Anda di halaman 1dari 9

BAB I

STUDI KASUS

A. Kasus Pemicu
Ny.A usia diantar keluarga ke polik psikiatri dengan keluhan merusak
barang-barang rumah tangga, sering memaki anak dan suaminya tanpa sebab,
memukul dan bicara kotor pada tetangga yang berusaha melindungi anaknya
saat klien marah. Klien putus obat sejak 3 tahun yang lalu.

B. 7 Jump
1. Kata/problem kunci
2. Klarifikasi kata kunci
3. Problem tree
4. Pertanyaan penting
5. Jawaban penting
6. Tujuan pembelajaran selanjutnya
7. Informasi tambahan
8. Klarifikasi tambahan
9. Analisis dan sintesis informasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kata/Problem Kunci : Putus Obat

B. Klarifikasi kata kunci : putus obat merupakan gejala yang terjadi ketika
pecandu atau seorang individu melakukan penghentian penggunaan obat
karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama menggunakan obat-
obatan

C. Problem tree :

Ancaman Terhadap Kebutuhan

Stress

Merasa Kuat

Menantang

Masalah Tidak Selesai

Marah Berkepanjangan

Muncul Rasa Bermusuhan Marah Pada Orang Lain

Rasa Bermusuhan Menahun Agresif/Amuk

2
D. Pertanyaan Penting :
1. Tuliskan pengkajian keperawatan berdasarkan kasus pemicu?
2. Tuliskan diagnosa apa yang tepat untuk kasus tersebut?
3. Tuliskan tindakan keperawatan pada kasus tersebut
4. Tuliskan evauasi dari tindakan keperawatan pada kasus tersebut
5. Buatlah contoh dokumentasi keperawatan berdasarkan kasus pemicu
6. Buatlah contoh pelaksanaan prinsip etik dan legal keperawatan

E. Jawaban Penting :
1. Pengkajian Keperawatan
Ds :
- Klien mengatakan putus obat sejak 3 tahun yang lalu
Do:
- Klien merusak barang-barang rumah tangga
- Klien sering memaki anak dan suaminya tanpa sebab
- Klien memukul dan bicara kotor pada tetangga yang berusaha
melindungi anaknya saat klien marah
2. Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut adalah perilaku
kekerasan
3. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan bersama pasien penyebab, tanda-tanda dan gejala perilaku
kekerasan.
b. Diskusikan bersama pasien akibat dari perilaku kekerasan
c. Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
- Fisik seperti tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal
- Patuh minum obat
4. Evaluasi Keperawatan
Pasien dapat:

3
a. Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukan
b. Mengontrol perilaku kekerasan:
- Secara fisik seperti tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal
- Patuh meminum obat
c. Melakukan latihan mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai
jadwal
5. Dokumentasi
Nama Pasien : Ny. A
Usia : 44 thn
Jenis Kelamin : P
Tanggal : 4 November
Jam : 09.00 Wita
Implementasi Evaluasi
Data: S:
Ds : - Klien mengatakan penyebab dirinya
- Klien mengatakan putus obat sejak marah adalah karena dirinya putus
3 tahun yang lalu obat.
Do: - Klien mengatakan sulit dalam
- Klien merusak barang-barang mengontrol perilaku kekerasan
rumah tangga O:
- Klien sering memaki anak dan - Klien belum mampu menjelaskan
suaminya tanpa sebab tanda-tanda dan gejala perilaku
- Klien memukul dan bicara kotor kekerasan
pada. tetangga yang berusaha - Klien belum mampu menjelaskan
melindungi anaknya saat klien mengenai akibat dari perilaku
marah kekerasan
- Klien mampu dengan bantuan
Dx Kep. : Perilaku Kekerasan melatih mengontrol perilaku

4
Tind. Kep: kekerasan secara fisik seperti tarik
a. Diskusikan bersama pasien nafas dalam, memukul kasur/bantal
penyebab, tanda-tanda dan gejala - Klien melakukan patuh obat dengan
perilaku kekerasan. bantuan
b. Diskusikan bersama pasien akibat
dari perilaku kekerasan A:
c. Latih pasien cara mengontrol Perilaku Kekerasan
perilaku kekerasan secara:
- Fisik seperti tarik nafas dalam, P:
pukul kasur atau bantal - Latih klien melakukan cara
- Patuh minum obat mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik seperti tarik napas
RTL : dalam, memukul kasur/bantal.
- Melatih klien menjelaskan
mengenai tanda dan gejala
perilaku kekerasan
- Melatih klien menjelaskan
mengani akibat perilaku
kekerasan
- Melatih klien mengontrol
perilaku kekerasannya

6. Contoh pelaksanaan prinsip etik dan legal keperawatan:


a. Confidentiality (Kerahasiaan) : Sebagai perawat kita harus menjaga
rahasia informasi mengenai keprivasian klien dan juga segala sesuatu
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien.
b. Autonomi (Otonomi) : Sebagai perawat kita harus menghargai hak-hak
klien dan membiarkan klien memilih perawatan yang sesuai dengan
dirinya.

5
F. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
1. Mengetahui penatalaksanaan medis dari kasus Perilaku kekerasan.
2. Mengetahui obat yang dapat membantu mengurangi atau menurunkan
perilaku kekerasan klien.

G. Informasi Tambahan
Terapi modalitas yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi
tingkat perilaku kekerasan

H. Klarifikasi Tambahan
Terapi modalitas yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau
mengurangi tingkat perilaku kekerasan :
 Terapi aktivitas kelompok adalah terapi non farmakologi yang diberikan
oleh perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah yang sama. Terapi
ini terbagi menjadi empat yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris, terapi aktivitas
kelompok sosialisasi dan terapi aktivitas kelompok orientasi realitas.
 Terapi psikoreligi adalah terapi yang meliputi doa-doa, dzikir, ceramah
keagamaan, dan lain-lain yang dapat meningkatkan kekebalan dan daya
tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan
stressor psikososial guna peningkatan integrasi kesehatan jiwa.
 Terapi senam aerobik adalah terapi yang mengandalkan penyaluran energi
dan penyerapan oksigen yang berimbang sehingga dapat meningkatkan
hormon endorphin yang memiliki efek relaksasi sehingga dapat
mengurangi risiko kekerasan secara efektif
 Terapi musik adalah media yang digunakan secara khusus untuk terapi non
verbal dimana musik ini dapat menyeimbangkan gelombang otak,
mempengaruhi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi dan tekanan darah
serta musik dapat mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak dan
koordinasi tubuh.

6
I. Analisis dan Sintesis Informasi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat, dkk, 2011).
Etiologi/faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan terbagi menjadi
dua yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor predisposisi
sendiri terbagi lagi menjadi faktor biologis, psikologis dan sosiokultural.
Sedangkan faktor presipitasi bersifat unik berbeda satu orang dengan orang
lainnya yaitu berupa stresor yang dapat bersifat faktor internal maupun faktor
eksternal dari individu.
Tanda dan gejala individu yang dapat terindenfikasi sebagai perilaku
kekerasan yaitu mengungkapkan sesuatu berupa ancaman, kata-kata kasar,
ingin memukul/melukai, wajah memerah dan tegang, pandangan tajam,
mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, suara
tinggi/berteriak, mondar-mandir, serta melempar atau memukul benda/orang
lain. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu diskusikan bersama
pasien penyebab, tanda, gejala dan akibat dari perilaku kekerasan, melatih
pasien cara mengontrol perilaku kekerasan serta melakukan terapi modalitas
yang dapat menurunkan atau mengurangi perilaku kekerasan seperti terapi
aktivitas kelompok, terapi psikoreligi, terapi senam aerobic, dan terapi musik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat, dkk, 2011). Perilaku
kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau
ketakutan (panik) sebagai respons terhadap perasaan terancam, baik berupa
ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan terancam ini dapat berasal
dari stresor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan orang yang berarti dan
kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal di tempat kerja,
perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit fisik).

B. Saran
Seorang perawat hendaknya meningkatkan kemampuan dalam menguasai
asuhan keperawatan pada klien perilaku kekerasan sehingga bisa membantu
klien dan keluarganya dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan perawat
dalam menangani klien dengan masalah perilaku kekerasan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, HI. Handoyo & Setiono T. 2011. Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low
Impact Terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Risiko
Perilaku Kekerasan Di Ruang Sakura Rsud Banyumas. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3
DA Sulistyowati, E. Prihantini. 2015. Pengaruh Terapi Psikoreligi Terhadap
Penurunan Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofreniadi Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta. Jurusan Keperawatan. Kementerian Kesehatan Politeknik
Kesehatan Surakarta
PG Siahaya & Agastya RL. 2018. Pengaruh Terapi Musik: Instrumental Piano
Terhadap Pasien Perilaku Kekerasan. Hibualamo: Seri Ilmu-ilmu Alam dan
Kesehatan, Vol. 2, No. 2
Widya Arisandy & Sunarmi. 2018. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Berhubungan Dengan Kemampuan Pasien Dalam Mengontrol Perilaku
Kekerasan. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah, Vol 14, No. 1

Anda mungkin juga menyukai