Anda di halaman 1dari 19

Materi ASP : spm,bumdes,akun rs,akun yayasan, audit sektor

publik,blud
 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas yaitu :
(1) perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi,
(3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, dan
(7) penilaian kinerja.

TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN

1. Pengendalian preventif (preventive control). Pada tahap ini pengendalian manajemen


terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Pada tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran.
3. pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah
:
 Sebagai basis perencanaan,pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya
 Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
 memfasilitasi terbentuknya goal congruence
 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memeilki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat
 Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
 Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
 Sebagai alat pengendalian anggaran
PUSAT - PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

 Pusat biaya (expense center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan.

 Pusat pendapatan (revenue center)


Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasinya dinilai berdasarkan
pendapatan yang dihasilkan.

 Pusat laba (profit center)


Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expense) dengan
output (revenue) dalam satuan moneter.
 Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi:

1) perumusan strategi (strategy formulation), Perumusan strategi adalah proses penentuan


visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi.
Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top
management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
2) perencanaan strategik (strategic planning), Sistem pengendalian manajemen diawali dari
perencanaan strategik (strategic plannig). Perencanaan strategik adalah proses penentuan
program-program, aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan
penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
3) penganggaran, Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta.
Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.
4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan
5) evaluasi kinerja. Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen,
yang merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja
dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian
penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi
pencapaian strategi.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.

Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua
kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian
formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game),
dan reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor
eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos
kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi
(organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi(communication style).

Elemen-elemen Sistem Pengendalian


1. Detector (Pelacak)
Elemen ini berguna untuk mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang
sedang dikendalikan.
2. Assessor (Penilai)
Elemen ini berguna untuk menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara
membandingkannya dengan standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector
Elemen ini berguna untuk mengubah perilaku proses yang sedang dikendalikan
jika assessor mengindikasikan adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan tersebut.
4. Communication network
Elemen ini berguna sebagai sarana untuk menyalurkan informasi antara elemen-elemen
yang ada dan proses yang sedang dikendalikan.
 BUMDES
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah Lembaga Usaha Desa yang dikelolah oleh
Masyarakat dan Pemerintah Desa dalam upaya memperkuat perekonomi desa dan di
bentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Tujuan Utama

 Meningkatkan Perekonomian dan pendapatan Asli Desa


 Meningkatkan Pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa

Ciri-ciri BUMDes

 Badan usaha dimiliki oleh desa dan dikelola bersama

 Modal bersumber dari desa sebesar 51% dan dari masyarakat sebesar 49% melalui
penyerataan modal (Saham atau andil)

 Bidang usaha yang dijalankan berdasarkan pada potensi di desa


Syarat Pendirian BUMDes dan jenis usaha BUMDes

Syarat pendirian BUMDes

 Adanya Potensi Usaha Ekonomi Desa


 Adanya Sumber Daya Alam di Desa
 Adanya Sumber Daya Manusia yang Mampu Mengeloa BUMDes
 Penyertaan Modal dari Pemerintah Desa

Jenis jenis usaha BUMDes

 Jasa keuangan (simpan pinjam)


 Pengelolaan sampah
 Pengelolaan hasil Bumi dan hasil pertanian
 Industri kerajinan rakyat dan usaha bersama (holding)

PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN BUM DESA


Prinsip umum pengelolaan BUM Desa

BUM Desa sebagai badan usaha yang dibangun atas dasar inisiatif masyarakat dan
menganut azas mandiri, seharusnya mengutamakan perolehan modal yang berasal dari
masyarakat dan pemerintah desa.

BUM Desa didirikan dengan tujuan yang jelas, tujuan tersebut diantaranya adalah:

 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (standar pelayanan minimal)sehingga usaha


masyarakat desa dapat berkembang
 Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkaitan dengan usaha-usaha
produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran, serta peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
 Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam melakukan
penguatan ekonomi di desa.
Prinsip Pengelolaan BUM Desa
Terdapat 6 prinsip dalam mengelola BUM Desa antara lain meliput:
 Kooperatif. Semua komponen yang terlibat dalam BUM Desa harus melaksanakan kerja
sama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.
 Partispatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa pun bersedia secara
sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang bisa mendorong
kemajuan usaha BUM Desa
 Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa harus diperlakukan sama
tanpa memandang golongan,suku, dan agama
 Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus
dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
 Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha BUM Desa harus dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis maupun secara administratif.
 Berkelanjutan. Seluruh kegiatan usaha BUM Desa harus dapat dikembangkan serta
dilestarikan oleh masyarakat desa dalam wadah BUM Desa.

Pendirian BUM Desa


1. Pasal 87 ayat 1 Undang-Undang Desa
2. Pasal 132 ayat 1 Peraturan Pemerintah Desa
3. Pasal 4 Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal

Pendirian BUM Desa didasarkan pada prakarsa desa yang mempertimbangkan:


1. Inisatif pemerintah desa atau masyarakat desa
2. Potensi usaha ekonomi di desa
3. Sumber daya alam di desa
4. Sumber daya manusia yang mampu mengelola BUM Desa
5. Penyertaan modal dari pemerintah desa di dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan desa
yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa.

Aktivitas yang harus dilakukan dalam pendirian BUM Desa antara lain mencakup:
1. Mendesain struktur organisasi. BUM Desa adalah organisasi sehingga dibutuhkan struktur
organisasi yang menggambarkan bidang pekerjaan yang harus tercakup di dalam organisasi
serta bentuk hubungan kerja antara personil atau pengelola BUM Desa
2. Menyusun uraian tugas ( job description). Penyusunan uraian tugas untuk anggota
pengelola BUM Desa diperllukan agar memperjelas peran setiap orang untuk menghindari
duplikasi( tumpang tindih) yang memungkinkan setiap jabatan atau pekerjaan yang terdapat
dalam BUM Desa diisi dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya sesuai tugas,
tanggung jawab, dan wewenang.
3. Menetapkan sistem koordinasi. Koordinasi itu merupakan aktivitas yang menyatukan
berbagai tujuan parsial kedalam satu tujuan umum, melalui penetapan sistem koordinasi
yang baik memungkinkan terbentuknya kerja sama antar unit usaha berjalan secara efektif.
4. Menyusun bentuk dan aturan kerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama dengan pihak
ketiga baik menyangkut transaksi jual beli atau simpan pinjam diatur didalam perjanjian
kerja sama yang jelas dan saling menguntungkan. Penyusunan bentuk ekrja sama dengan
pihak ketiga di atur bersama Dewan Komisaris BUM Desa
5. Menyusun pedoman kerja organisasi BUM Desa. Agar seluruh pengelola BUM Desa,
Pemerintahan Desa, badan kerja sama antar desa serta para pemangku kepentingan
memahami pedoman kerja organisasi BUM Desa , perlu disusun AD/ART BUM Desa sebagi
rujukan mengelola BUM Desa sesuai prinsip-prinsip tata kelola BUM Des.
6. Menyusun desain sistem informasi. Hal ini dijalankan supaya keberadaannya sebagai
lembaga ekonomi desa memperoleh dukungan dari banyak pihak.
7. Menyusun rencana usaha (business plan). Rencana usaha yang perlu dibuat adalah rencana
usaha didalam periode 1 sampai 3 tahun. Hal ini diperlukan agar pengelola BUM Desa
memiliki pedoman jelas apa yang harus dikerjakan dan dihasilkan dalam upaya mencapai
tujuan yang ditetapkan sehingga kinerjanya terukur.
8. Menyusun sistem administrasi dan akuntansi. Sistem administrasi dan akuntansi itu harus
dibuat dalam format yang mudah dikerjakan tetapi mampu menggambarkan aktivitas yang
dijalankan BUM Desa.
9. Melakukan proses rekrutmen. Untuk menetapkan orang-orang yang bakal menajdi
pengelola BUM Desa dapat dilakukan dalam forum musyawarah desa, berdasarkan kriteria
atau persayaratan tertentu yang sudah di tetapkan.
10. Menetapkan sistem penggajian dan pengupahan. Agar pengelola BUM Desa dapat
melakukan tugas dengan baik, diperlukan sistem imbalan yang tepat dan memacu motivasi,
imbalan tersebut berupa gaji bulanan atau upah kerja borongan bervariasi sesuai beban
kerja.

Mengelola Sumber Daya Manusia BUM Desa

BUM Desa memerlukan ketersediaan SDM yaitu pengurus, manajer unit usaha, dan staf
pelaksana (staf BUM Desa). Kesuksesan BUM Des tergantung kualitas SDM pengelola, hal-
hal yang harus diperlukan ketika merencanakan SDM. Dua kegiatan utama yang harus
dianalisis ketika mengembangkan proyek usaha BUM Des adalah memilih ketua
pelaksana(manajer proyek) dan memilih anggota tim pelaksana. Hal-hal yang harus di
perhatikan ketika merencanakan SDM antara lain:
1. Analisis jabatan. Analisis jabatan meliputi penentuan jabatan yang diperlukan oleh BUM
Desa adalah penentuan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab dari setiap jabatan serta
penentuan kualifikasi seseorang untuk menduduki jabatan tertentu
2. Perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja mencakup penentuan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan dan persyaratan atau kualifikasi yang diinginkan.

Mengelola Akuntansi dan Keuangan BUM Desa

Akuntansi BUM Desa adalah metode pencatatan transaksi keuangan BUM Desa dengan
prinsip imbang berpasangan, menggolongkan, menjumlahkan, serta menghitung agar bisa
menyajikan informasi keuangan yang rinci, bermakna, sistematis, lengkap,benar, dan tepat
waktu. Tujuan utama ada adanya sistem akuntansi secara internal adalah pengelola BUM
Desa maupun lembaga pembinanya mampu memperoleh informasi akurat untuk
memantau, menilai, dan mengendalikan kinerja, serta pertumbuhan usaha. Sistem
akuntansi memang harus dirancang agar tetap setia mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku
umum, antara lain:
 Kronologis, yaitu transaksi dicatat berdasarkan urutan waktu kejadian
 Sistematis, yaitu pencatatan, penggolongan, penomoran, periwayatan, perhitungan
dilakukan dengan urutan proses dan instrumen tertentu yang jernih dan masuk akal
 Informatif, yaitu sistem akuntansi itu menghasilkan informasi keuangan usaha yang
bermakna secara benar, lengkap, rinci, dan tepat waktu
 Dapat diaudit , yaitu informasi yang dihasilkan harus dapat diperiksa kebenarannya ( formal
maupun material) melalui penelusuran proses, pemeriksaan alat bukti (fisik) dan dokumen
transaksi keuangan asli yang disimpan secara rapi.
 AKUNTANSI RUMAH SAKIT
Definisi Keuangan Rumah Sakit

Sampai saat ini tidak ada keterangan rinci mengenai apa arti dari keuangan rumah sakit.
Keuangan rumah sakit di definisikan tergantung dari rumah sakit itu sendiri. Keungan
Rumah sakit digunakan sebagai pengelolaan finansial rumah sakit yang nantinya digunakan
sebagai pengambilan keputusan. Ada beberapa industri yang dijalankan di Rumah Sakit.
Industri tersebut diantaranya

1. Jasa Kesehatan, industri jasa kesehatan terdiri dari para penyedia dari layanan jasa
kesehatan seperti praktik medis, rumah sakit, klinik, rawat inap, dan rumah para agen
kesehatan.
2. Asuransi Kesehatan, industri asuransi kesehatan ini meliputi program pemerintah dalam
memberikan layanan kesahatan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan jaminan kesehatan
seperti contoh BPJS Kesehatan.
3. Kepedulian Pengelolaan, mencakup organisasi seperti organisasi perbaikan kesehatan yang
menggabungkan fungsi penyedia jasa sauransi dan kesehatan.
4. Peralatan dan Perlengkapan Medis, mencakup pembuatan perlengkapan medis yang tahan
lama, seperti perlengkapan diagnosis dan wheel chairs maupun peralatan medis yang
dihabiskan misalnya ketersediaan perlatan medis dan bandages.
5. Farmasi dan Bioteknologi, industri ini mengembangkan dan memasarkan obat-obatan dan
produk terapi lainnya.

Jenis Rumah Sakit

1. Rumah Sakit Umum


Di Indonesia, ada 2 jenis rumah sakit yaitu rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.
Rumah sakit pemerintah ini pengelolaannya dimaksudkan untuk melayani kebutuhan
kesehatan masyarakat luas terutama bagi masyarakat tidak mampu. Meskipun tujuan
utamanya bukan untuk mencari profit, namun saat ini rumah sakit mulai memerankan
peran ganda dimana selian memberikan layanan kepada masyarakat khususnya masyarakat
tidak mampu juga memperoleh penghasilan untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan. Untuk membatu masyarakat tidak mampu, saat ini pemerintah menerbitkan
BPJS sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menerima layanan kesehatan yang sama.
Yang kedua adalah rumah sakit swasta. Rumah sakit ini seluruh kegiatan operasionalnya
dijalankan oleh pihak swasta. Tujuan utamanya selain memberikan pelayanan kesehatan
tentu juga memperoleh profit untuk membayar gaji karyawannya juga membiayai seluruh
kegiatan operasional perusahaan. Dalam rumah sakit layanan yang disediakan tidak hanya
rawat inap tetapi juga rawat jalan berupa klinik maupun poliklinik. Ada beberapa
karakteristik khusus dari industri rumah sakit antara lain :
a. Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, berupa jasa pemeriksaan dan
perawatan dokter, jasa pelayanan laboratoriun dan farmasi.
b. Perusahaan menyelenggarakan jasa kesehatan selain berusaha mendapatkan aliran kas
untuk membiayai kegiatan operasional, dan membayar gaji dokter, perawat maupun
pekerja lainnya, rumah sakit juga memiliki peran sosial sebagai pemberi layanan kesehatan
bagi masyarakat.
c. Sumber pendapatan rumah sakit berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya
dan jasa dokter.
2. Rumah Sakit Terspesialisasi
Rumah sakit jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau
rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychriatic, penyakit pernapasan,
penyakit dalam dan lain-lain. Biasanya rumah sakit jenis ini mempunyai afiliasi dengan
universitas atau pusat riset medis tertentu.
3. Rumah Sakit Penelitian/Pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan
penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga
pendidikan tinggi.
4. Rumah Sakit Lembaga/Perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien
yang merupakan anggota lebaga atau karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian
rumah sakit ini bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut,
misal rumah sakit militer, dengan bentuk jaminan pengobatan gratis atau lebih murah bagi
karyawan. Biasanya rumah sakit jenis ini juga menerima pasien umum dan menyediakan
ruang gawat darurat bagi masyarakat umum.
5. Klinik
Klinik merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dan hanya menangani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh LSM atau dokter yang ingin membuka layanan praktik pribadi.
Klinik biasaya hanya menerima rawat jalan dan apabila pasien mengalami penyakit serius,
akan dirujuk ke rumah sakit. Ada pula bentuk klinik yang merupakan gabungan dari
beberapa klinik yang biasa disebut poliklinik.

Peran Keuangan dalam Rumah Sakit


Peran utama keuangan dalam Rumah Sakit umumnya sama seperti dalam organisasi bisnis
lainnya yaitu untuk perencanaan yang mengharuskan dan menggunakan sumberdaya untuk
memaksimalkan efisiensi dari perusahaan juga sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
kegiatan operasional rumah sakit. Ada beberapa aktifitas keuangan tetap yang mendukung
terlaksananya peran keuangan dalam rumah sakit. Aktifitas tersebut diantaranya :
1. Perencanaan dan Penganggaran, perencanaan dan penganggaran ini berperan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatan di rumah sakit.
2. Pelaporan Keuangan, sama seperti perusahaan lain, rumah sakit perlu menyediakan laporan
keuangan untuk pihak lain mengenai hasil operasi dan status keuangan saat ini. Pelaporan
keuangan ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya penyalahgunaan dana rumah sakit
selain itu pelaporan keuangan ini juga bisa digunakan sebagai acuan bahwa rumah sakit
bersih dari malpraktik dan praktik korupsi serta menarik investor untuk bekerja sama.
3. Keputusan Investasi Modal, kegiatan ini berkaitan dengan perencanaan strategi
implementasi bisnis dan kegiatan permodalan yang nantinya digunakan sebagai modal
untuk menjalankan kegiatan operasional rumah sakit.
4. Manajemen Resiko Keuangan, kegiatan ini meliputi pengawasan terhadap seluruh kegiatan
keuangan rumah sakit agar tidak timbul resiko yang bisa merugikan kegiatan rumah sakit
sehingga meminimalisir resiko yang nantinya akan timbul.

Secara umum, akuntansi rumah sakit dapat di definisikan sebagai sebagai sistem informasi
yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi rumah sakit.

Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuangannya
mengharuskan pembentukan dana yang dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dana Tidak Terikat


2. Dana Terikat

1. Dana Tidak Terikat


Merupakan dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu. Dana
ini seperti halnya Dana Umum di Pemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat dalam
akuntansi universitas, yang dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.

2. Dana Terikat
Merupakan dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya
muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Menurut
sifat pembatasannya, dana dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Dana Terikat Sementara Waktu yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat
sementara.
2) Dana Terikat Permanen yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen.

Aktiva (aset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau lebih
dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu dan terikat
permanen.

Berikut adalah kelompok dana terikat yang digunakan dalam akuntansi dana untuk rumah
sakit yaitu :
Dana Dana Tujuan Dana Terikat Waktu Dana Penggantian Dana Abadi
Umum Khusus dan Pengembangan
Fasilitas
Dasar Akrual - Pemasukan/sumbangan, transfer, dicatat secara langsung dalam dana yang
Akuntansi bersangkutan
- Sumber daya/dana ditahan dalam masing-masing dana hingga dipindahkan ke Dana
Umum untuk belanja
Deskripsi Dana dibatasi Dana tidak dapat digunakan Dana dibatasi untuk Dana abadi harus
Perbedaan untuk tujuan samapi waktu yang penambahan aktiva dikelola dan tidak
operasional ditentukan pihak sponsor tetap untuk digunakan

Laporan - Neraca
Keuangan - Laporan Operasional
- Laporan Perubahan Aktiva Bersih
- Laporan Arus Kas
Dana Umum

Dana umum digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang diterima dan dibelanjakan
dalam kegiatan menjalankan kegiatan operasional utama dirumah sakit. Dalam dana umum,
direksi dalam rumah sakit dapat menetapkan pembatasan berupa penyisihan atas sumber
daya tertentu. Contohnya :

Rumah sakit telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp 2.600.000 jika
diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat penyesuaian kontraktual yang
harus dikurangkan senilai Rp 240.000. ayat jurnal adalah :

Piutang Rp 2.600.000

Pendapatan Jasa Pasien Rp 2.600.000

Penyesuaian Kontraktual Rp 240.000

Piutang Rp 240.000

Dana Terikat

Digunakan untuk mencatat dan yang penggunaannya dibatasi oleh pihak yang merenspon
dana.

Yang termasuk ke dalam kelompok Dana Terikat Sementara yaitu :

1) Dana Tujuan Khusus yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada tujuan tertentu.
Dana ini tidak mencatat belanja, dana ini hanya mencatat aktiva yang
penggunaannya dibatasi sampai dana umum memenuhi persyaratan untuk
menggunakan aktiva tersebut biasanya setelah melakukan belanja operasi yang
sesuai dengan persyaratan. Dalam hal ini aktiva ditransfer dari Dana untuk Tujuan
Khusus ke Dana Umum untuk membayar belanja operasi yang dimaksud. Contoh :
Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Sakit yang mencatat pendapatan senilai Rp
66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut dan
mencatat sumbangan dari sponsor senilai Rp 115.000. ayat jurnalnya adalah :
Kas Rp 66.000
Pendapatan Investasi Terikat Rp 66.000
Kas Rp 115.000
Sumbangan Terikat Rp 115.000
2) Dana Terikat waktu yaitu dana yang dibatasi penggunaannya sampai batas waktu
tertentu. Contoh :
Selama tahun 20X6 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit yang mengakui piutang
senilai Rp 12.000 yang langsung di transfer ke Dana Umum senilai Rp 12.000. ayat
jurnalnya sebagai berikut :

Kas Rp 12.000
Piutang Rp 12.000
Pengeluaran Transfer – Pelepasan Saldo Dana Rp 12.000
Kas Rp 12.000
3) Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas yaitu dana yang khusus di alokasikan
untuk pembangunan dan pengembangan aktiva tetap. Contoh :
Selama tahun 20X6 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas dari Rumah Sakit
yang mendapatkan donasi dari pihak sponsor senilai Rp 25.000 dalam bentuk
peralatan dan senilai Rp 60.000 dalam bentuk uang tunai. Selama itu, Rumah Sakit
yang juga memperoleh pendapatan investasi senilai Rp 7.000 dari dana yang dikelola
dalam dana ini. Ayat jurnalnya sebagai berikut :
Aktiva Tetap Rp 25.000
Sumbangan – Terikat Rp 25.000
Kas Rp 60.000
Sumbangan – Terikat Rp 60.000
Kas Rp 7.000
Pendapatan Investasi – Terikat Rp 7.000

Yang termasuk ke dalam Dana Terikat Permanen adalah Dana Abadi. Yang diperhatikan
dalam Dana Abadi adalah hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok yang besarnya akan
dikelola/diinvestasikan misalnya deposito. Contoh :

Selama tahun 20X6 Dana Abadi Rumah Sakit yang memperoleh sumbangan dalam bentuk
uang tunai senilai Rp 415.000. dari jumlah ini, seniali Rp 400.000 langsung diinvestasikan.
Ayat jurnalnya adalah :

Kas Rp 415.000

Sumbangan – Terikat Rp 415.000


Investasi Rp 400.000

Kas Rp 400.000

 AKUNTANSI YAYASAN
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.

KARAKTERISTIK YAYASAN

 Sumber daya berasal dari para penyumbang, tanpa mengharapkan imbal balik.
 Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan menumpuk laba.
 Tidak ada kepemilikan

PSAK NO 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

 Laporan Posisi Keuangan : Klasifikasi Aktiva, Kewajiban dan Aktiva Bersih


 Laporan Aktivitas : Klasifikasi Pendaptan, Beban, Keuntungan, dan Kerugian
 Laporan Arus Kas : Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan : Berisi tentang laporan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan atau analisis pos pada laporan keuangan
 AUDIT SEKTOR PUBLIK
PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
audit sektor publik adalah audit yang dilakukan terhadap pemerintah baik pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat serta BUMN, dan BUMD lainnya yang seluruh sumber
pembiayaannya berasal dari pajak masyarakat. Audit sektor publik ini dilakukan untuk
memeriksa kebenaran pelaporan yang dibuat dengan kondisi real yang terjadi apakah instansi
pemerintah telah melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab dan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan
negara. Audit keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
AUDIT SEKTOR PUBLIK & AUDIT SEKTOR BISNIS

Keterangan Audit Sektor Publik Audit Sektor Swasta


Subjek Organisasi pemerintahan Perusahaan milik swasta
yang bersifat nirlaba seperti yang berorientasi laba.
sektor pemerintah
daerah(pemda), BUMN,
BUMD, dan instansi lain yang
berkaitan dengan
pengelolaan aset kekayaan
negara.
Jenis-jenis Audit - Audit Keuangan -
( Financial Audit )
- Audit Kinerja
( Performance Audit )
- Audit untuk Tujuan
Tertentu
( spesial Audit )

AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi unsur berikut ini:

a. Segmen laporan keuangan ( seperti laporan pendapatan dan biaya, laporan penerimaan dan
pengeluaan kas, serta laporan aktiva tetap), dokumen permintaan anggaran, dan perbedaan
antara realisasi kinerja keuangan serta yang diperkirakan.
b. Pengendalian internal atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
seperti ketentuan yang mengatur penawaran, akuntansi, pelaporan bantuan, serta kontrak
pemborong pekerjaan dsb.
c. Pengenadalian atau pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan dan atas
pengamanan aktiva, termasuk pengendalian atau pengawasan atas penggunaan sistem
berbasis kompputer.
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dugaan kecurangan.

SISTEM AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

a. Pemeriksaan Siklus Pendapatan.

Pemeriksaan atas siklus pendapatan mencakup pemeriksaan atas:


1) Pendapatan Daerah/Organisasi, seperti pos pajak daerah, retribusi laba, bagian laba
usaha daerah, dan pendapatan lain-lain asli daerah.
2) Dana Perimbangan mencakup bagi hasil pajak, bukan pajak, dana alokasi umum,
dana alokasi khusus, dan dana perimbangan dari pusat.
3) Pendapatan Lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan sehingga koreksi
dilakukan atas salah saji yang ditemukan dalam pemeriksaan.
b. Pemeriksaan Siklus Belanja.

Audit terhadap siklus belanja organisasi sektor publik terdiri dari audit terhadap belanja
aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik. Belanja aparat dan belanja
pelayanan publik terdiri dari belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, serta belanja modal/pembangunan.
c. Pemeriksaan Aktiva Tetap

Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tetap setiap asersi signifikan
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat
penting karena biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki
oleh suatu organisasi sektor publik. Masalah berikutnya adalah bahwa aktiva tetap
rentan terhadap terjadintya inefisiensi dan pencurian. Karena itu, perlakuan atas aktiva
tetap organisasi sektor publik harus diperhatikan secara khusus.\

d. Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi ( penggajian ) pimpinan/eksekutif organisasi sektor publik serta
pegawai/pekerjanya. Kompensasi tersebut meliputi gaji, insentif, lembur, komisi, dan
berbagai bentuk tujuan lainnya. Transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi gaji.

e. Pemeriksaan Siklus Investasi ( Pembiayaan )


Strategi audit sangat tergantung frekuensi transaksi investasi. Bila frekuensinya rendah,
auditor akan menghemat biaya bila memakai primarily subtantive approach atau
pendekatan menguatamakan pengujian subtantif. Sebaliknya, apabila frekuensi
transaksi tinggi, auditor akan menghemat baiya kalau melakukan pengujian
pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung.
f. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa
personalia. Entitas harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai sumber
daya yang diperlakukan organisasi sektor publik ( siklus belanja ). Pengeluaran kas
tersebut juga meliputi pengeluaran untuk menperoleh sumber daya manusia ( siklus
jasa personalia ). Saldo kas meliputi kas di tangan atau yang disimpan dalam entitas, kas
di bank, dan dana tertentu yang disisihkan ( seperti dana kas kecil ).

TEKNIK AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1) Prosedur analistis
Contoh prosedur analistis adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan item
realisasi anggaran. Hasil perbandingan itu akan menunjukkan ada tidaknya penyimpangan
jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.
2) Inspeksi
Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi seperti
rekening bank, kwitansi, atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah transaksi
yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran yang telah
ditetapkan.
3) Konfirmasi
Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada Bendahara pengeluaran
terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang telah
dilakukannya. Kegiatan ini akan menunjukkan apakah bukti transaksi tersebut fiktif atau
benar adanya, selain keterangan-keterangan lainnya terkait bukti tersebut.
4) Permintaan Keterangan
Contoh kegiataan permintaan keterangan adalah auditor meminta keterangan Bendahara
pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran ( berdasarkan bukti transaksi yang
ada ) dengan jumlah anggaran yang telah diterapkan sebelumnya.
5) Perhitungan
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung aset yang telah dibeli Bagian
Pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6) Penelusuran
Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang tertera
dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera dalam jurnal.
Hal ini akan menunjukan apakah ada kesesuian penyajian, yaitu penyajian yang lebih rendah
atau lebih tinggi.
7) Pemeriksaan Bukti Pendukung
Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal
“pembelian ATK” di jurnal, kemudian membandingkannnya dengan kwitansi “pembelian
ATK” tersebut atau tanda terima lainnya.
8) Pengamatan
Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan Bendahara Gaji dalam
menjurnal ketika mengelurkan gaji kepada para pegawai.
9) Pelaksanaan Ulang
Contoh kegiatan pelaksanaan ulang adalah auditor menghitung ulang penyusutan
kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian
dibandingkan dengan pencatatan beban penyusutan kendaaan yang telah dilakukan.
10) Teknik Audit Berbantuan Komputer
Contoh kegiatan audit berbantuan komputer adalah auditor, dengan bantuan komputer,
memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan membandingkannya dengan
kwitansi pembelian, kwitansi pendapatan, dan bukti-bukti transaksi lainnya.
11) Pengujian Pengendalian
Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan dokumen SOP
atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksanaannya di lapangan.
12) Pengujian Subtantif
Contoh kegiatan pengujian subtantif adalah auditor memeriksa secara rinci angka dan
jumlah transaksi yang telah terjadi, dimulai dari pemeriksaan seluruh bukti transaksi,
catatan dalam jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang telah jadi. Dengan
demikian, dapat ditemukan apakah ada kesalahan atau ketidakberesan.
CONTOH PRAKTEK AUDIT SEKTOR PUBLIK DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

1. Pemerintah Pusat
Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah
pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari
reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik.
2. Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan
audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari
masing-masing jenis audit tersebut. Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah
mencakup:

 Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos


 Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan
 Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak

 Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan


 Melakukan koreksi
 Melakukan pengujian.

3. LSM
Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol masyarakat.
Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM terutama dipicu oleh
persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional.
Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit yaitu Audit kinerja keuangan dan Audit
kinerja nonkeuangan.
4. Yayasan
Audit yang diselenggarakan atas semua kegiatan yang dilaksanakan yayasan dapat dibagi
menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Contohnya pelaksanaan audit atas kontrak
pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah kepada yayasan atau badan hukum
lainnya. Tujuan audit semacam ini sering kali mencakup baik tujuan keuangan maupun
tujuan audit kinerja. Audit semacam ini umunya disebut audit kontrak.
5. Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai politik
juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuangan.
 BLUD
Pengertian Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Latar Belakang diadakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah untuk peningkatan
pelayanan dan efisiensi anggaran sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Persyaratan PPK-BLUD

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) harus memenuhi
beberapa persyaratan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam. Pemerintah
Daerah harus selektif dan obyektif dalam menetapkan SKPD atau Unit Kerja untuk
menerapkan PPK-BLUD. Sehingga tidak semua SKPD atau Unit Kerja yang memberikan
pelayanan pada masyarakat dapat menerapkan PPK-BLUD

1. Persyaratan substantif

Persyaratan substantif dipenuhi kalau SKPD atau Unit Kerja tersebut menurut tugas dan
fungsinya memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk

 penyediaan barang dan jasa, seperti penyediaan layanan dalam bidang kesehatan (Rumah
Sakit Daerah, Puskesmas, dan Laboratorium), pendidikan (sekolahan, pendidikan dan
pelatihan), transportasi (terminal, jasa penyeberangan, jasa transportasi), pariwisata
(pengelolaan wisata daerah), perdagangan (pasar tradisional), kebersihan (pengelolaan
sampah, limbah), penyediaan bibit/pupuk, dan lain-lainnya;
 pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum, seperti pengelolaan kawasan ekonomi di suatu wilayah;
 pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelolaan dana bergulir, pengelolaan dana perumahan

2. Persyaratan teknis

Persyaratan teknis terpenuhi, apabila SKPD atau Unit Kerja tersebut kinerja pelayanan di
bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD,
serta kinerja keuangannya sehat
3. Persyaratan administratif
Persyaratan administratif, apabila SKPD atau Unit kerja menyampaikan dokumen
persyaratan, yang meliputi

 surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan


manfaat bagi masyarakat;
 pola tata kelola;
 rencana strategis bisnis;
 standar pelayanan minimal;
 laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan
 laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Penetapan PPK-BLUD

Dari ketiga persyaratan tersebut, persyaratan administratif yang sangat menentukan dapat
tidaknya SKPD atau Unit Kerja menerapkan PPK-BLUD. Hal ini disebabkan dari dokumen
administratif tersebut akan dinilai oleh tim penilai yang ditetapkan oleh Kepala Daerah, yang
anggotanya paling sedikit terdiri dari:

1. Sekretaris Daerah, sebagai ketua merangkap anggota;


2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sebagai sekretaris merangkap anggota;
3. Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai anggota;
4. Inspektorat Daerah, sebagai anggota;
5. Tenaga ahli (kalau diperlukan) sebagai anggota.
Pengelolaan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)
Pejabat Pengelola dan pegawai BLUD, bisa Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Non PNS. Untuk
pengelolaan Pegawai Non PNS BLUD di lingkungan Pemerintah Daerah mengacu pada
peraturan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) tentang Pengelolaan Pedoman
Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai Non PNS pada Badan Layanan Umum Daerah.

Umumnya di lingkungan Pemerintah Daerah, bentuk penyelenggaraan BLUD sesuai dengan


kebutuhan daerah setempat seperti BLUD Rumah sakit, Blud Puskesmas, Blud Balai
Pelayanan Jaminan Kesehatan dan Sosial, Blud Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai