Anda di halaman 1dari 2

Pengertian

Bekam adalah metode pengobatan pengeluaran darah dengan menggunakan gelas vakum yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal pada titik-titik meridian
tertentu. (Widada, 2011)

Terapi Bekam merupakan suatu proses membuang darah kotor/toksin yang berbahaya dari
dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara menyedot. Darah kotor adalah darah yang
mengandung racun/toksin atau darah statis yang menyumbat peredaran darah, mengakibatkan
sistem peredaran darah tidak dapat berjalan lancar sehingga akan mengganggu distribusi nutrisi
dan imunitas seseorang, baik secara fisik maupun secara mental. Toksin adalah endapan racun/zat
kimia yang tidak bisa diurai oleh tubuh. Toksin-toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun
dari makanan yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis,
pestisida sayuran, dan lain-lain. Melalui minuman seperti zat pewarna, zat aroma, logam berat,
bahan kimia dan lain-lain. Melalui pernapasan disebabkan oleh asap kendaraan, asap pabrik, asap
rokok dan sebagainya. Serta melalui obat-obatan yang berupa antibiotic, analgesic, anti pyretic
dan sebagainya.

Cara kerja

Menurut kedokteran tradisional, bahwa dibawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau
titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan
membujur dan melintang membentuk jarring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan
dengan meridian atau habl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian
dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian kanan tubuh, antara organ-organ tubuh
dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan
dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu
kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Penelitian membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu pon, maka kulit(kutis),
jaringan bawah kulit(sub kutis) fascia dan otonya akan terjadi kerusakan dari mas cell dan lain-
lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin, bradikinin,
slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat inilah yang
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang
dibekam.dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini
menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah.akibatnay timbul efek relaksasi
(pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umu akan menururnkan tekanan darah
secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta
releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya
ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan
peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel. (Ummar, 2010)
Sedangkan golongan histamine yang ditimbulkannya mempunyai manfaat dalam proses reparasi
(perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell,
yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh.

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi kuat syaraf
permukaan kulit yang dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta
dan C, serta traktus spino thalamicus kea rah thalamus yang akan menghasilkan endorphin.
Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju
motor neuron dan menimbulan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah
kulit, dan peningkatan kerja jantung.

Pada system endokrin terjadi pengaruh pada system sentral melalui hypothalamus dan pituitary
sehingga menghasilkan ACTH.TSH,FSH-LH,ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung
berefek pada organ untuk menghasilkan hormone-hormon insulin, thyroxin, adrenalin,
corticotrophin, estrogen, progesterone, testosterone. Hormone-hormon inilah yang bekerja di
tempat jauh dari pembekaman. (Ummar, 2010)

Daftar pustaka

Widada, W. 2011. PENGARUH BEKAM TERHADAP PENINGKATAN SEL T CD8+ SEBAGAI MEKANISME
PERTAHANAN TUBUH . JURNAL PENELITIAN KESEHATAN SUARA FORIKES. Diakses tanggal 28 April 2019

Anda mungkin juga menyukai