Anda di halaman 1dari 41

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hasil Belajar Matematika

1.1. Pengertian Belajar

Banyak defenisi yang diberikan tentang belajar. Belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.

Banyak orang beranggapan bahwa belajar adalah mencari ilmu atau menuntut

ilmu. Padahal belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari suatu

aktifitas yang dilakukan seseorang yang diperoleh dari dirinya sendiri, orang lain dan

juga melalui pendidikan, latihan dan sebagainya. Belajar merupakan istilah yang

paling utama dalam setiap usaha pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa

belajar, sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan, belajar adalah suatu kegiatan

yang tidak terlepas dari kehidupan.

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar mutlak diperlukan oleh para

pendidik, terutama guru. Oleh karena itu, para ahli mengemukakan pendapatnya

mengenai defenisi belajar. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010: 2)

mengemukakan bahwa “ Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

7
8

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dengan

belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan,

keterampilan maupun sikap.

Muhibbin Syah, M.Ed (2008: 63) mengemukakan bahwa “Belajar adalah

kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri. Menurut Hitzman (dalam Muhibbin Syah, M.Ed, 2008: 65)

bahwa “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia

atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

organisme tersebut”. Selanjutnya Suparno (1997: 62) berpendapat bahwa ”Belajar

adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik

untuk mengumpulan fakta”.

Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka

pengertian yang mantap. Hamalik (2006: 154) menegaskan bahwa “Belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

pengalaman”, dimana belajar harus dilakukan dengan sengaja. Dan hasil belajar

tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan dan keterampilan.


9

Dari beberapa definisi belajar diatas dapat disimpulkan belajar adalah proses

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan sehingga terjadi perubahan

tingkah laku dan keterampilan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan

masalah.

1.2 Hasil Belajar

Pada dasarnya apabila lebih dispesifikkan bahwa perubahan yang dihasilkan

dari belajar adalah pengetahuan atau perilaku maupun pibadi individu. Seseorang

dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri seseorang itu terjadi suatu proses

kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.

Menurut Suprijono (2010:5) bahwa “Hasil belajar adalah pola – pola

perbuatan,nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Ahli Psikologi Kognitif menekankan bahwa perubahan yang terjadi akibat perbuatan

belajar adalah perubahan kognitif dan mereka meyakini bahwa belajar adalah suatu

aktivitas yang tidak dapat diamati secara langsung (Tambunan 2008:15). Oleh karena

itu mereka lebih tertarik pada kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diamati, seperti

berpikir, mengingat, mencipta dan memecahkan masalah.

Hamalik (2001: 27) mengatakan belajar adalah modifikasi perilaku melalui

pengalaman. Dari pendapat tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan perilaku


10

Dengan demikian berdasarkan pandangan diatas, dapat dipahami bahwa hasil

belajar dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan (knowledge),

penguasaan perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan perbaikan kepribadian.

1.3 Belajar Matematika

Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada

apa yang telah diketahui orang. Karena matematika merupakan ide – ide yang abstrak

yang diberi simbol – simbol maka konsep – konsep matematika harus dipahami lebih

dahulu sebelum memanipulasi simbol – simbol itu. karena itu untuk mempelajari

suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses

belajar materi selanjutnya. Dengan demikian, apabila belajar matematika yang

terputus – putus akan mengganggu terjadinya proses belajar, karena itu proses belajar

matematika akan lancar jika dilakukan secara kontinu. Seseorang dikatakan belajar

Matematika apabila didalam diri seseorang tersebut terjadi suatu kegiatan yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku dari tidak dapat menyelesaikan soal-soal

materi Matematika menjadi dapat menyelesaikannya. Sagala (2003:61) berpendapat

bahwa “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

siswa”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar Matematika adalah

komunikasi dua arah yang bertujuan untuk memahami dan menguasai konsep, dalil,

teorema dan prinsip-prinsip yang terdapat didalam Matematika serta mampu berpikir
11

logis, kritis dan sistematis, mampu memahami keterkaitan antar topik dalam

Matematika.

1.4 Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar dan proses belajar saling berkaitan yang satu denagn yang

lainnya. Di dalam belajar terjadi proses berpikir. Seseorang dikatakan berpikir bila

orang tersebut melakukan kegiatan mental. Dalam kegiatan itu, orang menyusun

hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi. Menurut Hudojo (1988: 144)

bahwa “Hasil belajar adalah penguasaan hubungan-hubungan yang telah diperoleh

sehinggga orang itu dapat menampilkan pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran

yang dipelajari”.

Sedangkan Belajar Matematika dikatakan bahwa Belajar Matematika

mempelajari tentang konsep-konsep dan struktur yang terdapat di dalam Matematika

serta mencari hubungan antar konsep-konsep dan stuktur-struktur tersebut dengan

kegiatan mental yang tinggi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil Belajar Matematika adalah penguasaan

hubungan-hubungan konsep matematika yang menghasilkan pengalaman dan

pengusaan bahan pelajaran Matematika.


12

2. Metode Pembelajaran

2.1. Pengertian Metode Pembelajaran

Ada dua kegiatan dalam proses belajar mengajar yaitu pembelajaran pada

siswa dan mengajar pada guru. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik

dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang tepat. Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu

strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Wina Sanjaya (2008: 126) metode

adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Metode secara

harfiah berarti cara. Dalam pemakain yang umum, metode diartikan seebagai suatu

cara atau prosedur yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Hudojo (1988: 2) mengatakan bahwa ”Metode adalah suatu cara atau teknik

mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis”. Sedangkan

menurut Djamarah dan Zain (2006: 46), ”Metode adalah suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah

suatu cara yang merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sagala (2003: 61)

mengatakan bahwa ”Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik atau murid”. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan

peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik.

Dari definisi metode dan definisi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik mengajar sebagai interaksi antara
13

pendidik dengan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar dapat

mencapai tujuan pengajaran. Metode pembelajaran akan mempengaruhi minat,

prestasi dan kemampuan pembelajaran siswa. Dalam memilih metode pembelajaran,

guru perlu mengetahui apa tujuan mengajar, bahan apa yang akan diajarkan, siapa

siswa yang akan diajarkan, fasilitas apa yang akan digunakan sehingga metode

pembelajaran yang akan digunakan cocok dengan apa yang diharapkan. Makin efektif

metode pembelajaran yang digunakan akan semakin efektif pula kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan.

Pada umumnya ada beberapa metode pembelajaran yamg dapat dipakai Guru

dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah metode ceramah, tanya jawab,

diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, latihan, pemecahan masalah dan masih banyak

lagi metode lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika. Setiap

metode ini mempunyai karakteristik yang berbeda tetapi satu sama lain saling

mendukung dan sesuai dengan karakteristik masing-masing, metode tersebut

memiliki kebaikan dan kelemahan. Namun yang akan dibahas di dalam penelitian ini

hanyalah Metode Artikulasi dan Metode Ekspositori.

2.2 Metode Artikulasi

2.2.1 Pengertian Metode Artikulasi

Menurut Edja (www.http://pheyzhere.blogspot.com/2009/06/pembelajaran

artikulasi.html) Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai

hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Artikulasi berasal dari kata articulate

yang artinya pandai berbicara, pandai mengeluarkan pikiran dan mengucapkan kata-
14

kata dengan jelas. Artikulasi juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang

baru.

Metode pembelajaran artikulasi merupakan suatu metode pembelajaran

dimana siswa di tuntut untuk membentuk kelompok yang berpasang-pasangan,

kemudian salah seorang dari kelompok menceritakan materi yang telah disampaikan

oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran. Dalam hal ini

penyampaian materi yang akan disampaikan harus berbeda antara siswa yang satu

dengan yang lain meskipun dalam satu kelompok. Artikulasi sebagai suatu metode

pembelajaran yang menekankan pada kemampuan siswa untuk pandai berbicara atau

menggunakan kata-kata dengan jelas, pengetahuan dan cara berpikir dalam

penyampaian kembali materi yang telah disampaikan oleh guru.

2.2.2 Tujuan Artikulasi

Metode Pembelajaran Artikulasi memiliki tujuan untuk membantu siswa cara

mengungkapkan kata-kata dengan jelas dalam mengembangkan pengetahuan,

pemahaman serta kemampuan yang dimiliki sehingga siswa dapat membuat suatu

keterhubungan antara materi dengan disiplin ilmu.

Melalui metode pembelajaran ini siswa diharapkan mampu bernalar dan

berkomunikasi secara baik dalam suatu masalah.

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran metode Artikulasi

Menurut Suprijono ( 2010: 127) mengatakan bahwa langkah-langkah dalam

pembelajaran metode Artikulasi yakni :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai


2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
15

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, dibentuklah kelompok berpasangan


duaorang.
4. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi
yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil
membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
5. Menugaskan peserta didik secara bergiliran atau diacak menyampaikan hasil
wawancara dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa.
7. Kesimpulan atau penutup.

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Artikulasi

Dalam proses pembelajaran guru menggunakan stategi, model, dan metode

yang berbeda-beda . Setiap stategi, model dan metode yang digunakan oleh guru

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hal tersebut diungkapkan oleh Edja

(http://pheyzhere.blogspot.com/2009/06/pembelajaranartikulasi.html).

Menurut Istarani (2011 : 62) Adapun kelebihan dan kelemahan model

Artikulasi yakni:

1. Kelebihan metode Artikulasi


Adapun kelebihan dari model pembelajaran artikulasi ini diantaranya :
a) Dapat meningkatkan ekspresi siswa dalam menyajikan materi pelajaran
karena ia mengulangi dari apa yang dikatakan guru.
b) Dapat lebih mempertajam daya ingat siswa tentang pelajaran tersebut
c) Dapat menyalurkan aspirasi siswa ketika menerangkan kembali materi
yang diajarkan oleh guru kepadanya.
d) Melibatkan siswa secara langsung dalam menggali materi ajar yabg telah
disampaikan guru.
2. Kelemahan metode Artikulasi
a) Sulit dipantau apakah siswa mengulangi yang dijelaskan sebelumnya
sesuai dengan yang diinginkan.
b) Pembelajaran menjadi gaduh,karena banyak peserta yang berbicara
sekaligus.
c) Bagi siswa pendiam, sulit rasanya mengikuti model pembelajaran seperti
ini.
16

2.2.5 Adapun manfaat metode Artikulasi bagi siswa antara lain :

Metode Artikulasi mempunyai manfaat yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal tersebut diungkapakan oleh Edja (http://pheyzhere.blogspot.com-

/2009/06/pembelajaranartikulasi.html) mengatakan bahwa manfaat dari metode

artikulasi yaitu :

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas


2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
3. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu lebih kecil
5. Konflik antar pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Motivasi lebih besar
8. Hasil belajar lebih tinggi
9. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
17

2.2.6 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Metode Artikulasi

Contoh pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Artikulasi pada

sub pokok bahasan bentuk pangkat dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran sebagai berikut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

( ARTIKULASI )

SEKOLAH : SMP Negeri 9 Pematangsiantar

MATA PELAJARAN : Matematika

KELAS : VIII

SEMESTER : Ganjil

ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dan berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan( faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.


18

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit(menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (

menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang ) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/ teori.

B. KOMPETENSI DASAR

2.1 Menunjukkan perilaku konsisten dan teliti dalam melakukan aktivitas

dirumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi

pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

2.2 Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan aktivitas di rumah, di

sekolah dan di masyarakat sebagai wujud implementasi penyelidikan

operasi bilangan bulat.

2.3 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggungjawab sebagai wujud

implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.

3.1 Membandingkan dan mengurutkan berbagai jenis bilangan serta

menerapkan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan

memanfaatkan berbagai sifat operasi.

C. INDIKATOR

1. Siswa dapat membandingkan dan menentukan berbagai jenis bilangan.

2. Siswa dapat menerapkan operasi hitung dan perpangkatan bilangan

bulat.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
19

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :

1. Terlatih berpikir kritis dan kreatif

2. Memberikan contoh bilangan bulat.

3. Menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan.

4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

termasuk operasi campuran.

E. MATERI POKOK

Bilangan Bulat

F. SUMBER PEMBELAJARAN

 Sukino Wilson Simangunsong. Matematika SMP untuk kelas VII

Semester 1. Penerbit : Erlangga.

 Buku Siswa : Matematika Kelas 7 Kurikulum 2013

 Buku reverensi yang lain

G. METODE PEMBELAJARAN

Artikulasi

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah – langkah Alokasi


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

Langkah I : 8’

Memberikan salam - Membuka pelajaran dengan - Menerima dan mem-

dan menyampaikan memberikan salam. balas salam.

tujuan - Menginformasikan urutan


20

pembelajaran yang pelajaran dan memper- - Memperhatikan

ingin dicapai siapkan materi pelajaran. penjelasan guru.

B. Kegiatan Inti

Langkah II :

Menyajikan materi - Menyuruh siswa membaca -Membaca materi pem- 25’

pelajaran. materi pelajaran yang sudah belajaran yang sudah

ditentukan. ditentukan guru.

1. Mengenal Bilangan

Bulat

Bilangan bulat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu

Bilangan Bulat Negatif, Nol

dan Bilangan Bulat Positif.

Pada garis bilangan, bilangan

bulat positif terletak dikanan

bilangan nol. Sedangkan

bilangan bulat negatif terletak

di kiri nol.

 Anggota himpunan

bilangan bulat negatif

adalah -1,-2,-3,-4,-5,....

 Anggota himpunan
21

bilangan bulat positif atau

bilangan asli adalah

1,2,3,4,....

 Anggota himpunan

bilangan cacah adalah

0,1,2,3,4,5,...

- Menuliskan data secukup-

nya untuk dilanjutkan oleh -Melanjutkan data yang

siswa untuk memperoleh telah diberikan guru.

hasil yang diinginkan.

1. (−12) + (−7) + 9 = ⋯

2. (−3 + 6) + ⋯ = 11

3. −15 − (⋯ ) − (20) = −21

Langkah III :

Untuk mengetahui Menyuruh peserta didik Melakukan / mengikuti 5’

daya serap peserta membentuk kelompok petunjuk guru

didik, dibentuklah berpasangan dua orang membentuk kelompok

kelompok berpasangan

dua orang

Langkah IV

Menugaskan salah satu -Menunjuk/ memilih salah satu -Salah seorang pasangan 13’

peserta didik dari dari pasangan kelompok maju ke depan dan


22

pasangan menjelaskan kembali materi menjelaskan kembali

menceritakan materi pelajaran meteri yang telah

yang baru diterima dan diajarkan oleh guru.

pasanganya

mendengar sambil

membuat catatan-

catatan kecil,

kemudian berganti

peran.

Langkah V

Menugaskan peserta Memilih siswa agar Melakukan petunjuk 12’

didik menjelaskan menyampaikan kembali guru

secara bergilir/ acak penjelasan temannya.

menyampaikan

penjelasan teman

pasangannya

LangkahVI 5’

Menjelaskan Guru menanyakan siswa Siswa menyimak dan

kembali materi sekiranya belum memahami menjawab pertanyaan

pelajaran materi pelajaran guru

C. Kegiatan Akhir

Langkah VII :

Membuat kesimpu- Membimbing siswa Membuat Membuat dan Mencatat 10’


23

lan kesimpulan atas pembelajaran kesimpulan

yang dilakukan.

Salam penutup Mengucapkan salam penutup Menerima dan 2’

membalas salam

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Tehnik Penilaian : Pengamatan , Tes Tertulis

2. Prosedur Penilaian ;

No Aspek yang Dinilai Tehnik Penilaian Waktu Penilaian

1 Sikap Selama

 Terlibat aktif dalam Pengamatan pembelajaran

pembelajaran

 Toleransi terhadap proses

pemecahan masalah yang

berbeda dan kreatif

2 Pengetahuan Pengamatan dan tes Penyelesaian

 Menyelesaiakan soal-soal soal tertulis tugas individu

Bilangan Bulat

3 Keterampilan Penyelesaian

 Terampil menerapkan konsep Pengamatan tugas secara

Bilangan Bulat individu


24

2.3 Metode Ekspositori

2.3.1 Pengertian Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan

maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen

(Dalam Sanjaya, 2008: 176) menamakan metode ekspositori dengan istilah

pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak dituntut

untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena

metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga

dinamakan istilah metode chalk and talk.

Menurut Sanjaya (2008: 179): “Metode ekspositori merupakan bentuk dari

pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan.” Melalui

metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan

harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.

Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement

student).

2.3.2 Langkah – langkah pembelajaran metode Eksposotori

Adapun langkah – langkah pembelajaran ekspositori menurut

Sagala (2009: 79) adalah:

1. Persiapan (Preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara


sistematik dan rapi.
25

2. Pertautan (Aperseption) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau


memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
materi yang telah diajarkan.
3. Penyajian (Presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan
dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang
telah dipersiapkan yang diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh
guru.
4. Evaluasi (Resitation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai
dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh untuk menyatakan
kembali dengan kata – kata sendiri pokok – pokok bahasan materi yang
telah dipelajari baik secara lisan maupun tulisan.

Sedangkan Sanjaya (2008: 185) menyatakan langkah – langkah pembelajaran

ekspositori sebagai berikut:

1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.
2. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.
3. Menghubungkan (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah yang menghubungkan materi pelajaran
siswa dengan pengalaman atau dengan hal – hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang
telah dimilikinya.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan.
5. Penerapan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Dalam langkah aplikasi ini, guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang sejauh mana penguasaan dan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Tekhnik yang dilakukan guru
untuk mengetahuinya adalah dengan memberikan tugas dan tes yang
relevan dengan materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan langkah – langkah pembelajaran di atas, peneliti menyimpulkan

langkah – langkah pembelajaran metode ekspositori sebagai berikut:

1. Persiapan (Preparation)

Guru mempersiapkan materi pelajaran secara sistematis.


26

2. Penyajian (Presentation)

Menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran yang telah disusun secara

sistematis dan terurut.

3. Menghubungkan (Correlation)

Guru mengarahkan siswa untuk mengingat materi pelajaran yang telah lalu yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan materi pelajaran yang telah disajikan.

5. Evaluasi (Resitation)

Guru memberikan tugas dan tes yang relevan dengan materi yang telah dipelajari

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi

tersebut.

2.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Metode Ekspositori

Kelebihan pembelajaran metode ekspositori menurut Hamruni (2011: 85)

adalah sebagai berikut:

a) Waktu dapat dihemat dan informasi dapat disampaikan lebih banyak.


b) Dapat dilakukan terhadap siswa yang berjumlah banyak.
c) Guru tidak harus menyesuaikan kecepatan belajar siswa.
d) Diperlukan upaya dan pemikiran yang lebih sedikit dari metode lain.
e) Siswa sudah mengenal metode ini sehingga lebih mudah menerima sebab
terbiasa diajar dengan metode tersebut.
f) Adanya keharusan bagi pengajar untuk menyajikan bahan ajarnya dengan cara
menarik, bergairah dan penuh tantangan agar perhatian siswa tetap tertuju
kepada penyaji.

Kelemahan pembelajaran metode ekspositori menurut Hamruni (2011: 85)

adalah sebagai berikut:


27

a) Siswa tidak aktif, konsep yang diperoleh siswa hanya dapat diingat dalam
jangka waktu yang pendek.
b) Sulit mengetahui apakah semua siswa telah memahami materi yang telah
disampaikan.
c) Siswa yang tidak terampil menyimak dan mencatat akan rugi.
d) Metode ini berlangsung menurut daya laju guru.
e) Siswa tidak berkesempatan menemukan sendiri konsep-konsep bahan
pelajaran.
f) Pelajaran sedikit membosankan.

2.3.4 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Ekspositori

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP EKSPOSITORI 1)

SEKOLAH : SMP Negeri 9 Pematangsiantar

MATA PELAJARAN : Matematika

KELAS : VIII

SEMESTER : Ganjil

ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dan berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.


28

3. Memahami pengetahuan( faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit(menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (

menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang ) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/ teori.

B. KOMPETENSI DASAR

2.1 Menunjukkan perilaku konsisten dan teliti dalam melakukan aktivitas

dirumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi

pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

2.2 Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan aktivitas di rumah, di

sekolah dan di masyarakat sebagai wujud implementasi penyelidikan

operasi bilangan bulat.

2.3 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggungjawab sebagai wujud

implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.

3.1 Membandingkan dan mengurutkan berbagai jenis bilangan serta

menerapkan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan

memanfaatkan berbagai sifat operasi.

C. INDIKATOR

1. Siswa dapat membandingkan dan menentukan berbagai jenis bilangan.


29

2. Siswa dapat menerapkan operasi hitung dan perpangkatan bilangan

bulat.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :

1. Terlatih berpikir kritis dan kreatif

2. Memberikan contoh bilangan bulat.

3. Menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan.

4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

termasuk operasi campuran.

E. MATERI POKOK

Bilangan Bulat

F. SUMBER PEMBELAJARAN

 Sukino Wilson Simangunsong. Matematika SMP untuk kelas VII Semester 1.

Penerbit : Erlangga.

 Buku Siswa : Matematika Kelas 7 Kurikulum 2013

 Buku reverensi yang lain

G. METODE PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : Ekspositori

Pendekatan Pembelajaran : Scientific


30

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


[WAKTU] Waktu
Pendahuluan Komunikasi
(4 menit) o Menyampaikan salam/berdoa/pesan moral 2’

(tahap Apersepsi
persiapan)
o Penyampaian tujuan pembelajaran 2’

Kegiatan Inti
(51’) o Guru mempersiapkan materi pelajaran yang akan 3’

diajarkan secara lengkap.


8’
o Guru memberi bahan bacaan kepada siswa dari (buku

paket) mengenai Bilangan Bulat.

(tahap 25’
penyajian) o Guru menyajikan materi pelajaran yang telah

dipersiapkan

2. Mengenal Bilangan Bulat

Bilangan bulat dibedakan menjadi tiga bagian,

yaitu Bilangan Bulat Negatif, Nol dan Bilangan Bulat

Positif. Pada garis bilangan, bilangan bulat positif terletak

dikanan bilangan nol. Sedangkan bilangan bulat negatif

terletak di kiri nol. Untuk lebih jelasnya perhatikan garis

bilangan berikut
31

Bilangan cacah

Bilangan bulat negatif Nol Bilangan Bulat Positif

-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Anggota himpunan bilangan bulat negatif adalah -

1,-2,-3,-4,-5,....

Anggota himpunan bilangan bulat positif atau

bilangan asli adalah 1,2,3,4,....

Anggota himpunan bilangan cacah adalah

0,1,2,3,4,5,...

Keterangan :

Dalam hal ini, istilah himpunan dimaknai sebagai

kumpulan.

Setiap anggota himpunan bilangan bulat positif

mempunyai lawan di himpunan bilangan bulat negatif.

Lawan yang dimaksud tersebut adalah dua bilangan yang

jarak terhadap nol adalah sama. Jumlah dari setiap

pasangan bilangan yang berlawanan tersebut adalah nol.

Bilangan-bilangan yang saling berlawanan tersebut antara

lain : 1 dengan -1, 2 dengan -2, 3 dengan -3 dan

seterusnya.

Untuk membandingkan dua bilangan bulat yang


32

mendekati nol (angka penyusun bilangan tersebut

sedikit), kalian cukup melihat posisi kedua bilangan

tersebut pada garis bilangan. Tentunya hal itu tidak sulit.

Bilangan yang lebih besar selalu berada dikanan bilangan

(tahap yang lebih kecil. Namun untuk membandingkan bilangan- 5’


menghubung-
kan) bilangan bulat positif yang sangat besar, atau bilangan-

bilangan bulat negatif yang sangat kecil tentunya tidak

efektif menggunakan garis bilangan.

 Guru menghubungkan materi pelajaran dengan


penggunaan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-
hari berupa contoh soal.
Contoh :

Sepanjang bulan januari 2014, suhu di Eropa

berubah naik turun secara drastis. Saat siang hari bisa

mencapai 10℃ (baca 10 derajat celcius)di atas titik beku

𝑂℃, sedangkan pada malam hari turun hingga 15℃

dibawah titik beku.

Ungkapan 10 diatas titik beku dan 15 dibawah

titik beku secara berurutan bisa ditulis sebagai bilangan 5’


bulat “+10” (baca positif 10) dan “-15” (baca negatif 15).

Untuk bilangan “+10” cukup ditulis “10”.

Konfirmasi 10’

o Guru bertanya kepada siswa tentang materi dan

contoh soal yang telah diajarkan untuk mengecek


33

apakah siswa sudah mengerti pelajaran tersebut

o Guru memberikan 1 buah soal latihan untuk

dikerjakan di depan kelas.

1. Pak Yogi berencana menjual rumahnya karena

akan ditinggalkan pergi ke luar negeri. Penawar

pertama menawar harga rumah Pak Yogi dengan

harga Rp250.000.000,00. Sedangkan penawar

kedua menawar harga rumah Pak Yogi dengan

harga Rp.260.000.000,00. Jika Pak Yogi ingin

menjual dengan harga setinggi mungkin, maka

penawar yang manakah yang seharusnya diterima

oleh Pak Yogi?

o Siswa Mengerjakan soal tersebut ke depan kelas.

Jawab :

Untuk membandingkan kedua harga yang

ditawarkan oleh kedua penawar tersebut, kita bisa melihat

angka-angka penyusun bilangan tersebut. Pada posisi

ratusribuan nilai angka 6 lebih dari angka 5. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa 260.000.000 lebih besar dari

250.000.000. Jadi, penawar yang seharusnya diterima

oleh Pak Yogi adalah penawar kedua.


34

Penutup Komunikasi
(25 menit)
o Guru Bertanya pada siswa mengenai bahan pelajaran 5’

(tahap yang telah dipelajari


menyimpulkan
dan evaluasi) o Siswa Menjawab pertanyaan dari guru mengenai
pelajaran yang dipelajari
o Menyuruh siswa merangkum bahan pelajaran yang 10’

baru dipelajari dengan kata-kata sendiri

o Memberi tugas rumah untuk dikerjakan siswa di 8’


rumah

o Menyampaikan salam penutup


2’

II. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

5. Tehnik Penilaian : Pengamatan , Tes Tertulis

6. Prosedur Penilaian ;

No Aspek yang Dinilai Tehnik Penilaian Waktu Penilaian

1 Sikap Selama

 Terlibat aktif dalam Pengamatan pembelajaran

pembelajaran

 Toleransi terhadap proses

pemecahan masalah yang

berbeda dan kreatif


35

2 Pengetahuan Pengamatan dan tes Penyelesaian

 Menyelesaiakan soal-soal soal tertulis tugas individu

Bilangan Bulat

3 Keterampilan Penyelesaian

 Terampil menerapkan konsep Pengamatan tugas secara

Bilangan Bulat individu

2.4 Kajian Materi

2.4.1 BILANGAN BULAT

1. Mengenal Bilangan Bulat

Perhatikan berita berikut

Sepanjang bulan januari 2014, suhu di Eropa berubah naik turun secara

drastis. Saat siang hari bisa mencapai 10℃ (baca 10 derajat celcius)di atas titik beku

𝑂℃, sedangkan pada malam hari turun hingga 15℃ dibawah titik beku.

Ungkapan 10 diatas titik beku dan 15 dibawah titik beku secara berurutan bisa

ditulis sebagai bilangan bulat “+10” (baca positif 10) dan “-15” (baca negatif 15).

Untuk bilangan “+10” cukup ditulis “10”.

Bilangan bulat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Bilangan Bulat Negatif,

Nol dan Bilangan Bulat Positif. Pada garis bilangan, bilangan bulat positif terletak

dikanan bilangan nol. Sedangkan bilangan bulat negatif terletak di kiri nol. Untuk

lebih jelasnya perhatikan garis bilangan berikut


36

Bilangan cacah

Bilangan bulat negatif Nol Bilangan bulat positif



Gambar 1. Pembagian bilangan bulat pada garis bilangan

Anggota himpunan bilangan bulat negatif adalah -1,-2,-3,-4,-5,....

Anggota himpunan bilangan bulat positif atau bilangan asli adalah 1,2,3,4,....

Anggota himpunan bilangan cacah adalah 0,1,2,3,4,5,...

Keterangan :

Dalam hal ini, istilah himpunan dimaknai sebagai kumpulan.

Setiap anggota himpunan bilangan bulat positif mempunyai lawan di

himpunan bilangan bulat negatif. Lawan yang dimaksud tersebut adalah dua bilangan

yang jarak terhadap nol adalah sama. Jumlah dari setiap pasangan bilangan yang

berlawanan tersebut adalah nol. Bilangan-bilangan yang saling berlawanan tersebut

antara lain : 1 dengan -1, 2 dengan -2, 3 dengan -3 dan seterusnya.

Untuk membandingkan dua bilangan bulat yang mendekati nol (angka

penyusun bilangan tersebut sedikit), kalian cukup melihat posisi kedua bilangan

tersebut pada garis bilangan. Tentunya hal itu tidak sulit. Bilanga yang lebih besar

selalu berada dikanan bilangan yang lebih kecil. Namun untuk membandingkan
37

bilangan-bilangan bulat positif yang sangat besar, atau bilangan-bilangan bulat

negatif yang sangat kecil tentunya tidak efektif menggunakan garis bilangan.

2. Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bulat

Berikut disajikan beberapa masalah dan contoh terkait penjumlahan dan

pengurangan Bilangan Bulat.

Contoh 1 :

Nia mempunyai 3 boneka dirumahnya. Saat ulang tahun, Nia mendapatkan hadiah

dari teman-temannya 4 boneka lagi. Berapakah boneka yang dimiliki Nia sekarang?

Penyelesaian :

Secara matematis soal tersebut dapat dinyatakan dengan 3 + 4 = ...

Kita bisa menggunakan garis bilangan dibawah ini untuk memaknai penjumlahan 3

ditambah 4.



Gambar 2. Penjumlahan 3 + 4

Karena Nia memiliki 3 boneka, maka dari titik asal ( 0 ) bergerak 3 satuan

kekanan.kemudian karena mendapatkan 4 boneka lagi, berarti terus bergerak kekanan

4 satuan. Sehingga hasil akhirnya adalah 7.

Jadi, boneka yang dimiliki Nia sekarang adalah 7 boneka.


38

Selisih antara dua bilangan bulat sama dengan jarak kedua bilangan tersebut

pada garis bilangan. Misalnya :

1) Selisih antara 1 dan 4 adalah 3 satuan.

2) Selisih antara -2 dan 3 adalah 5 satuan.

Selisih dari dua bilangan bulat adalah positif. Dari gambar kita bisa melihat

bahwa selisih dari dua bilangan bulat( berbeda ) a dan b, dengan 𝑎 < 𝑏 adalah 𝑏 − 𝑎.

Di sekolah dasar,kalian sudah mengenal operasi sederhana beberapa bilangan

bulat. Berikut diuraikan kembali tentang yang sudah kalian pelajari di SD dulu,

diperdalam dengan pemahaman terhadap berbagai penjumlahan dan pengurangan

pada bilangan bulat.

Contoh :

Nia mempunyai 6 pasang sepatu di rumahnya. Nia memberikan dua pasang sepatu

kepada sepupunya. Berapa pasang sepatukah yang dimiliki Nia sekarang?

Penyelesaian :

Secara matematis soal tersebut dapat dinyatakan 6 − 2 = ⋯

Dalam garis bilangan dapat dituliskan sebagai berikut.


39



Gambar 3. Pengurangan 6 − 2 pada garis bilangan

Awalnya Nia memiliki 6 pasang sepatu, maka bergerak dari titik nol kekanan 6

satuan, karena dikurang 2, berarti panah berbalik arah kekiri 2 satuan sehingga hasil

akhirnya adalah 4.

Contoh :

Seorang penyelam amatir mula – mula berlatih menyelam di kedalaman 2 meter

dibawah permukaan laut. Setelah merasa lancar menyelam dikedalaman 2 meter,

kemudian ia turun lagi hingga kedalaman 5 meter dibawah permukaan laut.

Berapakah selisih kedalaman pada dua kondisi tersebut.

Penyelesaian :

-5 mewakili posisi 5 meter dibawah permukaan laut. Sedangkan -2 mewakili posisi 2

meter di bawah air laut. Bilangan -2 lebih besar daripada -5 ( mengapa)?

Bentuk soal tersebut bisa kita tulis−(−5) (−2) = ⋯

Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut



Gambar 4. Pengurangan −2 − (−5)


40

Dari gambar diperoleh (−2) − (−5) = 3

Jadi selisih kedalaman penyelam pada dua kondisi tersebut adalah 3 meter.

Hasil dari −2 − (−5) sama dengan hasil dari −2 + 5 yaitu 3.

Secara umum, jika a sebarang bilangan bulat dan b sebarang bilangan bulat

positif , maka 𝑎 − (−𝑏) = 𝑎 + 𝑏.

Pada penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat

1. Komutatif (pertukaran)

Untuk sebarang bilangan bulat a dan b berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎

2. Assosiatif (pengelompokan)

Untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐)

Misal a dan b bilangan bulat positif, berlaku (−𝒂) + (−𝒃) = −𝒂 − 𝒃

Untuk memahami sifat tersebut mari perhatikan contoh pada garis bilangan berikut

-12 -11 

Gambar 5. Penjumlahan −5 + (−6)

-12 -11 

Gambar 5. Pengurangan −5 − 6
41

3. Mengalikan dan Membagi Bilangan Bulat

a. Perkalian Bilangan Bulat

Contoh 1 :

Suatu gedung tersusun atas 5 lantai. Jika tinggi satu lantai gedung adalah 6 m

tentukan tinggi gedung tersebut (tanpa atap).

Penyelesaian :

Permasalahan tersebut dapat disajikan dalam bentuk perkalian

5×6=6+6+6+6+6

Jadi, tinggi gedung tersebut adalah 30 meter.

Perhatikan ilustrasi penjumlahan tersebut dalam garis bilangan pada gambar



Secara umum, jika a bilangan bulat positif dan b bilangan bulat, maka

𝑎 × 𝑏 = 𝑏 + 𝑏 + 𝑏 + ⋯+ 𝑏

𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖

Pada operasi perkalian juga berlaku sifat komutatif, assosiatif dan distributif.

Untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku

1. Komutatif

𝑎×𝑏=𝑏×𝑎

2. Assosiatif

(𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
42

3. Distributif

 Perkalian terhadap penjumlahan

𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 × 𝑏 + 𝑎 × 𝑐

 Perkalian terhadap pengurangan

𝑎 × (𝑏 − 𝑐) = 𝑎 × 𝑏 − 𝑎 × 𝑐

Perhatikan perkalian antara dua bilangan bulat tak nol (bilangan bulat

positif dan bilangan bulat negatif.

Tabel 1. Perkalian dua bilangan bulat tak nol

Bilangan I Bilangan II Hasil

Positif ( + ) x Positif ( + ) = Positif ( + )

Positif ( + ) x Negatif ( - ) = Negatif ( - )

Negatif ( - ) x Positif ( + ) = Negatif ( - )

Negatif ( - ) x Negatif ( - ) = Positif ( + )

Keterangan :

Positif ( + ) : sebarang bilangan bulat positif

Negatif ( - ) : sebarang bilangan bulat negatif

b. Pembagian Bilangan Bulat

Pada bilangan bulat positif, jika 𝑎 × 𝑏 = 𝑛, dengan 𝑎, 𝑏, 𝑛 bilangan bulat

positif maka n dapat dinyatakan sebagai pengurangan berulang

𝑛 −𝑏 −𝑏 −𝑏 −⋯−𝑏 = 0

𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖
43

Atau

𝑛 − 𝑎 − 𝑎 − 𝑎 − ⋯− 𝑎 = 0

𝑏 𝑘𝑎𝑙𝑖

Contoh :

Karena sedang baik hati Bu Futri ingin membagi-bagikan kue kepada tetangganya.

Kue yang dimiliki Bu Futri adalah 20 kue, sedangkan tetangga yang akan diberi kue

tersebut ada 10 tetangga. Jika ibu Futri ingi membagi rata semua kue tersebut, maka

masing-masing tetangga mendapatkan berapa kue ?

Penyelesaian :

20 dibagi 10 dapat diartikan pengurangan 20 oleh 10 secara berulang hingga habis.

Dapat ditulis 20 − 10 − 10 = 0. 20 dikurangi 10 secara berulang hingga 2 kali

20
hingga habis. Dengan kata lain hasil 20 dibagi 10 adalah 2, ditulis 10 = 2

Jadi, masing-masing tetangga Bu Futri mendapatkan 2 kue.

Pada pembagian diatas, 20 adalah bilangan yang dibagi, 10 adalah pembagi

sedangkan 2 adalah hasil bagi.

1
𝑀𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡, 𝑎 ÷ 𝑏 = 𝑎 × , 𝑏 ≠ 0
𝑏

Secara umum jika 𝑎, 𝑏, 𝑑𝑎𝑛 𝑐 adalah bilangan bulat.

𝑐
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 × 𝑏 = 𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 ≠ 0 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑏

𝑐
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 × 𝑏 = 𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0
𝑑
44

c. Bilangan habis dibagi

Misalkan a dan b bilangan bulat. Bilangan a dikatakan habis dibagi b dengan

𝑏 ≠ 0 jika ada bilangan bulat k sehingga berlaku 𝑎 = 𝑘 × 𝑏 atau a merupakan

kelipatan dari b.

2.4.2 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam (http://www.kampus-info.com/2012/10/pengertian-lks.html) Lembar

Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu

tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi

dasar yang akan dicapainya. Lembar Kerja Siswa merupakan panduan siswa yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.

Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah:

1. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.

2. Membantu siswa mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran.

5. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari

melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

6. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui

kegiatan pembelajaran.
45

C. Kerangka Konseptual

Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri dan

memperoleh sendiri sehingga terjadi perubahan tingkah laku berdasarkan hasil

pengalamannya melalui interaksi dengan lingkungannya.

Belajar Matematika adalah belajar untuk memahami dan menguasai konsep,

dalil, teorema dan prinsip-prinsip yang terdapat didalam Matematika serta mampu

berpikir logis, kritis dan sistematis, mampu memahami keterkaitan antar topik dalam

matematika.

Hasil Belajar Matematika adalah penguasaan hubungan-hubungan konsep

matematika yang menghasilkan pengalaman dan pengusaan bahan pelajaran

Matematika.

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang sistematis yang dilakukan oleh

guru pada saat proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode artikulasi merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa di

tuntut untuk membentuk kelompok yang berpasang-pasangan, kemudian salah

seorang dari kelompok menceritakan materi yang telah disampaikan oleh guru dan

yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran.

Metode Ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan

maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.


46

Kerangka konseptual ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut :


Pembelajaran Bilangan Bulat

Metode pembelajaran Artikulasi Metode ekspositori

1.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Mempersiapkan siswa untuk


yang ingin dicapai. menerima pelajaran dengan
2. Guru menyajikan materi memberikan sugesti yang positif.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, 2.Mengemukakan tujuan yang harus
dibentuklah kelompok berpasangan dua
dicapai.
orang.
3.Penyampaian materi pelajaran
4.Guru menugaskan salah satu peserta didik
dari pasangan itu menceritakan materi yang
sesuai dengan persiapan yang telah
baru diterima dari guru dan pasangannya dilakukan.
mendengarkan sambil membuat catatan 4.Menghubungkan materi pelajaran
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga dengan pengalaman siswa atau
kelompok lain. dengan hal-hal lain.
5. Guru menugaskan peserta didik secara 5.Menyimpulkan materi
bergiliran atau diacak menyampaikan hasil pembelajaran.
wawancara dengan teman pasangannya, 6.Memberikan tugas yang sesuai
sampai sebagian siswa sudah menyampaikan dengan materi pelajaran yang telah
hasil wawancaranya.
disajikan.
6. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali
materi yang sekiranya belum dipahami
siswa.
7. Kesimpulan atau penutup.

Tes Tes

Perbedaan Hasil
Skor Tes Skor Tes
Belajar

kesimpulan

Gambar 1. Bagan kerangka konseptual


47

D. HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I dan Landasan teoritis pada BAB II

maka hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa

menggunakan metode Artikulasi dengan metode ekspositori dalam

pembelajaran matematika pada materi Bilangan Bulat di kelas VII SMP

Negeri 9 Pematangsiantar T.A 2014/2015.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan

metode Artikulasi dengan metode ekspositori dalam pembelajaran

matematika pada materi Bilangan Bulat di kelas VII SMP Negeri 9

Pematangsiantar T.A 2014/2015.

Anda mungkin juga menyukai