Pertama, hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum.
Dimana dalam hak penguasaan tanah ini
belum dihubungkan dengan tanah dan orang atau badan hukum tertentu sebagai pemegang haknya. Ketentuan-ketentuan dalam penguasaan hak atas tanah tersebut dengan memberi nama pada hak penguasaan yang bersangkutan, menetapkan isinya, yaitu dengan mengatur jangka waktu penguasaannya dan apa saja yang boleh diperbuat dan dilarang oleh pemegang haknya, mengatur hal- hal mengenai subyek, dan mengenai tanahnya. Contohnya yaitu hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, dan hak sewa untuk bangunan. Yang kedua yaitu hak penguasaan atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkret. Hak penguasaan atas tanah ini berkebalikan dengan hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum. Yang mana dalam hak penguasaan atas tanah ini sudah dihubungkan dengan tanah tertentu sebagai obyeknya dan orang atau badan hukum tertentu sebagai subyek atau pemegang haknya. Ketentuan-ketentuan dalam hak penguasaan atas tanah ini yaitu dengan mengatur hal-hal mengenai penciptaannya menjadi suatu hubungan hukum yang konkret, dengan nama atau sebutan hak penguasaan atas tanah tertentu, mengatur hal-hal mengenai pembebanannya dengan hak lain, mengatur hal-hal mengenai pemindahannya kepada pihak lain, mengatur hal-hal mengenai hapusnya, mengatur hal-hal mengenai pembuktiannya. Contohnya hak atas tanah yang disebut dalam ketentuan konversi UUPA.