Anda di halaman 1dari 2

4.3.

4 Pengukuran Sudut Dengan Metode Batang Sinus

Dalam praktikum pengukuran dengan batang sinus dilakukan sesuai tahapan


– tahapan pengukuran menggunakan batang sinus. Pertama-tama dilakukan
pengukuran harga sudut pada benda ukur menggunakan bevel protactor dan
diperoleh nilai α = 21,75o. Kemudian menghitung harga nilai awal h dengan
persamaan dibawah ini :

h = L. sin α
h = 200 mm . sin 21.75°
h = 74.11 mm
Jadi didapatkan nilai awal h yang terukur adalah sebesar 74.11 mm. Setelah
mendapatkan nilai awal h, selanjutnya menyusun blok ukur setinggi harga h.
Adapun susunan blok ukur yang dipakai adalah 0.01mm, 0.1mm, 4mm,
20mm, 50 mm. Blok ukur tersebut disusun dari ukuran yang paling besar
berada di bawah hingga yang paling kecil. Setelah didapatkan susunan blok
ukur maka menyusun alat – alat ukur tersebut menjadi satu rangkaian.
Kemudian dilakukan pemeriksaan kesejajaran antara benda ukur dan meja
ukur dengan menggunakan jam ukur (dial indicator) dimana jarak pergeseran
jam ukur sepanjang L’ = 50 mm. Selama proses pemeriksaan jam ukur
menunjukkan penyimpangan (d) kearah ccw sebesar d = 0.005 mm.
Selanjutnya menentukan harga y dengan persamaan berikut ini :
𝑑∗𝐿
𝑦=
𝐿`
0.005 ∗ 74.11
𝑦=
0.05
𝑦 = 0.02
Untuk nilai y (-) jarum ukur bergerak cw dan nilai y (+) jarum ukur bergerak
ccw.
Kemudian mencari nilai h’ yang merupakan tinggi blok ukur setelah diukur
ulang. Adapun persamaan sebagai berikut :
h’ = h ± y
h’ = h + y
h’ = (74.11 + 0.02)mm
h’ = 74.13 mm
Kemudian mencari nilai α′(nilai yang dianggap benar),
ℎ′
α′ = arc sin
𝐿
74.13
α′ = arc sin
200
α′ = 21,74°
Dari hasil pengukuran sudut pada benda ukur didapatkan dengan bevel
protactor sebesar 21.75° dan batang sinus sebesar 21,74°.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa batang sinus mempunyai
faktor koreksi yang lebih baik daripada bevel protactor dilihat dari
tingkat ketelitian yang dapat dihitung dari hasil percobaan.

Anda mungkin juga menyukai