CONTOH
CONTOH
Disusun Oleh
Nurlaila Rahmah
05021181419100
1.2 Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah supaya pembaca lebih mendalami salah
satu materi kekuatan bahan yaitu tegangan geser dan torsi.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi secara pararel pada bidang material, benda dengan tegangan
normal yang terjadi tegak lurus dengan bidang. Kondisi teganan geser dapat terjadi
dengan melakukan geseran secara langsung (direct shear) dan tegangan puntir
(torsional stress). Fenomena geseran secara langsung dapat dilihat pada saat kita
menancapkan paku ke balok kayu. Pada setiap permukaan di paku dan di kayu yang
bersinggungan langsung dengan paku akan mengalami geseran secara langsung.
Sedangankan fenomena tegangan puntiran, dapat terjadi apabila suatu spesimen
mengalami momen torsi. Dengan adanya tegangan geser, maka respon yang diterima
material pun berbeda.
Uji puntir pada suatu spesimen dilakukan untuk menentukan elastisitas suatu
material. Specimen yang digunakan pada pengujian puntir adalah batang dengan
penampang lingkaran karena bentuk penampang ini sederhana sehingga mudah diukur.
Spesimen tersebut hanya dikenai beban puntiran pada salah satu ujungnya karena dua
pembebanan akan memberikan ketidakkonstanan sudut puntir yang diperoleh dari
pengukuran.
2.2 Torsi
Torsi, momen atau saat kekuatan, adalah kecenderungan suatu gaya untuk memutar
suatu benda terhadap suatu sumbu, titik tumpu, atau pivot. Seperti halnya gaya adalah
dorong atau tarik sebuah, torsi dapat dianggap sebagai twist untuk objek.
Longgar berbicara, torsi adalah ukuran kekuatan menyalakan sebuah benda seperti
baut atau roda gila. Misalnya, mendorong atau menarik gagang kunci pas terhubung ke
mur atau baut menghasilkan torsi (kekuatan balik) yang mengendur atau
mengencangkan mur atau baut. Simbol untuk torsi biasanya τ, tau huruf
Yunani. Ketika disebut momen, itu biasanya dilambangkan M. Besarnya torsi tergantung
pada tiga kuantitas, yaitu terapan kekuatan, panjang tuasarmconnecting poros ke
titik aplikasi kekuatan, dan sudut antara vektor gaya dan lengan tuas.
Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau
torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi)
adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah
benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi)
tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak
gaya. Apabila Anda ingin membuat sebuah benda berotasi, Anda harus memberikan
momen gaya pada benda tersebut. Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan
besaran vektor. Untuk memahami momen gaya anda dapat melakukan hal berikut ini.
Ambillah satu penggaris. Kemudian, tumpukan salah satu ujungnya pada tepi meja.
Doronglah penggaris tersebut ke arah atas atau bawah meja. Selanjutnya, tariklah
penggaris tersebut sejajar dengan arah panjang penggaris.
Saat Anda memberikan gaya F yang arahnya tegak lurus terhadap penggaris,
penggaris itu cenderung untuk bergerak memutar. Namun, saat Anda memberikan
gaya F yang arahnya sejajar dengan panjang penggaris, penggaris tidak bergerak. Hal
yang sama berlaku saat Anda membuka pintu. Gaya yang Anda berikan pada pegangan
pintu, tegak lurus terhadap daun pintu sehingga pintu dapat bergerak membuka dengan
cara berputar pada engselnya. Gaya yang menyebabkan benda dapat berputar menurut
sumbu putarnya inilah yang dinamakan momen gaya. Torsi adalah hasil perkalian silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan:
Gambar 2. Sebuah batang dikenai gaya sebesar yang tegak lurus terhadap batang
dan berjarak sejauh r terhadap titik tumpu O.
Batang tersebut memiliki momen gaya τ = r × F dengan:
r = lengan gaya = jarak sumbu rotasi ke titik tangkap gaya (m),
F = gaya yang bekerja pada benda (N), dan
τ = momen gaya (Nm).
Besarnya momen gaya atau torsi tergantung pada besar gaya dan lengan gaya.
Sedangkan arah momen gaya menuruti aturan putaran tangan kanan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut:
Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah momen gaya atau
torsi ke atas, dan arah bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka
arah momen gaya ke bawah. Apabila gaya F yang bekerja pada benda membentuk sudut
tertentu dengan lengan gayanya (r), maka persamaan akan berubah menjadi:
τ = rFsinθ
Dari persamaan tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa gaya yang
menyebabkan timbulnya momen gaya pada benda harus membentuk sudut θ terhadap
lengan gayanya. Momen gaya terbesar diperoleh saat θ =90° (sinθ = 1), yaitu saat gaya
dan lengan gaya saling tegak lurus. Anda juga dapat menyatakan bahwa jika gaya searah
dengan arah lengan gaya, tidak ada momen gaya yang ditimbulkan (benda tidak akan
berotasi).
BAB 3
METODOLOGI
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini
mengakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk
menentang gaya yang ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah,
perubahan bentuk benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga
bertambah sampai pembebanan mencapai harga akhirnya.
Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan,
sehingga keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam keadaan tegang dan
terenggang. Dapat dilihat nanti bahwa kedua keadaan ini pasti berhubungan,
tegangan dalam bahan harus didampingi regangan dan sebaliknya. Untuk
menyederhanakan perhitungan, seringkali lebih mudah bila diperhatikan ‘benda
tegar’, namun ini hanya merupakan suatu konsep; karena ada bahan yang tegar
sempurna, dan tidak ada benda nyata yang dapat menahan beban,tanpa
sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua oleh suatu
bidang khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan setimbang karena
pengaruh gaya luar yang bekerja padanya dan gaya-gaya internal (yaitu gaya antar
molekul) yang bekerja pada bidang khayal ini. Intensitas tegangan (untuk
mudahnya biasanya disebut ‘tegangan’) di suatu titik pada bidang, didefinisikan
sebagai gaya internal per satuan luas.
Tegangan dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus pada
bidang yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai
dengan arah gaya, dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat (compressive). Bila
gaya internal sejajar dengan bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial
atau geser. Seringkali resultan gaya pada elemen luasan membentuk sudut dengan
bidang luasnya. Dalam keadaan semacam itu, gaya tersebut diuraikan menjadi
komponen normal dan tangensial, serta menghasilkan kombinasi tegangan-
tegangan normal geser.
Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan.
Ada dua macam regangan. Bahan dapat membesar atau mengecil dan
menghasilkan regangan normal; atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang
satu terhadap yang lain dan menghasilkan regangan geser. Untuk batang dalam
keadaan tarik atau komprensi sederhana, akibat yang paling jelas terlihat adalah
perubahan panjang batang, yaitu regangan normal. Intensitas regangan (biasanya
disebut ‘regangan’ saja) untuk regangan normal, didefinisikan sebagai
perbandingan perubahan ukuran terhadap ukuran semula.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi
oleh gaya penentang yang ada di dalam bahan.
2. Tegangan dalam bahan harus didampingi regangan dan sebaliknya.
3. Tidak ada benda nyata yang dapat menahan beban, tanpa sebelumnya
mengalami perubahan bentuk.
4. Tegangan yang terjadi pada benda adalah sama, sedangkan gaya yang
mempengaruhinya akan berbeda di setiap bagian yang berbeda.
5. Geser langsung merupakan tegangan geser yang dihasilkan oleh aksi
langsung dari gaya – gaya dalam upaya memotong bahan, misalnya
design sambungan, baut, sendi, paku keeling.
5.2 Saran
Adapun saran untuk pembuatan makalah ini adalah sebaiknya diselesaikan
tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, R.S. (1984). Strength of Mechanical. New Delhi, S.Chand & Company
Ltd.