Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
(.............................................)
(.....
.............
.............
.............
.)
BAB I
PENDAHULUAN
kurangnya indikator untuk mendeteksi tumor pada fase awal. Saat ini
(Limmahakhun, 2011).
dengan prognosis yang buruk pada pasien dengan kanker serviks (Chen,
cut-off rasio limfosit-monosit pre operasi sebesar 3,34 dari total 327 pasien
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
1. Pemeriksaan Radiologi
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan
keganasan relatif daritumor tulang. Pemeriksaan radiologi yang
dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis meliputi foto sinar-x
lokal pada lokasi lesi atau foto survei seluruh tulang ( bone survey )
apabila ada gambaran klinis yang mendukung adanya tumor
ganas/ metastasis. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran
tentang:
a. Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis,
metafisis, diafisis, ataupada organ-organ tertentu.
b. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
c. Jenis tulang yang terkena.
d. Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu:
e. Batas, apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi
atau tidak.
f. Sifat tumor, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah
memberikanreaksi pada periosteum, apakah jaringan lunak di
sekitarnya terinfiltrasi.
g. Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pemindaian radionuklida.
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil
seperti osteoma.
b. CT-scan.
Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang
keberadaantumor, apakah intraoseus atau ekstraoseus.
c. MRI
MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada
dalam tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke
jaringan lunak.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/
penunjang dalam membantumenegakkan diagnosis tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:
a. Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah,
haemoglobin,fosfatase alkali serum, elektroforesis protein serum,
fosfatase asam serum yangmemberikan nilai diagnostik pada tumor
ganas tulang.
b. Urine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein
Bence-Jones.
3. Biopsi
Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang
cukup untuk pemeriksaanhistologist, untuk membantu menetapkan
diagnosis serta grading tumor. Waktu pelaksanaanbiopsi sangat penting
sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologi
yangdipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-scan
dilakukan setelah biopsi, akan tampak perdarahan pada jaringan lunak
yang memberikan kesan gambaran suatu keganasanpada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
a. Biopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle
aspiration, FNA) dengan menggunakan sitodiagnosis, merupakan
salah satu biopsi untuk melakukandiagnosis pada tumor.
b. Biopsi terbuka.
Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif.
Keunggulan biopsi terbuka dibandingkan dengan biopsi tertutup,
yaitu dapat mengambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan
histologis dan pemeriksaanultramikroskopik, mengurangi kesalahan
pengambilan jaringan, dan mengurangikecenderungan perbedaan
diagnostik tumor jinak dan tunor ganas (seperti antara enkondroma
dan kondrosakroma, osteoblastoma dan osteosarkoma). Biopsi
terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan
pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block .
2.7 Penatalaksanaan
1. Tindakan Medis
a. Pembedahan secara menyeluruh atau amputasi. Amputasi dapat
dilakukan melalui tulang daerah proksimal tumor atau sendi proksimal
dari pada tumor.
b. Kemoterapi.
Merupakan senyawa kimia untuk membunuh sel kanker. Efektif
pada kanker yang sudah metastase. Dapat merusak sel normal.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan
osteosarkamo adalah kemoterapi preoperative (preoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan induction chemotherapy atau
neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperative (postoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada
tumor primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan
memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya mikro-
metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah melakukan
operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus masih dapat
mempertahankan ekstrimnya. Pemberian kemoterapi posperatif paling
baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah operasi.
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk
osteosarkoma adalah : doxorubicin (Andriamycin), cisplatin (Platinol),
ifosfamide (Ifex), mesna (Rheumatrex). Protocol standar yang
digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa
methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi (neoadjuvant)
atau terai adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah dengan ifosfamide.
Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang
intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate 60-80%.
c. Radiasi.
Efek lanjut dari radiasi dosis tinggi adalah timbulnya fibrosis.
Apabila fibrosisini timbul di sekitar pleksus saraf maka bisa timbul
nyeri di daerah yang dipersarafinya. Nyeri di sini sering disertai
parestesia. Kadang-kadang akibat fibrosis ini terjadi pula limfedema di
daerah distal dari prosesfibrosis tersebut. Misalnya fibrosis dari pleksus
lumbosakral akan menghasilkan nyeri disertai perubahan motorik dan
sensorik serta limfedema di kedua tungkai.
d. Analgesik atau tranquiser.
Analgesik non narkotik, sedativa, psikoterapi serta bila perlu
narkotika.
e. Diet tinggi protein tinggi kalori.
2. Tindakan Keperawatan
a) Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas
dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi (
pemberian analgetika ).
b) Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga
untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c) Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai
efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi
yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi
reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan
sesuai dengan indikasi dokter.
d) Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang
kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik
perawatan luka di rumah.
2.8 Komplikasi
A. PENGKAJIAN
Data pasien yang harus dikaji mencakup beberapa hal yaitu:
1. Identitas Pasien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang dipakai,
pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2. Riwayat Penyakit Terdahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang
berat/penyakit tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada
kesehatan sekarang, kaji adanya trauma prosedur operatif dan
penggunaan obat-obatan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena, Klien
mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak,
Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan seperti yang dialami klien/gangguan tertentu yang
berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal seperti
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
5. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual yang Mungkin Terganggu
a) Bernapas
Gejala: Napas pendek, dispnea nocturnal paroksismal, batuk
dengan atau tanpa sputum.
Tanda: Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul, batuk
produktif.
b) Makan dan Minum
Gejala: Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi
lemak, aditif, dan bahan pengawet), Anoreksia, mual/muntah,
Intoleransi makanan.
Tanda: Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat,
kaheksia, berkurangnya massa otot, Perubahan pada
kelembapan/turgor kulit, edema.
c) Eliminasi
Gejala: Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses,
nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri
atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen.
d) Aktifitas
Gejala: Kelemahan, malaise.
Tanda: Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak, Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen,
tingkat stress tinggi
e) Istirahat Tidur
Gejala : Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada
malam hari
Tanda : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
f) Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh pasien biasanya meningkat pada infeksi.
g) Kebersihan/Hygiene
Pasien tidak dapat melakukan personal hygiene secara mandiri
akibat kelemahan yang dialami.
h) Nyaman
Gejala: Nyeri tekan/nyeri lokal pada sisi yang sakit, mungkin
hebat atau dangkal.
Tanda : Perilaku hati – hati (distraksi), gelisah, jalan pincang
i) Keamanan
Gejala: Berulangnya infeksi. Pemajanan pada kimia toksik,
karsinogen, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda: Fraktur tulang, kalsifikasi metastasik, keterbatasan
gerak sendi, Ruam kulit, ulserasi.
j) Komunikasi dan Sosialisasi
Gejala: Kesulitan menjalankan fungsi peran dalam keluarga.
k) Belajar
Kebanyakan pasien tidak mengetahui penyakit yang
dialaminya serta apa pemicu munculnya stroke tersebut.
l) Rekreasi
Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar
rumah karena mengalami kelemahan dan mengikuti prosedur
pengobatan
m) Prestasi
n) Spiritual
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik atau inflamasi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya tumor
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan
kerusakan muskuloskeletal
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status
kesehatan
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencanca keperawatan yang
telah disusun. Selama implementasi perhatikan respon klien dan
dokumentasikan.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah NOC yang telah kita
rencanakan telah tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA