Anda di halaman 1dari 82

DIAGNOSTIC IMAGING OF THE

TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Kelompok 9
Amalia Yosi (144)
Ngafiyah Amalia (145)
Sally Salsabila (147)
Afifa Rizki (148)
TEMPOROMANDIBULAR
JOINT (TMJ)
Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan salah satu
persendian yg kompleks pada tubuh manusia. Selain berperan dalam
membuka dan menutup mulut, TMJ juga berperan dalam proses
pengunyahan dimana saat proses pengunyahan temporomandibular
menopang tekanan yang cukup besar
ANATOMI TMJ
KOMPONEN MANDIBULAR

KOMPONEN TEMPOLAR

ARTICULAR DISC

JARINGAN RETRODISKAL
KOMPONEN MANDIBULAR :
kondilus
• panjang : ±20 mm
mediolateral

• ketebalan : ±8-10 mm
anteroposterior

• bentuk : bervariasi

• Ujung ekstrim dari kondilus


disebut : kutub medial dan
lateral, di antara kutub
tersebut terbentuk sumbu
panjang kondilus
• Gambaran radiografik :

-pada anak-anak kortikal border


sedikit atau tidak ada

-pada orang dewasa kortikal


border terlihat pada gambar
radiografik. Namun, lapisan
fibrokartilago yang meliputi
kondilus tidak terlihat.
KOMPONEN TEMPORAL :
Fossa Mandibula
• ditutupi dengan lapisan tipis fibrocartilage.
• Batas :
posterior : Fisura squamotympanic dan fisura petrotympanic
media : tulang sphenoid
superior : lantai tulang cranii
• Kedalaman : bervariasi

Artikular Eminensia
• Bagian posterior : cembung
• Bagian inferior : puncak seperti huruf "S" bila dilihat dalam
bidang sagital.

Tuberkulum anterior
Keterangan :
• AE: articular eminence

• AT: articular tubercle

• EAM: external auditory


meatus

• MF: mandibular fossa

• MP: mastoid process

• SP: styloid process

• TP: tympanic plate


Gambaran radiografik tampak koronal
ARTICULAR DISC
• Termasuk komponen jaringan
lunak TMJ

• Terdiri dari jaringan ikat avaskular


berserat

• Terletak di antara komponen


mandibular (condyl) dan
komponen temporal.

• Membagi rongga sendi menjadi


dua kompartemen, yaitu inferior
dan superior

• Normal : bentuk cekung dengan


band anterior tebal, band
posterior tebal, dan bagian
tengah yang tipis dan bagian
medial lebih tebal dari lateralnya.
JARINGAN RETRODISCAL
• komponen jaringan lunak TMJ

• Terdiri dari : lamella superior (kaya elastin)

dan lamella inferior

• terdapat wilayah dengan jaringan

pembuluh darah yang longgar, yang sering

disebut sebagai zona bilaminar.

• Jaringan retrodiskal dipersarafi dengan baik

dan mungkin menjadi sumber rasa sakit

• Ketika kondil bergerak ke depan, jaringan

retrodiskal memperluas volumenya, sebagai

akibat dari distensi vena, yang berfungsi

untuk mengisi ruang dibelakang kondil.


KELAINAN PADA TMJ

Kelainan TMJ merupakan


kelainan yang mengganggu
bentuk normal maupun
fungsi dari persendian.
Tanda-tanda dan gejala dari
dysfungsi TMJ yaitu :

nyeri pada TMJ atau telinga atau pada


keduanya, sakit kepala, sakit pada otot,
kaku sendi, clicking atau suara sendi
lain, berkurangnya kemampuan
gerakan, dan subluksasi.
Imajing TMJ diperlukan untuk melengkapi informasi yang telah

didapat dari pemeriksaan klinis, terutama apabila dicurigai adanya

abnormalitas pada tulang atau infeksi, perawatan konservatif yang

gagal, atau gejala yang semakin parah.


TEKNIK RADIOGRAFI TMJ
1. PANORAMIC PROJECTION

2. PLAIN FILM IMAGING MODALITIES

3. CONVENTIONAL TOMOGRAPHY

4. COMPUTED TOMOGRAPHY
PANORAMIC
PROJECTION

(+)
• Dapat membandingkan sisi kanan dan kiri
• Screening odontogenic disease
• Identifikasi perubahan tulang condylus (asimetris, extensive erosion, tumor,
fraktur)
(-)
• Tidak dapat memberi infomasi mengenai posisi dan fungsi condylus
• Perubahan tulang ringan tidak terlihat jelas
PLAIN FILM IMAGING MODALITIES

Plain Films, biasanya terdiri dari


kombinasi antara proyeksi transcranial,
transpharyngeal (Parma), transorbital, dan
submentovertex (basal), yang dapat
menggambarkan gambaran TMJ dari
berbagai potongan.
TRANSCRANIAL
PROJECTIONS
Untuk melihat gambaran lateral dapat digunakan proyeksi
transcranial dan transpharyngeal. Proyeksi transcranial
diambil pada saat posisi mulut membuka dan menutup.
Proyeksi ini menggambarkan aspek lateral dari TMJ
TRANSPHARYNGEAL
PROJECTIONS

Proyeksi transpharyngeal diambil

hanya pada saat posisi mulut

membuka, dan dari proyeksi ini dapat

terlihat aspek medial dari condylus.


TRANSORBITAL PROJECTION

Proyeksi transorbital diambil pada saat posisi mulut membuka atau dalam
kondisi protrusi. Dari proyeksi transorbital ini dapat terlihat keseluruhan aspek
medial-lateral condylus pada bidang frontal, sangat berguna untuk
mendeteksi adanya fraktur leher condylus.
SUBMENTOVERTEX PROJECTION

Proyeksi submentovertex dapat menampilkan gambaran


dasar tengkorak dan condylus pada bidang horisontal.
Proyeksi submentovertex ini biasa digunakan untuk
memperkirakan angulasi dari kepala condylus.
CONVENTIONAL TOMOGRAPHY

Tomography dapat memberikan potongan-potongan


gambaran dari berbagai sudut TMJ, menampilkan
posisi condylus sebenarnya dan menggambarkan
perubahan tulang.
Conventional tomography
COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)
• Memberikan gambaran dalam bentuk 3
dimensi dan memberikan potongan
gambaran struktur internal komponen
tulang dari sendi.
• Hanya conventional CT yang memberikan
gambaran jaringan lunak yang ada
disekitarnya.
Conventional CT
Developmental Abnormalities
(Anomali dalam bentuk dan ukuran komponen TMJ)

Condylar Hyperplasia
Condylar Hypoplasia
Juvenile Arthrosis

ABNORMALITAS Coronoid Hyperplasia

TMJ
Bifid Condyle

Soft Tissue Abnormalities


Internal Derangements
CONDYLAR HYPERPLASIA

• DEFINISI

Condylar hyperplasia merupakan pertumbuhan abnormal yang

menyebabkan perluasan dan perubahan bentuk kepala mandibula

• ETIOLOGI

Pengaruh hormonal, trauma, infeksi, faktor herediter, faktor intra

uterine, dan hipervaskularisasi.


• MEKANISME PENYAKIT

Diperkirakan karena adanya cartilago yang overactive  meningkatkan

ketebalan dari cartilago dan precartilagonous layers

• KLINIS

– Sering pada laki-laki usia < 20 th

– Sifatnya unilateral

– Mandibular yang asimetris

– Posterior open bite pada sisi yang terkena atau crossbite pada bagian

yang kontralateral.

– Dapat memiliki gejala disfungsi TMJ & susah membuka mulut.


GAMBARAN RADIOGRAFIK
• Condylus relatif normal tetapi membesar atau bentukannya

• dapat berubah (conical, spherical, elongated, lobulated) atau irreguler.

• Lebih terlihat radiopaque

• Leher condylus elongasi (memnajang), menebal, dapat terlihat membelok ke arah lateral saat dilihat dari arah coronal
(anteroposterior).

• Ketebalan cortical dan pola trabecular membesar

• Glenoid fossa dapat mengalami pembesaran

• Bagian ramus dan body mengalami pembesaran.

• Differential diagnosis: osteochondroma, osteoma, dan large osteophyte.


CONDYLAR HYPOPLASIA

• DEFINISI

Ukuran kondilus yang lebih kecil dari ukuran normal (kegagalan condylus
mencapai normal).

Bermanifestasi menjadi kondisi yang lebih luas seperti mikrognati, Treachor


Collins Syndrome, dapat dihubungankan pada cacat telinga kongenital dan
arcus zigomaticus

• ETIOLOGI

Gangguan kongenital, abnormalitas pertumbuhan, trauma, kelainan


dapatan, spontan
• KLINIS

– Condylus berukuran kecil, biasanya memiliki morfologi normal.

– Unilateral atau bilateral

– Bisa disertai mandibular hypoplasia dan asimetris wajah

– Bisa disertai gejala disfungsi TMJ

– Dagu mengarah ke sisi yang mengalami kelainan saat

membuka dan menutup


GAMBARAN RADIOGRAFIK
- Ukuran kondilus dan fossa mandibula lebih kecil
- Leher kondilus dan prosesus koronoid lebih ramping, memanjang atau
memendek
- Ramus dan bodi mandibula pada sisi yang terdampak  mengecil, yang
menyebabkan asimetri mandibula dan kadang gigi berdesakan
- Differential diagnosis: juvenile rheumatoid arthritis.
Juvenille Arthrosis
(Boering’s Arthrosis /Arthrosis Deformans
Juvenilis)

• DEFINISI

– Ukuran kondilus yang lebih kecil dari ukuran normal, morfologi


condylus abnormal.

– Dapat dikatakan seperti condylar hypoplasia, tetapi yang membedakan


adalah pada condylus yang terlibat awalnya normal, lalu menjadi
abnormal selama pertumbuhan.
• KLINIS

– Unilateral atau bilateral

– Terjadi pada anak anak dan dewasa (sedang dalam masa


pertumbuhan mandibula)

– Lebih sering terjadi pada perempuan.

– Dapat secara insidental diketahui lewat proyeksi


panoramik, atau pasien memiliki mandibula yang
asimetri, memiliki tanda-tanda dan gejala disfungsi TMJ
GAMBARAN RADIOGRAFIK
• Kepala condylar  “toadstool” appearance, dengan ciri-ciri permukaan
artikulating condylar rata dan terlihat memanjang.
• Terdapat shortening yang progresif ramus pada sisi yang terdampak.

Differential diagnosis: condylar hypoplasia.


Coronoid Hyperplasia
DEFINISI
Elongasi pada prosesus coronoideus

ETIOLOGI
Dapatan atau saat perkembangan

KLINIS
– Dapat unilateral atau bilateral
– Sering pada laki-laki di masa pubertas
– Adanya ketidakmampuan membuka
mulut
– Kondisinya tanpa disertai nyeri
GAMBARAN
RADIOGRAFIK

– Prosesus coronoideus terlihat memanjang, bentuknya normal dan


terlihat sangat radiopaque.
– Sedangkan gambaran radiografik dari TMJ biasanya normal.
– Differential diagnosis: osteochondroma atau osteoma
BIFID CONDYLE

DEFINISI
Timbulnya celah yang cukup dalam pada bagian tengah dari kepala
kondilus bila dilihat dari bidang sagital atau frontal.

ETIOLOGI KLINIS
Dapat disebabkan terhalangnya suplai – Sering unilateral

darah pada saat perkembangan atau – Beberapa disertai disfungsi TMJ


kelainan embryopati
GAMBARAN RADIOGRAFIK

Adanya penurunan
pada permukaan
superior condylus
sehingga memberikan
gambaran “heart
shape”
INTERNAL DERANGEMENTS
- Internal derangements dapat
DEFINISI dikategorikan menjadi anterior

Merupakan kelainan dalam posisi dan displacement with reduction dan anterior

morfologi dari diskus artikularis yang displacement with no reduction

dapat mempengaruhi fungsi normal - Internal derangements dapat terjadi


unilateral atau bilateral
TMJ

ETIOLOGI

Parafunction, cedera rahang karena

adanya trauma langsung, cedera

pukulan, dan membuka mulut yang

dipaksakan melebihi batas normal.


Anterior displacement with reduction  displaced disc kembali kepada posisi normal
saat membuka mulut sehingga terjadi “reciprocal click”

Anterior displacement with no reduction  bagian posterior band dari disk tetap
berada pada anterior kondilus walaupun dalam keadaan membuka mulut, sehingga
terjadi “closed lock”
+

REMODELLING DAN
KONDISI ARTHRITIS
Remodeling dan Kondisi Arthritis
a. Remodeling
b. Rheumatoid Arthritis
c. Juvenile Arthritis
d. Septic Arthritis
e. Synovial Chondromatosis
Remodeling
Remodelling merupakan respon adaptif dari cartilago dan jaringan
tulang yang menerima tekanan pada sendi secara berlebihan

Perubahan bentuk condylus dan articular eminensia

Pendataran (flattening) pada permukaan lengkung sendi  tekanan


menyebar pada area permukaan lebih luas
Anatomi articular eminence TMJ yang mengalami
dan tulang condylus “flattening”
Dewasa
• Remodeling dapat terjadi unilateral.
• Pathologis dengan ciri-ciri:
1. Tanda klinis
2. Gejala nyeri atau disfungsi
3. Derajat dari remodeling yang terlihat
pada radiografik dinyatakan parah.
• Terlihat gambaran flattening pada kepala condylus atau pada articular
eminensia

• Terdapat subchondral sclerosis

DD: Degenerative Joint Disease


Rheumatoid Arthritis
• Lebih sering pada wanita segala usia

• Insidensi meningkat seiring bertambahnya usia

• Gejala:

1. Pada saat proses menelan akan terasa nyeri dan perih

2. Kaku saat membuka

3. Open bite anterior karena adanya destruksi bilateral dan posisi


kondylus yang lebih ke arah anterosuperior. TMJ involvement
biasanya bilateral dan simetris.
Gambaran radiografik:

• Erosi pada bagian anterior dan posterior permukaan condylus pada batas

synovial  menampilkan “sharpened pencil” dari condylus.

• Erosi yang parah  hancurnya keseluruhan kepala condylar,

• Osteopenia (penurunan densitas) pada TMJ yang terdampak merupakan

gambaran radiografi yang terlihat pada kelainan ini.

Differential diagnosis :

 severe DJD

 psoriatic arthritis.
Rheumatoid Arthritis.

A. Mandibular plane yang curam dan open bite anterior.

B Erosi yang luas dan gambaran sharpened pencil


Gejala:

Mengalami nyeri dan perih pada sendi atau


persendian yang terdampak, walaupun kelainan ini
bisa juga asimptomatik.

Ciri

• Unilateral

• Adanya perluasan hingga fossa mandibula dan


hancurnya artikularis eminensia.
Juvenile Arthritis
(Juvenile rhemathoid arthritis, juvenile chronic arthritis dan Still’s disease)

merupakan kelainan keradangan kronis yang muncul sebelum usia 16 tahun (usia
rata-rata 5 tahun).

• Ciri:
1. kronis,

2. intermittent synovial inflammasi yang menyebabkan hipertropi synovial

3. joint effusion

4. pembengkakan, nyeri sendi.

• Seiring dengan berkembangnya kelainan ini, terjadi penghancuran tulang dan


kartilago.

• TMJ involvement terjadi sekitar 40% dan bisa terjadi unilateral atau bilateral.
A dan B, Sagital CT terjadi erosions dari artikular eminensia dan condylus dan posisi
anterior abnormal dari kedua condylus.
C, Coronal CT images pada kasus yang sama menunjukkan sisa kecil dari kepala
condylus setelah terjadinya severe erosion.
Septic Arthritis
(infectious arthritis)

• infeksi dan inflamasi dari sendi yang dapat menyebabkan destruksi

sendi.

• Jarang melibatkan TMJ dibandingkan DJD dan RA.


• Penyebab:
1. Penyebaran langsung organisme dari adjacent cellilities atau dari parotid,
otic atau infeksi mastoid

2. Perluasan osteomyelitis dari body dan ramus mandibula

3. Penyebaran infeksi telinga bagian tengah.

4. Karena penyakit sistemik dan autoimmune seperti diabetes,


immunosuppression, hypogammaglobulinemia), pemakaian systemik
steroid dalam jangka waktu yang lama, atau penyakit menular seksual.

5. Dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami trauma benda tumpul.


• Gejala:
1. Pasien dapat mengalami kemerahan dan pembengkakan pada sendi

2. Trismus

3. Nyeri hebat saat membuka mulut

4. Ketidakmampuan untuk mengoklusikan gigi

5. Lymphnodes yang membesar dan sakit

6. Demam dan malaise

7. Mandibula terlihat miring ke sisi yang tidak terdampak karena adanya joint
effusion
Penanda radiografik:
a. Terdapat celah antara condylus dan atap fossa mandibula yang melebar
karena adanya eksudat inflamasi pada celah sendi.
b. Terlihat perubahan osteopenic
c. Korteks condylar artikular terlihat sedikit lebih radiolusen
d. Erosi pada permukaan condylus dan artikularis eminensia,
e. Condylus dan articular eminensia serta diskus menjadi hancur.
Teknik radiografik : CT dan MRI
Synovial Chondromatosis
(synovial chondrometaplasia atau osteochondromatosis)

Merupakan kelainan yang jarang terjadi


 Asimtomatik,
dengan karakteristik metaplastic formation dari
 bisa ada keluhan
multiple cartilagonous dan osteocartilaginous
pembengkakan regio
nodules di dalam jaringan konektif dari
preauricular dan menurunnya
membran synovial.
tingkat pergerakas.

 Biasanya terjadi unilateral


Beberapa dari nodul ini dapat terlepas dan

membentuk loose bodies di celah sendi.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada tulang axial

daripada TMJ.
Gambaran radiografik:
1. komponen osseus dapat terlihat normal atau
dapat menunjukkan perubahan tulang yang
hampir sama dengan DJD.

2. Celah sendi terlihat melebar, terjadi ossifikasi


pada nodules cartilago, terlihat gambaran
massa radiopaque atau beberapa radiopaque
loose bodies yang mengelilingi kepala condylar.
Gambaran radiografik:
1. komponen osseus dapat terlihat normal atau dapat menunjukkan

perubahan tulang yang hampir sama dengan DJD.

2. Celah sendi terlihat melebar  terjadi ossifikasi pada nodules cartilage

 terlihat gambaran loose bodies yang mengelilingi kepala condylar.


Chondrocalcinosis
(pseudogout dan calcium pyrophosphate dihydrate deposition disease)

• Chondrocalcinosis merupakan akut atau kronis synovitis dan timbulnya


kristal calcium pyrophosphate dihydrate dalam celah sendi

• Sendi yang sering terdampak antara lain lutut, pinggang, pinggul, bahu
dan siku. Jarang terjadi pada TMJ.

• Biasanya terjadi unilateral pada pria.

• asimtomatik atau adanya keluhan dan pembengkakan sendi.


• Gambaran radiografik :
a. terlihat radiopasitas di dalam celah sendi tampak lebih baik dan
bahkan lebih merata dibandingkan osteochondromatosis.
b. erosi tulang dan meningkatnya keparahan densitas pada tulang
condylar.
c. Erosi pada fossa glenoid dapat terjadi, dimana dibutuhkan CT
untuk mendeteksi hal ini.
d. Pembengkakan jaringan lunak dan edema yang ada di sekitar otot
dapat dilihat dengan MRI.
• DD: synovial chondromatosis.
TRAUMA TMJ
Effusion
• Effusion = masuknya cairan
kedalam sendi, biasanya
disebabkan oleh trauma
(hemorrhage) atau inflamasi.

• Inflamasi dapat disebabkan


oleh internal derangement,
cedera traumatik, arthritis, atau
rheumatic disease.
• Klinis = pembengkakan pada • Gejala:
sendi yaitu adanya nyeri pada
1. Merasa sensasi adanya
TMJ, regiopreauricular atau
telinga dan gerak yang cairan pada telinga
terbatas. 2. Tinnitus
3. Kesulitan pendengaran
4. Kesulitan
mengoklusikan gigi
posterior.
• Celah sendi tampak melebar, dan T2-weighted
MRI dapat menunjukkan sinyal terang (putih),
yang mengindikasikan cairan yang berbatasan
dengan diskus atau bagian posterior condylus.

• Differential diagnostik= septic arthritis.


• Dislokasi= posisi abnormal
dimana condylus berada diluar
Dislokasi
fossa mandibula tetapi masih
berada pada kapsul sendi.

• Penyebab:

1. Adanya kegagalan koordinasi


otot

2. Subluxation

3. Trauma dan dapat


dihubungkan dengan fraktur
condilar.
Klinis:
Pada dislokasi anterior  mandibula tidak dapat menutup secara
maksimal.
Pada gambaran radiographic untuk kasus dislokasi bilateral terlihat
kedua condyles terletak anterosuperior pada puncak artikular
eminensia.

• Teknik Radiografi: CT atau tomography untuk penegakan


diagnosa.

• Differential diagnosis: fraktur dislokasi.


• Fraktur TMJ= terjadi pada leher
Fraktur
condylar dan biasanya disertai
dislokasi kepala condylar.

• Fraktur dapat diklasifikasikan


berdasarkan lokasi fraktur:
condylar head,condylar neck,
dan regio subchondral.

• Gejala:

1. Dapat mengalami
pembengkakan pada TMJ, nyeri

2. Terbatasnya gerakan

3. Openbite anterior.
• Asimtomatik

• Jika condylar fraktur terjadi pada masa pertumbuhan


maka pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kerusakan. pada pusat pertumbuhan condylar
Neonatal
Fractures
Penggunaan forcep selama proses

kelahiran dapat menyebabkan

fraktur dan displacement dari

rudimentary condyle.

Manifestasi:

1. Severe mandibular hypoplasia

2. Kurang berkembangnya fossa

glenoid dan artikula

reminensia.
Ankylosis
Ankylosis= terbatasnya
pergerakan condylar karena
problem mekanik pada sendi
(true ankylosis) atau penyebab
mekanik yang tidak
berhubungan dengan
komponen sendi (false
ankylosis).
True ankylosis= terlihat lebih terlihat bony atau fibrous.

• Pada bony ankylosis condylus atau ramus berdekatan dengan tulang


temporal atau zigomatik.

• Pada fibrous ankylosis terjadi penyatuan jaringan lunak (fibrosa) dari


komponen sendi; komponen tulang terlihat normal.

False ankylosis= terhambatnya pergerakan condylar, seperti spasme otot,


myositis ossificans ataucoronoid process hyperplasia.

• Kasus unilateral biasanya disebabkan adanya trauma mandibula atau


infeksi.

• Penyebab umum bilateral ankylosis adalah rheumatoid arthritis.


• Gambaran radiografik fibrous ankylosis:

a. Erosi  Permukaan articulating biasanya

b. Elongasi progresif dari procesus coronoid dan


penurunan antegonial notch ramus mandibula pada sisi
yang terdampak.

• Differential diagnosis: condylar tumor.


+

TUMOR
Benign intrinsik tumor yang biasanya
terjadi pada TMJ adalah Benign
osteoma,osteochondroma, langerhans
histiocytosis dan osteoblastoma.
Tumor

Juga dapat terjadi chondroblastoma,


fibromyxoma, benign giant cell lesion, dan
aneurysmal bone cyst.

Benign tumor dan kista mandibula (seperti


ameloblastoma, odontogenic
keratocyst,simple bone cyst) dapat
melibatkan keseluruhan ramus dan jarang
pada condylus.
Klinis:

a. Wajah yang asimetri

b. Terdapat maloklusi dan deviasi mandibula ke arah yang tidak


terdampak  disfungsi TMJ.

c. Tanpa disertai nyeri namun gerakan terbatas


Klinis: Gambaran radiografik:

a. Wajah yang asimetri Pembesaran condylar yang


bentuknya irregular.
b. Terdapat maloklusi dan
Pola trabekular berubah, sehingga
deviasi mandibula ke
regio yang mengalami destruksi
arah yang tidak terlihat radiolusen
terdampak  disfungsi Benign tumor yang paling umum
TMJ. osteochondroma. Osteochondroma

c. Tanpa disertai nyeri sering meluas dari permukaan


anterior atau superiorcondylus.
namun gerakan terbatas

Differential diagnosis:
coronoid hyperplasia.
Malignant tumor rahang dapat
Malignant
bersifat primer atau umumnya Tumor
metastatik.

Extrinsic malignant tumor dapat


menunjukkan perluasan langsung
dari malignan siglandula parotid
yang berdekatan,
rhabdomyosarcoma (terutama
pada anak-anak), atau carcinoma
dari kulit, telinga dan nasopharing.
Gejala :

• Asimtomatis, atau adanya gejala disfungsi TMJ


seperti nyeri, terbatasnya gerakan mandibula,
deviasi mandibula dan pembengkakan.
Gambaran radiografik:
• Malignant primer dan metastatik tumor
terlihat sebagai variasi derajat destruksi
tulang dengan tepi irregular.

• Formasi tulang yang sangat kurang,


kecuali pada osteogenicsarcoma.

• Chindrosarcoma terlihat tidak jelas, pada


dasarnya lesi destruktif terlihatradiolusen
dengan jaringan lunak sekitar yang
mengalami kalsifikasi.

• Pada metastatic tumor, gambaran


radiografik yang terlihat biasanya terdapat
destruksi condylarnonspesifik.

Differential diagnostic: severe DJD.

Anda mungkin juga menyukai