2. Ahmad Ghazali
3. Ahmad Hidayatullah
6. Asfia Khaida
8. Atiqah Salsabilla
10. Encandra
14. M. Aditya
20. Ralinsyah
29. Tiara
Kel. A3
2. Aina Shafia
5. Ardista putri
8. Azriyel ali
16. M. Alfan
17. M. Farhani
21. M. Nabil
1. Raisa
2. Syafa
3. Zahra
4. Dita
5. Khansa
6. Shifa
7. Rapiqa
8. Hanaa
9. Weldy
10. Fadhail
11. Fatih
12. Adam
13. Aldiano
14. Hijrah
15. Azriel
16. Atiqa
17. Zhafirah
18. Almira
19. Raline
20. Khalishaah
21. Faira
22. Ikrazen
23. Boy
24. Fatan
25. Faqih
26. Sulaiman
27. Dzaki
28. Naila
29. Dafa
30. Iqbal
31. Rahmat
KELOMPOK B3
No No. Induk Nama Anak NIK Tempat Lahir Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama
Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Alamat
butuhkan cara khusus untuk mengajar anak-anak PAUD. Inilah dia 10 cara mengajar anak
PAUD yang efektif dan menyenangkan
Ajak anak-anak PAUD untuk belajar lewat nyanyian. Akan jauh lebih mudah bagi anak PAUD
untuk mempelajari suatu hal lewat sebuah lagu. Ciptakan lagu-lagu yang liriknya mengandung
nilai positif untuk diajarkan kepada anak.
Akan sangat membosankan bagi anak-anak jika mereka harus belajar di dalam ruangan. Ajak
anak untuk belajar di luar ruangan atau di alam bebas. Hal ini juga akan membantu anak untuk
berinteraksi dengan lingkungan.
4. Belajar Berkelompok
Sedini mungkin anak harus diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman-teman seusianya.
Biasakan untuk mengajak anak belajar bersama dengan teman-teman. Cara ini akan membuat
anak-anak lebih bersemangat untuk belajar.
5. Alat Peraga
Anak-anak PAUD tentu saja akan kesulitan memahami sesuatu jika hanya diberikan secara lisan.
Akan jauh lebih mudah bagi mereka untuk belajar jika sang guru menggunakan alat peraga yang
menarik perhatian anak-anak.
6. Diulang-ulang
Anak-anak memiliki daya ingat yang luar biasa jika kita memberikan rangsangan yang tepat
salah satunya dengan cara diulang-ulang. Jangan bosan untuk terus mengulang sesuatu yang
ingin diajarkan kepada anak.
7. Bermain Warna
Anak usia PAUD sedang sangat peka terhadap rangsangan beragam jenis warna. Gunakan media
yang memainkan warna-warna cerah agar anak-anak lebih tertarik untuk belajar.
Anak PAUD mudah memahami sesuatu ketika mereka melihat secara langsung. Misalnya, jika
ingin mengajarkan anak untuk berdoa sebelum makan maka Kamu sebagai guru perlu
melakukannya secara langsung dan diulang-ulang agar anak mengingatnya dengan baik.
Anak usia PAUD senang menerima hadiah. Jadi, siapkan hadiah-hadiah kecil untuk mereka agar
mereka semakin semangat untuk belajar.
Itulah tadi 10 cara mengajar anak PAUD yang efektif dan menyenangkan. Jangan lupa juga
untuk memperhatikan karakter masing-masing anak agar mereka bisa belajar dengan nyaman
sesuai karakter mereka.
3. Menurut Prof. Rhenald Kasali, P.HD, abad 21 adalah abad yang penuh ketidakpastian dan bergejolak, Hyper
Competition, perubahan yang begitu cepat, peradaban kamera, self-centred. Abad yang dipenuhi dengan
perubahan-perubahan besar, terutama dalam perkembangan teknologi dan informasi. Generasi yang lahir pada
masa ini adalah generasi-generasi yang sangat melek dengan teknologi yang sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya.
Generasi yang baru ini dikenal dengan nama generasi Millenial yaitu generasi yang hidup dalam era serba
digital, generasi yang kehidupannya sangat praktis, generasi yang hidup dimana kehidupan ini berada dalam
kontrol jari-jari. Sekali klik semua informasi bisa mereka dapatkan.
Para orang tua yang lahir jauh sebelum generasi ini, yang dianggap sebagai tamu sering gagap menerima
keadaan dan kemajuan mereka ini. Bahkan, guru-guru yang mendidik mereka di sekolah juga tidak lepas dari
kegagapan kemajuan ini. Sehingga di lingkungan sekolah sering terjadi gap atau jarak antara pengajar dengan
peserta didik karena perbedaan persepsi tersebut. Lebih parahnya lagi saat ini masih banyak guru yang terpaku
kepada buku diktat, buku paket, modul atau LKS yang dianggap kurang praktis, sementara para siswa lebih
senang menggunakan media gadget yang tersambung dengan internet yang sangat praktis penggunaannya.
Dengan media ini, semua pertanyaan akan mendapatkan jawaban secara cepat meski pun keakuratannya masih
perlu dipertanyakan. Sehingga tidak ada alasan lagi seorang guru memberikan beban belajar yang berat kepada
peserta didik, misalnya mengharuskan peserta didik untuk menghafalkan materi pelajaran tertentu. Untuk apa
menghafalkan materi pelajaran, toh semua sudah tersedia dalam satu wadah yang bernama internet yang sangat
mudah untuk diakses kapan saja dan dimana saja.
Menghadapi fenomena kemajuan teknologi seperti sekarang ini, seharusnya membuat guru semakin bersyukur
sebab tidak perlu lagi mencari sumber-sumber pembelajaran yang rumit dan menyulitkan peserta didik. Guru
sudah seharusnya lebih bijak dalam memanfaatkan waktu pembelajaran dengan efektif dan efisien agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, seorang guru juga harus lebih
pandai dalam mensiasati pelaksanaan pembelajaran di kelas agar pembelajaran berjalan dengan lebih
menyenangkan dan membuat siswa dapat menerima pembelajaran dengan lebih baik.
Pada kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan dibeberapa sekolah pilotingdan akan dilaksanakan secara
serempak di Indonesia pada tahun ajaran baru nanti, terdapat satu mata pelajaran yang mendapatkan
keistimewaan yaitu mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah diberi porsi dan posisi yang strategis dengan
jumlah jam pelajaran yang cukup banyak apabila dibandingkan dengan pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
Satu bagian sepenuhnya tentang sejarah Indonesia dan satu bagian lagi untuk pendalaman materi diberikan
porsi tersendiri dengan judul tersendiri yaitu sejarah peminatan
Pelajaran sejarah di sekolah merupakan salah satu pelajaran yang memiliki tujuan yang luhur yaitu
menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara serta sadar untuk menjawab untuk apa
ia dilahirkan. Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa. Lebih jauh
lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi,
2001: 16). Namun, dalam prakteknya seringkali pelajaran sejarah dianggap sebagai pelajaran hafalan yang
dianggap tidak penting apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya
Tentu ada alasan yang mendasar mengapa pemerintah memberikan porsi yang lebih kepada mata pelajaran ini.
Ada ketakutan apa, sehingga pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional memberikan porsi
waktu pembelajaran untuk pelajaran sejarah begitu banyak?
Salah satu jawaban yang mungkin bisa disepakati bersama adalah ancaman tentang dis-integrasi bangsa. Saat
ini kita rasakan bersama tentang dinamika politik Indonesia yang bisa dikatakan carut marut. Para pemimpin
bangsa, tokoh-tokoh politik maupun pejabat publik yang seharusnya menjadi suri teladan bagi masyarakat
secara umum, justru terlibat dalam skandal-skandal politik maupun korupsi yang tidak tahu ujung selesainya
yang bisa mengancam kelangsungan hidup bangsa. Sadar atau tidak sadar para pemimpin, tokoh-tokoh politik,
maupun pejabat publik tersebut merupakan produk pendidikan di masa lalu, yang artinya ada sesuatu yang
hilang dalam perjalanan pendidikan di masa lalu.
Pemberian porsi jam pelajaran yang lebih untuk pelajaran sejarah perlu disikapi dengan bijaksana oleh semua
pihak, terutama oleh guru sejarah itu sendiri. Pemanfaatan ruang dan waktu pembelajaran secara efektif dan
mengena sesuai dengan tujuan hendaknya dapat dilakukan, bukan hanya sekedar pembelajaran yang berjalan
sekedarnya saja seperti masa-masa sebelumnya. Namun harus disikapi dengan tindakan yang lebih konkrit,
sebab dari tangan-tangan guru-guru inilah nasib sejarah bangsa akan ditentukan.
Ajarkan Makna
Proses pembelajaran yang berhasil adalah ketika para peserta didik menemukan hal-hal yang telah ditetapkan
oleh seorang pengajar dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun, ukuran keberhasilan tersebut sulit
diketahui sebab pembelajaran adalah proses yang panjang hingga dilakukannya proses evaluasi pembelajaran.
Mengetahui apakah proses pembelajaran sejarah berhasil atau tidak tentu berbeda dengan pelajaran lainnya
khususnya pelajaran eksak.
Mengingat bahwa pembelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
bangsa, maka salah satu cara agar pembelajaran sejarah tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang penuh
dengan hafalan adalah dengan cara mengajarkan makna dalam setiap materi yang diberikan di kelas. Hal ini
menjadi penting sebab pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran lainnya. Pelajaran sejarah adalah
pelajaran yang unik, sebuah pembelajaran yang membahas tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi
pada masa lalu dalam perjalanan bangsa.
Pembelajaran yang biasa dilakukan pada kurikulum sebelumnya harus segera dirubah, dimana seorang guru
menjelaskan materi kepada siswa, siswa mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru.
Alasannya jelas bahwa proses pembelajaran seperti ini tentu sangat menjemukan, siswa menjadi malas dan
kurang tertantang untuk menemukan apa yang harus didapatkan dari sebuah proses pembelajaran yang
ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran.
Guru adalah pemimpin di kelas, apa yang dilakukan dan diajarkan oleh guru pastilah akan dilakukan oleh
siswa. Dengan otoritas semacam ini, maka tidak mustahil bahwa menjadikan pembelajaran menarik adalah
sudah menjadi kewajiban seorang guru. Tujuan dari pengajaran makna ini adalah agar para peserta didik
benar-benar memahami peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dan mereka dapat memetik nilai-nilai dari
peristiwa tersebut
Menemukan makna tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau merupakan proses yang sangat menarik.
Awalnya guru mengajak dan membawa siswa ke pemikiran yang bebas dan kemudian membimbing siswa
untuk menemukan makna sesungguhnya dari sebuah peristiwa di masa lampau. Harapannya siswa mengetahui
untuk apa mereka mempelajari sejarah bangsanya dan mereka menemukan peran apa yang akan mereka
lakukan dikemudian hari ketika di masa yang akan datang mereka benar-benar menjadi bagian dari masyarakat
berbangsa.
Sebagai contoh materi tentang masa kekuasaan VOC di Nusantara. Guru menjelaskan tentang berdirinya VOC,
hingga berakhirnya VOC. Di akhir pembelajaran guru menanyakan kepada siswa, mengapa VOC dibubarkan?.
Tentu dengan segera siswa akan menjawab sebab dibubarkannya VOC sebab dalam buku paket atau modul,
informasi tersebut telah dituliskan dengan jelas. Salah satu jawabannya adalah karena banyak pegawai VOC
korupsi karena gajinya rendah. Setelah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, hendaknya guru tidak
langsung menyimpulkan apa penyebab dibubarkannya VOC.
Langkah yang harus dilakukan oleh guru untuk mempertajam pemahaman siswa adalah menanyakan tentang
makna dari perilaku korupsi dan dampak korupsi yang dilakukan oleh para pegawai VOC tersebut hingga
membuat sebuah kongsi dagang sekuat VOC yang telah bercokol di Indonesia selama hampir 200 tahun dapat
merugi dan akhirnya dibubarkan. Apa penyebab korupsi, apa dampak dan bahayanya korupsi bagi suatu
bangsa, adalah contoh pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru agar siswa dapat menarik makna yang mereka
pelajari dihari itu.
Dari sekian pertanyaan yang disampaikan oleh guru, tentu akan melahirkan bermacam-macam jawaban dari
siswa. Guru harus mau menghargai dan memahami arah pemikiran siswa. Guru tidak boleh memaksakan niali-
nilai atau makna apa yang dipahami oleh masing-masing peserta didik.
Langkah terakhir tentu harus ada kesepakatan antara guru dengan peserta didik yang berbentuk kesimpulan.
Penekanan dan penyimpulan dari proses pembelajaran juga perlu dilakukan oleh guru. Sebab, dengan adanya
simpulan tersebut siswa dapat mengetahui apa tujuan akhir dari pembelajaran yang mereka ikuti hari itu.
Dengan memahami lebih dalam tentang materi pelajaran hingga makna peristiwa yang dipelajari pada proses
pembelajaran tentu pembelajaran akan benar-benar bermakna. Peserta didik akan mengetahui lebih dalam apa
sebenarnya yang terjadi di masa lalu. Bukan hanya menghafal materi, tetapi mereka menemukan sendiri apa
yang seharusnya mereka ketahui sebab makna ini tidak tertulis di dalam buku paket maupun modul yang
mereka miliki.
Mempelajari sejarah tentang perjalanan bangsa dari buku-buku sejarah adalah hal yang biasa, akan tetapi
menemukan makna dari apa yang dibaca dan dipelajari adalah sebuah pencapaian yang akan bermanfaat dalam
kehidupan siswa itu sendiri hari ini dan dimasa yang akan datang. Sudah selayaknya para guru mengajarkan
makna kepada peserta didik agar pembelajaran benar-benar bermakna!.