FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
i
KATA PENGANTAR
ii
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar Negara kita.Dan di dalam
Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di
dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara.
Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila.
Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama.
Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di
dalam kehidupan bermasyarakat. Dan menjadikan Pancasila sebagai landasan yang
menyatukan seluruh rakyat indonesia.
Berbicara tentang pancasila, tentu berkaitan dengan nilai-nilai pancasila, butir-butir
pancasila serta pengamalan-pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-
nilai pancasila memiliki makna yang mendalam baik dari segi sejarah pembentukan dan
pengamalan. Pancasila adalah dasar negara yang juga Landasan untuk menuju cita-cita bangsa
dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga
mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butir Dasar
negara mereka sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan
pengamalan-pengamala Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.
v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Nilai-nilai Pancasila
Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri
bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan
jiplakan dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam
berbagai agama, kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama,
kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara
lain nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai
Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai, yaitu:
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam masyarakat.
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia.
1. v Masyarakat
Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam
i
a. Kedudukan Nilai dalam masyarakat
Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai
masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Nilai
adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu
wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep,
ide tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah karena itu
nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan dalam wujud kebudayaan abstrak. Untuk
mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat ada 6 macam
nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang
terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang
mengikuti nalar efisiensi.
3. Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya
dan menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia
kehidupan dan alam semesta.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Persatuan Indonesia
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
x
ii
i
2
3. Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Penulis
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila pertama merupakan sumber pokok nilai-nilai kehidupan, sila ini memiliki
makna yakni bangsa mengakui, yakin dan percaya dengan adanya tuhan pencipta
alam semesta. Keyakinan setiap umat manusia berbeda-beda termasuk keyakinan
memeluk agama atau keyakinan beragama, seperti yang tercantum dalam butir
pancasila sila ke- 1, yang berbunyi “Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal inilah yang diamalkan dalam
kehidupan penulis yakni percaya dan taqwa kepada Allah SWT, dengan
pengaplikasian melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya,
dengan melaksanakan sholat, puasa, sedekah serta amalan-amalan yang diajarkan
dalam agama penulis, serta pilihan sekolah penulis yang lebih berkosentrasi dalam
mengembangkan pembentukan rohani secara islamiah untuk membentuk pribadi
penulis sesuai dengan agama yang dipilih, diakui, diyakini serta di percaya oleh
penulis, agar tidak semata-mata menjadi agama turunan bagi penulis. pengamalan
lain yang dilakukan penulis yakni menjunjung tinggi rasa toleransi terhadap agama
lain, hal ini di aplikasikan dengan tidak menjauhi agama lain, tetap berteman dan
menjalin keakraban dengan agama lain, serta menjaga setiap omongan dan tingkah
laku yang dapat menyinggung agama lain, selain itu, pengaplikasian penulis terhadap
sila ke-1 ini juga dengan tidak memaksakan teman dan sahabat dalam memeluk
agama yang diyakini oleh penulis, dan mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya teman penulis yang tidak se-agama
dengan penulis.
3. PERSATUAN INDONESIA
Sila ini memiliki makna yakni setiap individu mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sama halnya di
Indonesia, Indonesia memiliki ber-aneka ragam suku dan budaya, tanpa rasa
persatuan yang dijunjung tinggi, Indonesia takkan mungkin dapat bersatu.
Pengamalan sila ke-3 ini dalam pribadi penulis yakni dengan ikhlas melaksanakan
Upacara bendera setiap hari senin, mendengarkan dengan baik pembacaan UUD
1945 dan ikut pembacaan Pancasila sejak SD dan SMA, hal ini dikarenakan rasa
cinta bangsa dan tanah air penulis, selain itu pengamalan lain yaitu dengan
mencintai, dan menghargai produk dalam negeri untuk mensukseskan bangsa dan
tanah air, pengamalan pancasila dalam pribadi penulis yang berkenaan dengan
sila ke-3 yaitu dengan kemampuan penulis menyesuaikan diri dalam lingkungan
dengan suku yang berbeda, memiliki bahasa, kebiasaan yang juga berbeda, salah
kasusyang dialami penulis yaitu. Penulis yang berasal dari suku batak terbiasa
dengan cara berbicara orang batak yang tegas, dan keras yang meninggalkan
kesan membentak bagi sebagian orang, xnamun, penulis mampu menyesuaikan
v
diri dengan lingkungan, terutama
dengan suku Jawa yang sangat bertolak belakang dengan cara bicara suku Batak,
dimana suku Jawa lebih pelan dan Halus, penulis menyesuaikan nada bicara
ketika berbicara dengan suku Jawa agar tidak meninggalkan kesan
kesalahpahaman pada lawan bicara penulis yang memiliki cara berbicara yang
bertolak belakang dengan penulis.
3
x
v
i
4
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN
Sila ke-4 ini memiliki makna selalu melakukan musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, pengamalan sila ini dalam kehidupan pribadi penulis
yaitu dengan aktifnya penulis dalam ber-organisasi, dalam ber-organisasi terdapat
banyak ide-ide yang berbeda sebab berasal dari individu yang memiliki pandangan
yang berbeda-beda, dalam menyatukan pikiran anggota yang tergabung dalam
organisasi tersebut dilakukan musyawarah mufakat untuk mengambil keputusan
yang arif dan bijaksana yang dapat mewakili setiap pemikiran individu, agar tak
terjadi kecemburuan sosial, karena sebagai warga negara dan warga masyarakat,
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
termasuk kebebasan/ hak dalam berpendapat, dan mampu menerima serta
menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah, dan
sebisa mungkin meng-aplikasikan hasil keputusan musyawarah. Contoh kecil
pengamalannya yaitu ketika penulis ikut berpartisipasi dalam acara rutin di bulan
ramadhan, dimana penulis menjadi ketua panitia dalam acara tersebut, yaitu buka
bersama anak yatim piatu, ketika penulis ingin memutuskan panti asuhan tempat
pelaksaan, begitu banyak ide, usulan tempat yang diajukan, namun penulis tidak
langsung memutuskan tempat pelaksanaan mengikuti kehendak pribadi penulis,
tetapi penulis mengadakan rapat dan memutuskannya berdasarkan musyawarah
mufakat, dimana musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur agar terwujudnya hasil yang biaksana.
x
v
ii
5
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila ke-5 ini memiliki makna bahwa Keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat tercipta karena adanya kesamaan hak dan kewajiban.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan pribadi penulis yang terkait dengan sila
ini sangat terasa ketika Hari lebaran tiba, dimana keluarga penulis sering
mengadakan duduk bersama di malam takbiran, dan gotong royong dalam
membersihkan rumah untuk menyambut hari kemenangan tersebut. Penulis juga
diajarkan untuk selalu menyeimbangkan hak dan kewajiban, dimana ketika penulis
ingin mendapat hak maka penulis harus menyelesaikan kewajibannya terlebih
dahulu. Penulis juga selalu menghormati orang lain yakni selalu bersikap sopan
pada setiap orang.
Contoh sederhananya yaitu penulis selalu melakukan kewajiban penulis sebagai
anak dengan membersihkann rumah, belajar, membantu orang tua, agar
mendapatkan uang saku sebagai hak. Selain itu orangtua penulis juga selalu
menanamkan sifat adil pada anak-anaknya yaitu dengan tidak mebeda-bedakan
anaknya atau yang biasa disebut “pilih kasih” jadi, penulis terbiasa hidup dalam
suasana adil, dan berusaha menunaikan kewajiban untuk mendapatkan hak. Yang
membuat penulis dapat mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Penulis
juga selalu menghargai karya orang lain, yaitu ketika penulis bersama 2 orang
teman bersaing dalam pembuatan puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan
sekolah, dan puisi penulis yang terpilih sebagai puisi yang akan dibacakan, namun
penulis tidak pernah mengejek ataupun memandang rendah puisi teman penulis
tersebut, melainkan penulis menggabungkan ketiga puisi menjadi satu puisi yang
akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, agar bermanfaat bagi kesejahteraan
bersama.
http://nissabatubar.blogspot.co.id/2015/03/makalah-nilai-nilai-pancasila.html
x
v
ii
i
BAB III
METODE PENELITIAN
x
i
x
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
x
x
i