Heristina Dewi
Staf Penganjar Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
In Serdang Bedagai kuda kepang has been living and developing for a long time. Kuda
kepang has had music, dance and trance performed on wedding party, thanksgivings, circumsion
and celebration days. This research to continuity and changes in kuda kepang performan in Sei
Bamban subdistrict, Serdang Bedagai regency, North Sumateraprovince. The aim of this re-
search is to analyse the continuity and changes. It uses qualitative method. Data collection
usages snow ball samplings with observation, interviews and documentation. Field findings
show that the continuity of kuda kepang keeps maintaining due to the locals remain supporting
ang getting guidance from the community. The on going changes are the interests of becoming
kuda kepang players are getting down. Also, seeking the players who want to get tranced are
getting fewer. For keeping the survival of kuda kepang being more attractive the performers
add musical performance, play and sings.
ABSTRAK
Di Serdang Bedagai pertunjukan kuda kepang telah lama hidup dan berkembang.
Pertunjukan kuda kepang memiliki unsur musik, tari, dan kesurupan. Sampai sekarang
kuda kepang masih didukung masyarakat setempat. Kuda kepang ditampilkan pada acara
perkawinan, syukuran, sunatan, dan perayaan hari besar. Penelitian terkait dengan
keberlanjutan dan perubahan seni pertunjukan kuda kepang di Kecamatan Sei Bamban,
Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji faktor-
faktor penyebab keberlanjutan dan perubahan. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Pengumpulan data memakai teknik snowball sampling dengan melakukan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil temuan lapangan menunjukkan
keberlanjutan kuda kepang dapat terjaga karena masih mendapat dukungan dan
pembinaan dari komunitas pendukungnya. Perubahan yang sedang terjadi adalah minat
menjadi pemain kuda kepang makin hari menurun. Juga mendapatkan pemain yang
mau kesurupan makin sedikit. Untuk memertahankan kelangsungan hidup kuda kepang
agar lebih menarik para pemain melakukan penambahan peralatan musik, lakon cerita,
dan nyanyian.
Barat dan Timur dengan Kabupaten Asahan jiwa, dengan rincian 22.122 laki-laki dan
dan Kabupaten Simalungun, dan sebelah 22.541 perempuan. Sementara komposisi
Barat dengan Kabupaten Deli Serdang. penduduk di Sei Bamban etnis Jawa
Kabupaten yang berusia sebelas tahun ini jumlahnya lebih besar dari kelompok etnis
memiliki tujuh belas kecamatan. Salah satu lainnya. Etnis Batak Toba menempati
dari tujuh belas kecamatan ini adalah urutan kedua, sedangkan ketiga etnis
Kecamatan Sei Bamban. Banjar. Namun, kelompok etnik lainnya
Kecamatan Sei Bamban berjarak 45 kilo tidak menempati di desa tertentu, tetapi
meter dari Medan, Provinsi Sumatera menyebar di berbagai desa. Meskipun
Utara. Kecamatan Sei Bamban terletak di Kecamatan Sei bamban dihuni oleh
tepi jalan antara Sei Rampah-Tebing Tinggi. berbagai macam suku, tetapi kesenian
Sebagai wilayah perkebunan yang berlokasi yang masih bertahan hidup hingga
di tepi jalan, akses transportasi relatif sekarang ini adalah kuda kepang. Dalam
mudah. Kemudahan transportasi men- keseharian, masyarakat Sei Bamban
dorong meningkatnya mobilitas sosial. menggunakan bahasa Indonesia, tetapi jika
Mengingat Sei Bamban sedari awal menjadi bertemu dengan orang yang berasal dari
wilayah pertemuan berbagai kelompok kelompok etniknya seperti orang Jawa
etnik dan agama membuat wilayah ini bertemu dengan sesamanya mereka
sampai sekarang menjadi wilayah yang berbahasa Jawa.
terbuka. Kecamatan Sei Bamban terdiri atas Mata pencarian utama di Kecamatan Sei
sepuluh desa yaitu Sukadamai, Sei Belitu, Bamban adalah petani, kemudian disusul
Bakaran Batu, Sei Bamban Estate, Sei Buluh wiraswasta, dan buruh. Mayoritas pen-
Estate, Sei Bamban, Pon, Penggalangan, duduk bekerja sebagai petani. Petani ini ada
Gempolan, dan Rampah Estate. Kecamatan yang memiliki tanah sendiri, tetapi ada pula
yang luasnya 72.269 km2 ini sebelah Utara yang menyewa tanah untuk bertani.
berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah, Sebutan wiraswasta mengacu pada pekerja-
Selatan berbatasan dengan Kecamatan an berdagang atau sektor informal lainnya
Tebing Tinggi, sebelah Timur dengan Mohammad Said (1994) mengatakan
Kecamatan Tanjung Beringin, dan sebelah masyarakat perkebunan umumnya berasal
Barat dengan Kecamatan Sei Rampah. dari Jawa. Mereka datang ke berbagai
Kecamatan Sei Bamban yang luasnya 72.269 wilayah perkebunan membawa budaya dan
km2 ini merupakan daerah pertanian, adat istiadatnya.
terutama pertanian sawah. Irigasi pertanian Anggota pemain kuda kepang di
cukup baik karena kecamatan ini penghasil Kecamatan ini dulunya bekerja sebagai
padi, jagung, dan sayuran, hasil perkebunan petani, buruh tani, hasilnya hanya dapat
sawit, dan karet. Karet dan sawit dimiliki memenuhi kebutuhan hidup yang relatif
perkebunan negara dan swasta. sangat sederhana. Menjadi pemain kuda
Masyarakat Sei Bamban adalah masya- kepang merupakan pekerjaan sampingan
rakat plural yang terdiri atas berbagai yang dapat menambah penghasilan untuk
kelompok etnik dan agama. Mayoritas kebutuhan keluarga. Namun, kini mereka
penduduk Kecamatan Sei Bamban adalah menjadi pemain kuda kepang lebih kepada
etnik Jawa. Mereka bekerja di perkebunan, menyalurkan hobby dan senang terhadap
petani, dan sektor informal. Penduduk seni budaya Jawa, karena pertunjukannya
kecamatan Sei Bamban berjumlah 42.397 tidak dilaksanakan secara rutin.
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 143
grup kuda kepang masih rutin mengamen waktu, seperti motif, frase, dan akhir
di berbagai tempat, tetapi lama-kelamaan melodi. Sajen merupakan sesaji atau
bersamaan dengan perubahan sosial yang pemberian untuk endang (makhluk halus).
semakin tak terkendalikan, maka Dalam pertunjukan kuda kepang sajiannya
mengamen makin menurun. Menurun terdiri atas bunga kantil, minuman,
karena di masyarakat kecenderungan makanan, kemenyan, minyak wangi, yang
menyaksikan penampilan kuda kepang semuanya itu disediakan untuk meng-
semakin mengecil karena aktivitas hormati endang agar mau datang dan
masyarakat semakin padat sehingga tidak menerimanya sebagai makanannya.
mempunyai waktu luang yang panjang Sajian tersebut dimakan oleh penari
menyaksikan pertunjukan kuda kepang. Di apabila telah kesurupan, dan mereka
samping itu, masyarakat lebih suka masing-masing memilih di antara sajen
meluangkan waktunya di depan telivisi tersebut. Kemenyan yang dibakar oleh
menikmati berbagai macam hiburan. gambuh (pawing) di dupa atau tempat
Demikian pula dengan pemuda dan usia selama berlangsung pertunjukan berguna
sekolah lebih suka mengisi waktu luangnya agar lapangan di sekitar pertunjukan wangi,
bermain game di warnet. Perlahan-lahan sehingga endang yang dipanggil mengenali
daya dukung terhadap kuda kepang mulai tempat tersebut dan dapat datang dengan
menurun. mudah. Kemenyan tersebut merupakan
Belakangan ini dengan perbaikan benda perantara atau membantu meng-
kehidupan ekonomi masyarakat, per- hubungkan gambuh dengan endang.
tunjukan kuda kepang sering mendapat Sedangkan minyak wangi berguna sebagai
undangan tampil di berbagai acara siklus minuman dan untuk mengobati atau
kehidupan seperti selamatan, kelahiran, menyadarkan penari serta memudahkan
sunatan, perkawinan, dan syukuran. Di endang keluar dari tubuh penari dan
samping undangan acara merayakan siklus memudahkan memulangkan ke tempat
kehidupan, kuda kepang juga selalu asalnya. Kuda kepang berunsurkan trance
mendapat undangan dalam acara hari besar yang merupakan suatu fenomena yang
seperti perayaaaan hari kemerdekaan. Juga lazim yang terdapat di Asia Tenggara,
dalam acara penyambutan tamu peme- terutama di Indonesia dan Malaysia
rintahan di Kabupaten Sergai, kuda kepang (Mohammad Kipli Abdurrahman, 2006:17
ditampilkan untuk memeriahkan dan I made Bandem, 1995:2). Menurut
penyambutan tamu seperti perkwainan, Rouget (1985:11) bahwa sifat-sifat trance
sunatan, dan perayan hari besar. (kesurupan) budayawi yang terlatih melalui
Perlengkapan yang digunakan dalam proses budaya adalah sebagai berikut: (1)
pertunjukan kuda kepang terdiri atas: alat- selalu berkaitan dengan gerakan fisik, (2)
alat musik, sajen, kuda-kudaan, pecut selalu berkaitan dengan suasana yang ribut,
(cambuk), pakaian khusus penari, dan (3) terjadi di dalam keramaian, (4) ada krisis,
topeng. Alat-alat musik yang dipergunakan (5) selalu ada yang merangsang pen-
dalam pertunjukan kuda kepang yaitu dengaran, (6) berkaitan dengan hilang
kendang, saron, demung, dan gong. kesadaran, (7) kejadiannya timbul dari
Kendang sebagai pembawa irama, saron kondisi sadar. Menurut Rouget (1985:11)
dan demung sebagai pembawa melodi. bahwa sifat-sifat trance (kesurupan)
Gong sebagai kolotomis yaitu membatasi budayawi yang terlatih melalui proses
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 145
budaya adalah sebagai berikut: (1) selalu Biasanya yang menjadi pemain baru
berkaitan dengan gerakan fisik, (2) selalu cenderung berasal dari anggota keluarga
berkaitan dengan suasana yang rebut, (3) dan kawan terdekat penari kuda kepang.
terjadi di dalam keramaian, (4) ada krisis, Merekrut anggota baru bukanlah pekerjaan
(5) selalu ada yang merangsang pen- yang mudah karena penarinya diharapkan
dengaran, (6) berkaitan dengan hilang nantinya dapat mabok (kesurupan). Saat ini
kesadaran, (7) kejadiannya timbul dari mereka berusaha mempertahankan adanya
kondisi sadar. unsur kesurupan di dalam pertunjukan.
Bentuk pertunjukan kuda kepang Unsur kesurupan merupakan ciri khas
terdiri atas tahap persiapan, tahap babakan kuda kepang. Bisa dikatakan jika tidak ada
kosong, dan tahap permainan. Tahap lagi kesurupan daya tariknya berkurang dan
permainan terdiri dari (1) awal kesurupan, mereka merasa seperti bukan main kuda
(2) puncak kesurupan, dan (3) penyadaran kepang.
dari kesurupan. Saat ini generasi muda jika bermain
Pada saat terjadi kesurupan, para kuda kepang sudah tidak mau kesurupan,
penonton mulai mengeluarkan suara-suara kecuali keturunan pemain kuda kepang.
teriakan karena terkejut atau tertawa lucu. Pemimpin kelompok dan anggotanya tidak
Menurut Karim (1989:120,) trance atau mempermasalahkan jika ada anggota
kesurupan dalam kuda kepang berfungsi penari baru yang tidak bersedia kesurupan.
sebagai pengontrol sosial. Untuk melepas- Hal ini terlihat dari adanya penari yang
kan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, hanya ingin menjadi penari saja tanpa
karena apabila tidak dilepaskan bisa kesurupan. Semua ini dilaksanakan demi
menjadi “mengamuk”. Suasana kegembira- keberlanjutan dan keberlangsungan kuda
an seperti inilah yang selalu diharapkan dari kepang. Untuk mengatasi kekurangan
pertunjukan. Di dalam pertunjukan ini para penari kesurupan, mereka mengisinya
penonton dapat memberi saweran kepada dengan meminjam atau memanggil penari
anggota pemain yang berkeliling kuda kepang dari kelompok lain. Dengan
mengumpulkan uang. adanya saling mengisi atau saling pinjam
antara pemain dari kelompok lain, kerja
Keberlanjutan dan PerubahanTradisi sama antara kelompok kuda kepang dapat
Pertunjukan terjaga dan menjadi salah satu modal
Kuda kepang dapat dipertahankan pelestarian tradisi pertunjukan kuda
keberlanjutannya dengan cara melakukan kepang. Usman Pelly (1994: 89) men-
pembinaan dan pengembangan. Pem- jelaskan individu dan masyarakat
binaan dan pengembangan ini dilakukan merupakan satu unit yang tidak dapat
para pekerja seni, sedangkan masyarakat dipisahkan, keduanya merupakan “a mutu-
dapat memberi dukungan dengan ally interdependent relationship,” tidak
menanggap atau menonton kuda kepang. menentukan yang lain. Tingkah laku
Dengan demikian keberlanjutan hidup seseorang tidak ditentukan sepenuhnya
kuda kepang dapat terjaga. oleh orang yang bersangkutan, juga tidak
Pembinaan yang dilakukan oleh oleh masyarakat, tetapi oleh pengaruh
kelompok kuda kepang dilaksanakan keduanya.
dengan mengadakan latihan rutin sambil Dalam pertunjukan kuda kepang
merekrut pemain baru kuda kepang. kesurupan menjadi kebutuhan karena
Dewi: Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda Kepang 146
Kecamatan Sei Bamban, lebih cenderung yang biasanya berbentuk plat. Sudah ada
mengundang organ tunggal (kibot). Hal ini yang dilengkapi dengan gong yang
tentu menggeser hiburan seni tradisional digantung yang terbuat dari perunggu atau
seperti kuda kepang. besi dan jumlah peralatan musik ditambah
Melihat kondisi seperti itu, pertunjukan menjadi dua set juga ditambah dengan
kuda kepang dibina dan dikembangkan oleh kenong. Keindahan lain yang ditingkatkan
masyarakat terutama oleh pekerja seni. dari pemberian warna pada kuda-kudaan
Anggota pemain baru direkrut meskipun yang dipakai. Dahulu dalam memberi
ada diantaranya yang tidak mau turut warna, ada kecenderungan seperti warna-
kesurupan. Pertunjukan tanpa menghadir- warna kuda aslinya, seperti hitam, putih,
kan makhluk-makhluk halus pada kuda coklat kemerahan. Saat ini dapat lebih
kepang dapat disikapi dengan bijaksana oleh variatif berdasarkan nilai keindahan yang
para pembina. Pertunjukan tanpa meng- memberi warna ataupun permintaan
hadirkan makhluk halus jika diinginkan kelompok.
pemesan dapat diterima, begitu juga dengan Penambahan melalui meningkatkan
masalah anggotanya, jika tidak ingin ber- estetika seni tari, musik, dan materi
hubungan dengan mahkluk halus pun dapat pertunjukan menjadikan daya jual per-
diterima. Dahulunya para penari kuda tunjukan kuda kepang menjadi tetap
kepang biasanya laki-laki, sekarang diminati oleh masyarakat. Meskipun
perempuan direkrut untuk menjadi penari. bentuk-bentuk pertunjukan yang asli masih
Daya tarik pertunjukan ditingkatkan dari berjalan bersamaan. Pengembangan kuda
nilai estetika dan pertunjukan-pertunjukan kepang ke arah meningkatkan nilai-nilai
atraktif. Topeng barongan, penthul, dan cepet estetika sudah disarankan oleh para
yang biasa dipakai di dalam pertunjukan pembina kesenian tradisional setempat.
lebih ditekankan menampilkan adegan Hanya daya dukung para pemain musik
menakut-nakuti yang bersifat lelucon, yang dikategorikan terampil jumlahnya
menampilkan jurus-jurus atraksi yang masih tergolong kurang. Hal ini terjadi
bersifat akrobatik dan adegan-adegan lucu karena keterbatasan dana dalam pembina-
lainnya. Pertunjukan kuda kepang dapat juga an. Hal ini masih menjadi tugas bersama
dikolaborasikan dengan pertunjukan sendra bagi para seniman kuda kepang untuk terus
tari seperti cerita hanoman dan cerita meningkatkannya.
pewayangan lainnya. Lagu-lagu (gendhing) Hal ini sejalan dengan Usman Pelly
yang dimainkan juga ditambah dengan (1994:162) yang menjelaskan, kebudayaan
adanya seorang sinden yang menyanyikan itu dinamis dan berubah, hanya kecepatan
lagu-lagu tradisi Jawa dan Indonesia. Semula perubahannya yang berbeda. Selanjutnya
gendhing yang sering dimainkan Eling-eling, Edi Sedyawati (1987) mengungkapkan
Ricik-ricik, jathilan, Gudril, Waru Doyong,dan perubahan terjadi karena manusia
Sublak Suweng. Sekarang ditambah Gelang pendukung kebudayaan daerah itu sendiri
Kalung, Joko Melarat, Stasiun Balapan, Trisno telah berubah, karena perubahan cara hidup
Sudro, Alun-Alun Nganjuk, Caping Gunung, dan bergantian generasi. Seperti temuan
Dandang Gulo, Perahu Layar, lagu-lagu lapangan menunjukkan pergantian generasi
tersebut ditambah untuk hiburan. kuda kepang telah mengubah bentuk
Peralatan musik biasanya terdiri atas pertunjukan yang selama ini pemainnya
sebuah saron, demung, kendhang, dan gong harus kesurupan, tetapi saat ini pemainnya
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 149
dibolehkan tidak kesurupan. Ini artinya pola antaranya dipengaruhi oleh ilmu
dan bentuk pertunjukan mengalami per- pengetahuan, teknologi dan informasi,
geseran. Hal ini disebabkan perkembangan pergantian generasi, serta kondisi
ilmu pengetahuan karena para penyangga lingkungan di mana kebudayaan itu
kuda kepang semakin rasional. Hal yang berada. Hal tersebut terlihat pada generasi
sama juga terjadi dalam pertunjukan kuda penerus yang tidak mau berhubungan
kepang di Medan, Sumatera Utara (Dewi, dengan makhluk halus atau kesurupan,
2007:9-15). Argumennya adalah konsentrasi yang dianggap dapat mengganggu pikiran
anak dalam belajar takut terganggu. Dengan dalam belajar. Sehingga para pembina
semakin rasionalnya penyangga pertun- kuda kepang membolehkan anggotanya
jukan kuda kepang ini pimpinan kelompok untuk tidak kesurupan. Sehingga
kuda kepang membolehkan anak yang tidak dukungan anggotanya sudah terdiri atas
mau berhubungan dengan makhluk halus dua golongan yaitu masih mau kesurupan
dapat menjadi pemain kuda kepang. Dengan dan tidak ingin kesurupan. Pengetahuan
demikian, pertunjukan tanpa menghadir- agama semakin meningkat berkontribusi
kan makhluk halus pun dapat ditampilkan. terhadap pemikiran-pemikiran tentang
Menurut Umar Kayam (1981:5) kesenian cara-cara berselamatan. Lebih kepada
adalah salah satu unsur yang menyangga kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dalam
kebudayaan, dengan demikian kesenian cara-cara yang disarankan di dalam
harus dimengerti pada situasi masyarakat agama. Seni budaya ditempatkan sebagai
yang akan menikmatinya. bagian adat kebiasaan dan hiburan. Hal
ini juga disikapi dengan baik oleh para
SIMPULAN pembina kuda kepang. Kesurupan yang
Pertunjukan kuda kepang di Kecaatan Sei ditampilkan untuk dapat membuat
Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai masih adegan-adegan atraktif berlakon seperti
terus berlangsung dalam berbagai acara adegan-adegan monyet yang lucu, adegan
selamatan, sunatan, perkawinan, syukuran, akrobatik sehingga tidak cedera,
dan perayaan hari besar. Walaupun kuda mengupas kelapa dengan gigi, makan
kepang ditampilkan sebagai hiburan oleh sajian yang dianggap unik seperti makan
yang mempunyai hajatan, penontonnya tidak bunga bukan sebagai hal permohonan
saja dari para undangan pemilik hajatan, tetapi untuk terjauhi dari marabahaya kekuatan-
dapat juga ditonton khalayak luas. Hal ini kekuatan gaib.
menunjukkan kuda kepang masih diminati Situasi perubahan pandangan masya-
masyarakat. Penampilan kuda kepang masih rakat tersebut disikapi dengan bijak oleh
memuat kesurupan, tetapi belakangan ini pelaku seni pertunjukan kuda kepang
untuk tetap mempertahankan kesurupan sehingga seni budaya tradisi tetap hidup dan
bukan persoalan mudah karena penari kuda berlangsung di tengah-tengah masyarakat.
kepang tidak semuanya ingin kesurupan, Unsur seni yang berkaitan dengan estetika
tetapi hanya ingin sebagai penari dan tari, musik ditingkatkan melalui penam-
melakukan gerakan atraktif dan lucu. Hal ini bahan alat musik, tarian.
disebabkan terjadinya pergeseran pandangan
atau nilai. Daftar Pustaka
Faktor-faktor yang memengaruhi Abdurrahman, Mohammad Kipli
2006 Wacana Seni Journal of Arts Dis-
perubahan pandangan masyarakat di course, Vol,5
Dewi: Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda Kepang 150