Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No.

1, Maret 2017

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI
DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET
KABUPATEN SUMENEP

(The Effect of Walking in the Morning to Change of Blood Pressure


in Elderly with Hypertension in Kalianget Timur Village,
Kalianget District, Sumenep Regency)

Dian Ika Puspitasari, Mujib Hannan, Leviana Dea Chindy


Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Wiraraja Sumenep
Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM.05, Patean, Sumenep, Madura
Telp: (0328) 674278
e-mail: dianika.uwr@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Jalan pagi merupakan aktivitas ringan yang sesuai untuk orang
dengan lanjut usia (lansia) karena dapat membantu mengendalikan tekanan darah
dalam jangka panjang. Keterbatasan lansia untuk melakukan aktivitas fisik sehari-
hari dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh jalan pagi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi. Metode: Desain penelitian pre-experiment menggunakan one
group pre-post test design, dengan teknik simple random sampling. Populasi
dalam penelitian adalah lansia dengan hipertensi di Desa Kalianget Timur
sebanyak 71 orang, sampel sebanyak 60 orang. Analisa data menggunakan uji
statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum
dilakukan jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg
dan tekanan darah diastole seluruhnya (100%) >100 mmHg. Kemudian sesudah
dilakukan jalan pagi tekanan darah menurun, sebagian besar (55%) tekanan darah
sistole 140-159 mmHg dan hampir seluruhnya (88,3%) tekanan darah diastole
>100 mmHg. Hasil analisa data diperoleh p= 0,000 (<0,05). Pembahasan: Lansia
dapat melakukan aktivitas ringan seperti jalan kaki dipagi hari sebagai bentuk
olahraga dalam menjaga kebugaran. Olahraga yang sesuai dan efektif dapat
meningkatkan angka harapan hidup lansia sehingga derajat kesehatan lansia dapat
meningkat. Kesimpulan: Jalan pagi efektif untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi.
Kata Kunci : Jalan Pagi, Hipertensi, Lanjut Usia.

ABSTRACT
Introduction: Walking in the morning is a mild activity suitable for elderly people
as it can help control blood pressure in the long term. Inability of the elderly to
perform daily physical activity can affect blood pressure changes. This study aims
to analyze the influence of walking in the morning to changes in blood pressure in
the elderly with hypertension. Method: This research pre-experiment design is
using one group pre-post test design, with simple random sampling technique.

1
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

The population in this study were elderly with hypertension in Kalianget Timur
Village as many as 71 people, 60 samples. Data analysis using Wilcoxon
statistical test. Results: The results showed that before walking in the morning is
most (65%) blood pressure sistole 140-159 mmHg and diastole blood pressure
entirely (100%)> 100 mmHg. Then after walking in the morning blood pressure
decreases most (55%) sistole blood pressure is 140-159 mmHg and almost all
(88.3%) diastole blood pressure> 100 mmHg. The result of data analysis
obtained p = 0,000 (<0,05). Discussion: Elderly can perform mild activities such
as walking in the morning as a form of exercise in maintaining body fit.
Appropriate and effective exercise can increase the elderly life expectancy so that
the health of elderly can increase. Conclusion: Walking in the morning is
effective for lowering blood pressure in the elderly with hypertension.
Keywords: Walking in the morning, Hypertension, Elderly.

PENDAHULUAN Setiap tahun, jumlah lansia


Pemenuhan kebutuhan bertambah rata-rata 450.000 orang.
aktivitas fisik diperlukan untuk Sedangkan jumlah lansia di Jawa
menunjang pertumbuhan dan Timur mencapai 2.971.004 jiwa atau
perkembangan yang baik. Aktivitas 9,36% (Dinsos, 2012). Data
fisik merupakan pergerakan anggota prevalensi hipertensi dari Dinas
tubuh yang dapat menyebabkan Kesehatan Kabupaten Sumenep pada
pengeluaran tenaga untuk tahun 2014 didapatkan bahwa
pemeliharaan kesehatan fisik dan penderita hipertensi lansia berjumlah
mental, serta mempertahankan 17.621 jiwa dengan usia 60-69 tahun
kualitas hidup agar tetap sehat dan menjadi usia terbanyak. Berdasarkan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik data di UPT Puskesmas Kalianget
sangat penting peranannya terutama yang menaungi 7 daerah posyandu
bagi orang dengan lanjut usia lansia, didapatkan data pada tahun
(lansia). Dengan melakukan aktivitas 2013 dengan pra lansia sebanyak
fisik, maka lansia dapat 9.400 jiwa, sedangkan untuk lansia
mempertahankan dan meningkatkan sendiri sebanyak 3.694 jiwa. Jumlah
derajat kesehatannya (Fatmah, 2010). lansia penderita hipertensi pada
Lansia yang mempunyai tekanan tahun 2015 di UPT Puskesmas
darah tinggi (hipertensi) menikmati Kalianget yaitu sebanyak 1.543 jiwa.
waktu senggangnya untuk bersantai. Dari data posyandu lansia Desa
Sedangkan lansia yang kurang Kalianget Timur didapat jumlah
melakukan aktivitas fisik dan lansia sebanyak 71 orang dengan
olahraga dapat mempengaruhi keluhan hipertensi.
perubahan pada tekanan darah Hipertensi merupakan penyakit
(Nugroho, 2008). yang dapat diminimalisasikan tingkat
Jumlah lansia di Indonesia kekambuhannya, hal tersebut dapat
pada tahun 2011 sekitar 24 juta jiwa dilakukan dengan tetap menjaga gaya
atau hampir 10% jumlah penduduk. hidup berupa asupan makanan yang

2
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

seimbang serta aktivitas fisik yang Rumusan masalah dalam


cukup. Pada lansia penderita penelitian ini adalah adakah
hipertensi diperlukan pengukuran pengaruh jalan pagi terhadap
tekanan darah yang rutin agar perubahan tekanan darah pada lansia
tekanan darahnya dapat terpantau dengan hipertensi? Tujuan penelitian
dengan baik. Hipertensi dapat ini adalah menganalisis pengaruh
dicegah dengan menghindari faktor jalan pagi terhadap perubahan
penyebab terjadinya hipertensi yaitu tekanan darah pada lansia dengan
pengaturan pola makan, gaya hidup hipertensi di Desa Kalianget Timur
yang benar, menghindari kopi, Kecamatan Kalianget Kabupaten
merokok dan alkohol, mengurangi Sumenep.
konsumsi garam yang berlebihan dan
aktivitas yang cukup seperti olahraga BAHAN DAN METODE
yang teratur (Dalimartha, 2008). Penelitian ini menggunakan
Olahraga merupakan salah satu rancangan pre eksperimental design
aktivitas fisik yang mudah dilakukan jenis one-group pre-test post-test
oleh berbagai kalangan. Bagi lansia design. Populasi dalam penelitian ini
sendiri sangat diajurkan untuk adalah semua lansia di Desa
melakukan aktivitas fisik seperti Kalianget Timur Kecamatan
jalan pada pagi hari untuk mengisi Kalianget Kabupaten Sumenep yang
waktu luang. Olahraga teratur bisa mengalami hipertensi sebanyak 71
menjadi cara yang efektif untuk orang. Pengambilan sampel dengan
melancarkan sirkulasi darah. Jalan menggunakan teknik simple random
pagi memiliki gerakan yang dinamis, sampling berjumlah 60 orang,yang
mudah dilakukan, menimbulkan rasa memenuhi kriteria kriteria inklusi
gembira dan semangat serta beban antara lain lansia dengan tekanan
yang rendah. Aktifitas olahraga ini darah ≥ 40 mmHg, berumur > 45 –
membantu tubuh agar tetap bugar 74 tahun dan tidak mengkonsumsi
karena dapat melatih tulang menjadi obat penurun tekanan darah sebelum
kuat, mendorong jantung bekerja dilakukan pemeriksaan tekanan
optimal dan membantu darah. Variabel independen dalam
menghilangkan radikal bebas yang penelitian ini adalah jalan pagi dan
berkeliaran didalam tubuh. Jalan pagi variabel dependennya adalah
ini dapat membentuk dan mengoreksi perubahan tekanan darah pada lansia
sikap dan gerak serta memperlambat dengan hipertensi. Instrumen
proses degenerasi karena perubahan penelitian menggunakan tensi meter,
usia, serta mempermudah stetoskop dan lembar observasi untuk
penyesuaian kesehatan jasmani mengukur skala tekanan darah
terutama kesehatan kardiovaskuler sebelum dan sesudah dilakukan
dalam adaptasi kehidupan lanjut usia aktivitas jalan pagi.
(Giriwijoyo, 2012). Pengumpulan data dilakukan
pada bulan April sampai Mei 2016,

3
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

diawali dengan pengurusan perijinan dilakukan penelitian, responden


sesuai dengan prosedur yang telah diberikan pre test berupa
ditetapkan. Peneliti menentukan pemeriksaan tekanan darah.
calon responden sesuai dengan Kemudian responden diberikan
kriteria inklusi. Selanjutnya calon perlakuan berupa aktivitas jalan pagi
responden diberikan informasi terkait selama 3 kali seminggu selama 30
penelitian yang akan dilakukan dan menit. Selama proses pemberian
responden yang bersedia dilakukan perlakuan, responden diperiksa
penelitian menandatangani lembar kembali tekanan darahnya. Setelah
persetujuan menjadi responden data terkumpul kemudian dilakukan
(informed consent). Sebelum uji statistik Wilcoxon.

HASIL
1. Karakteristik Tekanan Darah Pada Responden

Tabel 1. Karakteristik Tekanan Darah Pada Lansia

Tekanan Darah Sistole Sebelum Persentase


No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <120 0 0
2 120-139 0 0
3 140-159 39 65
4 >160 21 35
Total 60 100
Tekanan Darah Diastole Sebelum Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <80 0 0
2 80-89 0 0
3 90-99 0 0
4 >100 60 100
Total 60 100
Tekanan Darah Sistole Sesudah Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <120 0 0
2 120-139 7 11,7
3 140-159 33 55
4 >160 20 33,3
Total 60 100
Tekanan Darah Diastole Sesudah Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <80 0 0
2 80-89 1 1,7
3 90-99 6 10
4 >100 53 88,3
Total 60 100

4
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa Karakteristik tekanan darah sistole


tekanan darah sistole responden responden sesudah dilakukan jalan
sebelum dilakukan jalan pagi pagi sebagian besar yaitu 140-159
sebagian besar yaitu 140-159 mmHg mmHg sebanyak 33 orang (55%).
sebanyak 39 orang (65%). Karakteristik tekanan darah diastole
Karakteristik tekanan darah diastole responden sesudah dilakukan jalan
responden sebelum dilakukan jalan pagi hampir seluruhnya yaitu >100
pagi seluruhnya yaitu >100 mmHg mmHg sebanyak 53 orang (88,3%).
sebanyak 60 orang (100%).
Tabel 2. Tekanan Darah Pada Lansia Sebelum Dilakukan Jalan Pagi

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan jalan pagi seluruh lansia
(100%) mengalami hipertensi.
Tabel 3. Tekanan Darah Pada Lansia Sesudah Dilakukan Jalan Pagi

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7
3 Turun 30 50
Total 60 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian lansia (50%) mengalami
sesudah dilakukan jalan pagi penurunan tekanan darah.
Tabel 4. Tekanan Darah Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Jalan Pagi

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7
3 Turun 30 50
Total 60 100
Uji wilcoxon P=0,000 < 0,05
Tabel 4 menunjukkan bahwa Sebelum dilakukan jalan pagi jumlah
ada perubahan tekanan darah responden yang mengalami
sebelum dan sesudah (pre dan post) hipertensi yaitu seluruhnya sebanyak
dilakukan aktivitas jalan pagi. 60 responden, kemudian sesudah

5
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

dilakukan jalan pagi terjadi jalan pagi memiliki keberhasilan


perubahan yaitu sebanyak 30 dalam perubahan tekanan darah.
responden mengalami penurunan Hasil analisis statistik non
tekanan darah. Sebanyak 17 parametrik dengan menggunakan uji
responden mengalami kenaikan Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai
tekanan darah dan 13 responden p= 0,000 (P < 0,05) sehingga Ho
memiliki pengukuran tekanan darah ditolak dan Ha diterima yang berarti
yang tetap dari sebelumnya. bahwa aktivitas jalan pagi memiliki
Berdasarkan hasil tersebut pengaruh terhadap perubahan
menggambarkan bahwa aktivitas tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi.

PEMBAHASAN pembuluh darah yang baik. Olahraga


Tekanan Darah Pada Lansia yang dilakukan tersebut selain
Sebelum Jalan Pagi mengalirkan darah dan nutrisi juga
Berdasarkan hasil penelitian akan meningkatkan kemampuan
sebelum dilakukan jalan pagi seluruh jantung dan paru sehingga keadaan
lansia mengalami hipertensi. akan baik untuk mencegah dan
Tekanan darah manusia dapat diukur membantu penyembuhan penyakit
secara tidak langsung menggunakan darah tinggi, jantung, dan juga sesak
tensimeter. Hasil pengukuran napas.
tekanan darah ditulis dalam dua Tekanan Darah Pada Lansia
angka, yaitu angka sistole dan Sesudah Jalan Pagi
diastole dalam satuan milimiter air Berdasarkan hasil penelitian
raksa (mmHg) (Triyanto, 2014). sesudah dilakukan jalan pagi
Berdasarkan hasil penelitian sebagian lansia mengalami
sebelum dilakukan jalan pagi penurunan tekanan darah. Konsep
sebagian besar olahraga kesehatan adalah padat
tekanan darah sistole yaitu gerak, bebas stres, singkat (cukup
140-159 mmHg sebanyak 39 10-30 menit tanpa henti), adekuat:
responden dan tekanan darah diastole massal, mudah, murah, meriah dan
yaitu >100 mmHg sebanyak 60 fisiologis (bermanfaat dan aman).
responden. Jika kita melakukan jalan Jadi olahraga kesehatan membuat
pagi, maka tentunya kita akan manusia menjadi sehat jasmani,
menggerakkan kedua kaki dan rohani dan sosial (Giriwijoyo, 2012).
mengayunkan lengan yang Hasil pengukuran tekanan darah
menunjukkan telah terjadi kerja otot. sistole sesudah dilakukan jalan pagi
Otot-otot tersebut tentunya perlu yaitu 140-159 mmHg sebanyak 33
mendapatkan nutrisi agar dapat orang dan tekanan darah diastole
bekerja dengan baik dan juga perlu sesudah dilakukan jalan pagi hampir
ditunjang oleh kerja jantung dan seluruhnya yaitu >100 mmHg

6
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

sebanyak 53 orang. Jalan kaki dipagi yang sangat kuat antara jalan pagi
hari dilakukan dengan tujuan terhadap penurunan tingkat stres
meningkatkan dan mempertahankan pada lansia. Hal tersebut
denyut jantung pada zona latihan memungkinkan bagi para lansia
yang telah dianjurkan selama 30 untuk melakukan aktivitas ringan
menit tanpa henti. Dengan aktivitas sebagai bentuk olahraga dalam
jalan kaki seperti ini organ tubuh menjaga kebugaran.
lainnya akan ikut diaktifkan. Jika hal Penelitian lain tentang aktivitas
ini dilakukan secara teratur akan fisik jalan pagi juga pernah
timbul perubahan bersifat adaptasi dilakukan oleh Khomarun, Nugroho
tubuh yang pada akhirnya akan dan Wahyuni (2014) dengan hasil
meningkatkan taraf kesehatan. bahwa tekanan darah pada lansia pre
Pengaruh Jalan Pagi Terhadap dan post pemberian intervensi
Perubahan Tekanan Darah Pada aktivitas berjalan mengalami
Lansia perbedaan yang bermakna, sehingga
Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh aktivitas fisik jalan
bahwa aktifitas jalan pagi memiliki pagi terhadap penurunan tekanan
pengaruh terhadap perubahan darah pada lansia dengan hipertensi
tekanan darah pada lansia dengan stadium I di Posyandu lansia Desa
hipertensi. Melakukan olahraga Makamhaji Kartasura. Begitu pula
secara teratur dapat menurunkan dengan hasil penelitian tentang jalan
tekanan darah sistole 4-8 mmHg. kaki pada pasien hipertensi yang
Olahraga lebih banyak dihubungkan dilakukan oleh Surbakti (2014)
dengan pengobatan hipertensi karena bahwa latihan jalan kaki 30 menit
olahraga isotonik (berjalan, memberikan pengaruh terhadap
bersepeda, jogging, aerobik) yang penurunan tekanan darah pada
teratur dapat memperlancar penderita hipertensi di Rumah Sakit
peredaran darah sehingga dapat Umum Kabanjahe.
menurunkan tekanan darah Olahraga yang sesuai dan
(Triangto, 2014). efektif dapat meningkatkan angka
Menurut Hartmann (2008), ada harapan hidup lansia sehingga derajat
8 manfaat besar dengan rajin kesehatan lansia dapat meningkat.
olahraga dipagi hari yaitu sirkulasi Sirkulasi darah yang lancar akan
darah yang baik, kekuatan otot dan memperlancar tekanan darah dan
stamina, mengontrol gula darah, memperbaiki tekanan darah yang
peningkatan kualitas kulit, kualitas tinggi, sehingga para lansia agar
tidur yang baik, perbaikan tetap melakukan olahraga ringan
metabolisme tubuh, penyerapan seperti jalan kaki dipagi hari.
vitamin D dan kesehatan mental
yang baik. Hal ini sepadan dengan
hasil penelitian Priyatna (2015) yang
menyatakan bahwa ada hubungan

7
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

SIMPULAN DAN SARAN Khomarun, Nugroho, M. A.,


Simpulan Wahyuni, E. S. (2014). Pengaruh
Jalan pagi efektif menurunkan Aktivitas Fisik Jalan Pagi terhadap
tekanan darah pada lansia yang Penurunan Tekanan Darah pada
menderita hipertensi. Aktivitas jalan Lansia dengan Hipertensi Stadium I
pagi pada lansia dapat dilakukan di Posyandu Lansia Desa Makamhaji
untuk meminimalisir angka kejadian Kartasura. Jurnal Ilmu Kesehatan,
hipertensi. Vol. 3 (2).
Saran
Lansia yang mengalami Nugroho,. (2008). Keperawatan
hipertensi sebaiknya melakukan jalan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3.
pagi secara rutin karena dapat Jakarta : EGC.
menurunkan tekanan darah. Jalan
pagi dianjurkan pada lansia karena Priyatna, Septian T. (2015).
aktivitas ini merupakan latihan Hubungan Jalan Pagi Dengan
ringan yang tidak menyebabkan Tingkat Stres Pada Lansia. Skripsi:
kelelahan. Universitas Wiraraja Sumenep.

KEPUSTAKAAN Surbakti, S. (2014). Pengaruh


Latihan Jalan Kaki 30 Menit
Dalimartha, S. (2008). Care Your terhadap Penurunan Tekanan Darah
Self Hipertensi. Jakarta. Penebar pada Pasien Penderita Hipertensi di
Plus. Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
Jurnal Pengabdian Kepada
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Masyarakat, Vol. 20 (77).
Jakarta: Erlangga.
Giriwijoyo, H.Y.S.S. (2012). Ilmu Triangto, M. (2014). Jalan Sehat
Kesehatan Olahraga. Bandung: dengan Sports Therapy. Jakarta:
Remaja Rosdakarya. Kompas.

Hartmann, Thom. (2008). Terapi Triyanto, E. (2012). Pelayanan


Jalan Kaki. Jakarta: Serambi Ilmu Keperawatan Bagi Penderita
Semesta. Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Triyanto.

Anda mungkin juga menyukai