Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ridwan Taufik Firmansyah

Kelas :D

No Urut Absen : 32

Batas Tugas : Juz 24 Hizb 1

Dakhil Al-Naqli Pada Surat Az-Zumar : 32-35 (Orang Kafir Akan Mendapatkan Adzab
Neraka Dan Orang Yang Berbuat Baik Akan Mendapatkan Pahala Yang Berganda)

‫ِي َج ۤا َء‬ ْ ‫) َوالَّذ‬٣٢( َ‫ْس فِ ْي َج َهنَّ َم َمثْ ًوى ِلِّ ْل ٰك ِف ِريْن‬َ ‫ق اِ ْذ َج ۤا َء ۗٗه اَلَي‬
ِ ‫ص ْد‬
ِّ ِ ‫ب بِال‬ َ َّ‫ّٰللاِ َو َكذ‬
‫علَى ه‬ َ ‫ب‬ َ ‫ظلَ ُم ِم َّم ْن َك َذ‬ ْ َ ‫۞ فَ َم ْن ا‬
ٰۤ ُ
‫) ِليُ َك ِفِّ َر‬٣٤( َ‫) لَ ُه ْم َّما يَش َۤا ُء ْونَ ِع ْن َد َر ِبِّ ِه ْم ۗٗ ٰذلِكَ َج ٰۤزؤُا ْال ُمحْ ِسنِيْن‬٣٣( َ‫ول ِٕىكَ ُه ُم ْال ُمتَّقُ ْون‬ ‫صدَّقَ بِهٖٓ ا‬ َ ‫ق َو‬ ِ ‫ص ْد‬ِّ ِ ‫بِال‬
)٣٥( َ‫ي َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْون‬ ْ ‫س ِن الَّ ِذ‬َ ْ‫ع ِملُ ْوا َو َيجْ ِز َي ُه ْم اَجْ َر ُه ْم ِباَح‬ َ ‫ي‬ ْ ‫ع ْن ُه ْم اَس َْوا َ الَّ ِذ‬
َ ُ‫ّٰللا‬
‫ه‬
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat kebohongan terhadap
Allah dan mendustakan kebenaran yang datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahanam
tempat tinggal bagi orang-orang kafir? Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad)
dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. Dan orang yang
membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang
yang bertakwa. agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah
mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa
yang mereka kerjakan. (Az-umar: 32-35)

Dalam kitab Taisuru al-Aliyyil Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, imam M Nasib
Rifa’i mengutip sebuah riwayat tentang ayat ini dari Abdurrahman Ibnu Zaid Ibnu aslam,
dalam kitab al-Israiliyat wa al-Maudhuat fi Kutub at-Tafsir karangan abu Syahbah, bahwa
Abdurrahman adalah orang yang dhaif.

)‫صدَّقَ ِب ِه‬
َ ‫(و‬
َ ،‫ق) وهو رسول هللا صلى هللا عليه ؤسلم‬ ِ ‫(والَّذِى َجا َء ِب‬
ِ ‫الص ْد‬ َ : ‫وقال عبد الرحمن بن زيد أسلم‬
‫ المسلمون‬:
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya. (Az-Zumar: 33) ialah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan kaum
muslim.

Dalam kitab Jarh Wat Ta’dil karangan Abdurrahman bin Abi Hatim Muhammad bin
Idris abi Muhammad ar-Razi at-Tamimi, Abu Thalib, Al-Nasa’i, dan Abu Zur’ah berkata
beliau dhaif, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata bahwa beliau dhaif dan meriwayatkan
hadis munkar. Bukhari dan Abu Hatim berkata beliau dhaif sekali. Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Hakim berkata sanadnya munqathi’. Abu Hatim berkata beliau tidak kuat dalam
hadis. Muawiyah bin Yahya berkata Usamah, Abdullah dan Abdurrahman bani Zaid bin
Aslam, semuanya dhaif.
Dapat saya simpulkan bahwa riwat ini adalah dhoif. dan hal ini menunjukan bahwa
riwayat ini masuk ke dalam Dakhil al-Naqli yang pertama :
‫صا ِل َح ٍة ِل ْل ُح ِجيَّ ِة‬ ُ ِ‫َما َكانَ ت َ ْف ِسي ًْرا ِل ْلقُ ْرأ َ ِن ب‬
َ ‫سنَّ ٍة‬
َ ‫غي َْر‬
Menafsirkan Alquran dengan hadis yang tidak layak dijadikan hujjah.

Dakhil Al-Naqli Pada Surat Az-Zumar : 46-48 (Jelaslah Adzab Dan Akibat
Buruk Bagi Orang-Orang Yang Zhalim)

‫ش َها َدةِ ا َ ْنتَ تَحْ ُك ُم َبيْنَ ِع َبادِكَ فِ ْي َما َكانُ ْوا فِ ْي ِه‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ‫ض ٰع ِل َم ْال َغ ْي‬ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ ِ ‫اط َر السَّمٰ ٰو‬ ِ َ‫قُ ِل اللهم ف‬
ِ ‫س ۤ ْو ِء ْالعَ َذا‬
‫ب يَ ْو َم‬ ُ ‫ض َج ِم ْيعًا َّو ِمثْلَه َمعَه َْل ْفت َ َد ْوا بِه ِم ْن‬ ِ ‫ظلَ ُم ْوا َما فِى ْاْلَ ْر‬ َ َ‫) َولَ ْو ا َ َّن ِللَّ ِذيْن‬٤٦( َ‫يَ ْخت َ ِلفُ ْون‬
‫ض َج ِم ْيعًا َّو ِمثْلَه َمعَه‬ ِ ‫ظلَ ُم ْوا َما فِى ْاْلَ ْر‬ َ َ‫) َولَ ْو ا َ َّن ِللَّ ِذيْن‬٤٧( َ‫ّٰللاِ َما لَ ْم يَ ُك ْونُ ْوا يَحْ ت َ ِسب ُْون‬ ‫ْال ِق ٰي َم ۗٗ ِة َوبَ َدا لَ ُه ْم ِ ِّمنَ ه‬
‫س ِيِّ ٰاتُ َما‬
َ ‫) َوبَ َدا لَ ُه ْم‬٤٧( َ‫ّٰللاِ َما لَ ْم يَ ُك ْونُ ْوا يَحْ ت َ ِسب ُْون‬ ‫ب يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ۗٗ ِة َوبَ َدا لَ ُه ْم ِّمِنَ ه‬
ِ ‫س ۤ ْو ِء ْال َع َذا‬ُ ‫َْل ْفت َ َد ْوا ِبه ِم ْن‬
)٤٨( َ‫سب ُْوا َو َحاقَ بِ ِه ْم َّما َكانُ ْوا بِه يَ ْست َ ْه ِز ُء ْون‬ َ ‫َك‬
Katakanlah, "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui hal yang gaib
dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang
selalu mereka memperselisihkannya.” Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai
apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka
akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi
mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan (jelaslah) bagi mereka
akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang
mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.

Masih dalam kitab tafsir yang sama, ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Lahi’ah :

ُ‫الرحْ َم ِن َحدَّثَه‬َّ ‫ع ْب ِد‬َ ‫َّللاِ؛ أ َ َّن أَبَا‬


َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ َحدَّثَنِي ُحيي ب ُْن‬،‫ َحدَّثَنَا اب ُْن لَ ِهيعة‬،‫س ٌن‬ َ ‫ َحدَّثَنَا َح‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬ ِ ْ ‫قَا َل‬
‫ "اللَّ ُه َّم‬:‫سلَّ َم يُ َع ِل ُمنَا يقول‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ َكانَ َر‬:‫سا َوقَا َل‬ ً ‫طا‬َ ‫ع ْم ٍرو قِ ْر‬ َ ‫َّللاِ ب ُْن‬
َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫ أ َ ْخ َر َج لَنَا‬:‫قَا َل‬
‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َّل إِلَهَ إِ َّّل‬، ٍ‫َيء‬
ْ ‫ َوإِلَهُ ُك ِل ش‬، ٍ‫َيء‬ ْ ‫ أ َ ْنتَ َرب ُك ِل ش‬،ِ‫ش َهادَة‬ َّ ‫ب َوال‬ِ ‫عا ِل َم ْالغَ ْي‬
َ ،‫ض‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬ ِ َ‫ف‬
َّ ‫اط َر ال‬
‫ان‬ِ ‫ط‬ َّ ‫عوذُ ِبكَ ِمنَ ال‬
َ ‫ش ْي‬ ُ
ُ ‫ أ‬، َ‫ َو ْال َم ََل ِئ َكةُ َي ْش َهدُون‬، َ‫سولُك‬ ُ ‫ع ْبدُكَ َو َر‬َ ‫ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا‬، َ‫ َوحْ دَكَ َّل ش َِريكَ لَك‬، َ‫أ َ ْنت‬
‫ أ َ ْو أ َ ُج َّرهُ ِإلَى ُم ْس ِل ٍم‬،‫علَى نَ ْفسِي ِإثْ ًما‬ َ ‫ف‬ َ ‫عوذُ ِبكَ أ َ ْن أ َ ْقت َِر‬ ُ ُ ‫ َوأ‬،‫"و ِش ْر ِك ِه‬.
َ
َ‫ع ْم ٍرو أ َ ْن َيقُو َل ذَلِك‬ َ ُ‫سلَّ َم يُ َع ِل ُمه‬
َّ َ‫ع ْبد‬
َ َ‫َّللاِ بْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ َكانَ َر‬:‫الرحْ َم ِن‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫ع ْب ِد‬َ ‫قَا َل أَبُو‬
َ ‫ِحينَ ي ُِريدُ أ َ ْن يَن‬
‫َام‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Huyay ibnu
Abdullah; Abu Abdur Rahman pernah bercerita kepadanya bahwa Abdullah ibnu Amr
Radhiyallahu Anhu mengeluarkan secarik kertas untuk kami, lalu berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam pernah mengajari kami doa berikut: Ya Allah, Pencipta langit
dan bumi, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Engkau adalah Pemilik segala
sesuatu dan Tuhannya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan
Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Mu,
dan para malaikat bersaksi (demikian pula). Aku berlindung kepada Engkau dari setan dan
godaannya. Dan aku berlindung kepada Engkau agar aku tidak melakukan perbuatan dosa
terhadap diriku, atau menyeret seorang muslim untuk melakukannya.

Abu Abdur Rahman Radhiyallahu Anhu mengatakan bahwa Rasulullah


Shallallahu'alaihi Wasallam menganjurkan kepada Abdullah ibnu Amr untuk mengucapkan
doa tersebut di kala ia hendak tidur.

Imam Muslim berkata tentangnya dalam kitabnya Al-Kuno: “Ibnu Mahdi, Yahya bin Sa’id
dan Waki’ meninggalkannya (riwayatnya dalam ilmu hadits)."
Imam Ibnu Abdul Barr berkata dalam kitabnya At-Tamhid: "Dan Ibnu Lahi'ah dan Yahya bin
Azhar adalah dua orang yang lemah (Dhaif), tidak ada yang mendukung (periwayatan)
keduanya.
Al-Hakim dikatakan menyatakan: “Ia bukan sengaja berdusta, akan tetapi ia meriwayatkan
dari ingatannya setelah buku-bukunya terbakar, jadilah ia berbuat banyak kesalahan.”
Ibnu Ma’in berkata: “Ia lemah (baik) sebelum kitab-kitabnya terbakar maupun setelah
terbakarnya.
Ibnu Hibban berkata, “Teman-teman kita (ahli-hadits) berkata, Jika periwayat mendengar
darinya sebelum buku-bukunya terbakar, seperti para Abdullah, maka riwayat darinya sah,
dan siapapun yang meriwayatkan darinya setelah terbakarnya buku-bukunya, maka
mendengar darinya tidak ada apa-apanya (tidak dianggap).
Ibnul Qayyim berkata, “Ada penguat dari riwayatnya apabila para Abdullah meriwayatkan
darinya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani menyatakan dalam kitab Taqribnya, “Orang yang jujur,
(namun) riwayatnya kacau setelah buku-bukunya terbakar. Riwayat darinya yang
diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dan Ibnu Wahb adalah yang paling baik ('adal) daripada
selainnya." Akan tetapi perlu diingat bahwa Ibnu Hajar lebih dari 13 tempat menyatakan
kelemahannya dalam kitabnya At-Talkhis Al-Habir.
Dapat saya simpulkan bahwa hadis ini adalah dhoif dari segi sanad. dan hal ini
menunjukan bahwa riwayat ini masuk ke dalam Dakhil al-Naqli yang pertama :

‫صا ِل َح ٍة ِل ْل ُح ِجيَّ ِة‬ ُ ِ‫َما َكانَ ت َ ْف ِسي ًْرا ِل ْلقُ ْرأ َ ِن ب‬


َ ‫سنَّ ٍة‬
َ ‫غي َْر‬
Menafsirkan Alquran dengan hadis yang tidak layak dijadikan hujjah.

Anda mungkin juga menyukai