Anda di halaman 1dari 21
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN Nomor : P. 3/PKTL/REN/PLA.0/5/2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN, Menimbang : _bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (10) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 Tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu Dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.84/Menhut-II/2014; perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Verifikasi Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 Tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu Dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 49) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.84/Menhut-II/2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1445); 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-I/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.27/Menihk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1119) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.7/Menihk/Setjen/KUM.1/7/2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 462); Menetapkan MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN. Pasal 1 Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Verifikasi Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 2 Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan petunjuk operasional bagi Unit Pelaksana Teknis Direktorat JenderalPlanologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk pelaksanaan Verifikasi Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan. Pasal 3 Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal_ ini maka Peraturan Direktur Penggunaan Kawasan Hutan Tahun 2010 Tentang Petunjuk pelaksanaan verifikasi penerimaan negara bukan pajak penggunaan kawasan hutan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2019 Salinan sesuai dengan aslinya DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGL Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN, dan Kerjasama Teknik, ENDI SUGANDI ttd. SIGIT HARDWINARTO NIP. 19651123 199803 1 005 NIP. 19610202 198603 1 003 Lampiran : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI_ PEMBAYARAN —PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN. ‘Nomor : P. 3/PKTL/REN/PLA.0/5/2019 Tanggal : 15 Mei 2019 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besaran jumiah Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan (PNBP-PKH) yang dikenakan kepada Pemegang Perjanjian/Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagai wajib bayar dihitung dengan berdasarkan pada baseline rencana penggunaan kawasan hutan dan perubahan luas penggunaan kawasan hutan pada masing-masing kategori L1, L2, dan L3. Baseline merupakan deskripsi secara kuantitatif dan kualitatif kondisi awal penutupan lahan areal Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) pada masing- masing kategori L1, L2, L3 yang mengklasifikasikan kondisi lahan yang dapat direvegetasi atau tidak dapat direvegetasi sebagai dasar penilaian keberhasilan reklamasi. Baseline disusun dan ditandatangani olen Pemegang Perjanjian/Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Baseline merupakan gambaran rencana penggunaan kawasan hutan setiap tahun seluas dan semasa IPPKH. PNBP-PKH dihitung dengan menggunakan formulir PNBP-PKH yang ditetapkan oleh Menteri (formulir PNBP-3). PNBP-PKH disetor oleh wajib bayar ke rekening Kas Negara. Setelah Wajib Bayar melakukan pembayaran, maka Wajib Bayar menyampaikan bukti setoran PNBP-PKH langsung kepada Pengelola PNBP-PKH dalam hal ini Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan dengan melampirkan kelengkapan data pendukung sebagai dasar telah penghitungan PNBP-PKH berupa : 1) formulir PNBP-1; 2) formulir PNBP-2; 3) formulir PNBP-3; 4) Bukti Setor; 5) peta realisasi kegiatan penggunaan kawasan hutan tahun sebelumnya berupa hardcopy dan digital dengan format shapefile (shp); 6) peta rencana penggunaan kawasan hutan sesuai pembayaran PNBP-PKH yang telah dilakukan berupa hardcopy dan digital dengan format shapefile (shp); dan 7) citra resolusi sangat tinggi berupa hardcopy dan digital dengan format geotift Direktorat Jenderal Planologi kehutanan dan Tata Lingkungan melakukan verifikasi terhadap pembayaran PNBP-PKH yang telah atau yang belum dibayarkan oleh Wajib Bayar. Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.84/Menhut-II/2014 Pasal 9, Kegiatan verifikasi dilakukan untuk menilai kepatuhan wajib bayar atas pembayaran PNBP-PKH, yaitu kepatuhan atas: a. Ketepatan dan kebenaran perhitungan luas L1, L2, dan L3 dengan desk analysis danjatau dengan pengecekan luas dari data pendukung yang tersedia dan/atau dengan cara pengecekan di lapangan. b. Kebenaran atas jumlah pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan terhadap perhitungan luas; c. Ketepatan waktu pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan. 1.2. Maksud Dan Tujuan Maksud Petunjuk Teknis ini adalah sebagai pedoman bagi pelaksana kegiatan Verifikasi Pembayaran PNBP-PKH, sehingga informasi yang disajikan mudah dipahami, digunakan, dan diintegrasikan. Tujuan Petunjuk Teknis ini adalah untuk menyeragamkan teknik pelaksanaan verifikasi Pembayaran PNBP- PKH dan penyajian berita acara verifikasi pembayaran PNBP-PKH yang diterbitkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. 1.3. Pengertian Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan: a. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan; b. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan olen Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap; ¢. Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan tersebut; 4. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang selanjutnya disingkat IPPKH adalah izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan; e. Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan yang selanjutnya disingkat PNBP-PKH adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pengganti lahan kompensasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Wajib Bayar yang selanjutnya disingkat WB adalah pemegang Perjanjian/Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan sesuai ketentuan perundang- undangan yang mempunyai kewajiban pembayaran PNBP-PKH; Li adalah area penggunaan kawasan hutan dalam satuan hektar untuk bukaan tambang aktif, sarana prasarana penunjang yang bersifat permanen dan area pengembangan dan/atau area penyangga untuk pengamanan kegiatan, yang merupakan bagian rancangan yang disusun dalam baseline penggunaan kawasan hutan; L2 adalah area penggunaan kawasan hutan dalam satuan hektar yang bersifat temporer yang secara teknis dapat dilakukan reklamasi, yang merupakan bagian rancangan yang disusun dalam baseline penggunaan kawasan hutan; 13 adalah area penggunaan kawasan hutan dalam satuan hektar yang mengalami kerusakan permanen yang pada bagian tertentu setelah dilakukan reklamasi tetapi tidak dapat dilakukan secara optimal, yang merupakan bagian rancangan yang disusun dalam baseline penggunaan kawasan hutan; Formulir PNBP-1 yang selanjutnya disebut Baseline penggunaan kawasan hutan adalah deskripsi secara kuantitatif dan kualitatif kondisi awal penutupan lahan areal pinjam pakai pada masing-masing kategori L1, L2, dan L3 yang mengklasifikasikan Kondisi lahan yang dapat direvegetasi atau tidak dapat direvegetasi sebagai dasar penilaian keberhasilan reklamasl; Formulir PNBP-2 adalah perkembangan luas L1, L2, dan L3 berdasarkan realisasi penggunaan kawasan hutan dan reklamasi yang berhasil Formulir PNBP-3 adalah perhitungan luas total dari obyek PNBP Penggunaan Kawasan Hutan pada masing-masing kategori Lt, L2, dan L3 yang dihitung berdasarkan rumus perhitungan. . Citra Resolusi sangat tinggi adalah citra yang memiliki resolusi spasial kurang dari atau sama dengan 1,5 meter. Reklamasi Hutan adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali hutan atau lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat penggunaan kawasan hutan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya; . Verifikasi adalah penilaian terhadap kepatuhan kewajiban pembayaran PNBP-PKH; Desk analysis adalah kegiatan penilaian yang dilakukan terhadap objek PNBP-PKH dengan memeriksa, menganalisis atau menelaah data yang tersedia tanpa melakukan pemeriksaan di lapangan; Pengecekan adalah kegiatan di lapangan dalam rangka proses untuk memperoleh kepastian luas areal terganggu L1, L2, dan L3; r. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan; s. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang Planologi Kehutanan Dan Tata Lingkungan; t. Direktur adalah Direktur yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang penggunaan kawasan hutan. 1.4, Sasaran Sasaran Petunjuk Teknis ini adalah tercapainya ketepatan dan kebenaran pengecekan luas obyek dengan kategori Li, L2, dan L3 berdasarkan desk analysis dan/atau berdasarkan pengecekan di lapangan serta ketepatan waktu pembayaran PNBP-PKH. 1.5. Ruang Lingkup Ruang ingkup kegiatan verifikasi adalah: Ketepatan dan kebenaran perhitungan luas Li, L2, dan L3 dengan desk analysis danfatau dengan pengecekan luas dari data pendukung yang tersedia dan/atau dengan cara pengecekan di lapangan. b. Kebenaran atas jumlah pembayaran PNBP-PKH terhadap perhitungan luas; cc. Ketepatan waktu pembayaran PNBP-PKH. BAB II PERSIAPAN PELAKSANAAN 2.1. Pelaksana Kegiatan Pelaksana kegiatan verifikasi adalah Tim di daerah yang dikoordinir oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dengan anggota terdiri dari unsur : 1) Verifikasi untuk bidang pertambangan: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL), Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP), Dinas Provinsi yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Dinas Provinsi yang _membidangi pertambangan, dengan melibatkan unsur Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Apabila salah satu atau lebih unsur dari instansi terkait tidak terpenuhi, maka kegiatan verifikasi Pembayaran PNBP-PKH tetap dapat dilaksanakan; Verifikasi untuk bidang di luar pertambangan: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL), Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP), Dinas Provinsi yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dengan melibatkan unsur Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Apabila salah satu atau lebih unsur dari instansi terkait tidak terpenuhi, maka kegiatan verifikasi Pembayaran PNBP-PKH tetap dapat dilaksanakan. 2 2.2. Waktu Pelaksanaan verifikasi terhadap ketepatan dan kebenaran perhitungan luas areal terganggu pada setiap Wajib Bayar sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan untuk periode yang sedang berjalan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal jatuh tempo. 2.3. Biaya Biaya pelaksanaan verifikasi pembayaran PNBP-PKH dibebankan kepada ‘Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Pemegang IPPKH atau Pemegang Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan, dengan mengacu kepada Standar Kegiatan dan Biaya (SKB) yang berlaku pada Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. 2.4, Lokasi Lokasi kegiatan verifikasi dilakukan pada areal Izin/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang memiliki kewajiban pembayaran PNBP-PKH dan telah membayar PNBP-PKH dengan prioritas sebagai berikut: Pemegang IPPKH atau Pemegang Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk bidang usaha pertambangan yang berdasarkan analisa awal terindikasi realisasi di lapangan lebih besar dari rencana pada baseline; Pemegang IPPKH atau Pemegang Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang berdasarkan hasil verifikasi sebelumnya terdapat realisasi di lapangan lebih besar dari rencana pada baseline dan belum melakukan revisi baseline; Pemegang IPPKH atau Pemegang Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk bidang usaha pertambangan berdasarkan analisa awal sudah melakukan kegiatan di lapangan akan tetapi belum dilakukan_verifikasi pembayaran PNBP-PKH sekurang-kurangnya selama 2 (dua) Tahun terakhir. Pemegang IPPKH atau Pemegang Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk bidang usaha non pertambangan. BAB IIT METODOLOGI Metode verifikasi terhadap kepatuhan pembayaran PNBP-PKH dilakukan dengan metode desk analysis, dan apabila diperlukan dapat dilengkapi dengan pengecekan di lapangan untuk mendapatkan data ketepatan dan kebenaran perhitungan luas kriteria Li, L2 dan L3. Kegiatan verifikasi dilakukan untuk menilai kepatuhan wajib bayar atas pembayaran PNBP-PKH, yaitu kepatuhan atas: a. Ketepatan dan kebenaran perhitungan luas L1, L2, dan L3 dengan desk analysis dan/atau dengan pengecekan luas dari data pendukung yang tersedia dan/atau dengan cara pengecekan di lapangan. b. Kebenaran atas jumlah pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan terhadap perhitungan luas; cc. Ketepatan waktu pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan. 3.1 Alat Dan Bahan ‘lat yang digunakan dalam kegiatan verifikasi antara lain: Global Positioning System (GPS); Komputer/Laptop; Software GIS; ‘Software pengolah data citra; ‘Software Microsoft office; Pesawat tanpa awak; Kamera. e>paoge Bahan atau dokumen yang digunakan dalam kegiatan verifikasi antara lain: . Formulir PNBP-1; Formulir PNBP-2; Formulir PNBP-3; Bulkti Setor Pembayaran PNBP-PKH; SK IPPKH/PAK beserta lampiran peta IPPKH/PAK; Peta Rencana Penggunaan Kawasan Hutan dengan skala paling kecil 1:50.000 (satu berbanding lima puluh ribu) atau skala terbesar pada lokasi tersebut; g. Peta Realisasi Penggunaan Kawasan Hutan dengan skala paling kecil 150.000 (satu berbanding lima puluh ribu) atau skala terbesar pada lokasi tersebut; h. Data Citra Resolusi Sangat Tinggi; i. Rencana Kerja Anggaran dan Biaya Kegiatan Pertambangan; j._ Rencana Tutup tambang; peaose k. Berita Acara Verifikasi PNBP-PKH yang telah dilakukan sebelumnya; Berita Acara Penilaian Keberhasilan Reklamasi Hutan. 3.2 Prosedur Verifikasi Verifikasi oleh tim di daerah dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a Mempersiapkan administrasi surat-surat dan dokumen lain yang diperlukan oleh Tim sesuai ketentuan yang berlaku antara lain : Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), Surat Perintah Tugas (SPT) dan Surat Pemberitahuan. SPPD, SPT dan Surat pemberitahuan dikeluarkan dan ditandatangani oleh pejabat berwenang dari masing-masing_personil peserta kegiatan verifikasi sesuai ketentuan yang berlaku; Persiapan administrasi- disesuaikan dengan keperluan metode verifikasi yang dilakukan; Mengajukan anggaran biaya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui. Bendaharawan dengan diketahui Penanggung Jawab Kegiatan, sesuai ketentuan yang berlaku. Tim menyiapkan alat dan bahan/dokumen untuk kegiatan verifikasi; Tim menyusun rencana kerja verifikasi yang memuat antara lain metode verifikasi, pembagian regu kerja, dan tata waktu yang disetujui sebagai dasar pelaksanaan verifikasi; Hasil verifikasi wajib dituangkan dalam Berita Acara Verifikasi Pembayaran PNBP-PKH (Format Berita Acara ada di Lampiran 2), dan peta hasil verifikasi dalam bentuk digital (format: shapefile) dan cetakan; Berita Acara Verifikasi dan peta hasil verifikasi ditandatangani sekurang- kurangnya oleh ketua tim dan 2 (dua) anggota tim verifikasi; . Kepala BPKH melaporkan hasil verifikasi kepada Direktur Jenderal c.q. Direktur. 3.3 Pembagian Kerja Setiap tim minimal terdiri atas 6 orang dari berbagai unsur instansi, dengan pembagian kerja sebagai berikut : BPKH mempunyai tugas antara lain: 1) Mempersiapkan data citra; 2) Melakukan tumpang susun (over/ay) antara lain peta IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan, peta rencana pengunaan kawasan hutan, peta realisasi penggunaan kawasan hutan, dan data citra resolusi sangat tinggi pada areal yang akan diverifikasi; Menafsir rona awal terhadap data citra pada lokasi areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang akan diverifikasi, 3 4) Melakukan deliniasi batas dan menghitung luas pada setiap objek-objek penggunaan kawasan hutan; 5) Melakukan pengecekan di lapangan. BPHP mempunyai tugas menyiapkan data dukung pembayaran PSDH DR terhadap bukaan lahan pada lokasi IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang akan diverifikasi; Dinas Provinsi membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas: 1) Menyiapkan data rencana dan realisasi kegiatan pertambangan; 2) Menyiapkan data dan peta potensi tambang pada areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang akan diverifikasi; Menyiapkan data dan peta void pada areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang akan diverifikasi; 4) Menyiapkan data RKAB; 5) Memberikan masukan terkait penentuan kategori Li, L2, dan L3; 6) Melakukan pengecekan di lapangan. BPDAS-HL menguji kesesuaian dokumen reklamasi terhadap realisasi di lapangan; Dinas Provinsi yang membidangi urusan Kehutanan/Kesatuan Pengelolaan Hutan mempunyai tugas: 1) Melakukan monitoring dan Identifikasi adanya pelanggaran berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan batas IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakal Kawasan Hutan; 2) Melakukan pengecekan di lapangan. BPKP melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan wajib bayar. 3 3.4 Pelaksanaan Verifikasi Pelaksanaan verifikasi pembayaran PNBP-PKH dilakukan dengan metode desk analysis, dan apabila diperlukan dapat dilengkapi dengan kegiatan pengecekan di lapangan untuk mendapatkan data ketepatan dan kebenaran perhitungan luas areal terganggu. 3.4.1. Desk Analysis Verifikasi dengan metode desk analysis dilaksanakan dengan rapat pertemuan Tim untuk memeriksa, menganalisis atau menelaah data yang tersedia dari Wajib Bayar tanpa melakukan pemeriksaan di lapangan. Tahapan analisisnya sebagai berikut : Analisa awal ketersediaan citra dan data pendukung lain; b. Melakukan tumpang susun (overiay) antara lain peta IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan, peta rencana penggunaan kawasan hutan, peta realisasi penggunaan kawasan hutan, hasil penafsiran citra resolusi sangat tinggi dan peta lainnya yang diperlukan; Melakukan penafsiran terhadap data citra resolusi sangat tinggi, dan melakukan deliniasi batas serta menghitung luas pada setiap objek-objek penggunaan kawasan hutan yang berada pada areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan; Berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) peta-peta tersebut di atas, maka diperoleh hasil analisa sementara terkait ketepatan dan kebenaran perhitungan kriteria luas L1, L2, dan L3 dengan membandingkan baseline; Melakukan Rapat dengan’ wajib bayar untuk membahas hasil analisa sementara tersebut pada huruf (4); Apabila hasil pembahasan pada huruf (e) disepakati maka dibuatkan berita acara verifikasi dan Peta hasil verifikasi dengan skala paling kecil 1:50.000 (satu berbanding lima puluh ribu) atau skala terbesar pada lokasi tersebut; jika tidak disepakati maka akan dilakukan dengan pengecekan dan/atau pengukuran di lapangan; Ketidaksepakatan sebagaimana huruf (g) antara lain disebabkan terdapat areal yang meragukan atau tidak tampak pada citra karena tertutup awan. 3.4.2, Pengecekan Di Lapangan Verifikasi dengan pengecekan di lapangan dilakukan jika hasil_rapat pembahasan desk analysis tidak disepakati, dengan tahapan analisis sebagai berikut: a. b. c: Membuat peta rencana kerja pengecekan dan/atau pengukuran di lapangan berdasarkan hasil pembahasan desk analysis, Penetapan titik-titik untuk pengecekan di lapangan; Melakukan pengambilan data citra dan/atau pengambilan beberapa titik- titik koordinat sebagai sampel atau yang mewakili pada batas areal L1, L2 dan L3 di lokasi areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan; Tim melakukan deliniasi batas dan menghitung luas pada setiap objek- objek penggunaan kawasan hutan yang berada pada areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan; Berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) peta-peta tersebut di atas dan hasil pengambilan data di lapangan, maka diperoleh hasil analisa sementara terkait ketepatan dan kebenaran perhitungan kriteria luas L1, L2, dan L3 dengan membandingkan baseline; Melakukan Rapat dengan wajib bayar untuk membahas hasil analisa sementara tersebut pada huruf (e); . Hasil pembahasan pada huruf (f) dituangkan dalam berita acara verifikasi dan Peta hasil verifikasi dengan skala paling kecil 1:50.000 (satu berbanding lima puluh ribu) atau skala terbesar pada lokasi tersebut. 3.5 Output Output kegiatan verifikasi adalah Berita Acara Verifikasi Pembayaran PNBP-PKH dan Peta Hasil verifikasi Pembayaran PNBP-PKH yang memuat antara lain: a. Penilaian Ketepatan dan kebenaran perhitungan luas L1, L2, dan L3 dengan desk analysis dan/atau dengan pengecekan luas dari data pendukung yang tersedia dan/atau dengan cara pengecekan di lapangan. b. Penilaian Kebenaran atas jumlah pembayaran PNBP-PKH terhadap perhitungan luas; c. Penilaian Ketepatan waktu pembayaran PNBP-PKH. Hbid-d€Nd ISeyyten sisy]eue unje ueGeg 1 JequieD ISeIUOA va ueseyequing yedey ueyrequog ISEXULOA va sisqqouy oq ‘Sunynpuad eq BAB IV HASIL DAN PELAPORAN 4.1. Hasil Verifikasi haat verifikasi menghasilkan data sebagai berikut: Data tentang kriteria Li, L2 dan L3, luas kriteria masing-masing L1, L2 dan L3 menurut rencana dan berdasarkan realisasi hasil penafsiran citra resolusi sangat tinggi dan/atau hasil pengecekan di lapangan; b. Data masing-masing kriteria Li, L2 dan L3 dengan perhitungan besaran jumlah PNBP-PKH masing-masing kriteria L1, L2 dan L3 berdasarkan rumus perhitungan PNBP-PKH; c. Data pembayaran PNBP-PKH berupa tanggal penyetoran, jumlah pembayaran dan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Pembayaran PNBP-PKH dinyatakan sah apabila telah masuk ke Kas Negara dan telah mendapatkan NTPN. Dengan menganalisis data-data tersebut, Tim dapat menyimpulkan kepatuhan pembayaran PNBP-PKH atas Wajib Bayar, sebagai berikut : a. Ketepatan dan kebenaran atas luas masing-masing kriteria L1, L2 dan L3; b. Ketepatan dan kebenaran jumiah pembayaran PNBP-PKH terhadap perhitungan luas; c. Ketepatan waktu pembayaran PNBP-PKH. 4.2, PELAPORAN Hasil verifikasi berupa Berita Acara Verifikasi dan Peta Hasil Verifikasi dalam bentuk hardcopy dan softcopy dilaporkan kepada Direktur Jenderal paling lambat 1 (satu) bulan setelah Berita Acara Verifikasi disahkan. BABV KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN SARAN 4.2.1. Kesimpulan Kesimpulan hasil verifikasi pembayaran PNBP-PKH yaitu berupa : a. Terdapat kekurangan bayar apabila luas areal terganggu dan kategori L1, L2, dan L3 berdasarkan hasil verifikasi lebih besar dari rencana pada baseline; b. Pembayaran PNBP-PKH tepat jumlah apabila pembayaran PNBP-PKH telah sesuai dengan baseline dan luas areal terganggu berdasarkan hasil verifikasi lebih kecil dari rencana pada baseline; . Pembayaran PNBP-PKH terdapat lebih bayar apabila terdapat kekeliruan dalam penentuan kategori L1, L2, L3 dan atau kekeliruan dalam perhitungan pembayaran PNBP-PKH; d, Pembayaran PNBP-PKH tepat waktu apabila waktu pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. e. Pembayaran PNBP-PKH tidak tepat waktu apabila waktu pembayaran melewati tanggal jatuh tempo pembayaran. 4.2.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil verifikasi, maka diberikan rekomendasi berupa: a. Penentuan jumlah kekurangan bayar PNBP PKH termasuk didalamnya pengenaan sanksi denda administrasi terhadap kekurangan bayar PNBP-PKH sesuai ketentuan yang berlaku; b. Wajib Bayar melakukan revisi baseline apabila luas areal terganggu berdasarkan hasil verifikasi tidak sesuai dengan rencana pada baseline. 4.2.3, Saran Berdasarkan hasil verifikasi, maka diberikan saran tentang : a. Perbaikan yang perlu dilakukan wajib bayar terhadap pelaksanaan penggunaan kawasan hutan sesuai rekomendasi tim verifikasi; ». Jika ada pelanggaran atas kegiatan diluar areal IPPKH/Perjanjian Pinjam Pakai Kawasan Hutan menjadi bahan monitoring dan evaluasi pengendalian penggunaan kawasan hutan oleh Dinas Provinsi bidang Kehutanan yang dilengkapi dengan bukti pelanggaran berupa foto lapangan, dan posisititik koordinat. Salinan sesuai dengan aslinya DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN, dan Kerjasama Teknik, ttd. ENDI SUGANDI SIGIT HARDWINARTO NIP. 19651123 199803 1 005 NIP. 19610202 198603 1 003 Lampiran ; PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN Nomor — : P. 3/PKTL/REN/PLA.0/5/2019 Tanggal : 15 Mei 2019 FORMAT BERITA ACARA HASIL VERIFIKAS! PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PNBP-PKH) PADA AREAL IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH) .. No. SK. IPPKH. Tgl SK PROVINSI .... Nomor : BAV......../BPKH......./tahun Pada hari ini.....tanggal......bulan.....tahun.......... kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah pelaksana kegiatan verifikasi pembayaran PNBP-PKH. 1. Nama NIP Instansi BPKH Wilayah 2. Nama NIP Instansi BPDASHL 3. Nama NIP Instansi BPHP Wilayah 4. Nama NIP Instansi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi 5. Nama NIP Instansi Dinas Kehutanan Provinsi 6. Nama NIP Instansi Kesatuan Pengelolaan Hutan 7. Nama NIP Instansi BPKP Provinsi Berdasarkan: a. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan Untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan yang berlaku pada Kementerian Kehutanan, b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumiah, Pembayaran, dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Terutang; ¢. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan; d. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.S6/Menhut-II/2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.84/Menhutl2014 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Rekiamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan; fe. Peraturan Menteri Keuangan No: 91/PMK 02/2009 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penggunaan Kawasan Hutan Untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan: {.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.27/Menihk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan g. Keputusan Menteri Kehutanan/Kepala BKPM a.n. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor..... tanggal.... tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. h. Surat permohonan verifikasi dari perusahaan (jka ada) i Surat Permintaan verifikasi dari Direktur Rencana, Penggunaan, dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan (jka ada) |. Berita Acara Tata Batas (BATB) Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk k. Surat Perintan Tugas Kepala Balai Pemiantapan Kawasan Hutan Wilayah.....Nomor Dengan ini menyatakan bahwa kami telah melaksanakan Verifkasi Pembayaran PNBP-PKH untuk tahun ke-.... (Petiode tahun... - tahun...) pada areal Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) ain. PT... No. SK... tanggal...., di Kecamatan....., Kabupaten... Provinsi...., dikuti dan disaksikan oleh petugas PT... perusahaan yang diveritkasi) sesuai Surat Perintah Tugas Pimpinan Perusahaan No. tanggal...., yaitu 1. Nama Jabatan 2. Nama Jabatan Dengan hasil verifikasi sebagai berikut A. Ketepatan dan Kebenaran Perhitungan Luas L1, L2, dan L3. 1. Verifikasi Ketepatan dan Kebenaran luas L1, L2, dan L3 tahun ke-....(periode tahun x - tahun x#1) dengan metode desk analysis Data analisis yang digunakan untuk ketepatan dan kebenaran perhitungan luas L1, L2, dan L3, yaitu a. Peta lampiran SK IPPKH No. tanggal : b. Baseline PNBP-PKH (form-1; form-2; form-3); ©. Bukti setor PNBP-PKH; d._ Peta Rencana Kerja Penggunaan Kawasan Hutan (Peta baseline) PT. SkAIA os fe. Peta Realisasi Rencana Kerja Penggunaan Kawasan Hutan PT. skala 1. Peta citra resolusi sangat tinggi 2. Verifkasi dengan Pengecekan obyek L1, L2, dan L3 di lapangan (Jika dilakukan) Pengecekan telah dilakukan di seluruh areal L1, L2 dan L3 dengan mengambil beberapa titi koordinat sebagai sampel pada masing-masing obyek tersebut di lapangan untuk memperoleh luas masing-masing kategori L1, L2, dan L3; 3. Berdasarkan hasil overlay peta-peta pada angka 2 (dua) tersebut di atas danfatau hasil pengambilan titik Koordinat serta dibandingkan dengan hasil interpretasi citra, maka diperoleh hasil perhitungan luas Kategori L1, L2, dan L3 Tahun ...(pertama/kedua/ketiga dst) i lapangan dibandingkan dengan baseline/peta rencana kerja (berdasarkan form-1) disajikan pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil perhitungan luas kategori L1, L2, dan L3 Tahun... (pertama/kedualketiga dst) Tuas Areal | — Las Areal Terganggu | __Tergangou No ‘0a Terganggu sesualbasaine | persasatan hast | kop Yenun | (Reatsas Tarun ra ita) 1 2 a 4 5 ja fut | ‘R.Obyek Pirjam Paka i Bang Peambangan 1. Bukaan Tambang ax Sarana dan Prasarana penutiang vane bersifat permanen a. Pabik pengolahan Washing lant ¢. Sarana Penampungan Tailng &-Benghel @. Stocmple 1 Tempat Penibunan Sag @:PelabunarvDermagaliett Jalan i Kantor {. Perumahan Karyawan ——— ie Sarena Pengolahan aniara in T-instalas Penurjangantara lin im. Tempat Penympanan antaa lain B._ObyekPinjam Pakai Kawasan lainnya 1._ Relig 2._Pertahanan dan Keamanan J Pembangunan Ketenagalatan dan insalas teknoog! ener earukan _Benambangan Migas: '5_Penambangan panas Dui 6._Pembangunan jringan tolekemunikasi 7._Pembangunan arngan instalasi air 3 9. Pembangunan jalan to| Pembangunan alan rel Kereta api 70, Pembangunan saluran sar bersin dar/atau ‘ir imbah: Ti. Pengairan: 12. Bak penampungan ai 713, Repeater telekomunikas 74 Fasiltas umum: 76, Stasiun pemancar radio: danvatau 16. Stasiun rela televisi [| Penimbunan tanah pucuk 7 5 2, Penimbunan material tanah penvtup atau ‘waste dum. Kolam sedimen danvatau ‘Bukaan tambang selesai (ined Out) Kategori Lt yang sudah tidak digunakan lagi ‘Areal yang sudah dreklamasi narun belum inyatakan berhast a ‘Antara lain bukaan tambang yang secaratekris tidak dapat citmbundctutup 4. Berdasarkan analisa pada Tabel 1, bahwa antara rencana dan realisasi penggunaan kawasan hutan terdapat perbedaan / tidak ada perbedaan, (ika terdapat perbedaan, penyebab perbedean tersebut Karena apa.....(misal: perubahan design tambang atau perubahan rencana Kora atau disebabkan karena hal lain). |. Kebenaran atas Jumlah Pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan. Tabol 2. Perhitungan Jumlah Pembayaran PNBP-PKH Tahun ...(pertama/kedua/ketiga dst) Laas Areal Tergany Pembayaran PNBP-PKH (Rp) | No Masi wast | cee, | coma | velit, | tums” | Forma | yt. | pembayaran | era elena Verthast | "67 om (rr) 6 | © a ‘A Obyek Pnjam Pakald Bidang Pertambangan 1 Busan Tamang ai 2 Sarana dan '2._ Pabrk pengolahan ’b._ Washing Plant ‘e. Sarana Penampungan Taling d_Bengkel fe. Stockpile {£_Tempat Penimbunan Siag ‘@,_Pelabuhan/Dermagaliett A i k L alan Kantor erumahan Kayawan ‘Sarana Pengolahan Instalasi Penunjang “Tempat Penyimpanan Lie ‘Berimburan tanah puck 2 Penimbunan material tanah ppenutup atau waste dump ‘_Kolam sedimen danvatau ‘5. Kategori Lt yang sudah tidak sigunakan lagi 6. Areal yang sudah dreams amun belum dnyetakan berhasi af ‘Antara lain Bukaantabang yang ecara tenis 80k dapat ibunisttup Berdasarkan analisa pada Tabel 2, maka pembayaran PNBP-PKH yang dilakukan oleh PT. dinyatakan benaritidak benar dalam perhitungan jumlan dengan penjelasan sebagai berikut 4. Berdasarkan analisa dari form-1, form-3 dan bukti setor yang disampaikan OleM PT... pembayaran PNBP-PKH Tahun... sudah benar tidak benar. 2. Ketidaktepatan atau ketidakbenaran pada angka 1 (satu) disebabkan oleh adanya perbedaan antara rencana dan realisasi, sehingga terjadi selisin perhitungan luas sebesar L1=......a, L2=....ha, dan L3= ...ha, Dengan demikian terdapat kekurangan pembayaran PNBP-PKH sebesar_ Rp. , atau terdapat kelebihan karena salah dalam _penempatan krteria/kategori areal terganggu atau salah dalam perhitungan sebesar Rp ._Ketepatan Waktu Pembayaran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan. Berdasarkan waktu pembayaran PNBP-PKH yang dilakukan dan waktu tanggal jatuh tempo pembayaran PNBP-PKH sesuai SK IPPKH No..... an. PT...... untuk Tahun ke-.... yaitu tanggal tahun... pihak PT... sudah tepat waktulterlambat dalam melakukan pemibayaran PNBP-PKH. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil veriikasi dapat disimpulkan bahwa pembayaran PNBP-PKH Tahun... (Periode Tahun n s.d. Tahun n+1) yang dilakukan oleh PT.... dengan SK No...., adalah sebagai berikut: 1, Tepat/Tidak Tepat Luas, terdapat perbedaan perhitungan luas L1...ha, L2...ha, dan L3....ha. 2. Benar/Tidak Benar Jumlah Pembayaran PNBP-PKH, karena terdapat selisih/kekurangan pembayaran PNBP-PKH sebesar Rp..... atau kelebinan karena salah kriteria atau salah perhitungan sebesar Rp. 3. Tepat waktu/terlambat pembayaran, sehingga dikenakan sanksi denda keterlambatan sesuai ketentuan yang berlaku LAIN-LAIN: 1. Perinal batas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.....(penambangan diluar IPPKH, pengamanan hutan, dan kewajiban lainnya) 2. Perihal kegiatan rekiamasi yang sudah/belum dilakukan 3. Dan sebagainya. Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dibuat di (nama lokasi) Pada tanggal bulan. tahun, TIM PELAKSANA: Petugas Perusahaan 4. Nama Ketua Tim (tta) PT. cnn (Instansi) 2. Nama Anggota (tta) (Instansi) (TD) 3, Nama Anggota (tta) {Instansi) 4, Nama Anggota (tta) (Nama Lengkap) (Instansi) batan 5. Nama Anggota sn (td) (Instansi) 6. Nama Anggota (ta) (Instansi) Mengetahui, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah. TTD (Nama Jelas) Nip Salinan sesuai dengan aslinya DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN, dan Kerjasama Teknik, ttd. ENDI SUGANDI SIGIT HARDWINARTO NIP, 19651123 199803 1 005 NIP. 19610202 198603 1 003

Anda mungkin juga menyukai