Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemberiaan otonomi daerah diharapkan dapat memberikan
keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-
usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat, karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama
sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut yaitu
(Mardiasmo,2005:59) :
1. Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat.
3. Memperdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut
serta (berpartisipasi) dalam proses pembangunan.
Untuk merealisasikan pelaksanaan Otonomi Daerah maka diikuti
sebuah perubahan paradigma baru pengelolaan aset tetap (Barang Milik
Negara) yang ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 17 Tahun 2007 yang merupakan peraturan turunan UU No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pengelolaan asset
Negara yang tertib, akuntabel, dan transparan kedepannya. Pengelolaan
aset tatap (Barang Milik Negara) yang professional dan modern dengan
mengedepankan good governance di satu sisi diharapkan akan mampu
meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari
masyarakat/stake-holder.
Pengertian Asset (Aset) atau barang milik daerah menurut
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 yaitu semua
kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun yang berasal dari
perolehan lain yang sah. Selain itu aset juga terdiri dari benda tidak

1
bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun
yang tidak berwujud (Intangible), yang tercakup dalam aktivas atau
kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan
usaha atau individu perorangan.
Pengelolaan aset negara dalam pengertian yang dimaksud
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 adalah tidak sekedar
administrasi semata, tetapi lebih maju berfikir dalam menangani aset tetap
(Barang Milik Negara), dengan bagaimana meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset tetap
(Barang Milik Negara). Oleh karena itu, lingkup pengelolaan aset tetap
(Barang Milik Negara) mencakup perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Proses
tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci yang didasarkan pada
pertimbangan perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan
dalam konteks yang lebih luas (keuangan negara).
Kondisi dimana belum terinventarisasinya Barang Milik Negara
dengan baik sesuai peraturan yang berlaku pada kementrian/lembaga
negara menjadi sasaran dalam penataan dan penertiban Barang Milik
Negara. Arahnya dari langkah-langkah penertiban Barang Milik Negara
(inventarisasi dan penilaian) tersebut adalah bagaimana pengelolaan aset
negara di setiap penggunaan barang menjadi lebih akuntabel dan
trasparan, sehingga aset tetap (Barang Milik Negara) mampu dioptimalkan
penggunaan dan pemanfaatannya untuk menunjang fungsi pelayanan
kepada masyarakat/stakeholder.
Pentingnya pengelolaan aset tetap (Barang Milik Negara) itu sendiri
sangat menunjang kepada keberhasilan dari pelaksanaan tugas ketata
usahaan sebuah kantor. Disebuah kantor mempunyai bagitu banyak aset
tetap (Barang Milik Negara) yang harus dikelola dengan baik yang artinya
aset-aset tersebut akan menjadi bermanfaat dan menguntungkan yang
harus terjaga dan pelaksanaannya yang ditetapkan di bagian ini harus
memiliki keahlian di bidang perkantoran.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, dapatlah dirumuskan
suatu perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Pengelolaan barang milik negara pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bondowoso
2. Apa kendala, hambatan, dan kekurangan dalam penatausahaan
barang milik negara pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai yaitu
1. Untuk menganalisis pengelolaan barang milik negara pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bondowoso
2. Menemukan kendala, hambatan, dan kekurangan dalam
penatausahaan barang milik negara pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Bondowoso

D Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Hasil ini memberikan sumbangan pikiran bagi penulis dalam hal proses
pengelolaan barang milik negara pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Bondowoso.
2. Sebagai sumbangsih pemikiran, informasi dan bahan pertimbangan
untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang terbaik dalam upaya
meningkatkan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso.
3. Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai perbandingan atau dasar
penelitian lebih lanjut bagi penelitian lain untuk melakukan kajian atau
penelitian dalam aspek yang lain.

3
BAB II
KERANGKA PIKIR

A. Pengelolaan Barang Milik Daerah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang telah mendapat
penyempurnaan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008,
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dijelaskan bahwa yang
disebut sebagai barang milik daerah sebagai berikut:
1. Barang milik Daerah meliputi:
a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan
b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;
2. Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang telah mendapat
penyempurnaan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008,
maka pengelolaan barang milik daerah meliputi :
1. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2. pengadaan;
3. penggunaan;
4. pemanfaatan;
5. pengamanan dan pemeliharaan;
6. penilaian;
7. penghapusan;

4
8. pemindahtanganan;
9. penatausahaan;
10. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Menurut Sholeh dan Rochmansjah (2010) secara sederhana
pengelolaan aset/barang milik daerah meliputi: (1) adanya perencanaan
yang tepat, (2) pelaksanaan secara efisien dan efektif dan (3)
pengawasan (monitoring).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2007, pengelolaan barang milik daerah dilakukan oleh pejabat pengelola
barang milik daerah yang terdiri dari: (1) Kepala Daerah selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan barang milik daerah; (2) Sekretaris Daerah selaku
pengelola barang; (3) Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit
pengelola barang milik daerah selaku pembantu pengelola; (4) Kepala
SKPD selaku pengguna; (5) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku
kuasa pengguna; (6) Penyimpan barang milik daerah; dan (7) Pengurus
barang milik daerah.
Adapun wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
pejabat pengelola barang milik daerah berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang
milik daerah, mempunyai wewenang :
a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan
tanah dan bangunan;
c. menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah;
d. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
e. menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan barang
milik Daerah sesuai batas kewenangannya; dan
f. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan.

5
2. Sekretaris Daerah selaku pengelola, berwenang dan bertanggung
jawab:
a. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik
daerah;
b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;
c. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/
perawatan barang milik daerah;
d. mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Kepala Daerah;
e. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang
milik daerah; dan
f. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah.
3. Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit pengelola barang milik
daerah bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan
pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing
SKPD;
4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang milik
daerah, berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan
dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban
APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;

6
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain
tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui
pengelola;
g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan
barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan
(LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.
5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna barang
milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit
kerja yang dipimpinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang bersangkutan;
b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;

7
e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan
barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna
Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada
kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
6. Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan
barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna; dan
7. Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam
pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna.

B. Penatausahaan Barang Milik Daerah


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Adapun pengertian dari ketiga rangkain kegiatan yang
meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang yaitu sebagai
berikut :
1. Pembukuan
Pembukuan adalah rincian pendaftaran dan pencatatan barang milik
daerah ke daftar barang atau daftar barang pengguna atau kuasa
pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan
pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna
(DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Pengguna/kuasa
pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan harus
sesuai dengan format:
a. Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah;
b. Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin;
c. Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan;

8
d. Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e. Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya;
f. Kartu Inventaris Barang (KIB) F Kostruksi dalam Pengerjaan;
g. Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
2. Inventarisasi
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.
Kegiatan inventarisasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang
akurat, lengkap, dan mutakhir mengenai kekayaan daerah yang dimiliki
atau di kuasai oleh pemerintah daerah. Untuk dapat melakukan
inventarisasi aset daerah secara objektif dan dapat diandalkan,
pemerintah daerah perlu memanfaatkan profesi auditor atau jasa
penilai yang independent. Dari kegiatan inventarisasi disusun buku
inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat
kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku
inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi, jenis/merk tipe,
jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang,
dan sebagainya.
3. Pelaporan
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 tahun 2007. Pelaporan
adalah proses penyusunan laporan barang setiap semester dan setiap
tahunan setelah dilakukan inventarisasi dan pencatatan. Pengguna
menyampaikan laporan pengguna barang semesteran dan tahunan
kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Sementara pembantu
pengelola menghimpun laporan menjadi Laporan Barang Milik Daerah
(LBMD). Laporan Barang Milik Daerah digunakan sebagai bahan untuk
menyusun neraca Pemerintah Daerah.

9
BAB III
TINJAUAN UNIT KERJA

A. Tugas dan Fungsi Sekretraiat daerah Kabupaten Bondowoso


Sekretariat Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah
mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyusun,
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah, Inspektorat,
Bappeda, Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu, Satuan Polisi Pamong
Praja. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris
Daerah mempunyai fungsi :
1. penyusunan perumusan kebijakan pemerintahan daerah ;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas Satuan Kerja Perangkat daerah ;
3. pemantau dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah ;
4. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah ; dan
5. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugasnya dan fungsinya.

B. Struktur Organisasi Sekretraiat daerah Kabupaten Bondowoso


Susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Bondowoso berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Organisasi Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat dan Staf Ahli Kabupaten Bondowoso yang
dijabarkan dengan Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 25 Tahun 2010
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah
Kabupaten Bondowoso, adalah sebagai berikut : Sekretariat Daerah
Kabupaten Bondowoso dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang dibantu oleh
3 Asisten Sekda , membawahi 8 Bagian. Ketiga Asisten tersebut adalah :
1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang
mengkoordinasikan Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian
Humas dan PDE

10
2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, mengkoordinasikan Bagian
Administrasi Pembangunan dan Bagian Perekonomian
3. Asisten Administrasi Umum mengkoordinasikan Bagian Umum dan
Protokol, Bagian Keuangan, Bagian Organisasi, Bagian Perlengkapan
dan Pengolahan Aset

C. Bagian Perlengkapan dan Pengolahan Aset


Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan menyiapkan bahan pembinaan di bidang analisa kebutuhan,
pengadaan dan distribusi serta pengelolaan dan pelaporan aset.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Perlengkapan
mempunyai fungsi :
1. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan petunjuk pelaksanaan
pembinaan dan petunjuk pelaksanaan kebutuhan, pengadaan,
pendistribusian serta inventarisasi barang/perlengkapan ;
2. pelaksanaan penyusunan program dan petunjuk pelaksanaan analisa
kebutuhan, pengadaan, distribusi, inventarisasi aset ;
3. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan program petunjuk pelaksanaan
analisa kebutuhan, pengadaan distribusi, inventarisasi aset ;
4. pelaksanaan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan analisa kebutuhan,
pengadaan, distribusi, inventarisasi aset ;
5. pelaksanaan administrasi barang/perlengkapan dan pemberian ijin
pemakaian aset ;
6. pelaksanaan tugas-tugas koordinasi lain yang diberikan oleh
Sekretariat Daerah.
Adapun struktur organisasi Bagian Perlengkapan dan Pengolahan
Aset adalah sebagai berikut

11
12
1. Kepala bagian Perlengkapan dan Pengelolaan Aset
Mempunyai Tugas :
a. Menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)
b. Menyusun Dokumen perencanaan Anggaran (DPA)
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja;
d. Melaksanakan anggaran;
e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembyaran;
f. Mengadakan ikatan / perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang telah ditetapkan;
g. Mengelola utang dan piutang;
h. Mengelola barang milik daerah / kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya;
i. Bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen dalam pengadaan
barang / jasa;
j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
k. Mengawasi pelaksanaan anggaran; dan
l. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna
anggaran;
2. Bendahara penerimaan pembantu
Mempunyai tugas:
a. Melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan:
b. Wajib menyelenggarakan penata usaha terhadap seluruh
penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi
tanggung jawabnya;
c. Wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban penerimaan
kepada bendahara penerimaan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan
berikutnya;
d. Wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas
umum paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas
tersebut diterima;

13
e. Mempertanggung jawabkan bukti penerimaan dan bukti penyetoran
dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada bendahara
penerimaan.
3. Bendahara pengeluaran pembantu
Mempunyai tugas:
a. Wajib menyelenggarakan penata usaha terhadap seluruh
pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya, yang mencakup
buku kas umum, buku pajak pertambahan nilai (PPN) / pajak
penghasilan (pph), buku panjar dan bukti pengeluaran yang sah;
b. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengeluaran kepada
bendahara pengeluaran sekretariat Daerah Kabupaten Bondowoso
paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
4. Kepala Sub Bagian Analisa Kebutuhan pada Bagian Perlengkapan
dan Pengelolaan Aset Sekretariat Daerah Kabupaten Bondowowso
Melaksanakan tugas sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) pada Bagian Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Sekretariat
Kabupaten Bondowoso untuk kegiatan
a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor ;
b. Pemeliharaan rutin l berkala peralatan gedung
kantor;
c. Penyusunan Standart Satuan Harga.
Adapun tugas adalah ;
a. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
5. Operator SIMDA Keuangan Bagian Perlengkapan dan Pengelolaa aset
Kabupaten Bondowoso
Mempunyai Tugas
a. Menyiapkan Aplikasi Program Penatausahaan Keuangan
berupa Program dalam system komputer
b. Mencetak SPP dan SPM UP/GU/TU/LS

14
c. Mencetak - Laporan Keuangan Setiap Bulan
d. Mengecek Hasil Pekerjaan Yang Telah di cetak
e. Mencetak dan menggandakan RKA, RKAP,DPA dan DPPA
f. Menyerahkan SPJ, SPP dan SPM yang sudah di Verifikasi ke
DPPK
g. Membantu melakukan pengumpulan data dalam bidang kebutuhan
barang, mutu barang
h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pimpinan dalam hal
pelaksanaan penyusunan perencanaan

D. Dasar Hukum Pengelolaan Barang Milik Daerah


Dasar hukum pengelolaan barang milik daerah, antara lain yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tantang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan
Kendaraan Perorangan Dinas;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Penjualan Rumah
Negara;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah;
9. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
10. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

15
11. PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
atau Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;
13. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Kepentingan Umum
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65
Tahun 2005;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001 tentang
Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002 tentang
Nomor Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang Daerah Provinsi/
Kabupaten/ Kota;
16. Keputusan Menteri Dalem Negeri Nomor 12 tahun 2003 tentang
Pedoman Penilaian Barang Daerah;
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang dipisahkan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Soleh dan Rochmansjah, 2010:158).

E. Kendala-kendala dalam Penatausahaan Barang Milik Daerah


Pelaksanaan penatausahaan barang milik negara pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bondowoso yang dilaksanakan oleh Kepala bagian
Perlengkapan dan Pengelolaan Aset dalam penerapannya tak luput dari
kendala-kendala serta hambatan. Kendala serta hambatan yang dialami
dalam penatausahaan barang milik negara adalah sebagai berikut :
1. Tidak Adanya Dokumen Sumber Barang Milik Negara.
Dokumen sumber yang digunakan dalam penatausahaan barang milik
negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK.05/2007 antara lain : kuitansi, faktur pembelian, serta
dokumen lain yang sah. Salah satu kendala yang dihadapi Bagian

16
Perlengkapan adalah tidak adanya dokumen sumber atau data sumber
pada sebagian barang milik negara. Hal ini sangat menyulitkan Bagian
Perlengkapan dalam melakukan pencatatan nilai dari barang milik
negara tersebut. Karena nilai dari barang milik negara sangat penting
dalam penyusunan Buku Barang.
2. Banyaknya Barang Milik Negara yang Hilang.
Bagian Perlengkapan juga menghadapi kendala bahwa banyak barang
milik negara yang hilang dan tidak ada di tempat yang sebagaimana
mestinya. Hal ini sangat menyulitkan bagi penatausahaan barang milik
negara karena dalam Laporan Barang Milik Negara (LBMN) barang
yang dimaksud masih tercatat namun dalam kenyataan di lapangan
barang tersebut sudah tidak ada.
d. Banyaknya Barang Milik Negara Bernilai Kecil yang Rusak.
Kendala yang juga dihadapi Sub Bagian Perlengkapan adalah
banyaknya barang milik negara bernilai kecil yang rusak. Hal ini cukup
menyulitkan bagi Bagian Perlengkapan untuk melakukan pencatatan
barang-barang yang rusak tersebut karena jumlahnya yang sangat
banyak. Selain itu, kesulitan yang lain adalah sulitnya dalam
penyimpanan maupun penghapusan barang-barang yang rusak.

17
BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis Masalah
Dalam pengelolaan aset tetap (Barang Milik Negara) harus sesuai
dengan Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 yang disebut penyimpan
barang dan pengurus barang. Dibawah ini dapat dilihat siklus pengelolaan
aset/barang milik daerah menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri.
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran.
Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai
dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan
datang.
Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas
beban tugas dan tanggungjawab masing-masing unit sesuai anggaran
yang tersedia dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) barang apa yang dibutuhkan;
b) dimana dibutuhkan;
c) bilamana dibutuhkan;
d) berapa biaya;
e) siapa yang mengurus dan siapa yang menggunakan;
f) alasan-alasan kebutuhan; dan
g) cara pengadaan.
Standarisasi dan spesifikasi barang-barang yang dibutuhkan, baik
jenis, macam maupun jumlah dan besarnya barang yang dibutuhkan.
Standarisasi merupakan penentuan jenis barang dengan titik berat
pada keseragaman, kualitas, kapasitas dan bentuk yang memudahkan
dalam hal pengadaan dan perawatan, yang berlaku untuk suatu jenis
barang dan untuk suatu jangka waktu tertentu.

18
2. Pengadaan.
Pelaksanaan pengadaan berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahannya. Pengadaan adalah kegiatan
untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah dan jasa.
Pengadaan barang daerah dapat dipenuhi dengan cara:
1) Pengadaan/pemborongan pekerjaan;
2) Membuat sendiri (swakelola);
3) Penerimaan (hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban Pihak
Ketiga);
4) Tukar menukar; dan
5) Guna susun.
3. Penerimaan, Penyimpanan, dan Pengeluaran.
Hal ini diperlukan karena penerimaan aset dari pihak swasta atau
pihak ketiga terlebih dahulu diterima oleh Pimpinan Teknis Kegiatan
(PPTK) apabila diberi kewenangan oleh pengguna
anggaran/pengguna barang selaku kepala SKPD. Setelah itu para
PPTK menyerahkan kepada bendahara barang selaku petugas yang
menyimpan dan mencatat aset-aset daerah ke dalam buku inventaris.
Kemudian berdasarkan data yang ada pada bendahara barang
diberikan kepada pembuat laporan keuangan yang didalamnya adalah
membuat neraca daerah.
Kegiatan penyimpanan barang milik daerah yaitu;
1) Menerima, menyimpan,mengatur, merawat dan menjaga keutuhan
barang dalam gudang/ruang penyimpanan agar dapat
dipergunakan sesuai dengan rencana secara tertib, rapi dan aman;
2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan/pergudangan atas
semua barang yang ada dalam gudang;
3) Melakukan stock opname secara berkala ataupun insidentil
terhadap barang persediaan yang ada didalam gudang agar
persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan;
4) Membuat laporan secara berkala atas persediaan barang yang ada
di gudang.

19
Fungsi penyaluran adalah menyelenggarakan pengurusan
pembagian/pelayanan barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai
dengan kebutuhan. Kegiatan Penyaluran yaitu :
a. Menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit kerja;
b. Menyelenggarakan administrasi penyaluran dengan tertib dan rapi.
c. Membuat laporan realisasi penyaluran barang milik daerah.
4. Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar
semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Setiap aset yang
dibeli perlu dilakukan pemeliharaan agar aset yang ada tetap terawat
dan umur ekonomisnya dapat bertambah. Apabila dilakukan dengan
baik maka aset daerah akan lebih efisien dalam pengelolaannya.
5. Penatausahaan.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pencatatan dilakukan dalam rangka
memberikan kepastian catatan atas setiap barang yang dibeli atau
berubah keadaan karena terjadi mutasi maupun karena adanya
pemusnahan, dan sebagai dasar dalam memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang memerlukan dalam rangka pelaksanaan akuntabilitas
pengelolaan aset/barang milik daerah secara transparan.
6. Penggunaan.
Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menata usaha kan
barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.
7. Pemanfaatan.
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang
tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna
dengan tidak mengubah status kepemilikan.

20
8. Pengamanan.
Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam
pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan
tindakan upaya hukum.
9. Penilaian.
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif
didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan
menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang
milik daerah. Penilaian dilakukan ketika aset akan dihapus untuk dijual
atau dilakukan tukar-menukar atau untuk dilakukan kerja sama
pemanfaatan.
10. Penghapusan.
Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah
dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa
pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan
fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.
Dilakukan untuk mengoptimalkan aset/barang milik daerah agar
tidak terus-menerus dicatat dalam buku inventaris walaupun asset
yang dimaksud sudah tidak layak lagi digunakan atau bahkan sudah
berubah statusnya karena penjualan atau karena berubah status
hukum kepemilikan.
11. Pemindahtanganan.
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal Pemerintah
Daerah.
12. Pembiayaan.
Diperlukan agar tidak mudah dimanipulasi pengguna aset karena
aset daerah banyak ragam dan kepentingan yang dilaksanakan oleh
pejabat pengelola aset/barang milik daerah dan aparat pengawas,
sedangkan siklus pembiayaan diperlukan untuk membiayai
aset/barang milik daerah dalam rangka pembelian atau pemeliharaan.

21
13. Tuntutan ganti rugi.
Setiap aset yang hilang baik yang dilakukan bendahara maupun
oleh pajabat atau pegawai berdasakan kelalaiannya harus dilakukan
tuntutan ganti rugi aset/barang milik daerah agar tetap terjaga dengan
baik.

B. Pemecahan Masalah
Sistem pengelolaan aset tetap (Barang Milik Negara) ini perlu
diciptakan dengan baik agar para pengambil kebijakan lebih mudah dan
tepat dengan menggunakan berbagai formulir, baik yang telah ada dalam
Peraturan Mentri Negara Nomor 17 Tahun 2007 maupun pengelolaan
yang disajikan dalam bentuk statistik dengan membuat standar yang
mudah dipahami oleh stakeholder karena bentuk statistik pengelolaan
aset/barang milik negara yang mempunyai standar yang ditetapkan
dengan peraturan.
Suatu prosedur tentang pengelolaan aset/barang milik negara
harus dapat mendukung tertibnya mekanisme pengelolaan aset/barang
milik Negara yang merupakan suatu siklus yang saling terkait, yaitu;
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran
2. Pengadaan
3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
4. Penggunaan
5. Penatausahaan
6. Pemanfaatan
7. Pengamanan dan pemeliharaan
8. Penilaian
9. Penghapusan
10. Pemindahtanganan
11 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
12. Pembiayaan, dan
13. Tuntutan ganti rugi.

22
Dengan melihat siklus yang demikian banyak, maka prosedur
pengelolaannya mutlak diperlukan, karena tugas yang demikian banyak
tidak mungkin dapat dikerjakan oleh satu instansi dalam pengelolaan
aset/barang milik Negara. Untuk mengetahui sistem dan prosedur
pengelolaan aset tetap (Barang Milik Negara) sekretariat daerah
kabupaten Bondowoso.
Bagian Perlengkapan dan pengelolaan aset sekretariat daerah
kabupaten Bondowoso dalam melaksanakan penatausahaan barang milik
negara terlepas dari kekurangan, hambatan, maupun kelemahan telah
menggunakan aplikasi Sistem Informasi dan Manajemen Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

1. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Pembukuan Barang Milik Daerah


Bagian Perlengkapan dalam hal ini sebagai pelaksana
penatausahaan barang milik negara telah melaksanakan kegiatan
pembukuan terlepas adanya kekurangan-kekurangan dalam
pelaksanaannya. Bagian Perlengkapan dalam melaksanakan
penatausahaan barang milik negara telah melakukan pembukuan barang
milik negara yang berada dalam penguasaannya dengan membuat Buku
Barang Intrakomptabel dan Buku Barang Ekstrakomptabel. Pembuatan
Buku Barang Intrakomptabel dan Buku Barang Ekstrakomptabel yang
dilaksanakan oleh Sub Inventaris dan Kekayaan Negara telah sesuai
dengan prosedur yang diatur dalam bagian Lampiran Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 yaitu membukukan data transaksi
BMN ke dalam DBKP Intrakomptabel, DBKP Ekstrakomptabel.
Namun penulis menemukan bahwa Bagian Perlengkapan belum
membuat Buku Persediaan. Sebagaimana yang tertuang dalam bagian
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 dan
masih banyak dokumen-dokumen yang belum dibuat seperti Kartu
Identitas Barang (KIB) Tanah, Kartu Identitas Barang (KIB) Bangunan
Gedung, dan lainnya.

23
Bagian Perlengkapan telah melaksanakan penyimpanan dokumen
penatausahaan barang milik negara yang dikelolanya. Penyimpanan atau
pengarsipan semua dokumen penatausahaan barang milik negara
tersebut dilaksanakan pada setiap semester dan back up data
dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Pelaksanaan penyimpanan atau
pengarsipan dilakukan dalam bentuk Arsip Data Komputer (ADK) maupun
dalam almari atau filling cabinet. Namun dari wawancara yang dilakukan
penulis didapat fakta bahwa masih terdapat dokumen sumber barang
yang hilang atau yang belum dikomputerisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa Bagian
Perlengkapan telah melaksanakan pembukuan namun belum sepenuhnya
sesuai dengan aplikasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 171/PMK.05/2007. Oleh karena itu, kekurangan-kekurangan yang
ada hendaknya segera diperbaiki dimasa yang akan datang.

2. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Pelaporan Barang Milik Daerah


Sebagaimana ketentuan dalam bab XI pasal 71 ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa : “Kuasa
pengguna barang harus menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna
Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan
(LBKPT) untuk disampaikan kepada pengguna barang”. Dengan
dibuatnya Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan
juga Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) oleh Sub
Bagian Perlengkapan membuktikan bahwa Sub Bagian Perlengkapan
telah melaksanakan ketentuan sebagaimana terdapat dalam bab XI pasal
71 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006.
Selain itu, untuk prosedur tahunan setiap Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Barang (UAKPB) juga diwajibkan untuk membuat Laporan
Kondisi Barang (LKB) sebagaimana yang terdapat dalam lampiran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 yang berbunyi :
“Menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) dan
Laporan Kondisi Barang (LKB) beserta Arsip Data Komputer (ADK) ke
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) untuk dilakukan

24
rekonsiliasi”. Sub Bagian Perlengkapan telah membuat dan
memutakhirkan Laporan Kondisi Barang (LKB) untuk dilaporkan pada
setiap akhir tahun.
Namun, Bagian Perlengkapan belum membuat laporan rincian
kondisi barang yaitu Laporan Kondisi Barang (LKB) Baik, Laporan Kondisi
Barang (LKB) Rusak Ringan, Laporan Kondisi Barang (LKB) Rusak Berat.
Dari wawancara penulis, didapatkan data bahwa tidak dibuatnya laporan
rincian kondisi barang dikarenakan semua barang di Sekretariat daerah
Pemerintah Kabupaten Bondowoso dikategorikan baik. Barang yang rusak
ringan dan rusak berat telah dihapuskan sehingga Bagian Perlengkapan
tidak membuat laporan rincian kondisi barang.
Bagian Perlengkapan Pemerintah Kabupaten Bondowoso
melaksanakan pelaporan ke Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten
Bondowoso dan selanjutnya Sekretariat daerah Pemerintah Kabupaten
Bondowoso melapor ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPNL).
Dengan dilaksanakannya pelaporan barang milik negara maka
Bagian Perlengkapan telah mematuhi ketentuan yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 namun masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dikemudian hari.

C. Hambatan Pengelolaan Barang Milik Daerah


1. Masih kurangnya pemahaman tentang pengelolaan aset Barang Milik
Negara yang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang–
undangan.
2. Masih kurangnya kesadaran aparat pemerintahan daerah Kabuapten
Bondowoso tentang pentingnya pengelolaan aset Barang Milik Daerah
3. Aparat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bondowoso belum
sepenuhnya bersifat transparan tentang pengelolaan aset Barang
Milik Daerah telah ditetapkan Pemerintah.
4. Masih kurangnya tenaga ahli di pemrintah Daerah Kabupaten
Bondowoso, misalnya dalam pengelolaan aset Barang Milik Daerah.

25
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang penulis kemukakan, maka penulis
mencoba mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
terhadap analisis terhadap pelaksanaan penatausahaan barang milik
Pemerintah Kabupaten Bondowoso.
Adapun hasil penelitian terhadap analisis penatausahaan barang
milik Pemerintah Kabupaten Bondowoso dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Bagian Perlengkapan telah melaksanakan kegiatan pembukuan,
namun masih terdapat dokumen sumber perolehan barang milik
negara yang hilang.
2. Bagian Perlengkapan telah melaksanakan pembukuan namun belum
sepenuhnya sesuai dengan aplikasi yang diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007.
3. Dengan dilaksanakannya pelaporan barang milik negara maka Bagian
Perlengkapan telah mematuhi ketentuan yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
4. Pelaksanaan penatausahaan barang milik negara di Pemerintah
Kabupaten Bondowoso yang dilaksanakan oleh Bagian Perlengkapan
dalam penerapannya tak luput dari kendala-kendala serta hambatan.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat memberikan saran
saran, sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengelolaan barang milik
negara di Pemerintah Kabupaten Bondowoso dapat dikatakan sudah
berjalan optimal, penulis berharap pengelolaan Barang Milik Negara
pada Pemerintah Kabupaten Bondowoso harus di tingkatkan agar
Barang Milik Negara tersebut dapat lebih bermanfaat.

26
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso, pengelolaan Barang Milik
Negara dengan baik merupakan suatu nilai tambah dan citra yang baik
dalam mengedepankan efektif, efisiensi, transparan dan akuntabel
dalam pengelolaannya.
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi bahan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso

27
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mardiasmo. 2005. Otonomi Daerah. Salemba Empat: Jakarta


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Sholeh, Chabib dan Heru Rachmansyah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah. Jakarta. Fokus Media

28

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi Novita
    Skripsi Novita
    Dokumen70 halaman
    Skripsi Novita
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Silabus Lingkaran
    Silabus Lingkaran
    Dokumen4 halaman
    Silabus Lingkaran
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • 10 Lampiran Belakang
    10 Lampiran Belakang
    Dokumen34 halaman
    10 Lampiran Belakang
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover Baru
    Cover Baru
    Dokumen14 halaman
    Cover Baru
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover Pengajuan
    Cover Pengajuan
    Dokumen2 halaman
    Cover Pengajuan
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Dapus New
    Dapus New
    Dokumen5 halaman
    Dapus New
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • 08 Bab 6
    08 Bab 6
    Dokumen3 halaman
    08 Bab 6
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • 09 Daftar Pustaka
    09 Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    09 Daftar Pustaka
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Draf Perdirjen Juknis PKK 2020 - Final (DG Lampiran)
    Draf Perdirjen Juknis PKK 2020 - Final (DG Lampiran)
    Dokumen43 halaman
    Draf Perdirjen Juknis PKK 2020 - Final (DG Lampiran)
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Dafisi
    Dafisi
    Dokumen3 halaman
    Dafisi
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • 01 Cover
    01 Cover
    Dokumen1 halaman
    01 Cover
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover Djaka
    Cover Djaka
    Dokumen4 halaman
    Cover Djaka
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • KBK Aplikasi Perkantoran 2009
    KBK Aplikasi Perkantoran 2009
    Dokumen16 halaman
    KBK Aplikasi Perkantoran 2009
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Langkah SPSS
    Langkah SPSS
    Dokumen2 halaman
    Langkah SPSS
    indra afrisal
    100% (1)
  • Isi
    Isi
    Dokumen28 halaman
    Isi
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover PTS1
    Cover PTS1
    Dokumen1 halaman
    Cover PTS1
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen17 halaman
    Bab 1
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Usulan Judul
    Usulan Judul
    Dokumen3 halaman
    Usulan Judul
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover KBK
    Cover KBK
    Dokumen1 halaman
    Cover KBK
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah Bio Teknologi
    Cover Makalah Bio Teknologi
    Dokumen1 halaman
    Cover Makalah Bio Teknologi
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Cover Proposal NEW
    Cover Proposal NEW
    Dokumen1 halaman
    Cover Proposal NEW
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Judul Akuntasi 2
    Judul Akuntasi 2
    Dokumen1 halaman
    Judul Akuntasi 2
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-1
    Bab 1-1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1-1
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Definisi Operasional
    Definisi Operasional
    Dokumen1 halaman
    Definisi Operasional
    Wulandari Putri Pertama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-2
    Bab 1-2
    Dokumen10 halaman
    Bab 1-2
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Pengetahuan Tentang Keputihan
    Kuesioner Pengetahuan Tentang Keputihan
    Dokumen3 halaman
    Kuesioner Pengetahuan Tentang Keputihan
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Judul Akuntasi
    Judul Akuntasi
    Dokumen3 halaman
    Judul Akuntasi
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Pengolahan Data Rank Spearman
    Pengolahan Data Rank Spearman
    Dokumen3 halaman
    Pengolahan Data Rank Spearman
    Budi Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat