Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Situasi Lokasi Penelitian

Rumah sakit umum (RSUD) Pasaman Barat merupakan satu satunya rumah sakit

pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat yang mempunyai fungsi sebagai unit

pelayanan kesehatan masyarakat dan menjadi tempat rujukan bagi wilayah sekitarnya.

RSUD Pasaman Barat juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian bagi

mahasiswa keperawatan, kebidanan, dan perguruan tinggi lainnya yang ada di provinsi

Sumatera Barat.

Rumah Sakit ini mempunyai fasilitas pelayanan seperti instalasi pelayanan seperti

instalasi rawat jalan (poli umum, poli gigi, penyakit dalam, poli kebidanan, poli THT, poli

bedah, poli anak, poli mata dan poli saraf) institusi rawat inap (rawat inap VIP, rawat inap

perinatologi, rawat inap bedah, rawat inap kebidanan, rawat inap penyakit dalam,instalasi

bedah sentral (OK), instalasi gawat darurat, dam instalasi penunjang lainnya seperti

laboratorium, radiologi, farmasi, dan bank darah atau transfuse darah).

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record catatan pada bulan Agustus dan

September 2014 jumlah pasien preoperasi di RSUD Pasaman Barat 131 orang yang dirawat

diruang rawat inap bedah.

B. Analisa Univariat

1. Tingkat Kecemasan Responden

a. Kecemasan Responden Sebelum Intervensi (Pre-Test)


Tabel 4.1

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan responden sebelum intervensi di

RSUD Pasaman Barat tahun 2019 (n=46 )

No Tingkat Kecemasan pre f %

test

1 Tidak Ada Kecemasan

2 Kecemasan Ringan

3 Kecemasan Sedang

4 Kecemasan Berat

Jumlah

Dari tabel 4.1 didapatkan pada saat dilakukan pre test sebagian besar

responden dari 46 responden sebanyak x % responden memiliki tingkat kecemasan

sedang tentang tindakan preoperasi. Sedangkan x % memiliki kecemasan berat

b. Kecemasan Responden Setelah Intervensi

Table 4.2

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan responden setelah intervensi di RSUD

Pasaman Barat tahun 2019 (n=46)

No Tingkat Kecemasan post f %

test

1 Tidak Ada Kecemasan

2 Kecemasan Ringan

3 Kecemasan Sedang
4 Kecemasan Berat

Jumlah

Dari tabel 4.2 didapatkan tingkat kecemasan setelah diberikan intervensi

berupa pemberian informasi prabedah, sebagian besar responden (%) memiliki

tingkat kecemasan

C. Analisa Bivariat

1. Pengaruh pemberian informasi prabedah dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi

di Rawat inap bedah RSUD Pasaman Barat tahun 2019

Table 4.2

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan responden setelah intervensi di RSUD

Pasaman Barat tahun 2019 (n=46)

Mean Std.Deviasi P value

Pengaruh tingkat x X 0,000

kecemasan pasien

preoperasi sebelum

diberikan

informasi dam

setelah diberikan

informasi
Dari table di atas dapat dilihat bahwa pengaruh pengetahuan perawat sebelum

dan sesudah diberikan informasi prabedah didapatkan nilai mean x standar deviasi x

dan nilai p value 0,000.

Dari hasil uji statistic terdapat pengruh pengetahuan perawat sebelum dan

sesudah diberikan informasi prabedah dengan derajat makna (P VALUE 0,000)

artinya p value <0,05


BAB V
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal x 2019 sampai x 2019 di RSUD Pasaman Barat

terhadap 46 orang responden. Pre test dilaksanakan pada tanggal x 2019 sampai x 2019 dan

sekaligus dilakukan pemberian intervensi berupa pemberian informasi prabedah. Pre test

dilaksanakan dengan cara mengumpulkan responden penelitian pada waktu secara

bersamaan dan selanjutnyta kepada responden diminta untuk mengisi kuesioner penelitian

yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Sebelum kuesioner diberikan

kepada responden dijelaskan mengenai tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan

serta diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian.

Setelah semua responden selesai menjawab semua pertanyaan kuesioner yang sudah

diisi dikumpulkan dan selanjutnya kepada responden diberikan perlakukan berupa

pemberian informadsi prabedah. Pengumpulen data post test dilakukan 1 hari sebelum

operasi. Post test dilaksanakan dengan cara dimana peneliti langsung menandatangani

responden penelitian. Post test bertujuan untuk diberikan informasi prabedah serta untuk

mengetahui seberapa besar efektivitas intervensi yang diberikan serta pemberian informasi

prabedah terhadap perubahan tingkat kecemasan pasien preoperasi di RSUD Pasaman Barat.

B. Analisia Univariat

1. Tingkat Kecemasan Responden Sebelum Intervensi

Hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pemberian informasi prabedah

dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang rawat inap bedah RSUD Pasaman

Barat didapatkan hasil rata-rata skor tingkat kecemasan responden yang berjumlah 33
orang sebelum dilakukan intervensi adalah ( x ) dengan standar deviasi ( x ). Dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya tingkat kecemasan responden sebelum operasi

dalam kategori sedan dan ringan.

Hasil penelitan yang dilakukan oleh Sandi (2011) tentang tingkat kecemasan

pasien preoperasi di ruang Mawar RSUD Sragen, sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan adalah tidak cemas 4 sampel (10%), cemas tingan 8 sampel (221%), cemas

sedang 17 sampel (45%), cemas berat 9 sampel (24%), dan yang panic tidak ada (0%).

Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh makmur Ihda (2014)

tentang tingkat kecemasan preoperasi bahwa dari 46 orang responden dalam tingkat

kecemasan berat sebanyak 4 orang (12,1%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 22

orang (66,7%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 orang (18,2%), dan tidak ada

kecemasan sebanyak 1 orang (3,0%).

Kecemasan (ansietas) adalah responden psikologik terhadap stress yang

mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologi terhadap kecemasan

merupakan reaksi yang pertama timbul pada system saraf otonom, meliputi peningkatan

frekuensi nadi dan respirasi, peningkatan tekanan darah, dan suhu, relaksasi otot polos

pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Menifestasi yang khas pada

ansietas tergantung pada masing-masing individu dan dapat meliputi: menarik diri,

diam, mengeluh, dan menangis. Respon psikologis secara ukmum berhubungan adanya

ansietas menghadapi anestesi, nyeri, dan ketidaktahuan tentang prosedur operasi dan

sebagainya (Smeltzer, 2011)

Kecemasan pasien preoperasi salah satunya penyebab dari factor pengetahuan

atau informasi dari perawat daqlam mengaplikasikan pencegahan kecemasan pada


pasien pre operasi di ruang rawat inap. Keperawataqn pre operatif merupakan tahapan

awal dari keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara

keseluruahn sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase pre operatif

merupakan awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya.

Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya,

pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan

psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi tingkat

keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan

saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter anestesi dan perawat)

disamping peranan pasirn yang koorperatif selama proses perioperatif (Asmadi, 2010).

Menurut asumsi peneliti karena masih tingginya skor tingkat kecemasan

responden sebelum operasi atau bisa dikatakan dalam kondisi sedang bahkan berat

maka diperlukan pemberian informasi prabedah dengan tujuan dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman akan tindakan yang akan dilaksanakan sehingga dari

pengetahuan tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan responden.

2. Tingkat Kecemasan Responden Setelah Intervensi

Hasil penelitian setelah pemberian intervensi berupa pemberian informasi

prabedah kepada pasien preoperasi diketahui rata-rata skor tingkat kecemasan

responden yang berjumlah 46 orang setelah dilakukan intervensi adalah ( x ) dengan

standar deviasi ( x ). dapat disimpulakan bahwa rata-rata skor tingkat kecemasan

responden berkurang setelah dilakukan intervensi.

Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Sawitri (2014) yang

meneliti pengaruh pemberian informasi prabedah terhadap kecemasan pasien preoperasi


di Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa dengan jumlah pasien 46 responden , pasirn yang tidak mengalami

kecemasan sebanyak 11 orang (22,4%), dan sisanya mengalami kecemasan sebesar 35

orang (77,6%)

Menurut Notoadmodjo (2011) bahwa semakin banyak informasi dapat

mempengaruhui atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan

menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

Informasi pra bedah adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan

klien dslam rangka tukar-menukar pikiran, pengalaman, perilaku, tujuan, efek,

persiapan dan prosedur operasi (Smeltzer & Bare 2012).

Menurut asumsi peneliti pemberian intervensi berupa pemberian informasi

prabedah kedapa pasien post operasi dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien hal

tersebut disebabkan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman responden tentang

tindakan dan tujuan dari operasi yang dilakukan mengetahui tingkat kecemasan setelah

diberikan informasi prabedah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas intervensi

yang diberikan serta pembeian informasi prabedah terhadap perubahan tingkat

kecemasan pasien preoperasi di RSUD Pasaman Barat.

C. Analisa Bivariat

Hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pemberian informasi prabedah

dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang rawat inap bedah RSUD Pasaman

Barat didapatkan hasil rata-rata skor tingkat kecemasan responden yang berjumlah 46 orang

sebelum dilakukan intervensi adalh ( x ) dengan standar deviasi ( x ). Dapat disimpulkan


bahwa pada umumnya tingkat kecemasan respinden sebelum operasi dalam kategori sedan

dan ringan.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh makmur Ihda (2014)

tentang tingkat kecemasan preoperasi bahwa dari 33 orang responden dalam tingkat

kecemasan berat sebanyak 4 orang (12,1%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 22 orang

(66,7%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 orang (18,2%), dan tidak ada kecemasan

sebanyak 1 orang (3,0%).menurut Notoadmodjo (2011) menyatakan bahwa informasi adalah

data penting memberikan pengetahuan yang berguna. Jadi, secara umum informasi adalah

data yang sudah diolah menjadi suatui bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan

atau keterangan yang ditunjukkan bagi penerima dalam mengambil keputusan baik masa

sekarang atau masa yang akan datang.

Menurut analisis peneliti berdasarkan uraian di atas pemberian informasi prabeda

akan meningkatkanb pengetahuan serta mengurangi kekhawatiran responden. Untuk itu,

diharapkan kepada tenaga kesehatan RSUD Pasaman Barat khususnya untuk terus

meningkatkan pemberian informasi prabedah ini kepada pasien pra operasi untuk menguragi

tingkat kecemasan klien.


BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian informasi prabedah

terhadap tingkat kecemasan pasien preoperasi elektif di ruang rawat inap bedah RSUD

Pasaman Barat tahun 2019 yang dilakukan pada 46 orang sampel diketahui:

1.

2.

3.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi RSUD Pasaman Barat

Diharapkan bagi tenaga kesehatan di RSUD Pasaman Barat untuk lebih meningkatkan

pemberian informasi prabedah kepada pasien pra operasi.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti intrvensi lain yang dapat

menurunkan tingkat kecemasan klien pra operasi

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar penelitian dan referensi bagi

kepustakaan.

Anda mungkin juga menyukai