Anda di halaman 1dari 9

In-office dental bleaching memungkinkan dokter gigi untuk memiliki kontrol yang

lebih besar dan mencegah pasien tertelan bahan kimia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal,
In-office dental bleaching membutuhkan waktu aplikasi yang lebih lama serta menyesuaikan
bleaching agent yang akan diaplikasikan pada permukaan gigi pada setiap kunjungan pasien.
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menilai, dengan cara desain mulut terpisah pada
satu pasien, hasil akhir dari warna gigi dan sensitivitas gigi yang dihasilkan dari 2 protokol
bleaching yang berbeda: 1 aplikasi 35% hidrogen peroksida selama 45 menit dan 3 aplikasi
35% hidrogen peroksida masing-masing selama 15 menit. Baik pasien maupun 5 orang yang
tidak memiliki pengetahuan dalam teknik bleaching ikut serta mencatat perbedaan dalam hasil
akhir pada aspek estetika dari 2 protokol segera setelah prosedur selesai. Selain itu, pasien
menyatakan bahwa tidak ada sensitivitas gigi yang berkaitan dengan kedua protokol. Hasil
bleaching di kedua sisi dipertahankan setelah 15 hari.

Pasien sering meminta perawatan bleaching karena merupakan cara konservatif yang
efektif untuk meningkatkan estetika. Selain itu, penelitian telah melaporkan bahwa bleaching
gigi dapat meningkatkan kualitas hidup terkait kesehatan mulut pasien.
Efektivitas bleaching tergantung pada waktu dan konsentrasi. Perawatan bleaching gigi
di rumah (at-home bleaching) biasanya disarankan selama beberapa minggu, tergantung pada
jenis pewarnaan gigi dan konsentrasi bleaching gel, yang dapat bervariasi dari 5% hingga 35%.
karbamid peroksida. Teknik bleaching gigi ini merupakan prosedur bleaching yang paling
umum.
Meskipun terdapat keuntungan dari teknik bleaching di rumah, beberapa pasien tidak
merasa nyaman untuk memakai tray, sehingga digunakan teknik In-office dental bleaching
sebagai alternatif. In-office dental bleaching dengan hidrogen peroksida (HP) pertama kali
diperkenalkan oleh Abbot pada tahun 1918. In-office dental bleaching memungkinkan dokter
gigi untuk memiliki kontrol prosedur yang lebih kompleks dan mencegah pasien tertelan bahan
kimia. Selama prosedur yang dilakukan di klinik, bleaching gel diaplikasikan pada permukaan
enamel dengan diterangi dengan sumber cahaya.
In-office dental bleaching memerlukan konsentrasi hidrogen peroksida yang lebih
tinggi, biasanya 15% -38% . Selain itu, in-office dental bleaching biasanya membutuhkan
periode waktu aplikasi hidrogen peroksida yang lebih lama, dimana zat bleaching pada
permukaan gigi diubah untuk mendapatkan yang optimal. hasil. Selama perawatan in-office
dental bleaching, HP biasanya diaplikasikan pada permukaan enamel dan dibiarkan tidak
terganggu selama 5-15 menit; prosedur ini diulangi 3-5 kali selama setiap kunjungan, dan
tergantung pada merk bleaching gel yang dipakai. Gel diaplikasikan setiap 5-15 menit sekali
dikarenakan adanya degradasi hidrogen peroksida yang cepat. Pada penelitian terdahulu,
konsentrasi rata-rata HP aktif yang tersisa dalam gel HP yaitu konsentrasi rendah setelah 1 jam
kontak dengan gigi adalah 32,2%. Tingkat degradasi yang serupa diharapkan pada gel HP
dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 35%. Karena bleaching gel mempertahankan
aktivitas substansial setelah 1 jam, maka satu kali aplikasi yang lama dapat menghasilkan efek
pemutihan gigi yang mirip dengan aplikasi berulang kali pada kunjungan pasien. Protokol ini
dapat mengurangi biaya perawatan in-office dental bleaching dengan mengurangi jumlah
bahan yang digunakan dan mempersingkat waktu perawatan.
Sampai saat ini, beberapa penelitian in vitro dan in vivo telah mengevaluasi efek dari
beberapa protokol yang berbeda untuk pembaharuan bleaching gel selama perawatan in-office
dental bleaching terhadap hasil akhir perawatan dalam hal perubahan warna, pH akhir, dan
sensitivitas gigi. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan warna akhir dan
hasil sensitivitas gigi yang diperoleh pada satu pasien yang dirawat dengan 2 protokol
pemutihan gigi yang berbeda di klinik dalam desain yang terpisah di dalam mulut. Perawatan
ini terdiri dari 1 aplikasi 35% HP selama 45 menit (1 × 45 menit) di sisi kanan pasien dan 3
aplikasi 35% HP untuk masing-masing 15 menit (3 × 15 menit) di sisi kiri pasien.

Laporan Kasus
Pasien, seorang wanita berusia 36 tahun, dirujuk ke Postgraduate Clinic of the School
of Dentistry, University of São Paulo, São Paulo, Brazil, untuk dilakukan perawatan bleaching.
Dilakukan pemeriksaan pada riwayat gigi pasien, dan pemeriksaan klinis. Pasien menunjukkan
kesehatan mulut yang sangat baik dan tidak ada sensitivitas gigi, pasien tersebut pernah
dilakukan perawatan in-office dental bleaching 6 tahun yang lalu.

Gambar 1. Senyum pasien sebelum prosedur bleaching menunjukkan adanya perubahan warna
gigi.
Gambar 2. Light-cured resin barrier diposisikan untuk melindungi gingiva, dan diaplikasikan
bleaching gel.

Gambar 3. Lima belas menit setelah aplikasi gel, tepi kertas pengukur pH diposisikan pada
bleaching gel sampai ujung kertas berubah warna.

Gambar 4. Setelah kertas pengukur pH telah diposisikan pada bleaching gel, warna pada tepi
kertas dibandingkan dengan skala pH; warna terdekat menunjukkan perkiraan nilai pH dari gel.

Gambar 5. Di sisi kiri pasien, gel diaplikasikan kembali (gel merah muda). Di sisi kanan pasien,
gel tidak diaplikasikan kembali (gel transparan).
Gambar 6. Tiga puluh menit setelah aplikasi gel pertama, pH diukur di kedua sisi, menunjukkan
pH sekitar 7,0.

Pada perawatan bleaching yang disarankan, bleaching gel yaitu HP 35% pada gigi-
geligi pasien sebelah kiri akan diganti sebanyak 3 kali (setiap 15 menit), sesuai dengan instruksi
pabrik. Di sisi kanan, gel HP 35% yang sama akan diaplikasikan sebanyak 1 kali selama 45
menit. Pendekatan secara split-mouth dijelaskan kepada pasien, dan pasien memberikan
persetujuan. Profilaksis gigi dilakukan dengan pasta profilaksis dan polishing brush. Senyum
pasien difoto untuk mendapatkan catatan warna gigi sebelum perawatan (Gambar 1). Warna
gigi sebelum perawatan juga diukur dengan spektrofotometer (VITA Easyshade, VITA North
America) yang diposisikan di servikal, tengah, dan insisal dari gigi seri insisivus rahang atas
dan kaninus.
Light-cured resin barrier ditempatkan pada gingiva untuk melindungi jaringan
periodontal (Gambar 2). Sikat sekali pakai digunakan untuk mengaplikasikan gel hidrogen
peroksida dengan konsentrasi 35% (Whiteness HP 35, FGM Produtos Odontológicos) pada
permukaan bukal gigi rahang atas dan rahang atas dari premolar pertama kanan ke premolar
pertama kiri, menutupi seluruh permukaan gigi. Setelah 15 menit, pH gel peroksida diukur
dengan kertas pengukur pH (J Prolab) di kedua sisi mulut (Gambar 3). Tepi kertas pengukur
pH ditempatkan pada bleaching gel sampai terdapat perubahan warna yang diamati pada tepi
kertas pH. Hasil warna akhir yang diperoleh di atas kertas dibandingkan dengan warna skala
terdekat untuk memperkirakan pH gel (Gambar 4).
Gambar 7. Di sisi kiri pasien, gel diaplikasikan kembali untuk kedua kalinya (pink gel). Di sisi
kanan pasien, gel tidak diaplikasikan (gel transparan).

Gambar 8. Empat puluh lima menit setelah awal aplikasi gel pertama, pH diukur lagi di kedua
sisi, menunjukkan pH sekitar 7,0.

Gambar 9. Setelah perawatan in-office dental bleaching, tidak ada perbedaan warna antara sisi
kiri dan kanan.

Setelah pH diukur, bleaching gel pada lengkung gigi pada sisi kiri diaplikasikan
kembali mengikuti instruksi pabrik (Gambar 5). Di sisi kanan pasien, gel yang sama
diaplikasikan sebanyak satu kali selama 45 menit. Dilakukan pengukuran pH gel peroksida
kembali yang diukur dengan kertas pengukur pH pada menit ke-30 diukur di kedua sisi mulut
(Gambar 6). PH gel diukur kembali pada menit ke- 45 (Gambar 8).
Kertas pH tidak menunjukkan adanya variasi nilai pH dari bleaching gel, dimulai dari
pengukuran pada 15 menit pertama hingga saat perawatan bleaching selesai, dalam kedua
protokol yang diuji, kedua hasil menunjukkan pH bersifat basa (sekitar 7,0). Setelah perawatan
selesai, pasien mengatakan bahwa ia puas dengan hasil warna akhir dan tidak dapat
membedakan perbedaan warna gigi antara sisi kanan dan kiri (Gambar 9). Setelah 3 hari setelah
perawatan bleaching, pasien ditanya apakah ia pernah mengalami sensitivitas gigi, dan
mengatakan bahwa tidak ada sensitivitas pada salah satu gigi yang telah dilakukan perawatan
bleaching.
Tabel. Shade gigi rahang atas sebelum dan sesudah perawatan bleaching.

Gigi Insisivus Sentral Kaninus

Kanan Kiri Kanan Kiri

Shade awal

Servikal B3 A1 A2 A2

Tengah B1 B1 A1 B2

Insisal B1 D2 D2 D2

Shade setelah perawatan bleaching selesai

Servikal A2 A1 B2 A2

Tengah B1 B1 A1 A1

Insisal B1 B1 B1 B1

Shade 15 hari setelah perawatan bleaching

Servikal A2 A1 A2 B2

Tengah B1 B1 A1 A1

Insisal B1 A1 A1 A1

Diukur dengan spektrofotometer digital (VITA Easyshade). Bleaching dilakukan dengan


hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35%: gigi pada sisi kanan, aplikasi 1 × 45 menit; gigi
pada sisi kiri, aplikasi 3 × 15 menit.

Shade gigi diukur dengan spektrofotometer pada akhir perawatan bleaching dan 15 hari
setelah perawatan untuk dibandingkan dengan pengukuran awal. Pada semua gigi-geligi,
terjadi perubahan warna (Tabel). Hasil bleaching gigi dari kedua sisi dipertahankan setelah 15
hari. Lima dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi yang tidak berpartisipasi dalam prosedur
klinis diminta untuk menilai perubahan dan melaporkan perbedaan yang diamati pada warna
gigi akhir di kedua sisi. 5 individu yang tidak memiliki pengetahuan terhadap perawatan
bleaching, memeriksa pasien secara langsung. Semua pengamat melaporkan bahwa mereka
tidak menemukan perbedaan yang terlihat secara klinis pada warna di kedua sisi gigi.

Diskusi
In-office dental bleaching biasanya membutuhkan waktu aplikasi yang lama pada setiap
kunjungan pasien, dimana bleaching agent diaplikasikan ke permukaan gigi sebanyak beberapa
kali. Laporan kasus ini menggambarkan hasil dari 2 protokol in-office dental bleaching yang
berbeda yang diaplikasikan pada satu pasien yang sama (split-mouth dental bleaching). Tidak
ada perbedaan yang terlihat pada hasil akhir dari warna gigi yang diperoleh melalui 2 protokol.
Selain itu, pasien menyatakan bahwa tidak ada sensitivitas gigi pada salah satu sisi yang
dilakukan perawatan bleaching. Sebagian besar produsen produk bleaching jenis ini
merekomendasikan agar bleaching gel diaplikasikan setiap 15 menit. Selanjutnya, menurut
produsen, waktu paruh dari produk bleaching biasanya 10-15 menit, yang berarti bahwa
bleaching agent harus diaplikasikan kembali setelah 10-15 menit. Namun, literatur
menunjukkan hasil yang bertentangan dengan pernyataan tersebut, dan beberapa penelitian
telah mempelajari protokol ideal untuk perawatan in-office dental bleaching. Tidak ada bukti
kuat untuk menegaskan bahwa aplikasi bleaching gel harus dilakukan setiap 15 menit.
Diketahui bahwa telah ada 2 uji klinis yang menguji berbagai protokol in-office dental
bleaching untuk meneliti kebutuhan dalam pengaplikasian bleaching gel. Reis et al menguji
protokol yang sama yang diadopsi dalam kasus klinis ini: aplikasi 3x15 menit dan 1x45 menit
dengan aplikasi gel hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35%. Penelitian sebelumnya
tersebut dilakukan dengan 30 pasien (n = 15 per protokol) namun tidak menggunakan teknik
split-mouth dental bleaching. Reis et al menyimpulkan bahwa gel hidrogen peroksida dengan
konsentrasi 35% untuk perawatan in-office dental bleaching harus diterapkan dengan aplikasi
3x15 menit karena aplikasi 1x45 menit mengurangi kecepatan bleaching dan sedikit
meningkatkan intensitas sensitivitas gigi.
Vildósola et al menggunakan gel HP dengan konsentrasi 6% dengan hybrid
LED/aktivasi laser pada 30 pasien dengan menggunakan teknik split-mouth dental bleaching.
Pada semua pasien, setengah sisi rahang mereka dirawat dengan protokol konvensional 3 × 12
menit, dan setengah sisi lainnya diaplikasikan dengan protokol 1 × 36 menit. Aplikasi ini sama-
sama efektif, dan tidak ada perbedaan dalam sensitivitas yang dilaporkan oleh pasien.
Meskipun terdapat perbedaan dalam konsentrasi gel dan durasi protokol yang diadopsi oleh
Vildósola et al, penelitian mereka menunjukkan hasil yang sama dengan yang ditemukan dalam
laporan kasus ini. Uji klinis lebih lanjut harus dilakukan dengan tujuan mencapai protokol
berbasis bukti.
Penelitian lain mengenai topik ini dilakukan secara in vitro. Semua penelitian in vitro
ini menyimpulkan bahwa aplikasi bleaching gel berulang pada in-office dental bleaching tidak
diperlukan. Caneppele et al menyimpulkan bahwa aplikasi bleaching gel berulang dengan
protokol 3 × 10 menit per kunjungan tidak mempengaruhi keberhasilan perawatan
dibandingkan dengan aplikasi 1 × 30 menit dan 1 × 40 menit. Dalam studi in vitro, Al-Harbi
et al juga menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam efek bleaching yang dapat diamati
setelah aplikasi bleaching gel dengan protokol 2 × 30 menit atau 4 × 15 menit.
Kwon et al meneliti hasil bleaching dan jumlah penetrasi HP ke dalam ruang pulpa
setelah 2 protokol in-office dental bleaching yaitu 3 × 20 menit (n = 40) dan 1 × 60 menit (n =
40). Pada kelompok dengan protokol 1×60 menit, penulis menutupi gigi dengan linear low-
density polyethylene wrap untuk mencegah dehidrasi gel. Tidak ada perbedaan dalam hasil
akhir pada warna gigi pada kedua protokol; namun, ada penetrasi hidrogen peroksida yang
lebih besar secara signifikan ke dalam pulpa untuk kelompok dengan perawatan bleaching
konvensional (3 x 20 menit). Perubahan warna tidak berkorelasi dengan penetrasi hidrogen
peroksida. Marson et al juga melaporkan tidak ada perbedaan dengan perubahan cahaya setelah
perawatan bleaching ketika membandingkan teknik aplikasi dengan protokol 1 × 45 menit dan
3 × 15 menit.
Dalam studi kasus ini, pH bleaching gel pada kedua protokol diukur 3 kali yaitu pada
menit ke- 15, 30, dan 45 setelah dimulainya perawatan. Dekomposisi hidrogen peroksida
dipercepat oleh alkalinitas. Beberapa produk bleaching tersedia dalam 2 botol, 1 mengandung
larutan hidrogen peroksida asam yang stabil dan yang lainnya merupakan katalis alkali. Ketika
larutan dicampur, pH menjadi netral, memulai aktivitas dan degradasi hidrogen peroksida
seiring waktu. Saat hidrogen peroksida mengalami degradasi, hidrogen peroksida menjadi
bersifat asam, mengurangi efektivitas dari hidrogen peroksida, dan mungkin menyebabkan
kerusakan pada struktur gigi. Potensi kerusakan struktural gigi dapat terjadi pada aplikasi
berulang dari gel hidrogen peroksida selama perawatan in-office dental bleaching. Namun,
dekomposisi hidrogen peroksida memerlukan periode waktu tertentu jika tidak ada aktivator
(seperti panas) yang digunakan. Caneppele et al memverifikasi bahwa pH gel hidrogen
peroksida dengan konsentrasi 35% adalah 6,54 pada awal dan 6,30 setelah 40 menit; artinya,
pH tidak berubah secara substansial setelah 40 menit. Setelah 40 menit, diamati penurunan pH
yang kecil dan tidak signifikan. Namun, pH tetap dalam tingkat yang dapat ditoleransi; tidak
terlalu asam untuk dapat mengakibatkan peningkatan demineralisasi enamel, dan sifat asam
meminimalkan degradasi produk bleaching. Dalam laporan kasus ini, pengukuran pH
didapatkan hasil yang sama.
Marson et al menemukan adanya sedikit penurunan konsentrasi hidrogen peroksida dari
34% menjadi 29% setelah 40 menit. Temuan ini mendukung gagasan bahwa tidak perlu
mengaplikasikan bleaching gel berulang kali selama perawatan in-office dental bleaching.
Caneppele et al melaporkan bahwa konsentrasi hidrogen peroksida hanya menurun sedikit dan
penurunan ini tidak signifikan pada permukaan gigi 40 menit setelah aplikasi gel, menunjukkan
bahwa sejumlah kecil peroksida telah terdegradasi. Hasil mereka menguatkan temuan
penelitian lain dalam literatur, yang menentukan secara in vitro bahwa 91% -93% dari hidrogen
peroksida yang aktif masih tersedia untuk dapat dilakukan prosedur bleaching 1x45 menit
setelah pencampuran gel hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35% -38%. Dengan demikian,
degradasi hidrogen peroksida yang cepat bukanlah alasan yang tepat untuk dilakukan prosedur
bleaching yang harus diaplikasikan berulang setiap 15 menit.

Kesimpulan
Tidak ada perbedaan mengenai hasil akhir pada aspek estetika yang dicatat setelah
penggunaan 2 protokol bleaching yang berbeda dalam studi dengan teknik split-mouth dental
bleaching. Selain itu, pasien melaporkan tidak ada sensitivitas gigi yang terkait dengan kedua
protokol. Hasil dalam laporan kasus ini menunjukkan bahwa tidak perlu mengaplikasikan
bleaching gel berulang kali selama perawatan in-office dental bleaching. Studi lebih lanjut
harus dilakukan dengan tujuan menentukan protokol berbasis bukti.

Anda mungkin juga menyukai