PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi. Infeksi ini
lebih sering terjadi pada wanita dewasa dibandingkan pada laki-laki. ISK dapat
simptomatis ataupun asimptomatis (Junizaf, 1994).
Seorang wanita mengalami perubahan fisiologis dan struktur kandung kemih
selama periode kehamilan. Hal itu memiliki kontribusi pada kerentaran ibu hamil
untuk mengalami ISK. Selain itu, bagi mereka yang menggunakan alat untuk
mempermudah kelahiran bayi, pemasangan kateter ataupun melakukan prosedur
kelahiran dengan pembedahan dapat meningkatkan risiko terjadi ISK postpartum
(Koos B, 2003)
Di beberapa negara maju dilaporkan bahwa sekitar 20% wanita pernah
berobat untuk ISK. Wanita dapat terkena infeksi secara spontan dari hubungan
seksual dan pemasangan instrumen organ genital. Pemasangan instrumen organ
genital yang paling umum adalah kateter urin digunakan pada kasus bedah obstetri.
Peningkatan morbiditas akibat ISK pada wanita juga terjadi pada 95% ibu
postpartum (Montgomery, 2011)
Mode persalinan ada dua macam, yaitu normal (pervaginam) dan caesar
(perabdominal). Tidak semua mode persalinan menggunakan instrument kateter
untuk mengosongkan kandung kemih pasca persalinan. Pada persalinan normal,
ibu postpartum dapat langsung buang air kecil tanpa harus dipasang instrumen
kateter, dan pada ibu yang melakukan persalinan dengan bedah caesar, setelah
melahirkan akan dipasang kateter urin selama beberapa hari. Pemasangan instrumen
kateter itulah yang memungkinkan persentase ISK pada ibu postpartum meningkat
(Vincent A, 2008)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hasil Analisis
Analisis Jurnal :
Analisi dari jurnal ini bahwa pencegahan infeksi selama pemasangan dan
pemakaian kateter menetap kemungkinan besar dapat mengurangi angka kejadian
ISK postpartum caesar. Lama waktu pemakaian kateter menetap pun dapat
mempengaruhi angka kejadian ISK postpartum, kateter harus selalu dilepas tepat
waktu sehingga pasien tidak terlalu lama menggunakan instrumen kateter.
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi
atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
puting susu ( Manuaba, 2010). Keluhan ibu menurut Prawirohardjo (2010), adalah payudara
bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil
denganperawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka
berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum
menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan
stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara
produksi ASI.
Di jurnal, untuk Magnitude dari dunia atau WHO tidak di cantumkan dan tidak
berbentuk piramida terbalik. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah
kasus infeksi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, abses payudara, bendungan ASI
penyakit fibrokistik terus meningkat, dimana 12% kasus diantaranya merupakan infeksi
payudara yang disebabkan oleh mastitis pada wanita post partum. Indonesia sebagai negara
berkembang di dunia dengan presentasi kasus mastitis mencapai 10% pada ibu post partum
(WHO, 2005; 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Junizaf H. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita. Jakarta: Balai Pustaka;1994.
Koos B, Moore P. Maternal Physiology During Pregnancy. In: Nathan L, editor. Current
Obstetric and Ginecologis Diagnosis an Treatment. 9 ed. Connecticut:
Appleton&Lange; 2003.Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan
Keluarga berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta;
Montgomery A, Goufodji S, Kanhonou L, et al. Validity and Reability of Postpartum
Questionnairs. Matern Child Health Journal. 2011.
Vincent A, Ayzac L, Vallet E, et al. Downward trends in surgical site and urinary tract
infections after cesarean delivery in a French surveillance network, 1997-2003.
Infection control and hospital epidemiology : the official journal of the Society
of Hospital Epidemiologists of America.2008; 29:227-33.
Mose JC, Pribadi A. Asuhan Persalinan. In: Prof. dr. Abdul Bari saifudin M, SpOG (K),
editor. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
Millet L, Shaha S, Bartholomew ML. Rates of Bacteuria in Laboring Women with
Epidural Analgesia: continous vs Intermittent Bladder Catherization. American
Journal of Obstetrics and Gynecology. 2012.
Warren J. Nosocomial Urinary Tract Infection. In: Mandell G, Bennett J, Dolin R, editors.
Principle and Practice of Infection Disease. Philadelphia: Churcil Livingstone; 2005.