Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“PANKREATITIS”

Disusun Oleh :
Kelompok

Abdullah Noer Rahmat (172140)


Allif Fuadi (172140)
Anisya Nur Fauziyah (172140)
Devy Setyaningrum (172140)
Diah Khoirunisah (17214037)
Dinny Ary Wahyuni (172140)

Tingkat III A Keperawatan


Dosen Pengajar :
Ns. Mey Nur Rohmah, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) “YATSI”


Jl. Aria Jaya Santika Margasari, Karawaci Kota Tangerang - Banten
Telp. (021) 55726558 Kode Pos 15114
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil
menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah III dengan judul
“Pankreatitis” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber
dan beberapa bantuan dari pihak lain untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa
saja yang membacanya. Kami juga mendapat banyak dukungan dan juga
bantuan dari berbagai pihak maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ida Farida S. Kp. M Kes selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang
2. Ns. Febi Ratnasari S. Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan
3. Ns. Imas Sartika S.Kep selaku PJ Akademik tingkat 3A Keperawatan
4. Ns. Mey Nur Rohmah, M.Kep selaku dosen mata kuliah KMB III
5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalaah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dimasa mendatang.

Tangerang, 27 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin .....................................................................
B. Anatomi Fisiologi Pankreas .................................................................................
C. Definisi Pankreatitis .............................................................................................
D. Etiologi Pankreatitis .............................................................................................
E. Manifestasi Klinis Pankreatitis ............................................................................
F. Pemeriksaan Diagnostik Pankreatitis ...................................................................
G. Penatalaksanaan Pankreatitis................................................................................
H.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Analisa Data .........................................................................................................
B. Intervensi Keperawatan ........................................................................................
C. Implementasi Keperawatan ..................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
TERLAMPIR

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas mungkin akut atau
kronis. klien dengan gangguan pankreas mungkin memiliki masalah –
masalah baik dengan pencernaan maupun dengan pemanfaatan glukosa.
Ketidakadekuatan yang relatif dari pankreas untuk pemeriksaan langsung
dan menifestasi yang tidak spesifik terkait gangguan pankreas membuat
diagnosis beberapa menjadi sulit.
Disamping itu, lebih dari 90% pankreas sudah rusak sebelum
masalah pencernaan lemak dan protein menjadi nyata. Pankreatitis akut
diperkirakan akibat dari aktivasi protase dalam pankreas tidak sesuai, yang
menyebabkan autodigestif pankreas. Namun, hal ini adalah proses
peradangan yang secara potensial berhubungan dengan edema, berbagi
jumlah auotodigestif, nekrosis lemak dan terkadang hemoragi.
Beberapa gangguan eksokrin pankreas dan saluran blilaris
merupakan kondisi akut dan lainnya merupakan kondisi kronis.
Menifetasinya sering kali serupa untuk kondisi – kondisi lain itu. Perawat
memainkan peran penting dalam melakukan pengkajian gejala dan
mengelola hasil penatalaksanaan medis dan pembedahan.1
Pankreatitis atau inflamasi pada pankreas, merupakan kasus yang
relatif jarang, tetapi berpotensi serius. Angka kejadian sama antara pria
dan wanita, sering terjadi pada pasien antara 50 dan 60 tahun, dan
terutama pada orang kulit hitam. Faktor resiko antara lain penyakit
obstruktif saluran empedu (Terutama kolelitiasis), alkoholisme, obesitas,
tukak lambung, trauma, hiperlipidemia, hiperkalasemia, merokok, obat-
obatan tertentu, dan faktor genetik (pankreatitis, herediter, kistik fibrosis,).
Penyebabnya tidak diketahui pada 15% sampai 25% kasus.2

B. Rumusan Masalah
Diharapkan mahasiswa dan para pembaca dapat memahami isi dari
makalah yang penulis buat serta menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin dan penyakit Pankreatitis,
dengan adanya makalah ini mahasiswa dan para pembaca mampu
menguasai materi penyakit Pankreatitis yang dibagi menjadi Pankreatitis
Akut dan Pankreatitis Kronis.

1
Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan Medikal Bedah : Managemen klinis untuk hasil
yang diharapkan, Elseiver, Singapure, 2014, Ed. 8, Buku 2, hal. 685
2
Sue E. huether dan Kathryn L. Mccance, Buku Ajar Patofisiologi, Elsevier, Singapure, 2019, Ed.6, Vol.2,
hal.216

4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dan para pembaca dapat memahami isi dari
makalah yang kami buat serta menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin, dan penyakit Pankreatitis,
dengan adanya makalah ini mahasiswa dan para pembaca mampu
menguasai materi Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin dan penyakit
Pankreatitis.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi dari Pankreatitis.
b. Menjelaskan klasifikasi Pankreatitis.
c. Menjelaskan etiologi dari Pankreatitis.
d. Menjelaskan patofisiologi Pankreatitis.
e. Menjelaskan manifestasi klinis dari Pankreatitis .
f. Menejelaskan bagaimana penatalaksanaan dari Pankreatitis.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi pembaca
untuk dapat mengetahui tentang penyakit Pankreatitis.
2. Manfaat Bagi Perawat dan Instansi Kesehatan
Makalah ini dapat menjadi referensi untuk melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada klien tentang penyakit Pankreatitis untuk
melakukan tindakan sebaik mungkin.
3. Manfaat Bagi Penulis
Makalah ini dapat menambah wawasan penulis tentang penyakit
Pankreatitis dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak
sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar
lain dalam saluran gastroinstestin. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok
organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi
utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara
langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan
untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ. Sistem endokrin
meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah
kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan
“endokrin” karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang
dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada
saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah
bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui
pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.

1) Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis (pituitary) juga disebut master of gland atau
kelenjar pengendali karena menghasilkan hormone-hormone yang
mengatur kinerja hormone lain. Terletak didasar tengkorak, di dalam fossa
hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil
dengan diameter 1,3 cm.Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
hipofisis bagian tengah (pars intermedia), dan hipofisis bagian posterior.
Hipofisis Lobus Anterior

Hormon yang Dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Hormon pertumbuhan (Growth Merangsang pertumbuhan tulang, terutama tulang pipa
Hormone / GH) dan otot.
Kekurangan hormone ini pada anak-anak akan
menghambat pertmbuhan (kerdil/kretinisme), jikan
kebanyakan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gretinisme). Jika kelebihan saat dewasa akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang antara
tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung.

6
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Membantu kelenjar dan memelihara sekresi susu oleh
Hormone (LTH) kelenjar susu
Hormon Tirotropin (Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
Stimulating Hormone) gondok serta merangsang sekresi insulin.
Adrenocorticorotripic Hormone Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas
(ACTH) kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortiroid (hormone yang
dihasilkan untuk metabolism karbohidrat)
Hormon Gonadotropin pada wanita: Merangsang pematangan folikel dalam ovarium,
menghasilkan estrogen.
1. Folicle Stimulating Hormone Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium,
(FSH) menghasilkan progestron.
2. Luteinizing Hormone (LH)

Hormon Gonadotropin pada pria: Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses


pematangan sperma)
1. FSH Merangsang sel-sel intersitial testis untuk
2. Intersitial Cell Stimulating memproduksi testosterone dan androgen.
Hormone (ICSH)

Hipofisis Bagian Tengah (Pars Media)

Hormon yang Dihasilkan Fungsi dan gangguannya


MSH (Melanosit Stimulating Hormone) Mempengaruhi warna kulit individu dengan cara
menyebarkan butiran-butiran melanin, apabila
hormone ini banyak dihasilkan maka kulit akan
menjadi hitam.

Hipofisis Lobus Posterior

Hormon yang Dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada Rahim
wanita selama proses kelahiran
Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan
tekanan darah dengan cara penyempitan pembuluh
darah

7
2) Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar-kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel
dan terletak di depan trakea. Struktur: terdiri atas sejumlah besar vesikel
yang dibatasi oleh epitelium silinder, mendapat persediaan darah
berlimpah-limpah dan yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu
mengeluarkan secret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid (yang
mengandung zat senyawa yodium). Zat aktif yang utama dari senyawa
yodium ialah hormone tiroxin. Kekurangan yodium dalam makanan dalam
jangka waktu yang lama akan mengakibatkan pembesaran gondok
sebanyak 15x. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormone, yaitu
tiroksin (T4) dan triodontiroin (T3).

a. Hormon Dari Kelenjar Tiroid


Hormon Fungsinya
Tiroksin Mengatur metabilisme, pertumbuhan, perkembangan dan
kegiatan system saraf.

Triodontironin Mengatur metabilisme, pertumbuhan, perkembangan dan


kegiatan system saraf.

Kalsitonin Menurunkan kalsium dalam darah dengan mempercepat


absorpsi kalsium oleh tulang

b. Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid


 Hipertiroidisme : Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan secret
pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai
kretinisme (hambatan pertumbuhan mental dan fisik). Pada orang
dewasa mengakibatkan mixudema; proses metabolic mundur,
kulitmenjadi tebal dan kering, rambut rontok dan menjadi jarang.
 Hipersekresi : kecepatan metabolism naik dan suhu dapat lebih tinggi
dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah,
kecepatan denyut nadi naik dan kegagalan jantung.

3) Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar - kelenjar seukuran
kacang polong yang berlokasi pada kelenjar tiroid di leher. Terletak
disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon
pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian posterior kelenjar
tiroid. Salah satu dari jenis sel ini mensekresi hormone parathormon
Pharathormon berfungsi untuk mengatur ion kalsium dari usus, ekskresi
kalsium pada ginjal dan ekskresi pelepasan tulang. Hormon paratiroid

8
meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium
di ginjal dan dengan cara induksi sel-sel tulang osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada osteoklas dan pada tulang sejati, dan melepaskan
kalsium ke dalam darah. Jika kekurangan hormone ini akan menyebabkan
kekejangan yang disebut tetanus. Jika kelebihan maka akan berakibat
kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini dapat terjadi endapan kapur
pada ginjal.
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior
kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah
empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan
oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar
paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroidatau parathormon
disingkat PTH. Fungsi Kelenjar Paratiroid:
1. Mengatur metabolism fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah.

4) Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)


Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal.
Setiap ginjal ada satu kelenjar adrenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla). Korteks suprarenal
berasal dari jaringan mesodermis. Hormon terpenting disekresikan oleh
kortex adrenal adalah hidroktison, aldosterone, dan kortikosteron. Pada
korteks diidentifikasi tiga zona jaringan terpisah, yaitu :
1. Zona Glomerulosa
2. Zona Fasikulata
3. Zona Retikularis.

Hormon yang Dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Bagian korteks adrenal: 1. Mengontrol metabolism ion
1. Mineralokortikoid anorganik
2. Glukokortikoid 2. Mengontrol metabolism glukosa

Bagian Medula Adrenal Kedua hormone tersebut bekerja


Adrenalin (epinefrin) dan sama dalam hal :
noradrenalin 1. Dilatasi bronkiolus
2. Vasokonstraksi pada arteri
3. Vasodilatasi pembuluh darah
dan otak
4. Mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati.
5. Gerak peristaltik

9
5) Kelenjar Kelamin (Ovum dan Testis)
Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi
menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan progestron Sekresi estrogen
dihasilkan oleh folikel de Graaf yang dirangsang oleh FSH. Estrogen
berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta
kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum yang
dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding agar
siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen
dan progesterone selama kehamilan guna mencegah FSH dan LH.
Testis mensekresikan hormone testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan
tanda-tanda kelamin pria. Seperti tumbuhnya rambut kumis, rambut dada,
dan jakun, dada terlihat bidang, suara semakin membesar. Sekresi
hormone tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hepofisis
bagian anterior.
Fungsi Umum Sistem Endokrin
 Membedakan system syaraf pussat dan system syaraf reproduktif
pada janin yang sedang berkembang.
 Menstimulasi urutan perkembaangan
 Mengkoordinasikan system reproduksi
 Memelihara lingkungan internal optimal
 Melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi stimulasi
darurat.

B. Anatomi dan Fisiologi Pankreas


Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta
menghasilkan beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak
pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya
menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari
pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama. Pankreas dikenal
manusia sejak lama. Pankreas diidentifikasi oleh dokter bedah Yunani
Herophilus yang hidup di tahun 335-280 SM. Pankreas dapat didefinisikan
sebagai organ kelenjar yang hadir dalam endokrin dan sistem pencernaan
dari semua vertebrata. Pankreas seperti spons dengan warna kekuningan.
Bentuk pankreas menyerupai seperti ikan. Pankreas ini sekitar panjang 15
cm dan sekitar 3,8 cm lebar. Pankreas meluas sampai ke bagian belakang
perut, di belakang daerah perut dan melekat ke bagian pertama dari usus
yang disebut duodenum. Sebagai kelenjar endokrin, menghasilkan hormon
seperti insulin, somatostatin dan glukagon dan sebagai kelenjar eksokrin
yang mensintesis dan mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung

10
enzim pencernaan yang selanjutnya diteruskan ke usus kecil. Enzim-enzim
pencernaan berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat, lemak dan
protein yang hadir di paruh makanan yang dicerna.

1. Fungsi Pankreas
a. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang
menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat
pelepasan dari hati.
b. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin
yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh,
terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa
menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

2. Fungsi Dari Pankreas Yang Disebut Kelenjar Ganda


a. Kelenjar Endokrin
Ini bagian dari pankreas yang melakukan fungsi endokrin terbentuk
dari jutaan cluster sel. Ini cluster sel dikenal sebagai pulau Langerhans.
Ini pulau terdiri dari empat jenis sel, yang diklasifikasikan berdasarkan
hormon yang mereka keluarkan. Sel mensekresi glukagon disebut sel
alfa. Sel-sel mensekresi insulin dikenal sebagai sel beta sementara
somatostatin disekresikan oleh sel delta. Polipeptida pankreas
disekresikan oleh sel-sel PP. Struktur pulau terdiri dari kelenjar
endokrin diatur dalam kabel dan cluster. Kelenjar endokrin yang saling
silang dengan rantai tebal kapiler. Ini kapiler yang berbaris lapisan sel
endokrin yang berada dalam kontak langsung dengan pembuluh darah.
Beberapa sel endokrin berada dalam kontak langsung sementara yang
lain terhubung melalui proses sitoplasma.

b. Eksokrin
Pankreas eksokrin menghasilkan enzim pencernaan bersama
dengan cairan alkali. Keduaduanya ini disekresi ke dalam usus kecil
melalui saluran eksokrin. Fungsi sekresi dilakukan sebagai respon
terhadap hormon usus kecil yang disebut cholecystokinin dan secretin.
Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin terdiri dari
chymotrypsin, tripsin, lipase pankreas, dan amilase pankreas. Enzim
pencernaan sebenarnya diproduksi oleh sel-sel asinar hadir dalam
pankreas eksokrin. Sel yang melapisi saluran pankreas disebut sel
centroacinar. Sel-sel centroacinar mengeluarkan larutan kaya isi garam
dan bikarbonat ke dalam usus.
Dengan demikian, fungsi pankreas memainkan peran penting
dalam aktivitas tubuh. Pankreas berfungsi dengan benar penting karena
masalah pankreas dapat menyebabkan penyakit seperti pankreatitis dan

11
diabetes. Pankreatitis adalah peradangan pankreas sedangkan diabetes
dikaitkan dengan sekresi insulin dari pankreas. Menghentikan
konsumsi alkohol dapat menyembuhkan pankreatitis. Berolahraga
secara teratur dan mengikuti diet diabetes untuk mengontrol kadar gula
darah bisa menjadi pilihan pengobatan diabetes yang baik. Tapi,
sebagai pencegahan lebih baik daripada mengobati, yang terbaik
adalah untuk mencegah masalah pankreas dan memastikan
berfungsinya pankreas.

3. Bagian-bagian Pankreas
a. Kepala Pankreas yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga
abdomen dan didalam lekukan duodenum.
b. Badan Pankreas merupakan bagian utama pada organ tersebut,
letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
c. Ekor Pankreas adalah bagian yang runcing disebelah kiri, dan
sebenarnya menyetuh limpa.

4. Hormon Yang Dihasilkan Oleh Pankreas


a. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
b. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
c. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).

5. Jaringan Pankreas
a. Acini : Untuk mengeluarkan cairan pencernaan ke duodenum
b. Pulau Langerhans : Mensekresi insulin dan glucagon langsung ke
dalam darah. Pankreas manusia manusia mempunyai 1-2 juta pulau
Langerhans. Diameter ± 0,3 mm, dikelilingi oleh kapiler-kapiler kecil.

6. Hasil Sekresi Pankreas


a. Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah
tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini
termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini
berbentuk seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
b. Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini
termasuk kelenjar eksokrin. Getah pankereas ini dikirim ke dalam
duodenum melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada
papila vateri yang terletak pada dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan
darahnya ke vena kava inferior melalui vena pankreatika. Jaringan
pankreas terdiri atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun mengitari
saluran-saluran halus. Saluran ini mulai dari sambungan saluran-saluran

12
kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan
melalui badan pankreas dari kiri ke kanan. Saluran kecil ini menerima
saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran
utama yaitu duktus wirsungi.

C. Definisi Pankreatitis
Pankreatitis adalah peradangan pada sel – sel pankreas yang
mengakibatkan peningkatan enzim – enzim perusak (destuktif) pada
pankreas, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pankreas (autogesti
pankreas). Enzim pankreas berfungsi untuk memetabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein di usus halus.3
Pankreastitis atau inflamasi pankreas yang ditandai dengan
pelupaan enzim pankreatik ke dalam jaringan pankreas sendiri,
menyebabkan perdarahan dan nekrosis.4
Pada keadaan normal pankreas menghasilkan enzim pencernaan
(Amilase-pencernaan karbohidrat, Lipase-pencernaan lemak, dan Tripsin-
pencernaan protein)dan hormon pencernaan (Glukagon, Insulin,
Somatostatin).
Pankreatitis di bagi menjadi 2 :
1. Pankreatitis Akut
pankreatitis akut adalah gangguan inflamasi yang melibatkan
penghancuran sendiri pankreas oleh enzimnya sendiri melalui
autodigesti. Bentuk pankreatitis akut yang lebih ringan, pankreatitis
edematus interstisial, menyebabkan inflamasi dan edema jaringan
pankreatik.
pankreatitis akut lebih sering terjadi pada usia dewasa tengah.
insidennya lebih tinggi dari pada pria di banding wanita. batu empedu
merupakan penyebab utama pankreatitis akut, dengan alkohol menjadi
penyebab pankreatitis kedua (Fauci et al., 2008).5
Pankreatitis akut terjadi ketika enzim – enzim pankreas di aktivasi
ketika masih berada didalam pankreas bukan menunggu hingga masuk
ke usus halus. Karena tujuan enzim pencernaan adalah untuk
mencerna, enzim pankreas yang terperangkap didalam pankreas mulai
memakan pankreas. Ini memicu serangkaian efek inflamasi sel yang
melepaskan sel tambahan. Proses pankreas memakan dirinya sendri di
sebut autodigesti.6
2. Pankreatitis Kronis

3 Adeodatus Yuda Handaya, Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (DIGESTIF), Rapha
Publishing, yogyakarta, 2017, Ed.1, hal.108
4
Priscilla LeMone, dkk, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2015, Ed.5, Vol.2, hal 942
5 Priscilla LeMone, dkk, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2015, Ed.5, Vol.2, hal 943
6 Marlene Hurst, Belajar Mudah Keperawatan medikal-bedah, EGC, Jakarta, 2015, Vol.2, hal.465

13
Pankreatitis kronis merupakan fibrosis secara progresif pada
pankreas. Penyalahgunaan alkohol kronis adalah yang paling sering.
Obstruksi batu empedu, merokok, dan faktor genetik juga
meningkatkan resiko pankreatitis kronik.7
pankreatitis kronis adalah proses ireversible (tidak dapat
disembuhkan)yang pada akhirmya menyebabkan insufisiensi
pankreatik.
Pankreatitis kronis terjadi ketika episode pankreatitis akut yang
progresif dan berulang menyebabkan perubahan struktural dan
kemampuan fungsional pankreas menjadi lunak.

D. Etiologi Pankreatitis
Secara umum penyebab terjadinya pankreatitis ini adalah sebagai
berikut :
1. Proses Metabolik Toksik (alkoholisme, medikasi), jaringan perut
terbentuk di sepanjang saluran gastrointestinal. Ini menyebabkan
sumbatan di pankreas sehingga menyebabkan terperangkapnya enzim
pankreas.Enzim yang tertangkap tersebut mulai memakan pankreas.
Penggunaan alkohol menyebabkan 80% pankreatitis kronis.
2. Obstruksi Biliar (batu empedu, stenosis, sfingter Oddi), batu empedu
dapat jatuh dan menyumbat duktus pankreatik sehingga memicu
autodigesti.
3. Trauma, trauma tumpul atau luka tembus dapat merusak pankreas.
Prosedur endoskopik juga dapat menyebabkan kerusakan.
4. Infeksi Virus, beberapa infeksi virus, seperti gondongan, dan memicu
inflamasi pada pankreas.
5. Kanker, kanker pankreatik dapat memicu ketidak mampuan pankreas
untuk berfungsi secara normal , menyebabkan inflamasi.8
6. Obat – obatan, meskipun azathioprine dan esterogen telah
berhubungan secara langsung dengan penyakit, banyak obat obatan
lain dipercara memiliki hubungan (misal antibiotik, antikonvulan,
diuretik thiazid, sulfonamid, asam valproik).
Penelitian terakhir menemukan bahwa obesitas adalah faktor resiko mayor
pankreatitis berat. hal ini diperkirakan bahwa peningkatan simpenan lemak
disekitar pankreas mempengaruhi sesorang dengan pankreatitis untuk
nekrosis pankreas lebih luas. koreksi faktor resiko ini seperti
kolesistektomiuntuk batu kandung empedu, adalah tindakan menjaga atau

7 Sue E. huether dan Kathryn L. Mccance, Buku Ajar Patofisiologi, Elsevier, Singapure, 2019, Ed.6, Vol.2,
hal.217
8
Marlene Hurst, Belajar Mudah Keperawatan medikal-bedah, EGC, Jakarta, 2015, Vol.2, hal.466

14
mengembalikkan kesehatan. resiko pankreatitis mungkin dikurangi dengan
pemberian somatostatin atau gabexate mesylate, penghambat protease.9

E. Menifestasi Klinis Pankreatitis


1. Menifestasi klinis secara umum :
a. Nyeri, nyeri abdomen kiri atas yang berat yang menyebar ke
punggung, epigastrium, atau ke bahu atau punggung kiri. nyeri ini
terjadi kerena proses inflamasi di pankreas. Pergerakan, batuk,
atau berbaring telentang dapat memperkuat nyeri. abdomen dapat
menjadi kaku karena mengambil sifat melindungi, karena
peritonitis, atau heroragik
b. Mual dan muntah persistem, saluran Gatrointestinal terganggu.
c. Penurunan atau ketiadaan bising usus, akibat penurunan motilitas
usus dan kemungungkinan ileus. Setiap saat sistem GI terganggu,
bising usus dapat terhenti. Ketidakseimbangan eletrolit dapat
menyebabkan ileus paralitik
d. Distres pernapasan atelektasis, Atelektasis, efusi, dan pnemonia
dapat terjadi karena keluarnya enzim pankreas dari peritoneum ke
rongga pleura.
e. Fluktuasi dalam tekanan darah (biasanya rendah), fasodilatasi
sering kali terjadi karena zat kimia yang dilepaskan. Protein juga
bocor ke rongga peritoneum akibat penghancuran jaringan, yang
memici kehilangan protein sirkulasi di ruang vaskular. Volume
dalam ruang vaskular menurun, begitu juga teknan darah.
f. Demam, proses inflamasi.
g. Malaise (kelemahan) dan penurunan tingkat kesadaran,
akumulasi toksin yang dilepaskan semalama pencernaan pankreas,
penunrunan oksigenasi; syok; jika hati terlibat kadar amonia dapat
meningkat, menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.
h. Steatorea (feses berlemak, berbusa, dan berbau busuk), penurunan
enzim pankreas.
i. Tanda cullen (perubahan warna menjadi kebiruan di sekitar
naval), perdarahan.
j. Tanda turner (perubahan warna menjadi biru ke abu-abuan di
area pinggang), darah hemoragik menempati area pinggang ketika
pasien berada dalam posisi supine. Enzim pankreas bocor.
k. Asites (kemungkinan), duktus pankretik dapat ruptur sehingga
menyebabkan cairan bocor ke peritoneum; pankreas mencerna
dirinya sendiri, sehingga cairan dapat bocor keluar dari pankreas.10

9
Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan Medikal Bedah : Managemen klinis untuk hasil
yang diharapkan, Elseiver, Singapure, 2014, Ed. 8, Buku 2, hal.686
10
Marlene Hurst, Belajar Mudah Keperawatan medikal-bedah, EGC, Jakarta, 2015, Vol.2, hal.466 - 467

15
2. Manifestasi berdasarkan jenisnya
a. Pankreatitis akut
1) Awitan mendadak nyeri hebat epigastrik dan kuadran kiri atas,
dapat menjalar ke punggung
2) Mual, muntah, dan demam
3) Penurunan bising usus; distensi dan kekakuan abdomen
4) Takikardi, hipotensi; kulit dingin dan lembab
5) Kemungkinan jaundis
6) tanda turner positif (ekimosis panggul) atau tanda cullen
(ekimosis periumbilikal)
b. Pankreatitis kronik
1) Nyeri epigastrik dan kuadran kiri atas yang berulang, menjalar
ke punggung
2) Anoreksia, mual dan muntah, penurunan berat badan
3) Flatulens, konstipasi
4) Steatorea

F. Pemeriksaan Diagnostik Pankreatitis


Pemeriksaan laboratorium yang dapat di intruksikan ketika terdapat
dugaan pankreatitis. Pemeriksaan diagnostik mencangkup berikut:
1. Ultrasonografi
Dapat mengidentifikasi batu empedu, masa pankretik.
2. Ultrasonografi endoskopik
Dapat mendeteksi perubahan indikatif pankreatitis kronis dalam
duktus pankreatik dan parenkim.
3. CT-Scan tinggi kontras
Dapat di intruksikan untuk mengidentifikasi pembesaran
pankreatik, klasifikasi duktal, pengumpulan cairan di dalam atau
sekitar pankreas dan defisit perkusi pada area nekrosis.
4. Kolangiopankreatografi resonans magnetik (MRCP)
Adalah pemeriksaan non invasif yang memungkinkan visualisasi
duktus empedu dan pankreatik.
5. Kolangiopankreatrogafi retrograd endoskopik (ERCP)
Dapat di lakukan untuk menegakkan diagnosis pankreatitis kronik
dan untuk membedakan inflamasi dan vibrasi dari karsinoma.
6. Biopsi aspirasi jarum kecil perkutaneus
Dapat di lakukan untuk membedakan pankreatitis kronik dari
kanker pankreas, sel yang di aspirasi di periksa untuk mengetahui
malignansinya.11

11
Priscilla LeMone, dkk, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2015, Ed.5, Vol.2, hal 944 -945

16
G. Penatalaksanaan Medis Pankreatitis
Pankreatitis akut diobati dan dipantau di rumah sakit. Pengobatan
suportif, seperti oksigen dan cairan infus, akan diberikan. Selain itu juga
obat-obatan pereda sakit atau antibiotik apabila jaringan di sekitar
pankreas terinfeksi.
Pada kasus yang cukup berat, pasien tidak boleh mengonsumsi
makanan padat karena akan membuat pankreas bekerja keras, sehingga
memerlukan pemberian nutrisi cair lewat selang yang dimasukkan melalui
hidung. Biasanya makanan padat tidak akan diberikan sampai pasien pulih
sepenuhnya. Sebagian besar pasien pankreas akut diperbolehkan pulang ke
rumah setelah menjalani perawatan selama lima hingga sepuluh hari.
Untuk kasus parah (terutama yang telah berkembang menjadi komplikasi),
pengobatan akan membutuhkan waktu lebih lama dan mungkin dilakukan
di ruang perawatan intensif atau ICU.
Setelah kondisi pasien stabil, penyebab yang mendasari perlu
ditangani. Jika pankreatitis akut disebabkan oleh penyumbatan batu
empedu, maka prosedur pengangkatan batu empedu melalui pembedahan
biasa ataupun bedah endoskopik perlu dilakukan. Pengobatan batu empedu
biasanya dilakukan di rumah sakit melalui rawat inap, sehingga
memudahkan dokter untuk memantau kondisi pasien, serta mencegah
kondisi menjadi semakin memburuk. Jika pankreatitis akut disebabkan
oleh kecanduan minuman beralkohol, maka pasien akan diminta untuk
menghentikan kebiasaan tersebut, misalnya melalui rehabilitasi, konseling
rutin, atau pemberian obat acamprosate yang dapat menurunkan keinginan
mengonsumsi minuman beralkohol.

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Analisa Data
No. Data Fokus Masalah
1. DS: Klien mengatakan sakit Domain 12 : Kenyamanan
pada area perut Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
DO: Klien tampak meringis (00132) Nyeri Akut

2. DS: Klien mengatakan tidak Domain 2: Nutrisi


nafsu makan Kelas 1: Makan
DO: (00002) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
- Berat badan klien Dari Kebutuhan Tubuh
sebelum sakit: 50 Kg
- Berat badan saat sakit:
45 Kg
3. DS: Klien mengatakan Domain II Nutrisi
sering merasa haus Kelas 5 Hidrasi
DO: Turgor kulit Klien (00028) Kekurangan volume cairan
tidak elastis

B. Intervensi Keperawatan
No. Dx. Keperawatan NOC NIC
1. Domain 12 : Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologi Dasar
Kenyamanan keperawatan manajemen nyeri Kelas E : peningkatan
Kelas 1 : Kenyamanan selama lebih dari 1 jam kenyamanan fisik
Fisik diharapkan nyeri akut dapat 1400anajemen nyeri
(00132) Nyeri Akut teratasi dengan kriteria hasi :  Lakukan pengkajian nyeri
Domain 5 : Pemahaman secara komprehensif
kesehatan termasuk lokasi,
Kelas V : Status Gejala karakteristik, frekuensi,
2102 Level Nyeri durasi dan faktor
Tujuan : presipitasi

18
- 210201 Melaporkan Nyeri  Kaji kultur yang
(2-4) mempengaruhi respon
- 210202 Tekanan darah dalam nyeri
rentan normal (2-4)  Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau.
 Kaji tipe dan sumber nyeri
 Anjurkan untuk istirahat
yang cukup untuk
memfasilitasi nyeri
 Kontrol lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
 Ajarkan tekhnik nafas
dalam.
 Observasi reaksi non-
verbal dari
ketidaknyamanan
 Kolaborasi obat nyeri
yang optimal dengan
analgesik
2. Domain 2: Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Domain I Fisiologi Dasar
Kelas 1: Makan keperawatan selama 16-30 Kelas N Manajemen Perfusi
Ketidakseimbangan menit atau kurang diharapkan jaringan
Nutrisi (00002) Ketidakseimbangan Nutrisi 1160 Monitor Nutrisi
Kurang Dari Kurang Dari Kebutuhan Tubuh  Monitor kecenderungan
Kebutuhan Tubuh dapat teratasi dengan kriteria turun dan naiknya BB
hasil:  Identifikasi perubahan
Domain II Fisiologis nafsu makan dan aktivitas
Kelas K: Pencernaan dan akhir-akhir ini
Nutrisi  Identifikasi a dan b
(1004) Status Nutrisi ketidaknormalan rongga
100403 Energi (2-4) mulut
100402 Asupan Makanan (2-4)

19
100401 Asupan Gizi (2-4)

3. Domain II Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Domain 2 Fisiologi Kompleks


Kelas 5 Hidrasi keperawatan selama 31-45 Kelas N Manajemen Perfusi
(00028) Kekurangan menit diharapkan Kekurangan Jaringan
volume cairan volume cairan dapat teratasi 4120 Majemen Cairan
dengan kriteria hasil:  Timbang BB setiap hari dan
Domain II Kesehatan monitor status pasien
Fisiologis  Jaga intake asupan yang
Kelas 6 Cairan dan elektrolit akurat dan catat output
0601 Keseimbangan Cairan  Berikan terapi IV
060109 BB stabil (2-4)
060119 Hematrokrit (2-4)
060116 Turgor kulit (2-4)

C. Implementasi Keperawatan
No. Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi
1.  Melakukan pengkajian nyeri S: Klien mengatakan sudah tidak
secara komprehensif nyeri
termasuk lokasi, O: Klien tampak tidak meringis
karakteristik, frekuensi, kesakitan
durasi dan faktor presipitasi A: Masalah Teratasi
 Mengkaji kultur yang P: Intervensi Dihentikan.
mempengaruhi respon nyeri
I  Mengevaluasi pengalaman
nyeri masa lampau.
 Mengkaji tipe dan sumber
nyeri
 Menganjurkan untuk istirahat
yang cukup untuk
memfasilitasi nyeri
 Mengontrol lingkungan yang

20
mempengaruhi nyeri
 Mengajarkan tekhnik nafas
dalam.
 Mengobservasi reaksi non-
verbal dari ketidaknyamanan
 Mengkolaborasi obat nyeri
yang optimal dengan
analgesik
2.  Memonitor kecenderungan S: Klien mengatakan sudah
turun dan naiknya BB nafsu makan, dan makan
 Mengidentifikasi perubahan setengah porsi
nafsu makan dan aktivitas O: BB klien saat ini meningkat,
II akhir-akhir ini menjadi 48 Kg
 Mengidentifikasi a dan b A: Masalah Teratasi
ketidaknormalan rongga P: Intervensi Dihentikan.
mulut.

3.  Menimbang BB setiap hari dan S: Klien mengatakan sudah


monitor status pasien banyak minum
III  Menjaga intake asupan yang O: Turgor klien tampak elastis
akurat dan catat output A: Masalah Teratasi
 Memberikan terapi IV. P: Intervensi Dihentikan.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada keadaan normal pankreas menghasilkan enzim pencernaan
(Amilase-pencernaan karbohidrat, Lipase-pencernaan lemak, dan Tripsin-
pencernaan protein) dan hormon pencernaan (Glukagon, Insulin,
Somatostatin).
1. Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut adalah gangguan inflamasi yang melibatkan
penghancuran sendiri pankreas oleh enzimnya sendiri melalui
autodigesti. Bentuk pankreatitis akut yang lebih ringan, pankreatitis
edematus interstisial, menyebabkan inflamasi dan edema jaringan
pankreatik.
2. Pankreatitis Kronis
Pankreatitis kronis merupakan fibrosis secara progresif pada
pankreas. Penyalahgunaan alkohol kronis adalah yang paling
sering. Obstruksi batu empedu, merokok, dan faktor genetik juga
meningkatkan resiko pankreatitis kronik.

B. Saran
Demikian makalah Pankreatitis yang dapat kami sampaikan.
Semoga makalah ini mendapat respon positif dari semua pihak demi
kelancaran kegiatan STIKes Yatsi Tangerang ke depannya. Besar harapan
kami agar semua materi ini dapat tersampaikan dengan baik dan penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung
pembuatan makalah ini.
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat memperbaiki segala kekurangan dalam
pembuatan makalah dan melatih keterampilan dalam pembuatan
makalah.

22
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat banyak belajar dari segala kesalahan
dalam makalah ini. Serta mahasiswa dapat memperluas ilmu
pengetahuan setelah selesai dibuatnya makalah.
3. Bagi StiKes Yatsi
Diharapkan makalah ini dapat menambah literatur
perpusatakan, dan kepada seluruh masyarakat institusi dapat
membaca, memahami dan menerapkan apa yang ada pada isi makalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan Medikal Bedah :


Managemen klinis untuk hasil yang diharapkan, Elseiver, Singapure, 2014, Ed. 8,
Buku 2.
Sue E. huether dan Kathryn L. Mccance, Buku Ajar Patofisiologi, Elsevier,
Singapure, 2019, Ed.6, Vol.2.
Adeodatus Yuda Handaya, Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran
Cerna (DIGESTIF), Rapha Publishing, yogyakarta, 2017, Ed.1, hal.108
Priscilla LeMone, dkk, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2015, Ed.5,
Vol.2.
Gloria M. Bulechek, et al. (2013). Nursing Intervensions Classification (NIC).
Edisi keenam. Missouri: Mosby Elsevier
NANDA (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Edisi 10. Jakarta:EGC
Sue Moorhead, et al. (2013). Nursing Outcomes Clasification (NOC). Edisi
kelima. Missouri: Mosby Elsevier

24

Anda mungkin juga menyukai