Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH AROMATERAPI LEMON DAN RELAKSASI

NAPAS DALAM TERHADAP STRES PADA PENDERITA


HIPERTENSI DI GAMPING KIDUL SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
OKTA KUSUMA NINGTIAS
201310201109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017

1
PENGARUH AROMATERAPI LEMON DAN RELAKSASI
NAPAS DALAM TERHADAP STRES PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI GAMPING KIDUL SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
OKTA KUSUMA NINGTIAS
201310201109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017

2
3
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi napas
dalam terhadap penurunan stres pada penderita hipertensi di Gamping Kidul Sleman
Yogyakarta. Jenis penelitian quasy experimen dengan rancangan non equivalent control
group dan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik total sampling
sebanyak 20 orang, masing-masing sebanyak 10 orang untuk kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis
dengan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh aromaterapi lemon
dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat stres pada penderita hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Gamping Sleman Yogyakarta (p = 0,043).

PENDAHULUAN stroke. Penyakit hipertensi meningkat


Stres diperlukan untuk proses dengan bertambahnya usia. Seiring
pertumbuhan dan kematagan pribadi pertambahan usia akan terjadi penurunan
sesorang. Apabila stres berlarut larut dan elastisitas dari dinding aorta. Pada
dalam intensitas yang tinggi dapat umumnya juga akan terjadi penurunan
mengakibatkan penyakit fisik dan mental ukuran dari organ-organ tubuh. Hal ini
seseorang yang akhirnya dapat nantinya akan berhubungan kelainan pada
menurunkan produktifitas kerja dan sistem kardiovaskuler yang akan
buruknya hubungan interpersonal menyebabkan gangguan pada tekanan
(Rasmun, 2009) darah seperti hipertensi (Dalimarta et al,
Stres berkaitan dengan fisik 2008).
dijelaskan bahwa stres emosional Hipertensi diperkirakan menjadi
mempengaruhi otak yang kemudian penyebab kematian 7,1 juta orang di
melalui sistem neurohumoral seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total
menyebabkan gejala fisik yang kematian dan prevalensinya hampir sama
dipengaruhi langsung oleh hormon besar, baik di negara berkembang maupun
adrenalin dan sistem saraf otonom. di negara maju. Hipertensi
Adrenalin yang meningkat dalam darah menimbulkan morbiditas (kesakitan) dan
menyebabkan kadar asam lemak bebas mortalitas (kematian) yang tinggi karena
meningkat, apabila peningkatan tidak hipertensi merupakan penyebab utama
disertai dengan kegiatan fisik (olah raga) meningkatnya stroke, jantung dan ginjal
energi ekstra ini tidak akan dibakar habis (Irza, 2009).
tetapi akan diubah menjadi lemak kolestrol Hipertensi di indonesia menduduki
dan triglisride yang kemudian beredar peringkat 6 pada kategori penyakit tidak
dalam darah dan menimbun pada dinding menular. Prevalensi hipertensi di indonesia
pembuluh darah, Akhirnya timbul penyakit didapat melalui pengukuran pada umur
tekanan darah tinggi dan jantung koroner lebih dari 18 tahun sebesar 25,8%,
(Rasmun, 2009). tertinggi di bangka belitung (30,9%),
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diikuti kalimantan selatan (30,8%),
adalah tekanan darah sitolik yang melebihi kalimantan timur (29,6%) dan jawa barat
140 mmHg dan/atau tekanan darah (29,4%) (Riskesdas, 2013). Hipertensi di
diastolik yang lebih dari 90 mmHg. wilayah DIY Masuk ke dalam 10 besar
Hipertensi merupakan penyakit yang penyakit yang menyebabkan kematian.
sering dikenal sebagai tekanan darah tinggi Pada tahun 2009 lebih dari 80% kematian
dan merupakan faktor resiko utama dari disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler
perkembangan penyakit jantung dan atau cardiovasculer disease seperti

4
penyakit jantung, stroke dan hipertensi. suasana tenteram dan bahagia
Komplikasi hipertensi menurut wawancara (Koesmardiyah, 2009).
terdiagnosis dokter di Indonesia adalah Beberapa cara lainnya untuk
jantung koroner yaitu 0,5 %, gagal gimjal menurunkan stres adalah dengan
0,13%, diabetes 1,5% dan hipertiroid 0,4% melakukan relaksasi napas dalam.
(Dinkes, 2013) Relaksasi merupakan salah satu bentuk
Keterkaitan antara stres dengan manajemen stres dalam upaya melakukan
hipertensi diduga terjadi melalui aktivitas modifikasi gaya hidup. Relaksasi (non-
saraf simpatis, yang dapat meningkatkan farmakologis) yang tepat adalah relaksasi
tekanan darah secara bertahap. Apabila otot progresif, latihan autogenik,
stres menjadi berkepanjangan dapat pernafasan dan visualisasi (Hamarno,
berakibat tekanan darah menjadi tetap 2010). Relaksasi napas dalam merupakan
tinggi (Yundini, 2006). Hasurungan suatu teknik untuk melakukan napas
(2002), dikemukakan responden dengan dalam, napas lambat (menahan inspirasi
derajat stres tinggi berisiko menderita secara maksimal) dan bagaimana
hipertensi 3,02 kali (95% CI: 1,5262- menghembuskan napas secara perlahan.
6,0087; nilai p=0,0015) dibandingkan Tujuan teknik relaksasi napas dalam
dengan responden dengan derajat stres adalah untuk meningkatkan ventilasi
rendah.). alveoli, memelihara pertukaran gas,
Pemerintah Indonesia telah mencegah atelektasi paru, mengurangi
memberikan perhatian serius dalam stres baik stres fisik maupun emosional
pencegahan dan penanggulangan penyakit yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
tidak menular termasuk hipertensi. Hal ini menurunkan kecemasan (Smeltzer & Bare
dapat dilihat dengan dibentuknya 2002).
Direktorat Pengendalian Penyakit tidak Penelitian ini dilakukan di wilayah
menular berdasarkan peraturan mentri kerja Puskesmas Gamping Sleman
kesehatan No 1575 tahun 2005 dalam Yogyakarta. Wilayah kerja Puskesmas
melaksanakan pencegahan dan Gamping dipilih karena puskesmas ini
penanggulangan penyakit jantung dan merupakan salah satu puskesmas yang
pembuluh darah termasuk hipertensi, mebina banyak wilayah yaitu 9 wilayah
diabetes militus dan penyakit metabolik, dengan perolehan data yang diperoleh
kangker penyakit kronik dan penyakit periode Januari-Juni 2016 terdapat 115
genarativ lainya, serta gangguan akibat pasien dewasa yang mengalami hipertensi,
kecelakaan dan cidera (Kemkes, 2010). dari 115 pasien yang menderita hipertensi
Salah satu cara untuk menurunkan dewasa di Wilayah Puskesmas Gamping
tingkat stres pada penderita hipertensi Sleman 1, di Gamping Kidul terdapat 25
adalah melalui aromaterapi lemon. orang yang menderita hipertensi dewasa
Aromaterapi itu sendiri berasal dari dua awal sampai dewasa akhir yang termasuk
kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti ke dalam klasifikasi hipertensi tahap 1 dan
bau harum atau bau-bauan dan terapi hipertensi tahap 2. Hasil wawancara
berarti pengobatan. Aromaterapi terhadap lima warga penderita hipertensi
merupakan suatu metode yang di Gamping kidul Sleman diketahui bahwa
menggunakan minyak atsiri sebagai tiga warga menyatakan hipertensi muncul
komponen utama untuk meningkatkan ketika ada pikiran yang mengganggu,
kesehatan fisik dan juga mempengaruhi seperti masalah keluarga pekerjaan dan
kesehatan emosi seseorang. Salah satu masalah keuangan. Selama ini belum ada
manfaat dari pemberian aromaterapi penanganan yang menggunakan terapi
adalah untuk menurunkan kadar stres, aromaterapi lemon dan relaksasi napas
menimbulkan suasana relaks dan dalam untuk mengurangi stres pada pasien
keseimbangan emosional sehingga tercipta hipertensi. Berdasarkan data tersebut

5
peneliti tertarik meneliti tentang group dan pendekatan cross sectional.
penggunaan aromaterapi lemon dan Sampel diambil dengan teknik total
relaksasi napas dalam terhadap tingkat sampling sebanyak 20 orang, masing-
stres pada penderita hipertensi. masing sebanyak 10 orang untuk
kelompok intervensi dan kelompok
METODE PENELITIAN kontrol. Instrumen penelitian
Jenis penelitian quasy experimen menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
dengan rancangan non equivalent control dianalisis dengan uji Mann Whitney U.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis


Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan Pendapatan, Status Perkawinan dan
Tekanan darah pada Penderita Hipertensi di Gamping Kidul Sleman
Yogyakarta

Karakteristik Intervensi Kontrol Jumlah


f % f %
Usia
Masa dewasa awal (21-40 tahun) 1 10,0 6 60,0 7
Masa setengah baya (41-60 tahun) 9 90,0 4 40,0 13
Jenis Kelamin
Laki-laki 6 60,0 4 40,0 10
Perempuan 4 40,0 6 60,0 10
Pendidikan
SD 2 20,0 - - 2
SMP 2 20,0 2 20,0 4
SMA 5 50,0 6 60,0 11
Sarjana 1 10,0 2 20,0 3
Pekerjaan
PNS 1 10,0 1 10,0 2
Pegawai Swasta 4 40,0 5 50,0 9
Petani 1 10,0 - - 1
Pedagang 1 10,0 - - 1
Pensiunan 1 10,0 1 10,0 2
Ibu Rumah Tangga 2 20,0 3 30,0 5
Pendapatan
Diatas UMR >1.500.000 4 40,0 3 30,0 14
Dibawah UMR <1.500.000 6 60,0 7 70,0 6
Status Perkawinan
Menikah 7 70,0 8 80,0 15
Duda 1 10,0 1 10,0 2
Janda 2 20,0 1 10,0 3
Tekanan Darah
Tahap 1 8 80,0 9 10,0 17
Tahap 2 2 20,0 1 90,0 3
Sumber : Data primer tahun 2017

Tabel 1 menunjukkan usia responden pada kelompok masa dewasa awal


pada kelompok intervensi sebagian besar sebanyak 6 orang (60,0%) Jenis kelamin
masuk pada kelompok masa setengah baya responden kelompok intervensi sebagian
sebanyak 9 orang (90,0%), sedangkan besar laki-laki sebanyak 6 orang (60,0%),
pada kelompok kontrol sebagian besar pada kelompok kontrol sebagian besar

6
perempuan sebanyak 6 orang (60,0%). diatas UMR yaitu sebanyak 6 orang
Pendidikan responden pada kelompok (60,0%) dan pada kelompok kontrol rata
intervensi sebagian besar SMA yaitu rata memiliki penghasilan diatas UMR
sebanyak 5 orang (50,0%) dan pada yaitu berjumlah 8 orang (80,0%). Status
kelompok kontrol rata-rata memiliki perkawinan responden pada kelompok
pendidikan SMA yaitu sebanyak 6 orang intervensi rata-rata menikah yaitu
(60,0%). Pekerjaan responden pada sebanyak 7 orang (70,0%) dan pada
kelompok intervensi rata-rata pegawai kelompok kontrol rata-rata menikah yaitu
swasta yaitu sebanyak 4 orang (40,0%) sebanyak 8 orang. Tekanan darah
dan pada kelompok kontrol sebagian besar responden pada kelompok intervensi
memiliki pekerjaan sebagai pegawai berada pada tahap 1 yaitu sebanyak 8
swasta yaitu sebanyak 5 orang (50,0%). orang dan pada kelompok kontrol rata-rata
Pendapatan responden pada kelompok tekanan darah responden berada pada
intervensi rata-rata memiliki penghasilan tahap 1 yaitu sebanyak 9 orang (90,0%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi


Sebelum Diberikan Aromaterapi Lemon dengan Relaksasi
Napas Dalam di Gamping Kidul Sleman Yogyakarta
Tingkat stress Intervensi Kontrol
F % F %
Normal 2 20,0 2 20,0
Stres ringan 3 30,0 3 30,0
Stres sedang 1 10,0 5 50,0
Stres berat 4 40,0 - -
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data primer tahun 2017

Tabel 2 menunjukkan tingkat stres berat sebanyak 4 orang (40,0%), demikian


pada penderita hipertensi sebelum juga pada kelompok kontrol sebagian
diberikan terapi aromaterapi lemon dengan besar kategori stres sedang sebanyak 5
relaksasi napas dalam pada kelompok orang (50,0%).
intervensi sebagian besar kategori stres

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi


Sesudah Diberikan Aromaterapi Lemon dengan Relaksasi
Napas Dalam di Gamping KidulSleman Yogyakarta
Tingkat stress Intervensi Kontrol
F % F %
Normal 7 70,0 2 20,0
Stres ringan 2 20,0 4 40,0
Stres sedang 1 10,0 4 40,0
Stres berat - - - -
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data primer tahun 2017
Tabel 3 menunjukkan tingkat stress kelompok kontrol sebagian besar kategori
pada penderita hipertensi sesudah stres ringan (40%) dan sedang sebanyak 4
diberikan terapi aromaterapi lemon dengan orang (40%).
relaksasi napas dalam pada kelompok
intervensi sebagian besar kategori normal
sebanyak 7 orang (70%), sedangkan pada

7
Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Pengaruh Aromaterapi Lemon dan Relaksasi
Napas Dalam Terhadap Stres Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Gamping Kidul Sleman Yogyakarta
Variabel N Mean Z p-value

Aromaterapi lemon dan


relaksasi napas dalam 10 7,80 -2,190 0,043
Kontrol 10 13,20
Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4 Hasil uji Mann-Whitney sebagian besar laki-laki sebanyak 6 orang


pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi (60,0%), sedangkan responden kelompok
napas dalam terhadap penurunan tingkat kontrol sebagian besar perempuan
stres pada penderita hipertensi diperoleh p- sebanyak 6 responden (60,0%). Ada
value sebesar 0,043 <  (0,05), berarti ada perbedaan respon antara laki-laki dan
pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi perempuan saat menghadapi konflik. Otak
napas dalam terhadap penurunan tingkat perempuan memiliki kewaspadaan yang
stres pada penderita hipertensi di Gamping negatif terhadap adanya konflik dan stres,
Kidul Sleman Yogyakarta. Dimana nilai Z pada perempuan konflik memicu hormon
menunjukkan hasil negatif yang berarti negatif sehingga memunculkan stres,
bahwa ada pengaruh terapi relaksasi napas gelisah, dan rasa takut. Sedangkan laki-
dalam terhadap stres pada penderita laki umumnya menikmati adanya konflik
hipertensi yg tidak signifikan atau bisa dan persaingan, bahkan menganggap
juga dikatakan mendekati batas kritis. bahwa konflik dapat memberikan
dorongan yang positif. Dengan kata lain,
PEMBAHASAN ketika perempuan mendapat tekanan, maka
1. Karakteristik Responden umumnya akan lebih mudah mengalami
Berdasarkan umur responden pada stres (Brizendin, 2007). Namun berbeda
kelompok intervensi sebagian besar masuk dengan hasil penelitian yang dilakukan
pada kelompok setengah baya 41-60 tahun oleh Suparto (2010) laki-laki lebih banyak
yaitu sebanyak 9 orang (90,0%) sedangkan menderita hipertensi dibandingkan wanita.
kelompok kontrol sebagian besar masuk Hal ini disebabkan karena laki-laki
pada kelompok dewasa awal 21-40 tahun mempunyai faktor pendorong terjadinya
sebanyak 6 responden (60,0%). Usia hipertensi lebih banyak dari pada wanita
berkaitan dengan toleransi seseorang seperti gaya hidup termasuk pola makan
terhadap stres. Pada usia dewasa biasanya yang tidak sehat, kebiasaan merokok, stres
seseorang lebih mampu mengontrol stres dan kelelahan.
yang terjadi dibandingkan usia kanak- Berdasarkan karakteristik pendidikan
kanak, remaja maupun usia lanjut. responden pada kelompok intervensi
Semakin dewasa usia biasanya akan sebagian besar SMA yaitu sebanyak 5
semakin menunjukkan kematangan jiwa, orang (50,0%) dan pada kelompok kontrol
dalam arti semakin bijaksana, semakin rata-rata memiliki pendidikan SMA yaitu
mampu berpikir rasional, semakin mampu sebanyak 6 orang (60,0%). Tingkat
mengendalikan emosi, semakin dapat pendidikan yang tinggi cenderung
menunjukkan intelektual dan menyebabkan perubahan pada pola
psikologisnya, dan semakin toleran berpikir dan pandangan hidup. Seseorang
terhadap pandangan dan perilaku yang dengan tingkat pendidikan yang tinggi
berbeda dari dirinya (Gatot, 2005). akan mengalami perubahan pola berpikir
Berdasarkan karakteristik jenis dari tradisional ke arah yang lebih maju
kelamin responden kelompok intervensi sehingga tidak hanya memandang

8
persoalan dari satu sisi saja melainkan 2. Tingkat Stres pada Penderita
dapat dari berbagai sudut pandang lainya Hipertensi Sebelum Diberikan
Vierdelina (2008). Terapi Aromaterapi Lemon Dengan
Berdasarkan pekerjaan responden Relaksasi Napas Dalam
pada kelompok intervensi rata-rata Tingkat stress pada penderita
pegawai swasta yaitu sebanyak 4 orang hipertensi sebelum diberikan terapi
(40,0%) dan pada kelompok kontrol aromaterapi lemon dengan relaksasi napas
sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai dalam pada kelompok intervensi sebagian
pegawai swasta yaitu sebanyak 5 orang besar kategori stres berat sebanyak 4 orang
(50,0%). Menurut Stedman (2007), (40%), pada kelompok kontrol sebagian
ditemukan bahwa pria dan wanita yang besar kategori stres sedang sebanyak 6
bekerja mudah mengalami stres. Pria dan orang (60,0%). Hal ini didukung oleh teori
wanita yang berada kelas sosial yang Semium dalam Mesuri (2008),
tinggi, dengan pendidikan dan posisi yang menyatakan bahwa emosi-emosi kuat,
bagus di kantor akan lebih mudah terkena stres yang hebat, dan berkelanjutan
stres psikologis berulang kali, sehingga menjelma menjadi reaksi somatic yang
bersiko 1,4 kali lebih tinggi mengalami langsung mengenai system peredaran
stres dibandingkan pria dan wanita yang darah sehingga dapat mempengaruhi detak
tidak bekerja. jantung dan peredaran darah. Respon
Berdasarkan pendapatan responden fisiologis dari stres dapat meningkatkan
pada kelompok intervensi rata-rata frekuensi nadi, tekanan darah, pernafasan,
memiliki penghasilan dibawah UMR yaitu dan aritmia. Selain itu pelepasan hormone
sebanyak 6 orang (60,0%) dan pada adrenalin sebagai akibat stress berat akan
kelompok kontrol rata rata memiliki menyebabkan naiknya tekanan darah dan
penghasilan dibawah UMR yaitu meningkatkan kekentalan darah yang
berjumlah 7 orang (70,0%). Menurut membuat darah mudah membeku dan
American Psychological Association menggumpal sehingga meningkatkan
(2010) masalah keuangan dalam risiko serangan jantung. Adrenalin dapat
kehidupan sehari-hari ternyata merupakan mempercepat denyut jantung dan
salah satu stresor utama dalam rumah mempersempit pembuluh darah coroner
tangga seseorang. Misalnya, pendapatan (Suparto, 2010).
lebih kecil dari pengeluaran, terlibat Stres dapat didefinisikan sebagai
hutang, kebangkrutan usaha, soal warisan sebuah keadaan yang kita alami ketika ada
dan lain sebagainya. sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-
Status perkawinan responden pada tuntutan yang diterima dan kemampuan
kelompok intervensi rata-rata menikah untuk mengatasinya (Looker dan Gregson,
yaitu sebanyak 7 orang (70,0%) dan pada 2005).
kelompok kontrol rata-rata menikah yaitu
sebanyak 8 orang. Hasil analisis ini sejalan 3. Tingkat Stres pada Penderita
dengan teori yang dikemukakan oleh Hipertensi Sesudah Diberikan Terapi
Notoatmojo (2007) yaitu individu yang Aromaterapi Lemon Dengan
telah menikah dan memiliki pasangan Relaksasi Napas Dalam
mendapatkan dukungan emosi dimana Tingkat stres pada penderita
seseorang merasa dicintai dan dukungan hipertensi sesudah diberikan terapi
penghargaan yang ditemukan dalam aromaterapi lemon dengan relaksasi napas
pernikahan akan menunjang terbentuknya dalam pada kelompok intervensi sebagian
mekanisme koping adaptif. besar kategori normal sebanyak 7 orang
(70%), sedangkan pada kelompok kontrol
sebagian besar kategori stres sedang
sebanyak 4 orang (40,0%) dan ringan 4

9
orang (40,0%). Aromaterapi merupakan terapi ini partisipan dilatih untuk
salah satu teknik pengobatan dengan memusatkan pikirannya pada pernapasan
menggunakan bau-bauan minyak esensial sehingga tidak memikirkan hal negatif dan
aromaterapi. Aroma lemon dapat dapat merasakan keluar masuknya udara
menghilangkan stres dengan aroma citrus melalui hidung dengan tenang. Menurut
segarnya yang memberi efek segar, rileks Smeltzer & Bare (2002) tujuan teknik
dan menghilangkan stress. Saat pemberian relaksasi napas dalam adalah untuk
aromaterapi, minyak atsiri masuk dalam meningkatkan ventilasi alveoli,
tubuh manusia melalui tiga jalan utama memelihara pertukaran gas, mencegah
yaitu ingesti, olfaksi, dan inhalasi atelektasi paru, mengurangi stres baik stres
(Koensoemardiyah, 2009). Menghirup fisik maupun emosional yaitu menurunkan
minyak aromaterapi dianggap sebagai intensitas nyeri dan menurunkan
penyembuhan yang cepat dan langsung, kecemasan.
hal tersebut dikarenakan molekul-molekul Izzo (2008) menyatakan bahwa rutin
minyak esensial yang mudah menguap menarik napas dengan nafas dalam dapat
bereaksi langsung pada organ penciuman menurunkan tekanan darah. Hal ini
dan langsung dipersepsikan oleh otak dikarenakan napas dalam merupakan suatu
(Sutrani , 2004). usaha untuk inspirasi dan ekspirasi
Ketika minyak atsiri dihirup, sehingga berpengaruh terhadap
molekul yang menguap (volatile) dari peregangan kardiopulmonari. Peregangan
minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke tersebut akan memicu peningkatan refleks
“atap” hidung di mana silia-silia yang baroreseptor yang dapat merangsang
lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika aktivitas parasimpatis dan menghambat
molekul-molekul itu menempel pada pusat simpatis sehingga menyebabkan
rambut-rambut tersebut, suatu pesan penurunan denyut nadi dan daya kontraksi
elektrokimia akan ditransmisikan melalui jantung dan juga berdampak pada
bola dan saluran olfactory ke dalam sistem penurunan tekanan darah (Muttaqin,
limbic. Hal ini akan merangsang memori 2009).
dan respons emosional. Hipotalamus Setelah dilakukan perlakuan pada
berperan sebagai relay dan regulator, kelompok intervensi penurunan stress
memunculkan pesan-pesan yang harus terbesar pada pertanyaan nomor 8 yaitu
disampaikan ke bagian lain otak dan saya merasa sulit untuk beritirahat. Hal ini
bagian badan lain. Pesan yang diterima sesuai dengan pendapat (Agusta, 2000)
kemudian diubah menjadi tindakan yang bahwa aromaterapi bermanfaat untuk
berupa pelepasan senyawa eletrokimia mengatasi berbagai masalah fisik seperti
yang menyebabkan relaks. Relaks yang pegal, sakit kepala, diabetes, kelelahan,
dapat menyebabkan peregangan otot rematik, migraine, dan sebagainya. Selain
tubuh, sehingga produksi hormon itu, masalah mental dan psikologis seperti
adrenalin menurun, hal ini dapat membuat depresi, stres, insomnia juga dapat diatasi
penurunan tekanan darah (Jain, 2011). dengan pemberian aromaterapi.
Suranto (2011) mengatakan aroma terapi
lemon sangat menyegarkan. Minyak lemon 4. Pengaruh Aromaterapi Lemon dan
mempunyai efek meningkatkan tenaga, Relaksasi Napas Dalam Terhadap
vitalitas, mengurangi gangguan Penurunan Tingkat Stres Pada
pernapasan, serta menurunkan tekanan Penderita Hipertensi
darah tinggi. Hasil uji Mann-Whitney
menunjukkan ada pengaruh aromaterapi
Teknik relaksasi pernapasan dalam, lemon dan relaksasi napas dalam terhadap
tujuannya menyadari serta memusatkan penurunan tingkat stres pada penderita
pikiran pada jalannya pernapasan. Pada hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

10
Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil dijadikan responden dan ada pula yang
penelitian ini sesuai dengan Handayani sudah pindah rumah. Waktu pelaksanaan
(2011) yang menunjukkan terapi gabungan penelitian tidak dapat dilakukan secara
(relaksasi dan aromaterapi) sangat efektif bersamaan. Jarak tempat tinggal antara
menurunkan tingkat stres penderita responden satu dengan yang lain saling
hipertensi. berdekatan sehingga responden kelompok
Aromaterapi merupakan suatu kontrol memungkinkan dapat mencoba
metode yang menggunakan minyak terapi yang telah diberikan kepada
essential oil untuk meningkatkan kelompok intervensi. Peneliti sudah
kesehatan fisik dan juga mempengaruhi menetapkan waktu pukul 12.00-16.00
emosi seseorang. Aromaterapi lemon tetapi karena dalam satu hari peneliti harus
memberi efek menenangkan dan meneliti 20 responden pada hari pertama
mengangkat suasana hati. Menurut dan hari terahir maka waktu yang telah
Hustasoid (2006), bahwa aromaterapi ditentukan tidak dapat dilaksanakan.
memberikan efek yang berbeda pada setiap
individu. Tergantung pada usia, gaya SIMPULAN
hidup, dan bagaimana pemakai Tingkat stres pada penderita
menggunakannya. Efek aromaterapi akan hipertensi sebelum diberikan terapi
lebih baik lagi jika anda mengikuti pola aromaterapi lemon dengan relaksasi napas
hidup seimbang. Banyak mengkonsumsi dalam pada kelompok intervensi sebagian
buah dan sayuran, minum air putih yang besar kategori stres berat sebanyak 4 orang
cukup, serta berolahraga secara rutin. (40%), pada kelompok kontrol sebagian
Relaksasi adalah salah satu teknik yang besar kategori stres sedang sebanyak 6
dapat dilakukan untuk mengurangi orang (60,0%).
ketegangan yang dialami oleh individu Tingkat stres pada penderita
dengan melemaskan otot-otot pada tubuh. hipertensi sesudah diberikan terapi
Terapi ini diperkenalkan pertama kali oleh aromaterapi lemon dengan relaksasi napas
Jacobson melalui berbagai penelitian dalam pada kelompok intervensi sebagian
tentang teknik pengurangan ketegangan. besar kategori normal sebanyak 7 orang
Relaksasi secara umum bertujuan untuk (70%), sedangkan pada kelompok kontrol
meregangkan otot agar tidak mengalami sebagian besar kategori stres ringan
ketegangan. relaksasi otot progresif atau sebanyak 4 orang dan stres sedang
Relaksasi pernapasan dalam dapat membantu sebanyak 4 orang (40,0%).
individu menurunkan stres. Pernapasan yang Ada pengaruh aromaterapi lemon
tepat dapat menurunkan stres dan kebiasaan dan relaksasi napas dalam terhadap
bernapas yang tepat penting untuk kesehatan penurunan tingkat stres pada penderita
mental serta fisik (Utami, 2002). hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Gamping Sleman Yogyakarta, ditunjukkan
KETERBATASAN PENELITIAN
dengan Hasil uji Mann-Whitney diperoleh
Penelitian ini memiliki keterbatasan
p-value sebesar 0,043 < 0,05.
yaitu belum dilakukan pengontrolan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
SARAN
stres seperti stresor fisik (suhu dingin,
Berdasarkan hasil penelitian
suhu panas, suara bising, polusi udara,
tersebut, maka peneliti memberikan saran-
obat-obatan dan keracunan), stresor social
saran sebagai berikut:
(stressor ekonomi, jabatan, dan hubungan
1. Bagi responden
interpersonal), dan stressor psikologis
Penderita hipertensi hendaknya
(frustasi dan ketidakpastian) dan stresor
menggunakan aromaterapi lemon dan
spiritual. Sampel dalam penelitian ini
relaksasi napas dalam untuk
hanya berjumlah 20 responden
mengurangi stres sehingga dapat
dikarenakan ada yang menolak untuk
11
mengurangi penggunaan terapi Dinkes, D. (2013) DEPKES. Dipetik
farmakologis. Dengan cara relaksasi November 9, 2016, dari Profil
napas dalam disertai dengan mengirup Kesehatan Provinsi DIY:
aromaterapi selama 10 menit setiap Http://www.depkes.go.id/resouces/do
hari. wnload/profile/PROFILE_KES/PRO
2. Bagi kader kesehatan Lansia VINSI/2012/14_Profile_Kes.Prof.
Kader kesehatan hendaknya DIYogyakarta_2012.pdf.
memanfaatkan aromaterapi lemon dan Gatot, D.B. (2005). Hubungan
relaksasi napas dalam untuk Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan
mengurangi stres pada penderita dan Lingkungan Pekerjaan terhadap
hipertensi dan dapat memberikan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi
informasi kepada pasien tentang Rawat Inap RSUD Gunung Jati
manfaat aromaterapi lemon dan Cirebon. Jurnal Makara Kesehatan.
relaksasi napas dalam untuk Jakarta: Universitas Indonesia.
mengurangi stres. Hamarno, R. (2010). Pengaruh Relaksasi
3. Bagi peneliti selanjutnya Otot Progresif Terhadap Penurunan
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Tekanan Darah Pada Pasien
mengembangkan penelitian ini dengan Hipertensi Primer di Kota Malang.
menggunakan sampel yang lebih Naskah Skripsi Publikasi.
banyak dan melakukan pegendalian Hutasoid, A.S. (2006). Aromaterapi Untuk
yang lebih ketat lagi terhadap variable Pemula. Jakarta : PT Gramedia
pengganggu serta menambahkan Pustaka Utama
penelitian lebih dari satu minggu untuk Irza, S. 2009. Analisis Faktor-Faktor
mengetahui lebih dalam efektifitas Risiko Hipertensi pada Masyarakat
aromaterapi lemon dan relaksasi napas Nagari Bungo Tanjung Sumatera
dalam terhadap stres, diharapkan Barat. Naskah Publikasi, 1-5.
peneliti selanjutnya dapat melakukan Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif untuk
penelitian dalam satu waktu sesuai Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:
dengan keefektifan pemberian Gramedia.
aromaterapi lemon dan relaksasi napas Kemkes. (2010). Hipertensi Penyebab
dalam. Kematian Nomor 3. Dipetik november
13, 2016, dari http://www.depkes.
DAFTAR FUSTAKA go.id/article/print/810/hipertensi-
Agusta, A., (2000), Minyak Astiri penyebab-kematian-nomor-tiga.html.
Tumbuhan Tropika Indonesia, 29-35: Koensoemardiyah, (2009). Aromaterapi
ITB Bandung. Untuk Kesehatan, Kebugaran Dan
Agustina Ari Handayani. 2011. Efektifitas Kecantikan. Yogyakarta: Andi.
Terapi Relaksasi Dan Aromaterapi Looker, T. dan Gregson, O. (2005).
Tehadap Tingkat Stres Penderita Managing Stress Mengatasi Stres
Hipertensi Di Puskesmas Secara Mandiri. Alih Bahasa: Haris
Purwodadi 1 Kabupaten Setiawati. Yogyakarta: BACA.
Grobongan. Jurnal Unimus. 32. Rasmun. (2009). Stres, Koping Dan
Brizendine, Louann. 2007. The Female Adaptasi. Jakarta : CV Sagung Seto.
Brain (diterjemahkan oleh Meda Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Satrio). Jakarta: Ufuk Press. Dipetik November 3, 2016, dari
Dalimartha, S., Purnama, Basuki, T., Depkes:http://www.depkes.co.id.
Sustrani, Nora., Mahendra, B., Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare.
Darmawan, Rahmat. (2008). Care 2002. Keperawatan Medikal
your self hipertensi. Cetakan 1. Bedah 2. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Jakarta: Penebar plus.

12
Stedman. 2007. Kamus Ringkas
Kedokteran STEDMAN untuk Profesi
Kesehatan. Jakarta : EGC.
Suparto. (2010). Faktor Risiko Yang
Paling Berperan Terhadap Hipertensi
Pada Masyarakat Di Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar
Tahun 2010. Tesis, Uiversitas Sebelas
Maret Surakarta, Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga,
Surakarta: Tidak Diterbitkan.
Sustrani, L. (2004). Hipertensi. Jakarta ;
Gramedia.
Utami, S.M. (2002). Psikoterapi. Pendekatan
Konvensional dan Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Vierdelina N. (2008). Gambaran Stres
Kerja dan Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengannya pada
Pengemudi Bis Patas 9B. Skripsi
Jakarta: Universitas Indonesia. 2008.
Yundini, 2006, Faktor Resiko Hipertensi
dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Jakarta. PT. Gramedia.

13

Anda mungkin juga menyukai