Exp Biol. 1998;6:181.
lipopolysaccharide/D-galactosamine in mice. 31. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
Phytomedicines, 2010. 17(10), 811-819 Dasar. Jakarta. 2010
28. Ming ZJ, Liu SZ, Cao L. Effect of total 32. WHO. Traditional Medicine – Growing Needs
glucosides of Centella asiatica on and Potential. Geneva. 2011
antagonizing liver fibrosis induced by 33. http://ditjenpdn.kemendag.go.id/index.php/publi
dimethylnitrosamine in rats. Zhongguo. 2004. c/information/articles-detail diunduh 12Februari
24(8). 731-734 2013