Tutorial Klinik STASE OBSTETRI Polip Servix DR Alfaina
Tutorial Klinik STASE OBSTETRI Polip Servix DR Alfaina
NIM : 20110310193
1. PENGALAMAN
Seorang wanita Ny.L berusia 50 tahun, dengan keluhan ingin lepas IUD Pasien juga
mengeluh sering keputihan, warna putih susu dan tidak berbau. Pasien tidak merasa gatal di
daerah kemaluan. Pasien P2A0, Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, Diabetes
Melitus, Hipertensi, Asma dan alergi obat. Pasien menarche usia 15 tahun, siklus menstruasi
teratur setiap 28 hari, lama menstruasi 7 hari, jumlah darah normal, ganti pembalut 3 kali. Pasien
3. ANALISIS KRITIS
Serviks merupakan bagian uterus yang berada di bagian bawah, berupa saluran yang
menghubungkan uterus dengan vagina. Pada daerah ini sering didapatkan pola pertumbuhan
jaringan abnormal, baik jinak maupun ganas. Salah satu kasus yang dapat ditemukan
adalah bentuk polip serviks. Polip serviks merupakan pertumbuhan massa polip atau tumor
bertangkai, yang berasal dari permukaan kanal serviks. Polip serviks tumbuh dari kanal
serviks dengan pertumbuhan ke arah vagina. Terdapat berbagai ukuran dan biasanya
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks dan disebut sebagai polip
ektoserviks. Polip ektoserviks sering diderita oleh wanita yang telah memasuki periode
paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif. Prevalensi kasus
polip serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita. Pada wanita premenopause (di atas usia 20
tahun) dan telah memiliki setidaknya satu anak, pertumbuhan polip sering berasal dari
bagian dalam serviks, atau disebut polip endoserviks. Meskipun pembagian polip serviks
menjadi polip ektoserviks dan endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi
lesi berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut untuk
menetapkan letak polip secara pasti. Sejumlah prosedur lain tetap harus dilakukan sebelum
Polip serviks memiliki ukuran kecil, yaitu antara 1 hingga 2 cm. Namun, ukuran polip dapat
melebihi ukuran rata-rata dan disebut polip serviks raksasa bila melebihi diameter 4 cm.
Polips serviks berukuran besar jarang ditemukan dipolulasi dan gambaran mengenai
penyakit ini sedikit sekali dibahas dalam literatur-literatur ginekologi. Dalam laporan
kasus international yang termuat di MEDLINE, hanya terdapat 8 kasus yang dilaporkan
sepanjang periode 1966 – 2002, menggambarkan kecilnya angka kejadian tersebut di dunia.
A. Anatomi Serviks
Secara anatomi makro, serviks memiliki ukuran diameter antara 2,5-3 cm dan panjang 3-
5cm. Posisi anatomi serviks normal adalah sedikit angulasi ke bawah-depan. Di bagian
bawah, serviks berhubungan dengan vagina sebagai portio vaginalis dan bagian kanal
serviks yang berhubungan dengan vagina disebut orificium uterina externus atau mulut
rahim. Kanal serviks berukuran sekitar 8 mm. Bagian antara endoserviks dan kavum uteri
Sirkulasi limfatik serviks yang utama meliputi nodus parametrial, obturator, iliaka
internal, dan iliaka eksternal. Aliran limfe sekunder meliputi nodus presakral, iliaka
komunis, dan nodus para-aortika. Innervasi serviks adalah plexus Frankenhauser, yang
merupakan bagian terminal dari plexus presakral. Serabut saraf memasuki segmen bawah
rahim dan bagian atas serviks membentuk pleksus semisirkuler. Vaskularisasi utama serviks
berasal dari cabang desendens arteri uterina dan cabang servikal arteri vaginalis. Aliran
Secara anatomi mikroskopis, stroma servikal terdiri atas campuran serabut fibrous,
muskular (15%) dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa di bagian ektoserviks
dan kolumnar di bagian endoserviks. Di antara kedua area tersebut, terdapat bentuk
junction. Pada bagian distal area ini tersusun atas epitel metaplastik squamosa yang imatur.
Trauma, iritasi kronis, dan infeksi berperan penting terjadinya perkembangan dan maturitas
serviks, sebagai konsekuensi dari proses inflamasi kronik, stimulasi hormonal abnormal,
atau kongesti vaskular lokal di area serviks. Kejadian polip sering dihubungkan dengan
hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan faktor estrogen yang
berlebihan.
Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seperti nyala api, fragil, dan
bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar 3 cm dan panjang
beberapa cm (gambar 1). Polip seringkali tumbuh di endoserviks yang berbatasan dengan
ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandung jaringan ikat fibrosa. Karena sering terjadi
ekstravasasi darah ke jaringan, maka sering terjadi perdarahan pada kelainan ini. Infiltrasi
Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan tumbuh melingkar
atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali
Secara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebih banyak mengandung serat fibrosa di
banding polip endoserviks. Polip ektoserviks memiliki atau bahkan tidak mengandung
kelenjar mukosa. Bagian luar polip ektoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skuamosa
Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai
inflamasi kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujung polip. Insidensi
degenerasi maligna dari polip ektoserviks diperkirakan kurang dari 1%. Karsinoma sel
Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga bila terjadi torsi atau trauma
(saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula terjadi infeksi dan inflamasi
yang cukup berpotensi meluas ke organ-organ sekitar. Karena setiap polip memiliki
C. Gambaran Klinis
- Leukorea
Gejala lain yang juga berhubungan dengan kelainan ini adalah leukorea dan
menopause merupakan gambaran umum penyakit pada wanita lanjut usia. Pada kasus
infertilitas wanita juga patut dilacak apakah terdapat adanya peradangan serviks atau
polip.
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali ditemukan
sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu banyak membantu
menegakkan diagnosis.
4. Pemeriksaan Khusus
Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui inspeculo
atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks ditemukan secara tidak sengaja pada
untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus.
D. Diagnosis Banding
Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis sebagai
bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini menyebabkan perdarahan dan leukorea
lebih sering. Pada dasarnya, polip serviks tidak sulit dibedakan dengan bentuk kelainan
polipoid lainnya secara inspeksi. Bentuk pertumbuhan ulseratif dan atipik merupakan
ciri mioma submukosa pedenkel kecil atau polip endometrial yang tumbuh di bagian
bawah uterus. Biasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui
OUE menyerupai polip. Hasil konsepsi, misalnya desidua, dapat mendorong keluar
E. Komplikasi Penyakit
membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi telah
tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi
polipektomi.
F. Penatalaksanaan
praktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil. Teknik
pembuangan polip serviks yang berukuran kecil umumnya tidak sulit. Biasanya
pemfiksasi lain kemudian memutar pedikel hingga lepas. Perdarahan yang terjadi
biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya dilakukan eksisi di
ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien perlu dianestesi dan selama
Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup besar, maka
histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi serviks
adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang diambil perlu diperiksa secara
histoPA untuk menilai secara spesifik apakah massa polipoid berdegenerasi jinak,
pre-maligna, atau malignansi. Bila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil
sel-sel infektif, atau secara klinis dan laboratoris mengarah kepada infeksi, maka
G. Prognosis
langsung polip merupakan tindakan yang sangat kuratif dan jarang sekali untuk berulang.
H. DOKUMENTASI
I. Identitas
Nama : Ny. L
Usia : 50 tahun
Paritas : P2A0
a. Keluhan Utama
Pasien P2A0 berusia 50 tahun datang ke poli kandungan dengan keluhan ingin lepas IUD
Pasien juga mengeluh sering keputihan, warna putih susu dan tidak berbau. Pasien tidak
Riwayat penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma dan alergi obat disangkal.
d. Riwayat Haid
Menarche usia 15 tahun, siklus menstruasi teratur setiap 28 hari, lama menstruasi 7 hari,
e. Riwayat Fertilitas
f. Riwayat Obstetri
P2A0
g. Riwayat KB
IUD
a. Keadaan Umum
Nadi : 82 x/mnt
Suhu : 36 c
Respirasi : 20x/mnt
c. Status Generalis
Pemeriksaan Thorak :
Cor :S1 S2 reguler
Pulmo : Vesikuler (+/+) N, Ronchi (-), Wheezing (-)
Abdomen : Supel, Peristaltik ( N ), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Hangat, edem (-)
Hasil PA : Sediaan menunjukkan jaringan cervix bentuk polipoid, stroma sembab dan
hyperplasia kelenjar cervic, bersebukan limfosit dan sel plasma. Tidak tampak tanda
ganas.
Kesimpulan: Cervix uteri: polyp cervicis uteri et cervicitis kronika non spesifik
V. DIAGNOSIS
Polip Cervix
VI. TERAPI
-
DAFTAR PUSTAKA