Nama :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan
kehendak-Nya jualah makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Islam
dan Ipteks. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai “Pendidikan
Sepanjang Hayat“.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami
yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin, makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih
maju di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi
kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi orang lain yang membacanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan
yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat komprehensif, yakni pendidikan
kemampuan mental, pikir (rasio, intelek), kepribadian manusia seutuhnya.
Dalam hal ini, pendidikan merupakan sebuah aspek penting di dalam sebuah proses dalam
menjalani hidup dan untuk membentuk pendidikan yang berkualitas, kita juga harus bisa
menganalisis situasi pendidikan agar bisa tercapainya proses pebelajaran yang efektif.
Pendidikan adalah kegiatan untuk mengembangkan potensi diri seiring dengan
berkembangnya perubahan-perubahan yang ada. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan bisa
bertahan hidup dan tidak akan bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Manusia akan
mengalami kesulitan didalam hidupnya jika mereka tidak memenuhi aspek-aspek yang
penting didalam sebuah proses yang di namakan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sepanjang hayat?
2. Apa saja dasar pikiran pendidikan sepanjang hayat?
3. Bagaimana konsep pendidikan sepanjang hayat?
4. Bagaimana karakteristik pendidikan sepanjang hayat?
5. Bagaimana implikasi pendidikan sepanjang hayat dalam program pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dasar pikiran pendidikan sepanjang hayat.
2. Mengetahui konsep pendidikan sepanjang hayat.
3. Mengetahui karakteristik pendidikan sepanjang hayat.
4. Memahami implikasi pendidikan sepanjang hayat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan sebagai lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan
yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat luas, yaitu pendidikan kemampuan
mental, pikir, (rasio, intelek) dan kepribadian demikian jelas memerlukan rentangan waktu
yang relatif panjang bahkan berlangsung seumur hidup. Konsep pendidikan seumur
hidup (Life Long Education) mulai di masyarakat melalui kebijakan Negara (Tap MPR No.
IV/MPR/1973 jo. Tap MPR No. IV/MPR/1978, tentang GBHN) yang menetapkan antara lain
dalam Bab IV Bagian Pendidikan bahwa, “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.”
Arti luas pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education) adalah bahwa pendidikan tidak
berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi suatu kebutuhan yang penting karena, manusia perlu
menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara normal dalam lingkungan masyarakatnya
yang selalu berubah.
Ada beberapa cara untuk meninjau dasar pikiran mengenai pendidikan sepanjang hayat.
Diantaranya yaitu:
1. Tinjauan Idiologis
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk
memperoleh pendidikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
2. Tinjauan Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran setan antara kebodohan dan kemelaratan ialah dengan
pendidikan seumur hidup.
3. Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan pendidikan yang
disebabkan oleh sebagian orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah
bahkan tidak sekolah sama sekali. Oleh karena pemborosan itu dapat berakibat tambahnya
jumlah buta huruf, orang tua merupakan pemecahannya.
4. Tinjauan Politis
Negara kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga negara wajib menyadari hak dan
kewajibannya di samping memahami fungsi pemerintah.
5. Tinjauan Teknologis
Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi para pemimpin, teknisi, guru dan sarjana
dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa menyusaikan perkembangan ilmu dan teknologi
terus menerus untuk menambah cakrawala pngetahuan di samping keterampilan.
Tidak ayal lagi bahwa perkembbangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar
terhadap pendidikan khususnya konsep dan teknik penyampaiannya. Oleh karena
perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek maka tidak mungkin segalanya
itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah.
Maka dewasa ini tugas pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara
belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada anak untuk belajar sepanjang hayatnya,
memberi keterampilan kepada anak untuk secara lincah menyesuaikan diri kepada
lingkungan masyarakat yang dengan cepatnya berubah-ubah.
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar
pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-orang barat
mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan
oleh Hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
ُ ُا ُ ْطل.
ب ا ْل ِع ْل َم ِمنَ ا ْل َم ْه ِد اِلَى اللَّ ْه ِد
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal
dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar informal, maupun formal baik
yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan, dan dalam kehidupan
masyarakat.
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut:
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan
lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses yang berlangsung sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi
pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan
(pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola
pendidikan non-formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-
kegiatan belajar insidental.
5. Pendidikan seumur hidup memiliki dua macam komponen besar yaitu pendidikan umum
dan pendidikan professional. Komponen tersebut tidaklah berpisah sama sekali antara
yang satu dengan yang lainnya tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat
interaktif.
6. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu
hidup
E. Implikasi Pendidikan Sepanjang Hayat
Implikasi di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Penerapan pendidikn sepanjang hayat pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di
masyarakat mengandung kemungkinan yang luas dan bervariasi.
2. Pendidikan Kejuruan
Dengan majunya teknologi dan industrialisasi maka pendidikan kejuruan tidak boleh
dipandang sekali jadi dan selesai.
3. Pendidikan Profesional
Pendidikan profesional perlu mengikuti perubahan dan sikapnya terhadap profesinya masing-
masing
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengaruhnya telah menyusup dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Barang-barang elektronik telah menggantikan alat-alat
dapur yang tradisional bagi kalangan ibu rumah tangga (mesin cuci listrik, kompor listrik,
dan lain-lain.).
Hal ini asas pendidikan sepanjang hayat merupakan konsekuensi penting untuk mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan.
Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara dan
para pemimpinnya dalam kehidupan negara sangat penting. Untuk itu pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan
sepanjang hayat.
Seseorang yang disebut terpelajar (Educated Man) harus memahami dan menghargai nilai-
nilai yang terkandung dalam sejarah, kesusastraan, pandangan hidup, kesenian dari
bangsanya sendiri. Pengetahuan terhadap nilai-nilai tersebut di samping memperkaya
khasanah hidupnya, juga memungkinkan untuk mengisi waktu luangnya yang lebih
menyenangkan. Atas dasar itu semua maka pendidikan kultural dan pengisian waktu luang
secara konstruktif merupakan bagian penting daripada pendidikan sepanjang hayat.
Yang perlu memperoleh pendidikan sepanjang hayat, dapat diklasifikasikan ke dalam enam
kategori, yaitu:
1. Para Petani
Di negara yang berkembang para petani merupakan golongan penduduk yang paling besar.
Biasanya cara hidup mereka masih tradisional dan masih percaya mitos dan lain-lain. Hal ini
disebabkan oleh dasar pendidikan yang rendah, atau mungkin sama sekali tidak memperoleh
pendidikan formal.
Mereka keluar dari sekolah karena berbagai sebab (bosan, kurang bakat, kurang biaya, dan
lain-lain).
Supaya dapat menghadapi setiap tantangan hari depan mereka, henaknya diberikan kepada
mereka program pendidikan kejuruan dan teknik, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka miliki.
Pada umumnya golongan ini menduduki posisi penting dalam masyarakat. Golongan ini
sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Untuk selalu menambah dan
memperbaharui pengetahuan dan keterampilan maka program pendidikan seumur hidup
sangat penting baginya.
Hendaknya mereka ini mampu memadukan antara pengetahuan dengan berbagai keahlian di
samping harus selalu memperbaharui sikap dan gagasannya, sesuai dengan kemajuan dan
pembangunan.
Karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak pengetahuan yang belum
mereka ketahui pada waktu masih muda. Jumlah mereka makin lam makin bertambah besar,
karena bertambah panjangnya usia rata-rata manusia, disebabkan oleh kesehatan mereka
menjadi lebih baik.[18]
1. Pertimbangan Ekonomi
2. Keadilan
3. Faktor Peranan Keluarga
4. Faktor Perubahan Peranan Sosial
5. Perubahan Teknologi
6. Faktor-faktor Vocational
7. Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa
8. Kebutuhan Anak-anak Awal
9. Strategi Pendidikan Sepanjang Hayat
Sebagai generasi penerus, para pemuda atau dewasa membutuhkan pendidikan sepanjang
hayat.
Pendidikan sepanjang hayat bagi anak merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian
dan pemenuhan, karena anak akan menjadi tempat awal bagi orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti
hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Dasar pikiran mengenai pendidikan sepanjang hayat antara lain yaitu, tinjauan idiologis,
ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis, dan paedagogis.
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal
dunia.
Tujuan dari pendidikan sepanjang hayat yaitu Mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal
mungkin.
B. Saran
Ahmadi, Abu. Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Cet-1. Jakarta: Rineka Cipta. 1991.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2009.
http://richadnugroho.blogspot.co.id/2014/08/konsep-pendidikan-sepanjang-hayat.html.
2015/11/16. 12:24 WIB.
[3]http://richadnugroho.blogspot.co.id/2014/08/konsep-pendidikan-sepanjang-hayat.html,
2015/11/16, 11:24.
[4]Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Cet-1, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, hlm.
235-236.
[10]Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan,…,46.
[12] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Malang: Usaha
Nasional, 1980), hlm. 125.