Anda di halaman 1dari 12

Polimer Adalah molekul besar yang tersusun dari banyak molekul kecil

(monomer), biasanya saling ikat dalam bentuk lurus. Banyak zat yang merupakan
polimer alami. Contohnya selulosa, pati, kapas, wool, karet, kulit, protein dan DNA.
Ada juga polimer sintesis. Contohnya polietilen, nilon dan akrilik. Ilmu yang
mempelajari material demikian disebut kimia polimer. Kimia polimer mempelajari
proses polimerisasi, dan karakterisasi struktur serta sifat material polimer.

Jenis-jenis Polimer dan Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari, yaitu:

1. Plastik
Polimerisasi adisi dari monomer-monomer berikatan rangkap
menghasilkan bermacam-macam plastik.
a. Polietilena
Polietilena merupakan polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi
etena.

Sifat-sifat dan kegunaan polietilena adalah:

1. titik leleh 110°C,


2. melunak dalam air panas,
3. digunakan untuk botol fleksibel, film, pembungkus, dan isolator listrik.

b. Polipropilena
Polipropilena memiliki sifat hampir sama dengan polietilena, hanya
polipropilena lebih kuat dibanding polietilena. Polipropilena tersusun dari
molekul-molekul propena.
Polipropilena digunakan untuk membuat tali, botol, karung, dan sebagainya.

c. PVC
PVC (polivinilklorida) merupakan polimer jenis plastik yang tersusun dari vinil
klorida melalui polimerisasi adisi.

PVC merupakan plastik yang keras, kaku, dan mudah rusak, dapat digunakan
untuk membuat pipa, tongkat, dan pelapis lantai.

d. Teflon (PTFE)
Teflon tersusun dari monomer-monomer tetrafluorotena.

Teflon bersifat sangat ulet, kenyal, tahan terhadap zat kimia, tak mudah terbakar,
isolator listrik yang baik, dan mampu melumasi diri serta tidak menempel. Panci untuk
memasak/menggoreng menggunakan pelapis teflon, sehingga tidak memerlukan
minyak yang banyak, tidak mudah gosong, serta mudah mencucinya.
Sifat dan kegunaan teflon adalah :

1. titik leleh 327 °C,


2. tahan terhadap panas,
3. tahan terhadap zat kimia, digunakan untuk alat-alat yang tahan terhadap bahan
kimia, misalnya pelapis tangki bahan kimia, pelapis panci anti lengket.

e. Polistirena
Polistirena tersusun atas monomer stirena.

Polistirena digunakan untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, dan untuk
kemasan makanan.

f. PVA

PVA (polivinil asetat) tersusun dari monomer-monomer vinil asetat.

PVA digunakan untuk pengemulsi cat.


g. Polimetil Metakrilat (PMMA)

Polimetil metrakilat tersusun dari ester metil metakrilat.

Polimetil metakrilat merupakan plastik bening, keras, tetapi ringan sehingga digunakan
untuk pengganti gelas, misalnya kaca jendela pesawat terbang.

h. Bakelit

Bakelit merupakan polimer termoseting yang tersusun dari fenol dan


formaldehid.

Bakelit digunakan untuk pembuatan peralatan listrik.

2. Karet
a. Karet Alam
Karet alam tersusun dari monomer-monomer isoprena atau 2 metil 1,3
betadiena
Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah dioksidasi. Agar menjadi lebih
keras dan stabil dilakukan vulkanisasi, yaitu karet alam dipanaskan pada suhu 150 °C,
dengan sejumlah kecil belerang. Dengan cara ini ikatan rangkap pada karet terbuka
kemudian terjadi ikatan jembatan belerang di antara rantai molekulnya. Karet
diekstraksi dari lateks (getah pohon karet), hasil vulkanisirnya digunakan untuk ban
kendaraan.

b. Karet Sintetis
1) Neoprena (Kloroprena)

Neoprena tersusun dari monomer-monomer 2 kloro1,3 butadiena.

Sifat dan kegunaan neoprena adalah tahan terhadap bensin, minyak tanah, dan lemak
sehingga digunakan untuk membuat selang karet, sarung tangan, tapak sepatu, dan
sebagainya.
2) Karet Nitril

Karet nitril tersusun dari monomer butadiena dan akrilonitril.

Karet nitril memiliki sifat tahan terhadap bensin, minyak dan lemak, digunakan untuk
membuat selang.

3) SBR

SBR (Styrena Butadiena Rubber) tersusun dari monomer stirena dan butadiena.

SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi untuk ban kendaraan
bermotor.

3. Serat Sintetis

a. Nilon 66

Nilon 66 merupakan kopolimer dari heksa metilen diamina dengan asam adipat melalui
polimerisasi kondensasi. Disebut nilon 66 karena masing-masing monomernya
mengandung 6 atom karbon Nilon 66 bersifat kuat, ringan, dan dapat ditarik tanpa retak
sehingga digunakan untuk membuat tali, jala, parasit, dan tenda.
b. Dacron

Dacron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer dari glikol dengan asam


tereftalat melalui polimerisasi kondensasi.

c. Orlon

Orlon atau poliakrilonitril tersusun dari molekul akrilonitril.

Sifat dan kegunaan orlon adalah memiliki sifat yang kuat digunakan untuk karpet dan
pakaian (kaos kaki, baju wol).

Penggolongan polimer berdasarkan asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer
sintesis.

1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam Kondensasi Susu, daging, telur, wol,
amino sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA
(sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam


kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama
terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan
makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam
mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat
sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.

2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam
dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah
melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer
sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat
dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis yang
telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan serat untuk
benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah
berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih
luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Polimer Monomer Terdapat pada


1. Polietena Etena Kantung, kabel plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil Vinil alcohol Bak air
alcohol
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena Pipa rekam magnetik,
glikol kain atau tekstil (wol
sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan heksametilena Tekstil
diamin
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol Penyalut cat (cat
sekunder epoksi)
b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya
Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi
adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul
yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi.

1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam
senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer
dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada reaksi ini
monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga
menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh). Artinya, monomer
pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan rangkap seperti
alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan plastik,
karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena,
polipropena, polivinil klorida, teflon dan poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya :


a. Pembentukan polietena (polietilena) dari etena (etilena)
O2
nCH2 = CH2 - (CH2 - CH2)n -
etena tegangan tinggi polietena

b. Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena

nCF2 = CF2 - (CF2 - CF2)n –


tetrafluoroetena politetraetilena (teflon)
c. Pembentukan polivinil dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)

nCH2 = CH2 - (CH2 - CH)n –

Cl Cl
d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3

nH2C = C – CH = CH2 - (HC = C - CH = CH)n -

Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor


1 dan C nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3
membentuk ikatan rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan
bahwa pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus
mengandung ikatan rangkap.

2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua
monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer
dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa
polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang
dibentuk oleh reaksi polimerisasi kondensasi. Berikut beberapa contoh pembentukan
polimerisasi kondensasi :

a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume Carothers
di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari
monomer asam 6-aminoheksanoat (HOOCCH2(CH2)3CH2NH2). Dalam polimerisasi
ini, gugus karboksil dari monomer berikatan dengan gugus amino dari monomer
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai