Anda di halaman 1dari 54

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS / ALAT BERAT

Oleh :
Peri Yanto
Nim: 2011 31 052

PRORAGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
PENDAHULUAN

Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat berulang-ulang (repetive work)


dengan efektif dan efisien sangat dibutuhkan pada pelaksanaan konstruksi.
Untuk itu diperlukan analisis secar detail sebelum dilakukan pembuatan schedule
pelaksanaan. Biaya dan waktu yang dapat dihemat secara berulang-ulang akan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan Multiple Activity
Chart (MAC). Chart ini merupakan modifikasi dari Bar Chart di mana skala
waktunya menjadi lebih pendek biasanya dalam detik, menit ataupun jam.
Sedangkan kegiatannya merupakan kegiatan dari sumber daya yang dapat
berupa alat dan/atau manusia secara bersama.

Penggunaan alat yang idle atau pun tenaga kerja yang tidak efisien dapat
dianalisis sehingga didapatkan suatu keadaan yang optimum di mana peralatan
dengan harga sewa yang tinggi penggunaannya dapat diutilisasi secara penuh.
DASAR - DASAR PEMIDAHAN
TANAH MEKANIS

A. Sifat-Sifat dan Jenis Tanah


Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen, tetapi
merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material yang
berpori sampai padat. Dengan keadaan yang bervariasi seperti ini maka pada
saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai didalam proyek
konstruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan dipakai
merupakan hal yang perlu diperhatikan.

Material terdiri dari tiga unsur yaitu air, udara, dan tanah. Hubungan dari
kegiatan unsure tersebut dinyatakan seperti gambar dibawah ini.

Udara

Air
Partikel padat

Hubungan antara berat dan volume adalah :

𝑊 (𝑊𝑎 + 𝑊𝑤 + 𝑊𝑠)
𝛾= =
𝑉 (𝑉𝑎 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑠)

W adalah berat total,Wa adalah berat udara, Ww adalah berat air,Ws adalah
berat tanah.
ααV adalah volume total , Va adalah volume udara, Vw adalah volume air dan Vs
adalah volume tanah.

1. Berat jenis kering


𝑊𝑠 𝑊𝑠 𝛾
𝛾d= = (𝑉𝑎+𝑉𝑠+𝑉𝑤) = (1+𝜔)
𝑉

2. Kadar air (𝜔)

𝑊𝑤
𝜔=
𝑊𝑠

Material ditempat asalnya disebut material asli atau material in-situ atau
bank material. Bila suatu bagian material akan dipindahkan maka volume
material yang dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih besar daripada
volume materiall di tempat aslinya. Material yang dipindahkan tersebut disebut
dengan material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah
dipindahkan kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut.
Material yang telah dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted
material.

Volume tanah asli atau material yang masih di tempat aslinya biasanya diberi
satuan bank cubic meters (bcm) atau bank cubic yard (bcy). Material yang di
pindahkan atau mengaami perubahan bentuk, seperti batuan yang diledakan,
umumnya dinamakan loose material (tanah atau loose cubic yard (ICY).
Sedangkan material yang di padatkan atau disebut dengan compacted material,
volumenya diberi satuan compacted cubic meters (ccm) atau compcted cubic
yard (ccy).

Volume material pada umumnya akan meningkat saat digali. Penigkatan


volume diakibatkan oleh lepasnya ikatan antar partikel tanah yang kemudian diisi
udara. Perubahan volume ini disebut dengan pengembangan (swell). Hubungan
antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas ditentukan oleh faktor pemuatan
atau atau swell persentase load faktor (LF) dan persentase pengembangan atau
swell persentase (Sw). LF sangat bermanfaat dalam perhitungan volue material
yang akan diangkut dari suatu tempat misalnya quarry. Rumud yang dipakai
adalah :

1
LF = 1+𝑆𝑤

𝑉𝑏
LF =
𝑉𝑖

Pada rumus diatas Vi adalah volume lepas (satuan; Icm, Icy), Vb adalah volume
asli (satuan; bcm,bcy). Nilai persentasae pengembangan dapat diperoleh dari:

Wb
Sw = ( − 1) 𝑥100
Wi

Sementara itu, pada saat material dipadatkan, udara di dorong keluar dari ruang
kosong antara partikel tanah. Akibatnya tanah memenuhi volume lebih kecil dari
saat kondisi asli maupun lepas. Hal ini disebut dengan penyusutan (shrinkage).
Hubungan antar kondisi tanah asli dengan tanah yang dipdatkan ditentukan oleh
faktor penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase penyusutan atau
shrinkage percentase (Sh). Rumus yang menghubungkan kedua kondisi tersebut
adalah:

SF= 1-Sh
Vc
SF=
Vb

Vc merupakan volume padat (satuan,; ccm, ccy). Nilai Sh di dapat dari:

𝑊𝑏
Sh=(1 − 𝑊𝑐 )𝑥100

jenis tanah persentase Faktor Pemuatan


mengembang (%)
Lempung kering 35 0,74
Lempung basah 35 0,74
Tanah Kering 25 0,80
Tanah basah 25 0,80
Tanah dan kerikil 20 0,83
Kerikil kering 12 0,89
Kerikil basah 14 0,88
Batu kapur 60 0,63
Batu hasil peledakan 60 0,63
pasir kering 15 0,87
pasir basah 15 0,87
batuan sedimen 40 0,71

Tabel 3.1. s dan LF untuk beberapa jenis tanah

(sumber : Construcsion Planning, Eqipment and Methode,1996)

contoh 3.1:
jika sebanyak 2000 bcm tanah kering dipindahkan maka berapa volume tanah
tersebut dalam kondisi lepas? Berapa volume tanah tersebut dalam kondisi padat
jika Sh=10%?

Jawab:

Sw= 25%=0,25

1 2000
=
1 = 0,25 𝑉𝑙

Vi =2500 Icm

Vc
1-0,1 = 2000

Vc = 1800ccm

B. Waktu Siklus

Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang


dilakukan berulang. Pekerjaaan utama di dalam keoiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan,membongkar muatan dan kembali kegiatan
awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa
alat.

Waktu yang diperlikan dalam kegiatan siklus di atas tersebut adalah siklus
atau cycle time (CT).waktu siklus terdiri dari beberapa unsure. Pertama adalah
waktu muat atau loading time (LT). waktu muat merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu alat angkut tersebut. Nilai LT dapat alat angkut sesuai
dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun
tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut(blade,bowl<bucket,dst),
metode dalam pemuatan dan efisiensi alat.
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). waktu angkut
merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat, untuk bergerak dari tempat
pemuatan ketempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut,
kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat
pemuatan mak waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau
return time(RT). Waktu kembali lebih singkat daripda waktu berangkat karena
kendaraan dalam keadaan kosong.

Waktu pembongksrn atau Dumping time (DT) juga merupakan unsure


penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat dan
metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian terkecil dari
waktu siklus.

Unsure terkahir adalah waktu tunggu atau sporting time (ST). pada saat
alat kembali ke tempat pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antri dan
menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang
disebut Wktu tunggu. Dengan demikian:

CT=LT+HT+DT+RT+ST
(3.10)

C. Efisiensi Alat
Dalam pelaksanaaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat
faktor yang mempengaruhi alat tersebut bekerja tergantung produktivitas alat
yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari
beberapa hal yaitu:

1) Kemampuan operator pemakai alat,


2) Peilihan dan pemeliharaan alat,
3) Perencanaan dan penagturan letak alat,
4) Topografi dan volume pekerjaan,
5) Kondisi cuaca,
6) Metode pelaksanaan alat.

Cara umum yang dipakai untuk menentukan efisiensi alat adaldh dengan
menghitung beberapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam.
Contohnya jika dalam satu jam waktu efefktif alat bekerja adalah 45 menit mak
dapt dikatakan efisisensi alat adalah 45/60 ata0,75.

D. Produktivitas dan Durasi Pekerjaan


Dalam menentukan durasi pekerjaan mak hal-hal yang perlu diketahui
adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas
adalah perbandingan antar hasil yang di capai (output) denga seluruh
sumber daya yang digunaan (input). Produktivitas alat tergantung pada
kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar dalam mencari produktivitas
alat adalah:

𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
Produktivitas =
𝐶𝑇
(3.11)

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas


alat dihitung dalam produksi/jam sehingga perlu ada perubahan dari menit
ke jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukan maka rumus diatas menjadi:

60
Produktivitas = kapasitas x 𝐶𝑇 x efisiensi

(3.12)

Pada umumnya dalam satu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang
digunakan. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah.
Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk
memindahkan hasil galian kedalam bak truk dan truk digunakan untuk
pemindahan tanah. Karena ketiga alat tersebut mempunyai produktivitas
yang berbeda-beda, mak perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alay.
Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan.
Salah satu cara menghitung jumlah alat adalah:

1) Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar.


2) Asumsikan alat dengan produktivitas tebesar berjumlah satu.
3) Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat
dengan produktivitas terbesar.

Untuk menghitung jumlah alat lain-lain gunakan rumus:

𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠terbesar
Jumlahalat = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
(3.13)

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu


dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satu cara nya dengan
menentukan beberapa produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya.
Kemudian dengan membandingkan produktivitas msing-masing alat dicari
produktivitas total terkecil. Dari sini akan didapat lama pekerjaan dengan rumus:

volumepekerjaan
Durasi = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

(3.14)

E. Gaya yang Mempengaruhi Gerakan Alat Berat

Ada beberapa gaya yang mempengaruhi gerakan alat berat. Gaya-gaya


tersebut antara lain tahanan gelinding atau rolling resistance (RR). Tahanan
kelandaian atau grade resistance (GR), dan gabungan kedua tahanan tersebut
yaitu total resistance (TR).

1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance,RR)

Tahanan gelinding merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan


roda alat yang sedang bergerak dengan permukaan tanah. Besar tahanan ini
akan berbeda pada setiap jenis dan kondisi permukaan tanah atau jalan dan juga
sangat tergantung dari tipe alat berat. Semakin kasar permukaan maka tahanan
gelindingnya akan semakin besar. Diperkirakan diperluka tahanan alat gelinding
sebesar 1,5 samapai 2,0% berat alat agar alat tersebut dapat bergerak.

Tabel 3.2

Tahanan Gelinding %

Roda ban
Tipe permukaan Roda crawler
Biasa Radial
Jalan (pengerasan lentur
maupuin kaku)dengan
permukaan keras dan 0 1,5 1,2
mulus ,dipadatkan dan
terpelihara baik
Jalan tanah dengan
permukaan mulus dan
2,0 1,7
keras, dipadatkan dan 0
dipelihara baik
Jalan tanah dengan
permukaan sedikit
berlumpur dan 0 3,0 2,5
(pemeliharaantidak
berkala)
Jalan tanah berlumpur
0 4,0-5,0 4,0-5,0
kurang terpelihara
Jalan tanah berlumpur
tidak dipadatkan dan tidak 0 80-14,0 8,0-14,0
terpelihara
Pasir lepas dan kerikil 2,0 10,0 10,0
Jalan tanah sangat
8,0 20,0 20,0
berlumpur

(sumber : caterpillar Performance Handbook,1990)


2. Tahanan Kelandaian (Grade Resistance, GR)

Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak maka selain
tahanan gelinding ada gaya yang menahan alat tersebut. Gaya tersebut
dinamakan tahanan kelandaian. Yang di maksud dengan kenaikan peermukaan
sebesar 1% adalah kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak horizontal.
Untuk kenaikan 1% diperlukan tahanan sebesar 10kg untuk setiap 1ton berat alat
agar alat tersebut dapat bergerak naik.

Yang dimaksud dengan tahanan kelandaian adadlah F. F/W sama dengan V/I mka
tahanan kelandaian dapat di rumuskan menjadi : GR = F =V/I x W

Untuk kelandaian lebih kecil dari 10 %, V/I =sin α ≈ tan α, maka

F = W tan α
(3.16)

Jika

𝑉 𝐺%
Tan α = 𝐻 = 100

(3.17)

Dan G % adalah gradien maka

𝐺%
F = W x 100

(3.18)

Jika W = 1000 kg/ton, maka riumus di atas menjadi

GR = F = 10 KG/ ton x G%
(3.19)
3. Total Tahanan ( Total Resistance, TR)

Total tahanan merupakan total dari tahanan gelinding dan tahanan


kelandaian, dengan rumus:

TR = RR ± GR
(3.20)

Nilai GR akan berubah berdasarkan keadaaan permukaaan jalan. Pada


jalan naik arah GR sama dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR-GR.
Sedangkan pada jalan menurun arah GR berlawanan dengan arah RR sehingga
menjadi TR = RR- GR.

F. Pemotongan dan Penimbunan Tanah

Permukaan tanah pada umumnya tidak merupakan tanah datar. Pada


saat suatu proyek akan dikerjakan maka permukaan tanah harus di ratakan.
Tanah yang ketinggiannya melebihi elevasi yang diiinginkan harus dipotog,
sedangkan tanah yang ketinggiannya kurang dari elevasi yang diinginkan harus
ditimbun. Ada beberapa cara yang dipkai untuk menentukan volume tanah yang
yharus di buang atau timbun. Untuk proyek-proyek bangunan umumnya
menggunakan metode grid, sedangkan untuk proyek jalan umumnya
menggunakan metode ruas. Metode lain yang digunakan untuk proyek jalan
adalah metode diagram massa.

1. Metode Grid

Pada metode ini , luas tanah dibagi menjadi beberapa sector dengan luas
yang sama. Semakin banyak pembagian sector dalam suatu luas tanah mak
akurasi dari angka yang dihasilkan akan semakin baik. Pada titik-titik
persimpangan diukurketinggian tanah dari titik itu dan ketinggian yang
diinginkan. Untuk menentukan volume tanah, maka perbedaan angka ketinggian
dikalikan dengan luas yang dicakup oleh titik tersebut. Dengan menjumlahkan
volume pada setiap titik maka akan didapat volume total tanah yang harus di
potong atau ditimbun.

Jika dilakukan penggambaran, maka pada setiap persimpangan titik di


catat data-data yang dibutuhkan. Setelah itu buat table untuk menghitung
volume tanah galilan dan timbunan.

Contoh 3.3 :

Jika diketahui data permukaan adalah sebagai berikut :

A B C
1 4,2 6,5 4,4 5,0 4,6 3,0
2 2,3 0,6 0,0
4,4 5,1 4,6 3,2 4,8 2,8
3 0,7 1,4 2,0
4,6 3,6 4,8 2,0 5,0 5,3
4 1,0 2,8 0,3
4,8 1,9 5,0 4,0 5,2 8,2
5 2,9 1,0 3,0
5,0 3,0 5,2 3,8 5,4 6,4
2,0 1,4 1,0
Dengan luas setiap grid adalah 4x8 m², berapakah volume tnah galian dan
timbunan?

Jawab.

Titik Elev. Elev. Tinggi Tinggi frek Luas Vol. Vol.


baru lama galian(m) timb.(m) tetap(m²) galian(m²) timb.(m²)
1A 4,2 6,5 2,3 0,0 1 32 73,6 0,0
1B 4,4 5,0 0,6 0,0 2 32 38,4 0,0
1C 4,6 3,0 0,0 1,6 1 32 0,0 51,2
2A 4,4 5,1 0,7 0,0 2 32 44,8 0,0
2B 4,6 3,2 0,0 1,4 4 32 0,0 179,2
2C 4,8 2,8 0,0 2,0 2 32 0,0 128
3A 4,6 3,6 0,0 1,0 2 32 0,0 64
3B 4,8 2,0 0,0 2,8 4 32 0,0 358,4
3C 5,0 5,3 0,3 0,0 2 32 19,2 0,0
4A 4,8 1,9 0,0 2,9 2 32 0,0 185,6
4B 5,0 4,0 0,0 1,0 4 32 0,0 128
4C 5,2 8,2 3,0 0,0 2 32 192 0,0
5A 5,0 3,0 0,0 2,0 1 32 0,0 64
5B 5,2 3,8 0,0 1,4 2 32 0,0 89,6
5C 5,4 6,4 1,0 0,0 1 32 32 0,0
TOTAL 400 1248

Elevasi permikaan selain diukur sendiri juga dapat di hitung dari kontur-
kontur suatu daerah yang biasanya bisa didapat dari badan pemetaan. Untuk
menentukan ketinggian suatu titik yang ada di antara dua kontur maka
perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan interpolasi. Rumus
interpolasi adalah :

ϳ𝑖
xi= xr + ϳ𝑡 x (xt - xr )
pada rumus adalah ketinggian ysng ingin dicari, sedangkan xt dan xr adalah
ketinggian kontur yang lebih tinggi dan lebih rendah dari xi. jt adalah jarak antara
kedua kontur dan ji adalah jarak antara xi dan xr.

2. Metode Ruas

Pada gambar rencana suatu proyek jalan misalnya, terdapat suatu garis
yang disebut garis as jalan. Garis as jalan tersebut merupakan garis tengah suatu
rencana jalan. Panjang garis as jalan menentukan panjang dari jalan yang akan
dibuat. Garis as akan terlihat pada gambar rencana sebagai alinyemen horizontal.

Untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan pada area rencana
jalan tersebut maka garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas yang sama
panjang atau yang juga dikenal dengan istilah stasiun. Pada setiap titik
pertemuan ruas diadakan survey lapangan mengenai ketinggian elevasi setiap sisi
dari as jalan. Langkah selanjutnya adalah dengan menggambarkan hasil survei
yang menunjukkan elevasi yang sebenarnya dan yang diingkan pada titik
tersebut.

Karena bentuk permukaan biasanya tidak beraturan mak bentuk


permukaan tersebut dapat disederhanakan ke suatu bentuk lain seperti segitiga,
trapezium, dan lain-lain. Kemudian hitung luas daerah (sedangkan vertical) yang
akan digali dan akan ditimbun. Dari hasil perhitungan, dengan mengalikan jarak
antara titik maka akan didapat volume tanah galian dan timbunan. Jika
diturunkan dalam betntuk rumus adalah :

Ʃ (𝐴2…𝐴𝑛−1)
Volume = spasi x ( A1 + An + )
2

N adalah jumlah potongan melintang atau stasiun (sta). untuk mendapatkan hasil
yang akurat jumlah N dapat diperbanyak. An adalah luas gallian atau timbuna
pada stasiun terakhir.
Contoh 4.3:

Jlan sepanjang 800 meter akan dibangun. Pada setiap stasiun dilkukan survey
lapangan dengan hasil adalah sebagi berikut:

sta Luas galian (m²) Luas timbunan (m²)

0.000 55 30

0.100 20 15

0.200 25 80

0.300 10 99

0.400 18 75

0.500 25 50

0.600 22 40

0.700 32 25

0.800 33 20

Tentukan volume tanah gallian dan timbunan pada rencana jalan tersebut?
Jawab:

Untuk memudahkan perhitungan volume tanah galian dan timbunan maka dari
data di atas dapat dibuat table. Hasilnya adalah sebagai berikut:

sta Pjg. Luas Rata-rata Luas Rata-rata Vol. Gal. Vol.


Ruas Gal. gal. (m²) Timb. Timb. (m3) (m³) Timb.
(m) (m²) (m²) (m³)
0.000 55 30
100 37,5 22,5 3750 2250
0.100 20 15
100 22,5 47,5 2250 4750
0.200 25 80
100 17,5 89,5 1750 8950
0.300 10 99
100 14 87 1400 8700
0.400 18 75
100 21,5 62,5 2150 6250
0.500 25 50
100 23,5 45 2350 4500
0.600 22 40
100 27 32,5 2700 3250
0.700 32 25
100 32,5 22,5 3250 2250
0.800 33 20
Total 19600 40900
TRANSPORTASI MATERIAL DAN
PENYUSUNAN ARMADA

Pekerjaan pemindahan tanah yang sifatnya berulang-ulang mutlak


memerlukaan perencanaan metode pelaksanaan yg praktis dan efisien serta
dapat diuji sebelum dimulainya pelaksanaan.

Perencanaan transportasi materia (haulage) dan penyusunan armada (fleet)


pada pekerjaan pemindahan tanah mekanis merupakan hal yang sangat
menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dalam segi biaya dan waktu
pelaksanaan proyek.

Untuk ini,metode pengadaan alat berat sebagai armada peralatan utama (basic
equipment fleet) dan metode alternatif pelaksanaan pekerjaan pemindahan
tanah akan dibahas.

Pembahasan akan berdasarkan pada perhitungan biaya dan waktu pelaksanaan


tanpa dengan merubah spesifikasi yang ditentukan untuk pekerjaan galian dan
timbunan tanah pwmbuatan tanggul.

A. Metode Pengadaan Peralatan Konstruksi

(acquisition method of construction plant)


Alat berat untuk keperluan proyek konstruksi dapat diadakan dengan
beberapa cara yang antara lain:

 Purchase of plant
 Leasing of plant
 Renting or Hiring of plant

Perbedaan pokok dari ketiga cara tersebut terletak pada kewajiban pembayaran
untuk stiap waktunya. Pemilihan metode tersebut akan sangat tergantung dari
kondisi perusahaan yang akan selalu bervariasi diantara masing-masing
perusahaan dari waktu ke waktu.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi metode pengadaan peralatan adalah


sebagai berikut:
 Company policy
 Besarnya skala proyek,
 Uang cash yang tersedia
 Parkiran cash flow,
 Tersedianya alat
1. Purchase of plant

Pembelian secara tunai akan memerlukan biaya dalam jumlah yang relatif
besar pada saat awal. Biaya yang besar ini akan mencakup suatu nilai untuk
keperluan pembayaran atas:

 Pembelian dari alat,


 Tarif import,
 Pajak,
 Transport,
 Inspeksi (bila ada),
 Modifikasi (bila diperlukan):

Biaya tersebut biasanya digunakan untuk menentuka operation cost dari


peralatan. Pengambilan akan didapatkan selama alat tersebut masih belum
menjadi rusak atau sampai alat tersebut dijual kembali dengan memperoleh nilai
sisa atau dapat juga dengan tukar tambah.

2. Leasing of plant

Dapat diartika menyewa secara terus menerus sampai dengan


kesempatan memilikinya atau setelah mencapai suatu waktu yang ditentukan.
Dalam hal ini perusahaan leasing akan membeli alat sesuai yang dikehendaki
oleh penyewa,kemudian kemudian penyewa akan membayar kepada
perusahaan leasing tersebut secara mengangsur.Sebelum sampai batas waktu
yang disepakati, kepemilikan alat masih tetap pada perusahaan
leasing.Perjanjian leasing akan selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:

 Pembayaran dari penyewa yang didapatkan setiap bulannya biasanya akan


berdasarkan perhitungan selama + 2/3 atau 3/4 dari umur alat.
 Hak penyewa untuk memiliki alat aka ditentukan secara pasti dalam waktu
tertentu pada saat awal pembuatan perjanjian.Harga ini dikenal dengan
“payout value”.
Pembayaran yang dilakukan secara periodik oleh penyewa kepada perusahaan
leasing yang mencakup :

 Komponen harga pembelian alat,


 Komponen beban bunga (interest charge).

Adapun keuntungan dari cara leasing adalah pembayaran yang dapat diatur
secara flexible.

3. Renting atau Hiring of plant

Banyak perusahaan yang mengadakan peralatannya dengan cara Renting


atau Hiring atau menyewa,terutama untuk pekerjaan jangka pendek.

Perhitungan harga sewa biasanya dapat berdasar pada harian,mingguan,ataupun


bulanan.

Harga sewa biasanya tidak termasuk biaya-biaya :

 Mobilisasi,
 Perakitan,
 Operator (sering optional),
 Dismantling,
 Demobilisasi,
 Bahan bakar,
 Pelumas.

Biaya perbaikan biasanya tidak menjadi tanggung jawab penyewa bila benar-
benar dapat dibuktikan bahwa kerusakan yang timbul tidak disebabkan oleh
kesesalahan penyewa.Begitu juga dengan biaya perawatan berkala (regular
maintenance) yang tidak menjadi tanggung jawab penyewa.

Pengadaan alat dengan cara menyewa akan sangat menguntungkan bila


pekerjaannya jangka pendek.Disamping itu penyewa mempunyai kesempatan
untuk selalu mendapatkan yang baru.

B. Haulage
Definisi dari haulage adalah transportasi material pada lokasi
proyek.Dalam pekerjaan pemindahan tanah haulage adalah transportasi tanah
dari lokasi galian ke lokasi penimbuhan termasuk didalamnya adalah pekerjaan
penebar dan pemadatan.

Haulage menjadi sangat penting karena pekerjaan ini hampir selalu dikerjakan
secara berulang-ulang (repetitive work) pada proyek pemindahan tanah mekanis.

Sebagai alat pengangkut utama biasanya dipakai:

-Truck/Dump truck

Dipilih untuk digunakan bila jarak angkut cukup jauh.

-Scraper

Dipilih bila jarak angkut tidak terlalu jauh dan masih dalam satu hamparan lokasi
kerja.

-Backhoe/Loader
Dipilih bila jarak angkut relatif dekat sekitar 40 meter.

-Dozer

Dipilih bila jarak angkut sangat dekat dengan jarak gusur efektif sekitar 10 meter.
Salah satu typical model dari pekerjaan pemindahan tanah dapat dilukiskan
dalan cyclone diagram seperti pada gambar berikut.

Keterangan:

1=Loader menunggu; 2=muat ;3=Truck jalan kedaerah timbunan (travel to


dump); 4=Truck menunggu pengaturan (truck wait spotting); 5=Bongkar (dump);
6=Spotter menunggu (spotter available); 7=Truck kembali untuk dimuati kembali
(return to load); 8=Truck antri untuk dimuati (truck queue); 9 dan 10=Perbaikan
truck (break down)

1. Perhitungan produksi

Produksi material yang diangkut per satuan satuan waktu akan dapat
diselesaikan dengan persamaan:

Produksi per jam=

1 x Kapasitas volume

Cycle time

X efficiency x faktor

Satuan: M3 = 1 x 60 x M3

Jam menit
2. Time (Waktu Siklus)

Didapatkan dengan menjumlahkan waktu-waktu yang dibutuhkan untuk :

1. Muat (loading),
2. Angkut (travelling to dump site),
3. Tunggu sebelum bongkar (waiting for spotting),
4. Bongkar atau penumpukan (unloading/dumping),
5. Kembali (travelling to stockpile for loading),
6. Perbaikan (break down) bila ada,dan
7. Antri sebelum muat (queueing for loading).

Untuk nomer-nomer 1, 3, 4, 6 dan 7 dapat dokategorikan sebagai fixed time.


Sedang nomer 2 dan 5 adalah variable time. Fixed time secara umum dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a) Waktu muat yang tergantung dari :


 Tipe dan kapasitas alat angkut, prroduksi dari loader
 Tipe materian yang diangkut,
 Kondisi tempat pengambilan,
 Posisi dari alat,
 Keterampilan operator.
b) Waktu tunggu sebelum bongkar yang tergantung dari :
 Kemampuan alat berat untuk melalukan manouver,
 Kondisi lokasi,
 Keterampilan operator.
c) Waktu bongkar/penumpukan yang tergantung dari :
 Ukuran alat,
 Kondisi lokasi kerja,
 Metode penumpukan.
d) Perbaikan (break down) tergantung dari :
 Perawatan alat,dan
 Keterampilan operator,
e) Waktu antri sebelum muat tergantung dari :
 Satuan armada (fleet),
 Kondisi manajemen.
3. Variable Time

Dipengaruhi pleh faktor-faktor sebagai berikut :

Tahana gelinding (rolling resistance)

Tahanan gelinding = berat total X Koefisien tahan gelinding

Koefisien tahan gelinding untuk beberapa alternatif dapat dilihat pada tabel
berikut :

Rolling resistance

Type of surface Tyres Tracks

Smooth concrete 2% 2.5%

Bitumen 2.5% 3.5%

Compacted and well maintained earth 3% 4%

Poorly maintained and rutted earth 5% 5%

Rutted, muddy and un maintained earth 10% 8%

Loose sand and gravel 12.5% 9%

Earth, very muddy rutted and soft 20% 12%

Tahanan kemiringan/lereng (grade resistance)

Tahana lereng = Berat total X tg 0

Tahanan angin (wind resistance)

Diabaikan pada kecepatan dibawah 60 km/jam

Tenaga (power)

Tenaga mesin akan berkurang disebabkan oleh :

a) Perubahan temperatur

Dimana tenaga akan berkurang/bertambah 1% bila temperatur naik / turun


tiap 60 c, dengan temperatur dasar = 300 c (power loss because of altitude)

b) Perubahan tinggi tempat (altitude)


Disini tenaga akan berkurang 1% untuk setiap kenaikan 100m dari permukaan
laut (power loss because altitude). Hal ini khusus bagi bukan mesin turbo.

Tenaga (power) dapat diklasifikasikan menjadi :

 Tenaga diperlukan (power required)


 Tenaga tersedia (power available)
 Tenaga digunakan (power usable)

Besar tenaga yang digunakan (usable power) akan tergantung dari :

1. Traksi (traction) atau interaksi antara roda dengan permukaan jalan.

Besarnya gaya traksi (tractive force) =


Berat pada sumbu roda penggerak x koefisien traksi

Koefisien traksi dapat diperoleh dari tabel berikut.

Coefficients of Traction

Materials Rubber Tyres Tracks

Concrete .90 .45

Clay Loam, Dry .55 .90

Clay Loam, Wet .45 .70

Rutted Clay Loam .40 .70

Dry Sand .20 .30

Wet Sand .40 .50

Quarry Pit .65 .55

Gravel Load (loose not hard) .36 .50

Packed Snow .20 .27

Ice .12 .12

Firm Earth .55 .90

Lose Earth .45 .60


Coal, Stockpiled .45 .60

2. Kemampuan dari mesin untuk menghasilkan rimpull.


Rimpull = gaya aksi yang dihasilkan oleh mesin yang emudian bekerja pada
roda dan permukaan jalan sebagai gaya reaksi untuk mendorong alat.

Hubungan antara rimpull dan kecepatan (speed) dapat digambarkan secara


hiperboris berikut.

Keadaan sesungguhnya,setiap alat akan dilengkapi dengan grafik yang


menunjukan hubungannya dengan gigi kecepatan sebaga gambar dibawah ini.

Mis : Kendaraan dengan berat 20 ton, tahanan lereng 22%, tahanan gelinding
4%.Kendaraan harus mempunyai rimpull 5,2 ton dan kecepatan 8,0 km/jam
gigi 3

10 km/jam gigi 2

7 km/jam gigi 1

Contoh soal:
Hitung : - Maxsimum effektive rimpull

-Minimum acceleration

Dari kendaraan dengan data sebagai berikut :

Traktor dengan 4 ban karet

Masa total = 38 ton

Massa pada sumbu roda penggerak = 20 ton

Rimpull max =300000 Newton

Faktor koreksi masa pada gigi satu = 1,4

Permukaan jalan adalah tanah liat kering dan tidak terpelihara

Jalan mendaki dengan kemiringan 1 : 8

Altitude =600 m

Temperature = 240 0c

Mesin bukan jenis turbo

Jawab :

Rolling resistance = 5% (dari table)

Grade resistance = 12,5%

Total resistance = 7,5%

Kehilangan tenaga karena Altitude = + 6%

Temperatur = -1%

Kehilangan tenaga total = 5%

 Max Effektive Rimpull = 300KN-300KNx5%-38x10KNx17 ½%

= 218,5 KN

Percepatan (Acceleration)
Rimpull

Fr = M.a F = gaya

M = massa

a= Percepatan

a=F = 218,5 = 218,5 =2,4 M/det2

m 38+38..1,4 91,2

Traction = massa X grafitasi X koeff traksi

= 12 X 10 X 0,5 KN

= 100 KN

Ft = 100 KN - 66,5 KN

=33,5 KN

a =F

= 33,5 KN = 0,37 m/det2

38+38.1,4

Max percepatan yang dicapai akan dipengaruhi oleh keadaan traksi yaitu :
0,37 m/det2

Catatan :

Bila dipaksakan dengan menambah percepatan, akan terjadi slip.

4. Metode untuk Menambah Kapasitas dari


Haulage
 Menambah beban pada sumbu roda penggerak sehingga didapatkan Traction
yang lebih besar.
 Memperbaiki keadaan permukaan jalan.
 Memperkecil kemiringan mka jalan.
 Menggunakan mesin turbo akan menurangi kehilangan tenaga karena tinggi
lokasi pekerjaan terhadap muka laut (altitude)
5. Memperlambat Laju dari Alat

Bila total resistance adalah negatif, (contoh pada waktu alat melewati jalan yang
turun), pengurangan tenaga gerak adalah diperluan dan dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :

 Menggunakan rem, dengan catatan tidak direkomendasi bila keadaan


permukaan jalan licin.
 Menggunakan gigi pengatur kecepatan, dengan catatan tidak
direkomendasikan untuk alat-alat besar.
 Menggunakan Exhaust Brake, menambah back pressure pada mesin dengan
membatasi keluarnya gas buang.
 Menggunakal Special Retarding Units, beberapa alat berat dengan ukuran
yang sangat besar sering dilengkapi dengan alat Special Retarding Units.
Disini kelebihan tenaga gerak digunakan untuk menompa oli pada sistem
hidroliknya.

Contoh soal:

1. Tentukan kemiringan permukaan jalan dimana sebuah dump truck dapat


berjalan dengan kecepatan tetap.

Diketahui :

-Koefision tahanan gelinding (Coefisien of rolling resistante)

1. =500 N/ton [RR]

-Truck meluncur bebas.

Apakan kemiringan akan tetap sama pada truck yang kosong ? (jawab 5%).
Truck mempunyai kecepatan tetap berarti Tahanan Lereng

Grade Resistance=Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

G sin 0 =G cos 0 x koefisien Tahanan Gelinding

G sin 0 =G cos 0 x 500 Newton/Ton

Sin 0/ cos 0 = 500/10 x 1000 = 0,05

Tg 0 =5%

Jadi kemiringan permukaan jalan agar truck dapat berjalan dengan kecepatan
tetap adalah 5%.

Dari perhitungan tidak ada pengaruh dari berat truck sehingga kemiringan
akan tetap sama meskipun truck dalam keadaan kosong.

2. Sebuah Tractor-Scraper dengan berat 34,65 ton pada sumbu roda


penggerak.
Berat total = 66,6 ton termasuk beban
Coefisien of Rolling Resistance = 0,6
Hitung kemiringan max dari permukaan jalan dimana alat tersebut dapat
berjalan dengan kecepatan tetap tanpa terjadi selip pada roda
penggeraknya !
Dianggap tenaga dari alat cukup untuk setiap kemiringan dari permukaan
jalan. (Jawab 26,2 %)
W1=34,65 ton
W1 + W2 = 66,6 ton
Koefisien Tahanan Gelinding = 5%
Koefisien Traksi = 0,6%
Koefisien Lereng GR = (W1 = W2) sin 0
Tahanan Gelinding RR = (W1 = W2) sin 0 x 5%
Traksi T = W1 cos 0 x 0,6
= GR + RR
0,6 W1 cos 0 = (W1+W2) sin 0+ (W1=W2) cos 0 x 0,05
0,6 x 34,65 sin 0 = 66,6 sin 0=66.6 cos 0x0,05%
0,6 x 34,65 = 66,6 sin 0/cos 0+66,6x0,05%
Sin 0/cos 0=0,262
Tg 0= 26,2%
Jadi kemiringan permukaan jalanmaksimum adalah 26,2%.
3. Sebuah Locomotive dengan berat 24 ton, Tenaga max 168 KW, Tenaga
rata-rata 130 KW.

Dipilih untuk pengangkutan tanah dalam terowongan (Tunnel mucking


operation) dengan kemiringan 1%.
Sehubungan dengan waktu siklus yang dubutuhkan,kecepatan rata-rata
yang diperlukan adalah 12,8 k/jam dan percepatan minimum (minimum
acceleration) adalah 0,6 km/jam/net.
Locommotive menarik 6 kereta (muck cars) dengan berat total 20,45 ton
tiap kereta dengan muatan penuh.
Koef Traksi = 0,2
Coefisien of Rolling Resistance = 90N/ton
Berat pada sumbu roda penggerak = 2/3 dari berat Locommotive.
Anilisis dari kondisi Locommotive.
Sebagian yang akan dijawab :
-Power dari mesin adalah cukup,ada
-Traksi tidak memadai untuk percepatan.
Jawab:

Tahanan Gelinding
RR= (WL+W1+W2+W3+W4+W5+W6) cos 0 x 90 Newton/ton
=(24+6x20,45)x90=13 203 Newton
GR = (WL+W1+W2+W3+W4+W5+W6) cos 0 x grafitasi x 0,01 Newton
Sudut kecil cos 0=1
GR = 14.670 Newton
Traksi T = 2/3 WL x 0,2 = 16x10x0,2= 32 kilo Newton
F = T-GR-RR
= 32.ooo-13.203-14.670
= 4.127 Newton (Gaya maximum)
Gaya = masa x percepatan
F =Mxa
A = 4.127/(24+6x20,450)=0,1 Km/jam/detik
<0,16 Km/jam/detik
Jadi teraksi yang tersedia tidak cukup untuk menghasilkan percepatan.
Cek Tenaga (power) lokomotif
Tenaga (power) yang tersedia pada keadaan puncak 168 KW
Power P =Gaya F x kecepatan
168 = (RR+GR) x kecepatan
Kecepatan =168000/(14.670+13.203)
=6 Meter/detik
Kecepatan max=21,7 Km/jam
P =F x kecepatan
130 =27873 x kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata=13.000/27873=16,8 Km/jam>12,8 Km/jam
Jadi tenaga mesin cukup kuat.
C. Armada (fleet)
Adalah sekelompok alat yang bekerja secara bersama-sama
ataupun estafet dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Misalnya,dalam melaksanakan pekerjaan galian dan timbunan,dimana
digunakan dozer,loader,dumptruck dan compactor,disini alat-alat ini
disebut armada.
1. Pemilihan Alat dalam Membentuk Armada
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membentuk
suatu armada yang antara lain seperti tersebut dibawah ini :
 Alat harus mempunyai fungsi yang melengkapi dan sesuai dengan
proses pekerjaan yang dilaksanakan.
 Alat harus sesuai dengan material yang akan diangkut/dikerjakan.
 Proses yang sama dengan material berbeda akan memerlukan alat
yang berbeda pula.
 Jenis material akan membatasi alternatif dari pemilihan jenis alat.
 Pada pekerjaan dengan skala besar,penggunaan alat khusus untuk
material yang khusus akan sangat efektif.
 Alat harus mampu menyelesaikan target produksi yang akan dicapai.
 Bila kemampuan alat jauh melebihi target produksi yang hendak
dicapai,perlu diperhitungkan waktu tunggu (hidle time).
 Pemilihan lokasi stockpile akan sangat mempengaruhi hasil
produksi,sehingga pertimbangan optimal akan sangat berpengaruh.
 Keselamatan kerja dan kelestarian lingkunganhidup harus selalu
diperhatikan disamping segi ekonomisnya.
 Kondisi lokasi proyek,termasuk antara lain :
o Traksi (Traction),
o Tahanan Gelinding (Rolling Resistance),
o Tahanan Lereng (Grade Resistance),
o Altitude,
o Temperatur,
o Kecepaan angin,
o Curah hujan,
o Kestabilan lereng (Slopy stability)
 Pada proyek-proyek dengan skala besar diperlukan penyelidikan
keadaan lokasi dan kemungkinan-kemungkinanya untuk memperbaiki
kondisi tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
 Dapat diandalkannya alat utama (Reliability of critical plant) dimana
hal tersebut perlu dianalisa agar supaya kemajuan proyek tidak hanya
tergantung dari alat tersebut ataupun operator tertentu.
 Pada keadaan tertentu prnggunaan alat utama lebih dari satu,dengan
kapasitas yang lebih kecil akan lebih baik.
 Tersedianya suku cadang (spare parts),operator,mechanic dan fasilitas
perbengkelan adalan merupakan baguan tang tidak dapat dipisahkan
dari kendalan alat-alat tersebut.
 Kemampuan operator yang beraneka ragam dan alat-alat berat yang
dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan,akan menambah
kemungkinan dapat diandalkan alat tersebut.
 Alat harus diuji kemampuan produksinya sehingga estimasi
perhitungan dapat didapatkan dengan tepat.

Secara umum :

 Semakin baik kondisi alat akan semakin kecil pula penyimpangannya.


 Alat khusus akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan biaya yang
relatif kecil.

Dengan pertimbangan hal-hal tersebut diatas,diharapkan tujuan proyek dapat


dicapai yang antara lain : Biaya yang murah,waktu pelaksanaan yang singkat ,dan
kualitas sesuai yang disyaratkan.

Contoh soal.
Suatu tanggul dari tanah ukuran 25.200 m3 tanah padat (compaced volume)akan
dilaksanakan dalam waktu 50+ 5 hari kerja (dianggap 8 jam kerja/hari).Spesifikasi
yang disyaratkan dan alat-alat yang tersedia seperti tersebut dibawah ini :

Spesipikasi :

a. Tanah urug

-Bank density =1800 kg/m3

-Swell factor =22%

-Sharinkage factor=16%

-Lokasi galian rata-rata berjarak 1km dari lokasi timbuan.

b. Pemadatan
Timbunan harus didapatkan pada setiap ketebalan 20cm tanah lepas dengan
8 kali dilalui compactor 20 ton untuk setiap lapisnya.

Alat yang tersedia.

a. Scraper cat 623B dengan :


Kapasitas munjung (Heaped capacity)=16,88 m3
Daya angkut max (max pay load) =22,680 kg
Kecepatan angkut rata-rata (Haul speed)=20 km/jam
Fixed time =3,5 menit
Operating faktor
Biaya sewa (Hire rate) =49 menit/jam
Termasuk operator dan solar jam=Rp.650.000,-/jam
b. Sejumlah dump truck dengan
Kapasitas munjung =12 m3
Daya angkut max =17 ton
Haul speed =45 km/jam
Kecepatan rata-rata
Waktu kosong =60 km/jam
Fixes time =4,2 menit
Operating factor =83%
Hire rate (truck+operator)
Dan solar =100.000/jam
c. Excavator-Loader dengan :
Loading time =4 detik
Swing loaded =3 d3tik
Dump time =3 detik
Swing empty =2 detik
Shovel capacity =0,6 m3
Fill factor =80%
Swing factor =96%
Job cindition factor =85%
Hire late (plant+operator)
Dan solar =Rp.200.000,-/jam
d. Dozer dengan :
Blade size =3m x 1m
Spillage (tercecer) =25%
Jarak gusur rata-rata
(average pushing distance) =5m
Kecepatan dorong
(pushing speed) =2km/jam
Kecepatan kembali =6km/jam
Fixed time =0,3 menit
Operating factor =78%
Hire rate (plant+operator)
Dan solar =Rp.250.000,-/jam
e. Compactor dengan :
Lebar drum =2m
Jumlah drum =2 buah
Berat setiap drum =10 ton
Kecepatan rata-rata =4km/jam
Operating efficiency =85%
Operating cost
(operator+plant)+solar =Rp.200.000,-/jam

Hitung/tentukan :

1. -Kepadatan tanah yang didapatkan (compacted density) kg/m3

-Kepadatan tanah lepas (loose density) kg/m3

2. Model dari proses pemindahan tanah dengan menggunakan scraper dan


compactor sebagai salah satu armada alat utama (basic equipment fleet).
3. Biaya untuk penyelesaian tanggul dengan dasar scraper dan compactor
sebagai armada alat utama berdasar model no.2.
4. Model dari proses pemindahan tanah dengan menggunakan :
- excavator-loader
- dump truck
- dozer,dan
- compactor sebagai alat armada yang utama
5. Biaya yang diperlukan untuk biaya tanggul berdasar pada model no.4.

Contoh jawaban

1. Bank density jb =1800 kg/m3

Swell factor Sw =22%

Sharinkage factor Sh =16%

Compacted density

Jc : Jb = 1800 = 2142,86 kg/m3

1-Sh 1-0,6

Losse density

Jl : Jb = 1800 = 1475,40 kg/m3

1 +Sw 1+0,22

2. Model pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan scraper dan


compactor sebagai armada peralatan utama (basic equpment fleeet)
Cycle time

Scraper=Load->Haul->Unload->Return.

Compactor=Number of passing (jumlah lintasan)

3. Biaya penyelesaian tanggul (Embankment)

-Production rate dari scraper =

1 x capacity x efficienci cycle timex faktor


cycle time

heaped capacity=16,8 m3

=18,8 x 147,5=24786,72 kg

>max pay load

Gunakan kapasitas=22,680 kg

Kapasitas volume=22,680/1.4754=15,37m3

Cycle time=haul+return+fixed time

=1/20x60+1/40x60+3,5
=8 menit

Operating factor= 49 menit/jam

=49x100%

60

Factor diestimasi= 1

Productian dari scraper=

=60 x15,37x49 x 100 x 1

8 60

=94,14 m3/jam

Production rate dari compactor

=Kecepatan rata-rataxlebar drumxtebal lapisanxefficeincy

Numberofpasing

=4000 x 2 x 0,2 x 0,85 = 170 m3/jam

Dari hasil perhitingan producton rate,ternyata kapasitas ditentukan oleh


kemampuan dari scraper yaitu 94,14 m3/jam

Volume embankment=25.200m3(compacted)

Volumeloose=(1 +Sw) Vc

1-Sh

=(1 +0,22) 25.200

1-0.16

= 36,600m3

Waktu pelaksanaan= 36.600 =388,80 jam

94,14

Jam kerja = 8 jam/hari


Jadi waktu pelaksanaan= 388,80 =48,6 hari

= 49 hari kerja

Hire rate dari scraper

(plant + operator) dan solar =Rp.650.000,-/jam

Operating cost dari compactor

(plant + operator) =Rp.200.000,-/jam

Jadi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan embankment dalam waktu 49


hari

=49 x 8 x Rp(650.000,- + 200.000,-)

=Rp.333.200.000,-

4. Model dari pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan


excapatur,dump truck,doaer dan compactor sebagai basic equipment fleet.
5. Production rate dari

-Compactor = 170m3/jam

-Dozer

Cycle time = 5x60 = 5x60 +0,3

2000 6000

=0,5 menit

Operating factor=0,78

Blade size =3m lebarx 1m tinggi

Pruction rate =60x0,78x1x3x0,75

0,5

=210,6m3/jam

-Dump truck

Cycle time =1 x60=1 60+4,2

45 60

Heap capacity =12m3

=12x1475=17700 kg

Gunakan kapasitas = max aay load

=17 ton

Volume loose =17.000 =11,525m3

=1,475

Operating factor =83%

Production rate =60 x11,252x0,83

6,533

=87,85m3/jam
-Excavator-Loader

Cycle time =4+3+3+2=12 detik

=0,2 menit

Shopel capacity =0,6 m3

Fill factor =80%

Swing factor =65%

Job condition faktor =85%

Production rate =60x6,0x0,8x0,96x0,85

0,2

=117,5 m3/jam

Jadi dari modal diatas didapatkan pruduction rate dari dump truck yang
menentukan=87,85m3/jam

Volume loose dati embankment=36.600m3

Waktu pelaksanaan=36,600=416,62 jam

87,85

=416,62

=52 hari

Target schdule=50 + 5 hari

Hire rate truck =Rp.100.000,-/jam

Hire rate excavator =Rp.200.000,-/jam

Hire rate dozer =Rp.250.000,-/jam

Hire rate cpmpactor =Rp.200.000,-/jam

Jadi biaya penyelesaian embangment

=52x8(Rp.100.000,-+Rp.200.000,-+Rp.250.000,-+Rp.200.000,-)
=Rp.312.000.000,-

Alternatif lain dengan menambah dumptruck menjadi 2.

Production rate dari truck=2x87.85

=175.7m3/jam

Yang menentukan dari production dari rate dari excavator=117.5m3/jam

Waktu penyelesaian =36.600

=117.5 x 8

=39 hari

Lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan

Biaya pelaksanaan=39x8(Rp.2,100.ooo,-RP.200.000,-Rp.205.000,-+Rp.200.000,-

=Rp.265.200.000.-

Kesimpulan

Biaya pembuatan tanggul akan sangat tergantung dari pemilih


penggunaan alat sebagai armada utaman.Oleh krena itu,kapasitas produksi dan
biaya seaa untuk alat perlu dianalisis sehingga ultilasisai secara maxsimum dari
alat dengan harga sewa yang tinggi dapat dicapai.

Fleet (Armada)

Adalah salah satu group/sekelompok alat yang bekerja secara bersama-sama


ataupun etafet dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Mia: Dalam melaksanakan pekerjaan galian dan timbunan,dimana digunakan


dozer,loader,dumtruck dan compactor. Disini alat-alat ini disebut armada.

Pemilihan alat dalam membentuk armada

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membentuk suatu armada
yang antara lain seperti tersebut dibawah ini :

1. Alat harus mempunyai fungsi yang saling melengkapi dan sesuai dengan
proses dari pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Alat harus sesuai dengan material yang akan diangkut/dikerjakan.
Proses yang sama dengan material berbeda akan memerlukan alat yang
berbeda pula.
Jenia material akan dibatasi alternatif dari pemilihan jenis alat.
Pada pekerjaan yang besar,penggunaaan alat khusus untuk material yang
khusus akan sangat efektif.
3. Alat harus mampu menyelesaikan target produksi yang akan dicapai .
Bila kemampuan alat jauh melenihi target produksi yang hendak
dicapai,perlu diperhitungkan idle time.

Hire rate dozer (plant + operator)=Rp.65.000,-/jam

Operating cost compactor (plant+operator)=Rp.75.000,-/jam

Termasuk owning cost.

Jadi biaya penyelesaian embankment

=52x8(Rp.20.000,-+Rp.75.000,-+Rp.65.000,-+Rp.75.000,-)

=Rp.97.760.000,-

Alternatif lain dengan menambah dumptruck menjadi 2.

Production rate dari truck =2 x 87.85 = 175,7 m3/jam

Yang menentukan production rate dari exavator= 117.5m3/jam

Waktu penyelesaian= 36.600

117,5x8

=39 hari

Lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Biaya pelaksanaan

=39x8x(Rp.2x20.000+Rp.75.000+Rp.65.000+Rp.75.000)

=Rp.79.560.000,-

Pemilihan lokasi stockpile akan sangat mempengaruhi hasil produksi,sehingga


pertimbangan optimal akan sangat berpengaruh.

4. Keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup harus di


segi ekonominya.
5. Kondisi lokasi proyek
Termasuk antara lain :

-Tracktion

-Rolling resistance

-Grade resistance

-Altitude

-Temperatur

-Kecepatan angun

-Curah hujan

-Slope stability

6. Pada proyek-proyek yang besar diperlukan penyelidikan keamanan


keadaan lokasi dan kemungkinan-kemungkinannya yang memperbaiki
kondisi tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
7. Dapat diandalkannya alat utama(Reliability of critical plant).Hal tersebut
perlu dianalisa agar supaya kemajuan proyek tidak hanya tergantung dari
alat tersebut ataupun operator tertentu.Pada keadaan tertentu
penggunaan alat utama lebih dari satu,dengan kapasitas yang lebih kecil
akan lebih baik.

Tersedianya spare part,operator,mechanic dan fasilitas perbengkelan


adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keandalan
alat-alat tersebut.

Kemampuan operator yang beraneka ragam, dan alat-alat berat yang


dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan,akan menambah
kemungkinan dapat diandalkannya alat tersebut.

8. Alat harus diuji kemampuan produksinya sehingga estimasi perhitungan


dapat didapatkan dengan tepat.

Secara umum :

-Semakin baik kondisi alat akan semakin kecil pula penyimpangannya.


-Alat khusu akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan biaya yang relatif
lebih kecil.

Dengan pertimbangan hal-hal tersebut diatas,diharapkan tujuan proyek


dapat dicapai yang antara lain : biaya yang murah,waktu pelaksanaan yang
singkat,kwalitas sesuai yang disyaratkan.

Lay out

Pekerjaan pembuatan tanggul

Gambar

Soal

Suatu tanggul dari tanah dengan ukuran 25.200 m3 tanah padat (compacted
volume) akan dilaksanakan dalam waktu 50 + 5 hari kerja (dianggap 8 hari
kerja/hari)

Spesifikasi yang disyaratkan dan alat-alat yang tersedia seperti tersebut dibawah
ini :

Spesifikasi :

a. Tanah urug :
-Bank density=18000 kg/m3
-Swell factor=22%
-Sharinkge factor=16%
-Lokasi galian rata-rata berjarak 1km dari lokasi tibunan.
b. P
Timbunan harus dipadatkanpada setiap ketebalan 20cm tanah lepas
dengan 8kali dilalui compactor 20 ton untuk setiap lapisannya.

Alat yang tersedia

a. Scraper cat 623B dengan :


Kapasitas munjung(Heaped capacity) =16,88 m3
Daya angkut max (Max pay load) =22.680kg
Kecepatan angkut rata-rata(Haul speed) =20km/jam
Kecepatan waktu kosong rata-rata =40km/jam
Fixed time =3,5 menit
Operating factor =49menit/jam
Ongkos sewa(Hire rate termasuk operator) =Rp.180.000/jam
b. Sejumlah dumotruck dengan :
Kapasitas munjung =12m3
Daya angkut max =17 ton
Haul speed =45km/jam
Kecepatan rata-rata waktu kosong =60km/jam
Fixed time =4,2 menit
Operating factor =85%
Hire rate(truck+operator) =Rp.20.000/jam
c. Excavator-Loader dengan :
Loading time =4 detik
Swing loaded =3 detik
Dump time =3 detik
Swing empty =2 detik
Shopel capacity =0,6 m3
Fill factor =80%
Swing factor =96%
Job condition factor =85%
Hire rate(plant+operator) =Ro.75.000/jam
d. Dozer dengan :
Blade size =3m x 1m
Spillage(tercecer) =25%
Jarak gugus rata-rata(average pushing distance)=5 m
Kecepatan dorong(pushing speed) =2km/jam
Kecepatan kembali =6km/jam
Fixed time =0,3 menit
Operating factor =78%
Hire rate(plant+operator) =Rp.65.000/jam
e. Compactor dengan :
Lebar drum =2 m
Jumlah drum =2 buah
Berat setiap drum =10 ton
Kecepatan rata-rata =4km/jam
Operating efficiency =85%
Operating cost(operator+plant) =Rp.75.000/jam

Hitung /tentukan :

1. -Kepadatan tanah lepas(Loose density)kg/m3

-Kepadatan tanah yang dipadatkan(Compacted density)kg/m3

2. Model dari proses pemindahan tanah dengan menggunakan scraper dan


compactor sebagai alat utama dalam armada(basic equipment fleet)
3. Biaya untuk penyelesaian tanggul dengan dasar scraper dan compactor
sebagai alat utama berdasar model no.2
4. Model dari proses pemindahan tanah dengan menggunakan:
Excavator –loader
Truck
Dozer dan
Compactor sebagai armada.
5. Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tanggul berdasar pada model
no.4.

Jawab

Bank density Jb=1800kg/m3

Swing factor Sw=22%

Sharinkage factor Sh=16%

Compacted density

Jl=Jb =1800 =1475,40kg/m3

1-Sh 1+0,22

Model pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan scraper dan compactor


sebagai armada peralatan utama(basic equipment fleet)

Cycle time,
Scraper =Load->Haul->Unload->Return

Compactor= Number of passing(Jumlah lintasan)

Biaya penyelesaian embankment

-Pruction rate dari scraper =

1 x Capacity x Efficiency x Factor

Cycle time

*Heaped capacity =16,8 m3

=16,8x147,5=24786,72 kg

>Max pay load

Gunakan kapasitas=22.680 kg

*Kapasitas volume=22.680=15,37m3

1,4754

*Ciyle time =haul + return + fixed time

=1/20x60+1/40x60+3,5

= 8 menit

*Operating factor =49 menit/jam

=49 x100%

60

Factor diestimasi= 1

*Production rate dari compactor

=kecepatan rata-rata x lebar drum x tebal lapisan x efficiency

Number of passing

=4000 x 2 x 0,2 x 0,85 = 170m3/jam

Dari hasil perhitungan production rate,ternyata kapasitas ditentukan oleh


kemampuan dari scraper yaitu 94,14m3/jam’
Volume embankment=25.200 m3 (compacted)

*Volume loose = (1 + Sw) Vc

1-Sh

=(1 + 0,22) 25.200

1-0,16

=36.600m3

*Claration=36.600 = 388.80 jam

94,14

Jam kerja =8 hari/jam

Jadi waktu pelaksanaan=388,80= 48,6 hari

= 49 hari kerja

Hire rate dari scraper (plant+operator)=Rp.180.000,-/jam

Operating cost dari compactor (plant + operator)= Rp.75.000,-/jam

Jadi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan embankment dalam waktu 49


hari

=49 x 8 x Rp(180.000,- + 75.000,-)

=Rp.99.960.000,-

4.Model dari pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan


excavator,dump truck,dozer dan compactor sebagai basic
equipment fleet.
5.Production rate dari compactor=170m3/jam

-Dozer
Cycle time=5x60 + 5x60 + 0,3

2000m/jam 6000m/jam

= 0,5 menit

Operating factor = 0,78

Blade size =3m lebar x 1m tinggi

Production rate= 60 x 0,78 x 1 x 3 x 0,75

0,5

=210,6m3/jam

-dump truck
Cycle time =1 x 60 + 1 x 60 + 4,2

45 60

=6,533 menit

Heap capacity =12 m3

=12 x 1475A=17.700 kg

>17 ton

Gunakan kapasitas =max pay load

= 17 ton

Volume loose = 17.000 = 11,525 m3

Operating factor = 83%

Productiun rate = 60 x 0,6 x 0,8 x0,96 x 0,85

0,2

=117,5 m3/jam
-Excavator – loader
Cycle time =4 + 3 + 3 + 2 =12 detik

=0,2 menit

Shovel capacity = 0,6 m3

Fill factor =80%

Swing factor =96%

Job cindition factor =85%

Production rate =60x0,6x0,8x0,96x0,85

0,2

=117,5 m3/jam

Jadi dari model diatas didapatkan production rate dari drumptruck yang
menentukan=87,85 m3/jam

Volume loose dari embankment=36.600 m3

Waktu pelaksanaan = 36.600 =416,62 jam

87,85

= 416,62

=52 hari

Target schedule=50 + 5 hari

Hire rate truck termasuk operator =Rp.20.000,-/jam

Hire rate excavator (plant+operator) =Rp.75.000,-/jam

Anda mungkin juga menyukai