Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Kurikulum 2013 dirancang dengan beberapa karakteristik, yaitu (1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik, (2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar, (3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat, (4) memberi
waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, (5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran, (6) kompetensi
inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti, (7). kompetensi
dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Kurikulum 2013 bertujuan untuk

1
2

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai


pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
Sesuai dengan pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran bahasa wajib diberikan pada semua jenjang pendidikan, termasuk di
Sekolah Dasar. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, siswa perlu mengetahui
dan menerapkan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu. Oleh karena itu, siswa
seharusnya tidak hanya mengetahui konsep tetapi juga harus memiliki
keterampilan berbahasa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Suyatno (2009) mengemukakan bahwa rendahnya kemampuan berbahasa
Indonesia akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan membaca dan
kemampuan menulis. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.
Penelitian Sufanti (2010), menemukan bahwa pembelajaran sastra hanya sebesar
20% dari bobot maksimal keseluruhan materi bahasa Indonesia, materinya hanya
tercantum dalam buku teks, pembelajaran sastra lebih bersifat teoritis dari pada
apresiatif, proses pembelajaran berpusat pada guru, dan materinya jarang
dikaitkan dengan tema pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik
lisan maupun tulis (Depdikbud, 2009). Hal ini, menunjukkan bahwa masih
terdapat berbagai macam permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran
bahasa Indonesia, yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran bahasa.
Dalam pembelajaran bahasa, terdapat empat keterampilan yang perlu
dikembangkan oleh guru. Keterampilan tesebut meliputi keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri, melainkan saling terkait untuk menunjang satu sama lain. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Tarigan (2008: 1), bahwa keempat keterampilan tersebut pada
dasarnya merupakan suatu kesatuan. Salah satu keterampilan yang perlu menjadi
perhatian adalah keterampilan menulis. Menurut Tarigan (2008: 3), “Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.
3

Dalam bidang pendidikan, berbagai sumber belajar dalam bentuk karya tulis
berhasil dibuat sebagai penunjang proses pembelajaran.
Keterampilan menulis dengan bahasa yang baik dan benar sering dianggap
lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya. Hal ini
dikarenakan keterampilan menulis memiliki aturan yang harus diperhatikan,
seperti penyusunan struktur kalimat dengan ejaan dan tanda baca yang sesuai.
Pada umumnya banyak orang lebih mudah mengungkapkan informasi melalui
bentuk lisan karena tidak terikat oleh aturan. Oleh karena itu menulis memerlukan
latihan yang rutin melalui beragam kegiatan yang relevan dengan kebutuhan.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan tim kolaboratif, permasalahan dalam
muatan Bahasa Indonesia terjadi dikarenakan guru kurang optimal dalam
menerapkan metode pembelajaran dan media pembelajaran inovatif yang dapat
membantu siswa sehingga siswa kurang dapat berimajinasi dalam bentuk tulisan
dan mendorong siswa lebih antusias dalam mengikuti KBM. Pada saat
pembelajaran guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masih terpisah-
pisah sehingga penguasaan materi pada siswa terbatas.
Berdasarkan refleksi dengan tim kolaboratif, ditemukan permasalahan
dalam keterampilan menulis ditemui di SDN Sungai Bambu 05, khususnya kelas
I. Permasalahan tersebut didukung dengan data pencapaian hasil belajar pada
muatan Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN Sungai Bambu 05 semester satu
tahun ajaran 2018/2019 yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.
Pada KD 3.4 ditunjukan dengan data, 32 siswa masih ada 18 siswa (54 %) yang
mendapat nilai dibawah ketuntasan sedangkan sisanya 14 siswa (46 %) nilainya
diatas ketuntasan, dengan rata-rata kelas 60, dengan nilai terendah 25 dan nilai
tertinggi 100. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran kurikulum
2013 muatan Bahasa Indonesia aspek membuat kalimat deskriptif dalam tema
Kegemaranku di kelas I semester satu tahun pelajaran 2018/2019 belum mencapai
ketuntasan yang ditetapkan. Sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran
perlu untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa lebih aktif dan antusias dalam
belajar.
4

Permasalahan tesebut harus segera diatasi agar pembelajaran berlangsung


secara optimal, sehingga perlu dicari alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan
diskusi peneliti dengan guru kelas I SDN Sungai Bambu 05, untuk memecahkan
masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan yaitu
menerapkan metode pembelajaran Concept Sentence dengan media Flash Card.
Peneliti memilih Flash Card untuk menunjang pembelajaran dengan metode
Concept Sentence dikarenakan media Flash Card merupakan media visual yang
dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan serta menumbuhkan minat
siswa dan memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Flash Card merupakan kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang
diperkenalkan oleh Glenn Doman (Fatoni, 2009).
Pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013 menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah
(saintifik approach) dalam pembelajaran semua muatan pelajaran meliputi
menggali informasi melalui pengamatan atau memahami, bertanya,
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi atau mengolah
informasi, mengkonfirmasi atau mengkominikasikan. Pada kondisi tertentu tidak
selalu pendekatan ilmiah diterapkan secara prosedural tetapi pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sifat non ilmiah.
Untuk menunjang terlaksananya pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
maka digunakan metode pembelajaran Concept Sentence. Metode Concept
Sentence merupakan salah tipe metode pembelajaran yang dikembangkan dari
cooperative learning. Concept Sentence adalah metode pembelajaran yang
dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada
siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat
dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf (Kiranawati: 2008). Pembelajaran
diawali dengan menyampaikan kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok
heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, dan tiap
kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci. Prosedur selanjutnya dalam
5

pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil belajar secara bergantian di


depan kelas.
Selain menggunakan metode pembelajaran, faktor penting yang lain dalam
pembelajaran adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat. Penerapan suatu
metode pembelajaran akan lebih efektf apabila menggunakan media yang tepat
pula. Dalam pemilihan media perlu diperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan
yang akan dicapai. Sehingga salah satu media yang tepat menunjang pembelajaran
tersebut adalah media Flash Card. Media Flash Card merupakan kartu-kartu
bergambar yang dilengkapi kata-kata. Gambar-gambar pada Flash Card dapat
dikelompokkan sesuai tema antara lain: seri hewan, buah-buahan, pakaian, warna,
bentuk-bentuk angka, dan sebagainya. Dengan penerapan pembelajaran dengan
metode pembelajaran Concept Sentence dan media Flash Card, diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas guru, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran,
sehingga hasil belajar menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang mengenai karakteristik materi, karakteristik
siswa, dan proses pembelajaran yang tepat, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Deskripsi pada Tema Kegemaranku Melalui Metode Pembelajaran Concept
Sentence dengan Media Flash Card pada Siswa Kelas I SDN Sungai Bambu 05”.

B. Fokus Penelitian
Peningkatan keterampilan menulis deskripsi pada tema kegemaranku
subtema gemar membaca menggunakan metode Concept Sentence dengan
media Flash Card siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05 Kota Jakarta Utara.

C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Concept Sentence dengan media
Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru pada muatan Bahasa
Indonesia tema Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05?
2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Concept Sentence dengan media
Flash Card dapat meningkatkan aktivitas siswa pada muatan Bahasa
Indonesia tema Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05?
6

3. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Concept Sentence dengan media


Flash Card dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa pada muatan
Bahasa Indonesia tema Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu
05

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun
tujuan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada muatan Bahasa Indonesia tema
Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05 melalui metode
pembelajaran Concept Sentence dengan media Flash Card.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Sungai
Bambu 05 bertujuan untuk:
a. Meningkatkan keterampilan guru pada muatan Bahasa Indonesia tema
Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05 dengan metode
pembelajaran Concept Sentence dengan media Flash Card.
b. Meningkatkan aktivitas siswa pada muatan Bahasa Indonesia tema
Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05 dengan metode
pembelajaran Concept Sentence dengan media Flash Card.
c. Meningkatkan keterampilan menulis siswa pada muatan Bahasa
Indonesia tema Kegemaranku pada siswa kelas I SDN Sungai Bambu 05
dengan metode pembelajaran Concept Sentence dengan media Flash
Card.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian yang dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, maupun sekolah.
7

1. Bagi siswa
a. Menambah pemahaman bahwa dengan pembelajaran terpadu tersebut
akan membantu kemampuan menulis siswa, memberikan motivasi,
pembelajaran lebih bermakna, lebih utuh, dan sangat kontekstual dengan
dunia anak-anak.

2. Bagi guru
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran menulis kalimat yang benar-benar efektif dengan jalan
penerapan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
inovatif dan menarik.
b. Menambah wawasan dan pengalaman guru untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Bagi sekolah
a. Sebagai bahan masukan bagi upaya peningkatan keterampilan menulis
muatan Bahasa Indonesia tema Kegemaranku pada siswa kelas I SDN
Sungai Bambu 05 dengan metode pembelajaran Concept Sentence dengan
media Flash Card.
b. Membantu memperlancar pelaksanaan kurikulum sehigga mempercepat
tercapainya visi-misi SDN Sungai Bambu 05.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk
mengembangkan metode dan media pembelajaran di SDN Sungai Bambu
05.

Anda mungkin juga menyukai