Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL

A. PENGERTIAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2011).
B. ETIOLOGI
1. Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu setelah
melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.
2. Teori penurunan progesteron : Proses penuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan jaringan
ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan produksi
progesteron mengalami penurunan.
3. Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan pengeluaran
oxcytoksin dan mengakibatkan peningkatan aktivitas kontraksi rahim.
4. Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak usia kehamilan 15 minggu dan
prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.
5. Tekanan kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat menimbulkan
kontraksi rahim dan reflek mengejan.

C. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN


1. Lightening atau dropping atau settling yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida, menjelang minggu ke – 36. pada multigravida tidak begitu kentara, karena
kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan
2. Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah dari uterus, disebut
”false labor pains” atau his permulaan.
D. TANDA - TANDA PERSALINAN
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek,
pinggang terasa sakit yang menjalar ke perut.
2. Dapat terjadi pengeluaran lendir dan lendir bercampur darah atau ”bloody show”.
3. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
a. Pelunakan serviks
b. Pendataran serviks
c. Terjadi pembukaan serviks
E. PROSES PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Adalah dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Klinisnya dapat
dinyatakan partus di mulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir bercampur
darah ( bloody show ). Lendir tersebut berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai
membuka atau mendatar, sedangkan darahnya berasal dari pembuluh – pembuluh kapiler yang
berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks
membuka.
Kala I di bagi menjadi:
a. Fase Laten
Berlangsung 7 – 8 jam, pembukaan serviks terjadi sangat lambat sampai pembukaan 3 cm
b. Fase Aktif
Pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm, berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase yaitu:
1) Periode akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm
2) Periode dilatasi : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9cm.
3) Periode deselarasi : pembukaan berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm ( lengkap )
Periode – periode tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi,
akan tetapi fase laten dan fase aktif terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida.
Pada primigravida terjadi pendataran serviks lebih dahulu, baru kemudian membuka. Pada
multigravida pendataran dan pembukaan serviks bisa terjadi dalam saat yang sama.
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.

2. Kala II ( Kala Pengeluaran Bayi )


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot
– otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II ( kala pengeluaran janin ) pada primi 1½ - 2 jam sedangkan pada multi ½ - 1 jam.
Mekanisme kala II ( kala pengeluaran janin ) pada presentasi kepala
a. Engagement
Yaitu peristiwa masuknya kepala ke dalam panggul.
b. Flexion ( keadaan menekuk )
Yaitu menempelnya dagu di dada janin, dibutuhkan agar kepala lewat panggul dengan
diameter terkecil.
c. Descent
Adalah penurunan kepala janin lebih lanjut. Penurunan terjadi karena adanya his dan
penipisan segmen bawah rahim dan kontraksi otot perut, faktor lain yang mempengaruhi
adalah bentuk dan ukuran panggul serta besar dan posisi kepala.
d. Internal rotation ( putaran paksi dalam )
Adalah usaha penyesuian kepala janin terhadap bidang – bidang panggul. Sehingga titik putar
( hipomoklion ) berada di bawah tulang kemaluan ( simfisis pubis ). Oksiput akan memutar
ke depan atau ke belakang ( sebagian kecil ) sehingga sutura sagitalis dalam posisi
anteroposterior. Putar paksi dalam selesai apabila bagian terendah janin telah mencapai spina
iskiadika. Artinya kepala telah engaged.
e. Ekstensi
Yaitu terjadi setelah kepala menyembul dari introitus dengan oksiput di bawah simpisis.
Sehingga berturut –turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan dagu, selanjutnya diikuti
oleh persalinan belakang lepala sehingga seluruh kepala janin dapat lahir.
f. Eksternal rotation ( putaran paksi luar)
Terjadi setelah kepala bayi lahir yaitu menyesuaikan diri dengan punggung bayi. Yang mulai
dengan bahu depan ( dekat tulang kemaluan ibu ).

3. Kala III ( Kala Pengeluaran Uri ) : waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta
Setelah bayi lahir, kontaksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan pengeluaran uri.tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu : uterus
menjadi bundar,uterus terdorong ke atas (karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim),tali
pusat bertambah panjang dan terjadi perdarahan.
Dalam waktu 1 -5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira – kira 100 – 300 cc.
Bentuk pelepasan plasenta yaitu :
a. Secara Schultze
Pelepasan plasenta mulai dari pertengahan, sehingga plasenta lahir diikuti pengeluaran
darah yang banyak dan tiba- tiba.
b. Secara Duncan
Pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan yang mengalir dan diikuti
oleh pelepasan plasenta.
Untuk membuktikan plasenta telah lepas dapat dilakukan pemeriksaan :
a. Perasat Kustner
Tali pusat dikencangkan, tangan di atas simfisis, bila tali pusat masuk kembali, bearti
plasenta belum lepas
b. Perasat Klein
Pasien disuruh mengejan, sehingga tali pusat ikut turun atau memanjang, bila mengejan
dihentikan dapat terjadi :
1) tali pusat tertarik kembali, bearti plasenta belum lepas
2) tali pusat tetap ditempat berarti plasenta sudah lepas
c. Perasat Strassman
Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok – ketok, bila getaranya sampai pada tali pusat
berarti plasenta belum lepas
4. Kala IV ( Kala Pengawasan)
Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Catatan penilaian selama kala IV antara lain :
a. kontraksi uterus
b. tinggi fundus
c. tanda – tanda vital
d. jumlah urine/ kandung kemih
e. jumlah darah keluar
Tanda – tanda bahaya postpartum yaitu :
a. demam
b. perdarahan aktif
c. keluar banyak bekuan darah
d. bau busuk dari vagina
e. pusing
f. lemas luar biasa
g. nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa
F. PATHWAY
G. PENATALAKSANAAN PERSALINAN NORMAL
1. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala I adalah :
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan:
1) berilah dukungan dan yakinkan dirinya
2) berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya
3) dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaanya
b. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan / asuhan yang dapat diberikan:
1) lakukan perubahan posisi
2) posisi dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan
tidur miring kiri
3) sarankan ia untuk berjalan
4) ajaklah orang yang menemaninya ( suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok
punggungnya
5) ajarkan ibu teknik bernapas: ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan napasnya
sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara ke luar sewaktu terasa kontraksi
6) menjelaskan kemajuan perasalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaan
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaannya
e. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak bekeringat, atasi dengan cara:
1) gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
2) menggunakan kipas biasa
3) menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
f. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum
g. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala II adalah :


a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan:
1) mendampingi ibu agar merasa nyaman
2) menawarkan minum, memijat punggung ibu
b. Menjaga kebersihan diri :
1) ibu tetap dijaga kebersihanya agar terhindar dari infeksi
2) jika ada lendir darah atau cairan ketuban segera dibersihkan
c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu,
dengan cara :
1) menjaga privasi ibu
2) penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3) penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
d. Mengatur posisi ibu, membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut:
1) jongkok
2) menungging
3) tidur miring
4) setengah duduk
e. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering mungkin
f. Memberikan cukup minum: mencegah dehidrasi dan memberi tenaga

3. Penatalaksanan yang dilakukan pada kala III adalah :


a. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu:
1) memberikan suntikan oksitosin dalam 1 menit setelah bayi lahir
2) melakukan penegangan tali pusat terkendali
3) masase fundus uteri segera setelah palsenta lahir
b. Periksa robekan, jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi

4. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala IV adalah :


a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 – 30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai keras
b. Periksa tekanan darah, nadi kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan 30 menit selama jam kedua
c. Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e. Biarkan ibu beristirahat( ia telah bekerja keras melahirkan bayinya). Bantu ibu pada posisi
yang nyaman
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan
dengan menyusui bayinya, hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI. Menyusui
membantu uterus berkontraksi
g. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
pascapersalinan
h. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2) tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
a. Kala I
1) Keluhan Utama
Keluarnya lendir disertai darah (bloody show), keluarnya air dari kemaluan (air ketuban),
nyeri pada darerah pinggang menjalar ke perut, nyeri makin sering dan teratur.
2) Riwayat Obsentri
HPHT, taksiran persalinan, usia kehamilan sekarang. Kaji riwayat kehamilan masa lalu, jenis
persalinan lalu, penolong persalinan lalu, kondisi bayi saat lahir. Kaji riwayat nifas lalu,
masalah setelah melahirkan, pemberian ASI dan kontrasepsi.

b. Kala II
1) Periksa TTV (TD, nadi, suhu, respirasi), tanda–tanda persalinan kala II dimulai sejak pukul
berapa, evaluasi terhadap tanda–tanda persalinan kala II (dorongan meneran, tekanan ke
anus, perineum menonjol, dan vulva membuka).
2) Periksa kemajuan persalinan VT (status portio, pembukaan serviks, status selaput amnion,
warna air ketuban, penurunan presentasi ke rongga panggul, kontraksi meliputi intensitas,
durasi frekuensi, relaksasi).
3) DJJ, vesika urinaria (penuh/ kosong).
4) Respon perilaku (tingkat kecemasan, skala nyeri, kelelahan, keinginan mengedan, sikap ibu
saat masuk kala II, intensitas nyeri).
5) Nilai skor APGAR dinilai pada menit pertama kelahiran dan diulang pada menit kelima

c. Kala III
1) Kaji TTV (TD, nadi, pernafasan, nadi),
2) Kaji waktu pengeluaran plasenta,
3) Kondisi selaput amnion,
4) Kotiledon lengkap atau tidak.
5) Kaji HIS,
6) Kaji perilaku terhadap nyeri,
7) Skala nyeri,
8) Tingkat kelelahan,
9) Keinginan untuk bonding attachment,
10) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

d. Kala IV
Pengkajian kala IV, dikaji selama 2 jam setelah plasenta lahir. Pada satu jam pertama, ibu
dimonitoring setiap 15 menit sekali, dan jam kedua ibu dimonitoring setiap 30 menit. Adapun
yang dimonitoring adalah, tekanan darah, nadi, kontraksi, kondisi vesika urinaria, jumlah
perdarahan per vagina, intake cairan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, kesadaran, tanda–tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, suhu, respirasi,
tinggi badan, dan berat badan.
b. Tanda–tanda in partu seperti keluar darah campur lendir, sejak kapan dirasakan kontraksi
dengan intensitas dan frekuensi yang meningkat, waktu keluarnya cairan dari kemaluan, jernih
atau keruh, warna, dan jumlahnya.
c. Tinggi fundus uteri, Leopold I, II, II, dan IV
d. Kontraksi uterus ibu. Lakukan VT untuk mengetahui derajat dilatasi (pembukaan) dan
pendataran serviks, apakah selaput ketuban masih utuh atau tidak, posisi bagian terendah janin.
e. Auskultasi DJJ.
3. Tes Diagnostik
a. Urin protein: mengetahui adanya preeklamsi
b. Gula darah: mengetahui apakah ibu mengalami diabetes gestasional
c. Darah lengkap terutama Hb
d. USG: mengetahui gambaran janin

I. Diagnosa Keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri persalinan ybd kontraksi uterus dd ekspresi wajah nyeri
b. Ansietas ybd krisis situasional dd gelisah
2. Kala II
a. Nyeri persalinan ybd dd ekspresi wajah nyeri
3. Kala III
a. Risiko perdarahan ybd komplikasi pascapartum
4. Kala IV
a. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
J. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1. Kala I
a. Nyeri persalinan ybd kontraksi uterus dd ekspresi wajah nyeri
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan manajemen nyeri 1. Penatalaksanaan yang baik
persalinan menjamin keberhasilan
a. Beri posisi yang nyaman a. Posisi yang nyaman
pada klien mengakibatkan perasaan
rileks
b. Ajarkan teknik napas b. Teknik napas dalam adalah
panjang salah satu cara untuk
mengatasi nyeri
c. Beri massase bila perlu c. Massage dapat meningkatkan
perasaan rileks dan
melancarkan peredarah darah
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan skala nyeri dapat
terhadap: diketahui dengan monitoring dan
evaluasi
a. Skala nyeri a. Skala nyeri dapat
mengindikasikan adanya
peningkata n intensitas nyeri
b. Tekanan darah b. Peningkatan intensitas nyeri
diikuti oleh peningkatan
tekanan darah
c. Nadi c. Intensitas nyeri dapat diikuti
oleh peningkatan jumlah nadi
d. Dilatasi serviks d. Dilatasi serviks sebagai tanda
adanya kemajuan proses
persalinan
e. Ekspresi wajah e. Ekspresi wajah adalah
gambaran subyektif klien
tentang nyeri yang dirasakan
f. Kontraksi uterin f. Kontraksi uterus merupakan
indikator adanya nyeri
persalinan
3. Beri edukasi tentang nyeri 3. Pengetahuan yang adekuat
persalinan merupakan modal bagi perilkau
sehat yang lebih permanen
a. Edukasi tentang proses a. Pengetahuan tentang proses
persalinan persalinan dapat
meningkatakan pengetahuan
klien tentang penyebab nyeri
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi meningkatkan
profesionalitas
a. Oksitosi bila perlu a. oksitosisn bekerja dengan
meningkatkan dilatasi
serviksi
b. Ansietas ybd krisis situasional dd gelisah
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan manajemen ansietas 1. Penatalaksanaan yang baik
menjamin keberhasilan
a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
percaya percaya merupakan modal
utama dalam mmenjalin
sebuah komunikasi
b. Dengarkan keluhan klien b. Mendengarkan adalah salah
satu bentuk empati
c. Beri dukungan kepada klien c. Dukungan yang adekuat
dapat meningkatkan rasa
percaya diri
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan ansietas dapat
terhadap: diketahui dengan monitoring
dan evaluasi
a. Ekspresi wajah a. Ekspresi wajah merupakan
salah satu menifestasi
ansietas
b. Perasaan gelisah b. Gelisah adalah suatu respon
yang didapatkan dari sebuah
stressor
c. Perasaan gugup c. Gugup merupakan respon
dari adanya ansietas
3. Beri edukasi tentang perawatan 3. Pengetahuan yang adekuat
nyeri persalinan merupakan modal bagi perilaku
sehat yang lebih permanen
a. Jelaskan kondisi yang a. Salah satu penyebab ansietas
dialami klien dengan hati- adalah karena kurangnya
hati pemahaman
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi meningkatkan
profesionalitas
a. Psikiater a. Psikiater merupan profesi
yang dapat mengetahui
kondisi psikologis yang
dialami oleh klien
2. Kala II
a. Nyeri persalinan ybd dd ekspresi wajah nyeri
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan manajemen nyeri 1. Penatalaksanaan yang baik
persalinan menjamin keberhasilan
a. Beri posisi yang nyaman a. Posisi yang nyaman
pada klien mengakibatkan perasaan
rileks
b. Ajarkan teknik napas b. Teknik napas dalam adalah
panjang salah satu cara untuk
mengatasi nyeri
c. Ajarkan ibu cara mengejan c. Mengejan yang benar dapat
yang benar mempercepat proses
kelahiran
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan skala nyeri dapat
terhadap: diketahui dengan monitoring dan
evaluasi
a. Skala nyeri a. Skala nyeri dapat
mengindikasikan adanya
peningkata n intensitas nyeri
b. Tekanan darah b. Peningkatan intensitas nyeri
diikuti oleh peningkatan
tekanan darah
c. Nadi c. Intensitas nyeri dapat diikuti
oleh peningkatan jumlah nadi
d. Dilatasi serviks d. Dilatasi serviks sebagai tanda
adanya kemajuan proses
persalinan
e. Ekspresi wajah e. Ekspresi wajah adalah
gambaran subyektif klien
tentang nyeri yang dirasakan
f. Kontraksi uterin f. Kontraksi uterus merupakan
indikator adanya nyeri
persalinan
3. Beri edukasi tentang nyeri 3. Pengetahuan yang adekuat
persalinan merupakan modal bagi perilkau
sehat yang lebih permanen
a. Edukasi tentang proses a. Pengetahuan tentang proses
persalinan persalinan dapat
meningkatakan pengetahuan
klien tentang penyebab nyeri
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi meningkatkan
profesionalitas
a. Oksitosin bila perlu a. Oksitosisn bekerja dengan
meningkatkan dilatasi
serviksi
3. Kala III
a. Risiko perdarahan ybd komplikasi pascapartum
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan manajemen risiko 1. Penatalaksanaan yang baik
risiko perdarahan menjamin keberhasilan
a. Beri klien minum a. Pemberian minum
merupakan salah satu cara
meningkatkan intake cairan
dalam tubuh
b. Pantau jumlah darah yang b. Mengetahui jumlah cairan
hilang yang keluar dari tubuh
c. Beri makanan tinggi zat besi c. Makanan mengandung zat
besi dapat meningkatkan
kemampuan tubuh dalam
memproduksi sel darah
merah
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan status hidrasi dapat
terhadap: diketahui dengan monitoring
dan evaluasi
a. Kontraksi uterus a. Kontraksi uterus yang baik
menadakan proses
vasokonstriksi pembuluh
darah yang cepat
b. Nadi b. Nadi merupakan salah satu
tolok ukur adanya dehidrasi
c. TD c. Penurunan TD sebagai
manifestasi adanya syok
d. CRT d. CRT merupakan cara untuk
mengetahui keadaan perfusi
di are perifer
3. Beri edukasi tentang perdarahan 3. Pengetahuan yang adekuat
pasca persalinan merupakan modal bagi perilkau
sehat yang lebih permanen
a. Edukasi bahaya perdarahan a. Asupan cairan selama
pasca persalinan perdarahan pasca persalinan
merupakan salah satu
komplikasi yang berbahaya.
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi meningkatkan
profesionalitas
a. Transfusi PRC a. PRC merupakan cara untuk
mengganti darah yang keluar
dari tubuh pasca persalinan
4. Kala IV
a. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan manajemen risiko 1. Penatalaksanaan yang baik
risiko perdarahan menjamin keberhasilan
a. Motivasi ibu untuk a. Menyusui merupakan salah
menyusui bayi satu upaya untuk
meningkatkan hubungan
batin ibu dan bayi
b. Beri pujian jika ibu sudah b. Dengan pemberian pujian
menyusui bayi ibu dapat meningkatkan
kemampuannya untuk
menyusui anak sejak dini
c. Sarankan untuk rawat c. Rawat gabung dapat
gabung mempererat ikatan ibu dan
bayi
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan status orang tua dapat
terhadap: diketahui dengan monitoring
dan evaluasi
a. Interaksi ibu dengan bayi a. Interaksi ibu dengan bayi
dapat dilakukan setelah
persalinan yaitu saat IMD
b. Kemampuan ibu menyusui b. Dengan menyusui bayi, ibu
bayi dapat meningkatkan
ikatannya dengan bayi
3. Beri edukasi tentang kesiapan 3. Pengetahuan yang adekuat
meningkatkan peran orang tua merupakan modal bagi perilkau
sehat yang lebih permanen
a. Edukasi cara menyusui yang a. Menyusui yang benar sangat
benar bermanfaat dalam
melakukan interaksi antara
ibu dan bayi
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 28 September 2019)

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification
2018-2020. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono.(2011). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai