Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN POLA MAKAN, OLAH RAGA, DAN MEROKOK TERHADAP

PREVALENSI PENYAKIT STROKE NON HEMORAGIK

Yulia Ovina1, Idrat Riowastu2, Yuwono3


1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Latar Belakang : WHO (World Health dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus.


Organization) menetapkan bahwa stroke menganalisis hubungan pola hidup,pola
merupakan suatu sindrom klinis dengan makan, olahraga dan merokok terhadap
gejala berupa gangguan fungsi otak prevalensi stroke non hemoragik di Poli
secara fokal atau global yang dapat Saraf Rumah Sakit Umum Raden
menimbulkan kematian atau kelainan Mattaher Jambi. Penelitian dilakukan di
yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa Poli Saraf Rumah Sakit Umum Daerah
penyebab lain kecuali gangguan vascular. Raden Mattaher Jambi periode Mei – Juni
Indonesia pada umumnya terbiasa makan 2013. Penelitian ini akan dilakukan pada
makanan yang tinggi kolesterol, tinggi periode Mei sampai Juli2013di Poli Saraf
.masyarakat provinsi Jambi sebagian Rumah Sakit Raden Mattaher
besar menyukai makanan yang berkaitan Jambiperiode Mei – Juni2013.
dengan santan.Dengan makanan tersebut Kesimpulan : Karakteristik merokok
sehingga bisa terjadi suatu penyakit pada pasien nstroke non hemoragik
seperti hipertensi, diabetes mellitus, adalah (65,4%) sedangkan yang tidak
dislipidemia, dan penyakit jantung merokok ada (34,6%), Ada hubungan
koronerDilihat dari data merokok yang bermakna pola makan terhadap
berdasarkan provinsi tahun 2007, Provinsi prevalensi stroke non hemoragik Di Poli
Bengkulu adalah provinsi dengan Saraf RSUD Raden Mattaher Jambi
prevelensi yang sangat tinggi di Indonesia Periode Mei – Juni 2013.
(38,7%) dan melebihi angka nasional Kata Kunci : Pola makan, Olahraga,
sebesar 34,2% dan Provinsi Jambi berada Merokok, demografi, factor resiko
diurutan ke 18 (delapan belas). Dislipidemia, hipertensi, dan diabetes
Metodologi : Penelitian ini adalah mellitus.
menggunakan metode penelitian studi
analitik potong lintang (cross
sectional)untuk mengetahui karakteristik
pola hidup (pola makan,merokok,olah
raga),demografi, (jenis kelamin, usia),
PENDAHULUAN sebanyak 2065 orang pada bulan oktober
WHO (World Health 1996 samapai bulan maret 1997.2
Organization) menetapkan bahwa stroke Kasus stroke di seluruh dunia di
merupakan suatu sindrom klinis dengan perkirakan mencapai 50 juta jiwa, dan 9
gejala berupa gangguan fungsi otak juta diantaranya menderita kecacatan
secara fokal atau global yang dapat berat. yang lebih memprihatinkan lagi 10
menimbulkan kematian atau kelainan persen di antara mereka yang terserang
yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa stroke mengalami kematian . Tingginya
penyebab lain kecuali gangguan angka kejadian stroke bukan hanya di
vascular.1 Data statistik dunia bersama negara maju saja, tapi juga menyerang
WHO2 Tahun 2002-2006, menunjukkan negara berkembang seperti Indonesia
15 juta orang menderita stroke diseluruh karena perubahan tingkah laku dan pola
dunia setiap tahun. Sebanyak 5 juta orang hidup masyarakat.Penderita Stroke saat
lainnya mengalami kematian dan 5 juta ini menjadi pasien terbanyak hampir
orang mengalami kecacatan yang semua pelayanan Poli saraf di Rumah
menetap. Diperkirakan setiap tahun Sakit penderita penyakit syaraf. Karena,
sekitar 500.000 orang penduduk selain menimbulkan beban ekonomi bagi
Indonesia terkena serangan stroke, dan penderita dan keluarganya, stroke juga
sekitar 25% atau 125.000 orang menjadi beban bagi pemerintah dan
meninggal dan sisanya mengalami cacat perusahaan asuransi kesehatan. Berbagai
berat ataupun ringan.1 fakta data di Rumah Sakit Umum
Stroke non hemoragik adalah (RSUD) Raden Mattaher Jambi
salah satu sindrom neurologi yang menunjukkan bahwa sampai saat ini,
merupakan ancaman terbesar stroke masih merupakan masalah utama
menimbulkan kecacatan dalam kehidupan di bidang neurologi maupun kesehatan
manusia. di Amerika Serikat, stroke pada umumnya. Untuk mengatasi
menempati urutan ketiga penyebab masalah krusial ini diperlukan strategi
kematian setelah penyakit jantung dan penangulangan stroke yang mencakup
kanker. di Indonesia data nasional stroke aspek preventif, terapi, rehabilitasi, dan
menunjukkan angka kematian tertinggi promotif.Penyebab terjadinya stroke
15,4% sebagai penyebab. Sementara itu adalah karena pola hidup yang tidak
data juga juga didapatkan sebagai teratur,sehingga menyebabkan serangan
penelitian potong lintang multi center di jantung terutama atrium fibrilasi. Pola
28 rumah sakit dengan jumlah subjek hidup yang sangat buruk akan sangat
berpengararuh terhadap faktor resiko mencoba merokok sejak mereka usia di
terjadinya stroke.3 bawah10 tahun.8,9
Merokok sebagai pola hidup yang METODOLOGI PENELITIAN
kurang baik, pada tahun 2002 Indonesia Penelitian ini adalah menggunakan
mengkonsumsi 182 milyar batang rokok metode penelitian studi analitik potong
menduduki peringkat ke 5 konsumsi lintang (cross sectional)untuk mengetahui
rokok setelah Cina (169 milyar batang ) karakteristik pola hidup (pola
Amerika Serikat(464 milyar batang) makan,merokok,olah raga),demografi,
Rusia (375 milyar batang)dan Jepang (jenis kelamin, usia), dislipidemia,
(299 milyar batang). Tobacco Atlas 2009 hipertensi, diabetes mellitus. menganalisis
menunjukkan bahwa peringkat Indonesia hubungan pola hidup,pola makan,
pada tahun 2007 tetap pada posisinya olahraga dan merokok terhadap
yaitu peringkat ke 5 (215 milyar batang). prevalensi stroke non hemoragik di Poli
dilihat dari data merokok berdasarkan Saraf Rumah Sakit Umum Raden
provinsi tahun 2007, Provinsi Bengkulu Mattaher Jambi.
adalah provinsi dengan prevelensi yang Populasi dan subjek penelitian ini
sangat tinggi di Indonesia (38,7%) dan adalah semua pasien stroke di Poli Saraf
melebihi angka nasional sebesar 34,2% RSUDRadenMattaher Jambi periode Mei
dan Provinsi Jambi berada diurutan ke 18 – Juni2013.
(delapan belas). Presentasi penduduk di Besar sampel pada penelitianini
Provinsi Jambi pada tahun 2007 menurut diambil menggunakan total sampling
usia mulai merokok yakni pada umur 10 - dimana setiap pasien stroke di Poli Saraf
14 tahun (12,8%), umur 15 - 19 tahun Rumah Sakit Umum Raden Mattaher
(43,6%), umur 20 – 24tahun (14,9%) rata- Jambi yang masuk kriteria inklusi di
rata jumlah rokok dihisap tiap ambil menjadi sampel.35
harinya.Berdasarkan survey dari Global Definisi operasional digunakan
Youth Tobacco survey (GYTS) Indonesia untuk membatasi ruang
tahun 2006 yang dilakukan terhadap lingkup/pengertian variabel-variabel yang
remaja berusia 13-15 tahun sebanyak diteliti. Untuk mengarahkan kepada
24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja pengamatan terhadap variabel-variabel
perempuan merupakan perokok 3,2% yang bersangkutan serta pengembangan
diantaranya sudah kecanduanbahkan yang instrumen/alat ukur. Adapun variabel
lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar adalah
Instrumen penelitian menggunakan (%)
Laki-laki 46 56,79
kuisoner yang di tunjuk kepada Perempuan 35 43,21
Jumlah 81 100
banyaknya pertanyaan semua variabel
yaitu demografi (Usia, Jenis Kelamin) dan Tabel 2 Frekuensi penderita stroke non
hemoragik berdasarkan usia di poli saraf
pola hidup (pola makan,
RSUD Raden Mattaher
olahraga,danmerokok)pasien stroke di
Usia Frekuensi Persentase
poli saraf pada RSUD Raden Mattaher (%)
< 50 tahun 28 34,57
Jambi.
50-60 tahun 29 35,80
Jenis data yang digunakan dalam > 60 tahun 24 29,63
Jumlah 81 100
penelitian ini yaitu data primer dan
sekunder yang dapat dari hasil wawancara Tabel 2 Frekuensi penderita stroke non
terpimpin dengan panduan kuesioner hemoragik berdasarkan penyakit
hipertensi di poli saraf RSUD Raden
terhadap pasien di poli saraf Rumah Sakit Mattaher
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Persentase
Hipertensi Frekuensi
(%)
Hipertensi 78 96,3%
HASIL PENELITIAN DAN Tidak 3 3,7%
Hipertensi
PEMBAHASAN
Jumlah 81 100
Dari hasil penelitian didapatkan
jumlahkasus stroke di Poli Saraf RSUD Tabel 3 Frekuensi penderita stroke non
hemoragik berdasarkan penyakit DM di
RadenMattaher JambiperiodeMei 2013-
poli saraf RSUD Raden Mattaher
Juni2013 sebanyak 100 kasus. Untuk
DM Frekuensi Persentase
sampelyang memenuhi kriteria inklusi
(%)
hanya81kasus, sisanya tidak memenuhi DM 34 41,98%
Tidak DM 47 58,02%
kriteria inklusiatau menjadi kriteria
Jumlah 81 100
eksklusi. Dari 81 sampel penelitian ini
didapatkan46(56,79%) laki-laki, dan
Tabel 4 Frekuensi penderita stroke non
perempuan35 (43,20%). Untuk usia < 50 hemoragik berdasarkan penyakit
tahun ada 28 (34,57%), 50-60 tahun ada dislipidemia di poli saraf RSUD Raden
Mattaher
29 (35,80%), dan > 60 tahun ada 24
Dislipidemia Frekuensi Persentase
(29,63%) (%)
Tabel 1 Frekuensipenderita stroke non Dislipidemia 47 58,02%
Tidak Dislipidemia 34 41,98%
hemoragik berdasarkanjeniskelamin di
polisaraf RSUD RadenMattaher Jumlah 81 100

Jeniskelamin Frekuensi Persentase


Tabel 5 Frekuensi penderita stroke non Tabel 9 Hubungan Olahraga dengan
hemoragik berdasarkan pola makan di Penderita Stroke
poli saraf RSUD Raden Mattaher
Stroke Non Hemoragik

Pola Frekuensi Persentase Olahrag Tidak Ya Total P- PR


Makan (%) a Value (95
%CI
Baik 5 6,2% )
Buruk 76 93,8%
F % F % F %
Jumlah 81 100 Teratur 6 6 6 6 12 12

Tidak 13 13 75 75 88 88 0,012 5,67


Tabel 6 Frekuensi penderita stroke non teratur 9

hemoragik berdasarkan olahraga di poli Jumlah 19 19 81 81 100 100


saraf RSUD Raden Mattaher

Olahraga Frekuensi Persentase


(%) Tabel 10 Hubungan Merokok dengan
Teratur 6 7,4% Penderita Stroke
Tidak 75 92,6%
Stroke Non Hemoragik
Teratur
Jumlah 81 100 Merokok Tidak Ya Total P- PR
Value (95%CI)

F % F % F %
Tabel 7 Frekuensi penderita stroke non
hemoragik berdasarkan merokok di poli Tidak
merokok
13 13 28 28 41 41

saraf RSUD Raden Mattaher 6 6 53 53 59 59 0,015 4,101


Merokok Frekuensi Persentase Merokok

(%) Jumlah 19 19 81 81 100 100


Tidak 28 34,6%
Merokok
Merokok 53 65,4% Dari 100 kasus stroke, didapatkan

Jumlah 81 100 19 penderita yang tidak mengalami stroke


non hemoragik dan 81 penderita stroke
non hemoragik, pada penelitian ini hanya
Tabel 8 Hubungan Pola Makan dengan
Penderita Stroke 81 sampel yang memenuhi kriteria
Stroke Non Hemoragik
inklusi.
Pola Tidak Ya Total P- PR(95
Makan Val %CI)
Dari hasil penelitian ini,
ue
didapatkan jumlah penderita stroke
F % F % F %
nonhemoragikterbanyak berdasarkan jenis
Baik 5 5 5 5 10 10
kelamin adalah laki-laki (56,79%). Pria
Buruk 14 14 76 76 90 90 0,0 6,938
27 lebih berisiko terkena stroke daripada
Jumla 19 19 81 81 100 100 wanita, risiko stroke pada pria 1,25 lebih
h
tinggi daripada wanita, tetapi serangan
stroke pada pria terjadi di usia lebih muda
sehingga tingkat kelangsungan hidup juga Usia> 55 tahun resiko berlipat ganda
lebih tinggi. Dengan kata lain, walau lebih setiap kurun waktu sepuluh tahun. 2 per
jarang terkena stroke, pada umumnya tiga dari semua serangan stroke terjadi
wanita terserang pada usia lebih tua, pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
sehingga kemungkinan meninggal lebih akan tetapi stroke tidak terjadi hanya pada
besar.Menurut data dari 28 rumah sakit di sekelompok umur tua saja apalagi
Indonesia, ternyata bahwa kaum pria lebih dengan adanya pola hidup yang tidak
banyak menderita stroke di banding kaum sehat stroke terjadi pada semua kelompok
wanita, sedangkan perbedaan angka umur.
kematianya masih belum jelas.Penelitian Dari hasil penelitian ini, didapatkan
yang di lakukan oleh Indah Manutsih jumlah penderita stroke non
Utami (2002) di RSUD Kabupaten Kudus hemoragik terbanyak berdasarkan
mengenai gambaran faktor-faktor risiko penyakit hipertensi adalah penderita
yang terdapat pada penderita stroke dengan hipertensi ada 78 (96,3%).
menunjukan bahwa jumlah kasus Hipertensi merupakan faktor risiko
terbanyak jenis kelamin laki-laki 58,4% utama yang menyebabkan pengerasan dan
dari penelitianya terhadap 197 pasien penyumbatan
stroke non hemoragik. arteri.Hipertensimeningkatkan risiko
Dari hasil penelitian ini, didapatkan terjadinya stroke sebanyak empat sampai
jumlah penderita stroke non hemoragik enam kali ini sering di sebut the silent
terbanyak berdasarkan usia adalah killer danmerupakan risiko utama
penderita dengan usia 50-60 tahun ada terjadinya stroke non hemoragik dan
29(35,80%).Pada umumnya risiko stroke hemoragik.Berdasarkan Klasifikasi
terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan menurut JNC 7 yang dimaksud dengan
akan meningkat dua kali dalam tekanan darah tinggai apabila tekanan
decadeberikutnya. 40% berumur 65 tahun darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg,
dan hampir 13% berumur di bawah 45 makin tinggi tekanan darah kemungkinan
tahun. Menurut Kiking Ritarwan (2002), stroke makin besar karena mempermudah
dari penelitianya terhadap 45 kasus stroke terjadinya kerusakan pada dinding
didapatkan yang mengalami stroke non pembuluh darah, sehingga mempermudah
hemoragik lebih banyak pada tentan umur terjadinya penyumbatan atau perdarahan
45-65 tahun otak.
Bertambahnya usia semakin tinggi Penderita memiliki faktor risiko
angka kejadian resiko penyakit stroke. stroke empat hingga enam kali lipat
dibandingkan orang yang tanpa hipertensi hemoragik terbanyak berdasarkan
dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien penyakit dislipidemia adalah penderita
stroke ternyata menderita hipertensi dengan dislipidemia ada 47orang
sebelum terkena stroke. (58,02%). Dislipidemia adalah salah
Dari hasil penelitian ini, didapatkan satu faktor terjadinya stroke.Kelainan
jumlah penderita stroke non hemoragik metabolisme lipid yang di tandai dengan
terbanyak berdasarkan penyakit DM peningkatanmaupun penurunan fraksi
adalah penderita tanpaDM ada 47 lipid dalam plasma. Kelainan
(58,02%). Hal ini berbeda dengan fraksi lipid yang paling utama adalah
teorinya, penderita DM memiliki risiko kenaikan kadar kolesterol total,
tiga kali lipat terkena stroke dan kolesterol LDL, kenaikan kadar
mencapai tingkat tertinggi pada usia 50- trigliserida serta penurunan kadar
60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan HDL. Sehingga pembentukan
menurun. Kadar gulakosa dalam darah ateriosklerosis terutama di lapisan
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan intima dan umumnya terjadi di
endotel pembuluh darah yang berlangsung arteri muskuler ukuran besar dan
secara progresif.kadar glukosa darah sedang serta merupakan kelainan yang
dalam batas – batas normal. Bilamana mendasari penyakit jantung iskemik.
insulin tersebut tidak cukup jumlahnya Makanan merupakan kebutuhan
atau tidak dapat digunakan sebagaimana mendasar bagi hidup manusia,
mestinya, maka tubuh kehilangan makanan yang dikonsumsi
kemampuan untuk memprooses glucose beragam jenis dengan berbagai cara
atau tubuh tidak mampu melakukan pengolahan. Pola masyarakat di
metabolisme karbohidrat secara kenal pola makan dan kebiasaan
normal.Akibatnya glukosa berkumpul makan dimana seseorang,
didalam darah sampai melewati ambang sekelompok orang tingal. Salah satu
batas dan keluar bersama urine. Ini fungsi makanan adalah
merupakan tanda yang jelas akan adanya memberikan energi. Energi itu tidak
penyakit diabetes mellitus. Karena dari hanya diperlukan untuk aktivitas atau
glukosa, dan juga tidak dapat kegiatan berat tetapi juga untuk
menyimpannya dalam lemak untuk berfungsinya organ – organ tubuh.
mensuplai energi yang diperlukan Jumlah energi yang dicerna di ukur
Dari hasil penelitian ini, didapatkan dalam kalori dan kebutuhan kalori harian
jumlah penderita stroke non seseorang akan bergantung kepada
usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, laju KESIMPULAN DAN SARAN
metabolisme, dan iklim dimana Berdasarkan hasil penelitian dan
seseorang tinggal. pembahasan yang telah diuraikan sesuai
Pola makan yang abnormal dipicu dengan analisa pada penelitian ini untuk
oleh dua faktor, faktor kebiasaan makan mengetahui pola hidup (pola makan,
dalam jumlah sangat banyak dan olahraga, dan merokok) terhadap pasien
kebiasaan makan yang tidak teratur. stroke non hemoragik di Poli Saraf RSUD
Hal ini bisa menimbulkan terjadinya Raden Mattaher Jambi periode Mei-Juli
timbunan lemak di pembuluh darah. 2013didapatkan hasil sebagai berikut:
Dari hasil penelitian ini 1. Karakteristik pola makan yang buruk
menunjukkan bahwa responden yang pada pasien stroke non hemoragik
mempunyai pola makan baik, lebih kecil adalah (93,8%), olahraga yang tidak
berisiko terkena stroke dibandingkan teratur (92,6%), merokok (65,4%) di
mereka yang kurang ataupun yang tidak poli saraf RSUD raden mattaher jambi
baik pola makannya. Responden periode Mei – Juni 2013
dengan pola makan kategori tidak baik 2. Ada hubungan yang bermakna pola
lebih berisiko terkena stroke hemoragik makan terhadap prevalensi stroke non
sedangkan responden dengan pola makan hemoragik Di Poli Saraf RSUD Raden
kategori kurang baik dan baik lebih Mattaher Jambi Periode Mei – Juni
berisiko terkena stroke iskemik. Hal 2013.
ini menunjukkan bahwa dengan pola 3. Ada hubungan yang bermakna olah
makan tidak baik responden lebih raga terhadap prevalensi stroke non
mempunyai risiko untuk terkena penyakit hemoragik Di Poli Saraf RSUD Raden
pencetus stroke hemoragik terutama Mattaher Jambi Periode Mei – Juni
hipertensi. 2013.
Hasil penelitian diatas sesuai 4. Ada hubungan yang bermakna
dengan penelitian Puspita (2009) yang kebiasaan merokok terhadap
menyatakan bahwa terdapat hubungan prevalensi stroke non hemoragik Di
antara konsumsi makanan berlemak Poli Saraf RSUD Raden Mattaher
dan kolesterol terhadap kejadian stroke di Jambi Periode Mei – Juni 2013.
Rumah Sakit Umum Unit Swadaya 5. Kepad apihak RSUD, melalui
Daerah Gambiran Kediri. Instalasi Gizi agar dapat lebih
memperhatikanas upang izi yang
sesuaidenganjenispenyakitdankebutuh
anpasiensertadapat lebih :http://www.kbi.gemari.org.id/beritade
mengaktifkan penyuluhan serta tail.php.?Id=220
4. Misbach, Y. Stroke. Aspek Diagnostik
mensosialisasikan pola makan sehat
Patofisiologi Manajemen. Jakarta :
6. Bekerjasama dengan Instalasi
FKUI,2011. Hal 259-77
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di
5. Yayasan Stroke Indonesia. Tahun
Rumah Sakit (PKMRS) dan lebih
2020 angka kejadian stroke meningkat
mengoptimalkan pelaksanaan program
tajam. 2007 (diakses 19 september
PKMRS atau Promosi Kesehatan
2012). Diunduh dari URL :
(Promkes) Rumah Sakit.
http://www.yastroki.or.id.
7. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi 6. Departemen Kesehatan Republik
Jambi dan instansi lain yang terkait Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia,
agar dapat meningkatkan promosi 2008-2009
7. Rekam Medik, Rumah Sakit Umum
kesehatan kepada masyarakat Jambi
Raden Mattaher Jambi 2012.
dan sekitarnya dalam
8. Hainawati,S. Editor Profil Kesehatan
memasyarakatkan pola hidup sehat.
Indonesia 2008. Jakarta : Depatemen
8. Sebagai data untuk RSUD Raden
Kesehatan Indonesia 2009.
Mattaher Jambi dalam Promosi 9. Sugito, J. Stop Rokok, Jakarta :
Kesehatan (Promkes) Rumah Sakit. Swadaya. 2007 hal 6
10. Stroke Center, Population Stroke In
The World. 2007 (di unduh pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Who Step Stroke Manual : The Who tanggal 3 desember 2012)url :
Stepwise Approach To Stroke http://www.jointcommission.org/asset
Surveillance. Geneva, Worl Health s/1/18/stroke_pm_implementation_gu
Organization (di akses tanggal 22 ide_ver_2a.pdf
11. Hankey J. Your Question answered
september 2012). di unduh dari url :
Stroke. Australia : Harcourt
http://www.who.int/chp/steps/stroke/e
Publisher.2002. di akses tanggal 22
n/index.html
2. Lumbantobing,S.M. Stroke Bencana september 2012) url :
Pendarahan Otak. Jakarta : FKUI, http//your.question.answered.stroke.or
2007. Hal 2 .id.Limited, p: 2
3. Kantor Berita Indonesia Gemari, 12. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi.
2003. Depkes bentuk jejaring Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
pencegahan dan Penanggulangan jilid 2. EGC. Jakarta. 2006: 1110-19.
13. Lawrence maggie MSc . A summary
PTM unduh dari ( 2 januari 2013)
of the guidance relating to four
url
lifestyle risk factors for recurrent (http://etd.ugm.ac.id/index.php?
stroke: Maggie Lawrence, Research mod=penelitian_detail&sub=PenelitianD
Fellow, MSc., R.N., School of etail&act=view&typ=html&buku_id=509
Health, Glasgow Caledonian 29&obyek_id=4)
20. Andaka D. Normalkah Body Mass
University, G4 0BA tobacco use,
Index (BMI) Anda?.2008.
alcohol consumption, diet and
http://www.andaka.com/normalkah-
physical
body-mass-index-bmi-anda.php.(2
activity.url:http://www.biomedcentral.
februari 2013)
com/1471-2296/11/97 21. Ginbert, L. Lecture Notes Neurologi.
14. Lamsudin R. Algoritma Stroke Gajah
edisi 8 jakarta : airlangga hal 89
Mada Penyusunan Dan Validasi 22. Goet Christopher 6. Cerebrovaskular
Untuk Membedakan Stroke disease in goetz ; textbook of clinical
Perdarahan Intraserebral Dengan neorology, 3 td
ed, philadelpia :
Stroke Iskemik Akut Atau Stroke saunder’s 2007.
Infark. FKUGM. Yogyakarta. 1996. 23. Sidharta Priguna, M.D.,Ph.D.
15. Januar R. Karakteristik Penderita Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian
Stroke Non HemoragikYang Di Rawat Rakyat; 2008. Hal : 269-292
Inap Di RSU HernaMedan Tahun 24. Pudiastuti, D. Pemicu stroke .jakarta :
200.FKMUSU.Medan.2002. Nuha Medika, 2011 hal 1-13,51-
http://repository.usu.ac.id/handle/1234 2,125-29, 149 -81
25. Asyiah. Hubungan Olah Raga Dengan
56789/14569 ( 2 februari 2013)
16. Noerjanto M. Masalah-masalah Penyakit Jantung Koroner RSUD
dalam diagnosis stroke akut. Dalam : Dr.Moewardi. 2013 ( 5 mei 2013).
Temu Regional Neurologi Jawa
Tengah – Daerah Istimewa url : http//
Yogyakarta XIX. Semarang : 2002. journal.unsil.ac.id/download.php?id=612
17. Madiyono B & Suherman SK. 26. Kusmana,D. Olah Raga Untuk Orang
Pencegahan Stroke & Serangan Sehat Dan Penderita Penyakit
Jantung Pada Usia Muda. Balai Jantung. Jakarta: Falkutas Kedokteran
Penerbit FKUI. Jakarta. 2003.hal:3- Indonesia. 2007. Hal : 5 – 25
11. 27. Olah raga bthesda
18. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam (http://www.strokebethesda.com/index2
FKUI. Pusat Penerbitan Departemen .php?
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. option=com_content&do_pdf=1&id=43)
2006. 28. Medicastore. Stroke Mengancam
19. Hubungan Pola Makan Dengan Usia Produktif. 2007 (di askes
Kejadian Stroke.
September 2012) url : 36. Riyanto, A. Aplikasi metodologi
http://www.medicastore. Com/stroke/ penelitian kesehatan . yogyakarta;
29. Anonim. Stroke 2008.(diakses 10
nuha medika Hal 106. 2011
januari 2013).Di unduh di url :
html//www.neurologyichannel.am/stro
ke/diagnosis
30. Papuamania.com. Pola Hidup
Menentukan Kualitas Kesehatan
Perempuan. 2003 . (di akses pada
tanggal 6 januari 2013) di unduh url :
ww.infopapua.com/nodules.php?
op=modload&name=News&file=arti
cle&side=1237 -67k-
31. Rosa Meylani, Gurendro Putro.
Hubungan Gaya Hidup Pasien Stroke
RSUD Gambiran Kendiri. (Diaskes 19
september 2012) Di unduh url
http//hubungan.gaya
hidup.pasien.stroke.RSUD.gembiran
kendiri/ac.id
32. Aditama ,Y Tyandra. Rokok Dan
Kesehatan. Jakarta : UI-Press hal : 2-
9
33. Sani A. 2006. Rokok Bisa
Tingkatkan Kolesterol. Diakses
tangal (12 januari 2013). url :
http://www.kompas.com.
34. Suryati,F.Ade. Pengaruh Pola Hidup
Terhadap Penyakit Stroke Pada
PasienYang Dirawat Inap RSUD
DR.Zaeonel Abidin Banda Aceh.2009.
di unduh tanggal (23 desember 2012)
url : http//
35. Dahlan, M.Sopiyudin. Besar sampel
dan cara pengambilan sampel.
Jakarta : Salemba Medika. Hal 10

Anda mungkin juga menyukai