LANGKAH III
MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN
(1 Maret 2004 sampai dengan 30 April 2004)
Tabel 3.1 Data hasil uji coba perubahan jarak sproket dengan kebengkokan plate
slate.
X Y
N
Jarak antara sproket Kebengkokan plate slate
O
(mm) (mm)
1 385 25
2 386 23
3 387 20
4 388 17
5 389 15
6 390 13
7 391 10
8 392 8
9 393 5
10 394 3
11 395 0
30
Kebengkokan plate slate (mm)
25
20
15
10
5 r = -0,994
r2 = 0,9985
0
384 386 388 390 392 394 396
Jarak antara sproket (mm)
Gambar 3.1 Grafik scatter korelasi negatip perubahan jarak sproket terhadap
kebengkokan plate slate.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan grafik scatter diatas, semakin kecil jarak antara sproket berakibat
semakin besar kebengkokan plate slate.
2. Grafik menunjukan korelasi negatif dengan harga r = - 0,994
3. Jarak antara sproket sangat berpengaruh terhadap kerusakan plate slate
conveyor bagging machine.
Tujuan pengujian : Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara jarak lubang
baut plate slate dengan kerusakan plate slate conveyor.
Metoda pengujian : Gugus melakukan uji coba dengan merubah jarak antara
lubang baut plate slate dan melihat dampaknya terhadap
kebengkokan plate slate.
Waktu pengujian : 11 Maret 2004 sampai dengan 24 Maret 2004
Lokasi pengujian : Bagging machine 2805-LE
Pelaksana uji coba : Asep S, Maliki, dan Dhohri R
Tabel 3.2 Data hasil uji coba perubahan jarak antara lubang baut plate slate dengan
kebengkokan plate slate.
X Y
N
Jarak antara lubang baut plate slate Kebengkokan plate slate
O
(mm) (mm)
1 325 25
2 326 23
3 327 20
4 328 17
5 329 15
6 330 13
7 331 11
8 332 10
9 333 9
10 334 7
11 335 5
12 336 3
13 337 0
30
Kebengkokan plate slate (mm)
25
20
15
10
r = -0,993
5
r2 = 0,987
0
320 325 330 335 340
Jarak lubang baut plate slate (mm)
Gambar 3.2 Grafik scatter korelasi negatip perubahan jarak lubang baut plate slate
terhadap kebengkokan plate slate.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan grafik scatter diatas, semakin kecil jarak antara lubang baut plate
slate berakibat semakin besar kebengkokan plate slate.
2. Grafik menunjukan korelasi negatif dengan harga r = - 0,993
3. Jarak antara lubang baut plate slate sangat berpengaruh terhadap kerusakan
plate slate conveyor bagging machine.
Tujuan pengujian : Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara besar celah
guide plate terhadap plate slate dengan kerusakan plate
slate conveyor.
Metoda pengujian : Gugus melakukan uji coba dengan merubah besar celah
guide plate terhadap plate slate dan melihat dampaknya
terhadap kebengkokan plate slate.
Waktu pengujian : 24 Maret 2004 sampai dengan 3 April 2004
Lokasi pengujian : Bagging machine 2805-LE
Pelaksana uji coba : Asep S, Maliki, dan Suhanan S
Tabel 3.3 Data hasil uji coba perubahan besar celah guide plate terhadap plate slate
dengan kebengkokan plate slate.
X
Y
N Celah guide plate terhadap
Kebengkokan plate slate
O plate slate
(mm)
(mm)
1 10 25
2 9 23
3 8 19
4 7 15
5 6 11
6 5 9
7 4 5
8 3 2
9 2 1
30
Kebengkokan plate slate (mm)
25 r = 0,998
2
r = 0,9971
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Besar celah guide plate terhadap plate
slate (mm)
Gambar 3.3 Grafik scatter korelasi positip perubahan besar celah guide plate
terhadap plate slate dengan kebengkokan plate slate.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan grafik scatter di atas, semakin besar celah guide plate terhadap plate
slate berakibat semakin besar kebengkokan plate slate.
2. Grafik menunjukan korelasi positip dengan harga r = 0,998
3. Besar celah guide plate terhadap plate slate sangat berpengaruh terhadap
kerusakan plate slate conveyor bagging machine.
Tabel 3.4 Data hasil uji coba perubahan jarak bag holder terhadap plate slate
dengan kebengkokan plate slate.
X
Y
N Jarak bag holder terhadap
Kebengkokan plate slate
O Plate slate
(mm)
(mm)
1 1100 25
2 1080 22
3 1060 21
4 1040 19
5 1020 17
6 1000 14
7 980 12
8 960 8
9 940 6
10 920 4
11 900 2
12 880 1
30
Kebengkokan plate slate (mm)
25 r = 0,996
r2 = 0,992
20
15
10
0
800 900 1000 1100 1200
Jarak bag holder terhadap plate slate (m m )
Gambar 3.4 Grafik scatter korelasi positip perubahan jarak bag holder terhadap
plate slate dengan kebengkokan plate slate.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan grafik scatter di atas, semakin besar jarak bag holder terhadap plate
slate berakibat semakin besar kebengkokan plate slate.
2. Grafik menunjukan korelasi positip dengan harga r = 0,996
3. Jarak bag holder terhadap plate slate sangat berpengaruh terhadap kerusakan
plate slate conveyor bagging machine.
Tabel 3.5 Data hasil uji coba perubahan tegangan chain dengan kebengkokan
plate slate.
X
Y
N Jarak lendutan chain dari
Kebengkokan plate slate
O posisi lurus
(mm)
(mm)
1 30 10
2 28 9
3 26 8
4 24 7
5 22 6
6 20 5
7 18 4
8 16 4
9 14 2
10 12 2
11 10 1
12 8 1
11
10
kebengkokan plate slate (mm)
9 r = 0,991
8 r2 = 0,981
7
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Jarak lendutan chain dari posisi lurus (mm)
Gambar 3.5 Grafik scatter korelasi positip perubahan jarak lendutan chain dari
posisi lurus dengan kebengkokan plate slate.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan grafik scatter di atas, semakin besar jarak lendutan chain terhadap
posisi lurus (semakin kendor) berakibat semakin besar kebengkokan plate slate.
2. Grafik menunjukan korelasi positip dengan harga r = 0,991
3. Pengaturan ketegangan chain sangat berpengaruh terhadap kerusakan plate
slate conveyor bagging machine.
5 360/0 1
r = 0,991 r = 0,994
(72,75) (71,97)
288,25 71,97
4 2
r = 0,996 r = 0,993
(72,14) (71,89)
216,11 143,86
3
r = 0,998
(72,25)
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil uji coba dan diagram pie chart di atas maka penyebab
yang berpengaruh dominan terhadap kerusakan plate slate conveyor bagging
machine 2805-LE adalah :
1. Pemasangan posisi sproket tidak tepat.
2. Belum ada jarak standar lubang baut plate slate.
3. Celah antara guide plate terhadap plate slate besar.
4. Jarak antara bag holder dengan plate slate 1100 mm.
5. Pengaturan tegangan chain tidak tepat.