Anda di halaman 1dari 7

Definisi, etiologi, epidemiologi

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibular. Hilangnya kontinuitas pada rahang
bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.

Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan pada letak anatomi dari fraktur mandibula dapat terjadi
pada daerah-daerah dento alveolar, kondilus, koronoideus, ramus, sudut mandibula, korpus
mandibula, simfisis, dan parasimfisis.

Gejala pada fraktur mandibula biasanya timbul rasa nyeri terus menerus pendarahan oral, fungsi
berubah,terjadi pembengkakan, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, dan deformitas. Jikafraktur ini
mengenai korpus mandibula,akan terlihat gerakan yang abnormal pada tempat fraktur sehingga
gerakan mandibula menjadi terbatas dan susunan gigi menjadi tidak teratur. Sebagian besar fraktur
mandibula terjadi tanpa terbukanya tulang dan tanpa kerusakan jaringan keras atau lunak.

Insidensi terbanyakfraktur mandibula terjadi pada fraktur bagian simpisis, hal ini dikarenakan bagian
simpisis merupakan tulang rahang mandibula yang paling menonjol dan satu-satunya tulang rahang
yang dapat bergerak sehingga berpeluang untuk terjadinya fraktur pada tulang rahang tersebut.

rasio yang menunjukkan bahwa fraktur mandibula pada lakilaki dan perempuan berbeda yaitu 4:1,
Hasil penelitian ini juga menunjukkantingginyafraktur mandibula yang terjadi pada rentang usia yakni
21-30 tahun. Ini dikarenakan bahwa orang-orang yang berada pada rentang usia 21-30 tahun lebih
banyak mengambil kegiatan ataupun aktifitas dalam kehidupan seharihari. (Deskripsi Fraktur
Mandibula Pada Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Periode Juli 2013 - Juli 2014
(Hakim AWA, Adhan R, Sukmana BI. Studi Retrospektif Berdasarkan Insidensi, Etiologi, Usia, Jenis
Kelamin, dan Tatalaksana). Dentino Jurnal vol no2.2016)

Faktor traumatik : Kecelakaan lalu lintas, Benturan keras, Kekerasan, Olahraga

Faktor patologis : Kista, Tumor tulang, Osteogenesis imperfect, Osteomyelitis, Osteoporosis,


Nekrosis. (Osteogenesis Imperfecta) merupakan kelainan jaringan ikat dan tulang yang bersifat
herediter (autosomal dominan) yang mengakibatkan kerapuhan tulang, kelemahan persendian, dan
kerapuhan pembuluh darah

Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek tulang
dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam
tubuh)

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-
lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai
sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang
dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang). (Sjamsuhidajat,
R: de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi kedua. EGC. Jakarta. 2004)

Often!!!! Pada angulus mandibularis: merupakan titik terlemah pada mandibula karena ada
perubahan arah yang terjadi dimana ramus ascending secara vertikal dan body mandibula
secara horizontal bertemu. Pada angulus terjadi perubahan dari bagian tebal pada border body
mandibula paling bawah menjadi angle / angulus yang tipis, dan juga ada gigi M3 berada disana.
Faktor lain disebabkan oleh adanya tarikan otot-otot yang kuat di area angulus.
2.1 Anatomi Mandibula

Mandibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah muka. Dibentuk oleh dua tulang
simetris yang terdiri dari korpus, yaitu suatu lengkungan tapal kuda dan sepasang ramus yang pipih
dan lebar yang mengarah keatas pada bagian belakang dari korpus. Pada ujung dari masing-masing
ramus didapatkan dua buah penonjolan disebut prosesus kondiloideus prosesus koronoideus.
Prosesus kondiloideus terdiri dari kaput dan kolum.

Bagian korpus mandibula membentuk tonjolan disebut prosesus alveolaris yang mempunyai 16
buah lubang untuk tempat gigi. Pada pertengahan korpus mandibula kurang lebih 1 cm dari simfisis
didapatkan foramen mentalis yang dilalui oleh vasa dan nervus mentalis. Permukaan dalam dari
korpus mandibula cekung dan didapatkan linea milohioidea yang merupakan origo muskulus
milohioid. Angulus mandibula adalah pertemuan antara tepi belakang ramus mandibula dan tepi
bawah korpus mandibula. Angulus mandibula terletak subkutan dan mudah diraba pada 2-3 jari
dibawah lobulus aurikularis. Dari aspek fungsinya, merupakan gabungan tulang berbentuk L bekerja
untuk mengunyah dengan bagian terkuat pada muskulus temporalis yang berinsersi disisi medial
pada ujung prosesus koronoideus dan muskulus maseter yang berinsersi pada sisi lateral
angulus dan ramus mandibula. Muskulus pterigoideus medial berinsersi pada sisi medial
bawah dari ramus dan angulus mandibula. Muskulus maseter bersama muskulus temporalis
merupakan kekuatan untuk menggerakkan mandibula dalam proses menutup mulut. Muskulus
pterigoideus lateral berinsersi pada bagian depan kapsul sendi temporo-mandibular, diskus artikularis
berperan untuk membuka mandibula. Fungsi muskulus pterigoid sangat penting dalam proses
penyembuhan pada fraktur intrakapsular. Mandibula mendapat nutrisi dari arteri alveolaris
inferior yang merupakan cabang pertama dari arteri maksilaris yang masuk melalui foramen
mandibula bersama vena dan nervus alveolaris inferior berjalan dalam kanalis alveolaris.
Arteri alveolaris inferior memberi nutrisi ke gigi-gigi bawah serta gusi sekitarnya, kemudian di
foramen mentalis keluar sebagai arteri mentalis. Sebelum keluar dari foramen mentalis
bercabang menuju insisivus dan berjalan sebelah anterior ke depan didalam tulang. Arteri
mentalis beranastomosis dengan arteri fasialis, arteri submentalis dan arteri labii inferior.
Arteri submentalis dan arteri labii inferior merupakan cabang dari arteri fasialis. Arteri
mentalis memberi nutrisi ke dagu. Aliran darah balik dari mandibula melalui vena alveolaris
inferior ke vena fasialis posterior. Daerah dagu mengalirkan darah ke vena submentalis, yang
selanjutnya mengalirkan darah ke vena fasialis anterior. Vena fasialis anterior dan vena fasialis
posterior bergabung menjadi vena fasialis komunis yang mengalirkan darah ke vena jugularis
interna (Jonas T. Johnson, Clark A. Rosen. Mandibular Fracture in Bailey′s Head and Neck
Surgery.Fifth Edition. 2014. P.1229-1241)

Komplikasi

Malunion: Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang sembuh pada saatnya dalam keadaan
tersebut, namun terdapat kelainan bentuk pada tulang.

Delayed union adalah suatu keadaan dimana patah tulang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5
bulanPenyebabnya adalah tidak segera mendapat pengobatan, begitu terkena patah tulang.

Gejala delayed union adalah: Nyeri ketika bergerak. Nyeri ketika berjalan dan beraktifitas walaupun
tidak berat. Pembengkakan pada tulang yang patah. Kelainan bentuk pada tempat terjadinya fraktur/
patah tulang.
Non union adalah suatu keadaan dimana patah tulang tidak sembuh setelah 6-8 bulan dan tidak
didapatkan kosolidasi, sehingga terjadi pseudoarthrosis atau sendi palsu. Pseudoarthrosis bisa terjadi
tanpa atau dengan infeksi. Pasien mungkin tidak merasakan nyeri, namun terjadi gerakan abnormal
dari patah tulang yang membentuk sendi palsu. Biasanya dokter akan melakukan tindakan koservatif
atau operatif yang resikonya lebih besar daripada merawat patah tulang sejak awal.

Kelainan yang terbentuk antara lain: Angulasi atau membentuk sudut. Memutar atau terjadi rotasi
pada sambungan tulang. Pemendekan tulang atau pincang. Nyeri pada tulang. Keterbatasan gerak
sendi. (Paderson GW. Buku ajar praktik bedah mulut.2004)
Pemeriksaan dan oenatalaksanaan

. Riwayat

Kapan terjadi kecelakaan, Obyek benda yang membentur, Arah benturan, Perawatan yang pernah
dilakukan, Riwayat kesehatan

. Anamnesis

5 pertanyaan penting : Bagaimana insiden bisa terjadi? Kapan insiden terjadi? Kecelakaan
yang bagaimana, arah objek yang mengenai tubuh, arah terjatuhnya ? Apakah terjadi kehilangan
kesadaran? Apakah ada gejala seperti nyeri, gangguan sensori, gangguan visual dan lainnya?

Pemeriksaan klinis:

Inspeksi

Perubahan oklusi, Perubahan kontour wajah dan lengkung mandibular, Laserasi, bleeding,
swelling, dan ekimosis

Palpasi

Swelling, step deformity, tenderness., Nyeri tekan, Krepitasi, Abnormal mandibular


movement, Paresthesia pada bibir

PEMERIKSAAN PENUNJANG:

RADIOGRAFI

Kombinasi antara Dental Panoramic Tomogram (DPT) dan PosteroAnterior Plain


Radiograph. Apabila pasien tidak mampu berdiri di depan alat DPT: left & right lateral oblique
mandibular view. CT Scan dapat membantu melihat posisi dari fraktur kondilus, angulasi, dan
beberapa fraktur yang terdislokasi dari kepala kondilusnya.

PERSIAPAN PENATALAKSANAAN

Pemberian analgesik, Antibiotik peroral/IV, Pemberian fiksasi (wire) untuk imobilitas sampai
menunggu waktunya operasi. (tujuannya juga untuk mengurangi pemakaian analgesik)

PENATALAKSANAAN

CLOSE REDUCTION : Pengembalian fragmen fraktur tanpa melalui suatu tindakan pembedahan

Pengembalian fragmen fraktur tanpa melalui suatu tindakan pembedahan

Indikasi:

• Jika gigi-gigi pada kedua rahang cukup atau masih lengkap, sehingga oklusi dapat dibangun
kembali dan gigi-gigi dapat dipakai sebagai pegangan untuk alat fiksasi.

• Pasien yang edentulous parsial yang mana terjadi fraktur korpus mandibula dengan
displacement minimal
• fraktur dengan celah fragmen yang tidak begitu lebar (kurang dari 2mm) dan oklusi baik

• Lokasi fraktur mandibula tidak berada di tempat tarikan otot yang kuat.

• Fraktur yang masih dalam batas golden periode (< 10 hari)

Beberapa cara Close Reduction: Intermaxillary Fixation (IMF), Splint Fixation, Skeletal Pin Fixation

OPEN REDUCTION : Perawatan fraktur mandibula dengan tindakan pembedahan

Perawatan fraktur mandibula dengan tindakan pembedahan.

Indikasi:

• Jika tidak cukup terdapat gigi-gigi untuk reduksi tertutup

• Pada fraktur ramus ascendens atau pada proc condiloideus dengan displacement yang besar

• Pada non union, mal union, dan fibrous unon fracture

• Bila terdapat otot-otot yang inter posisi diantara fragmen-fragmen tulang

• Dalam melakukan pencakokan tulang (bone graft)

Cara: Pemasangan plat logam pada tulang setelah reduksi, Intraosseous wiringTransosseous wire pin
fixation

Penyembuhan Klinis: secara klinis tidak ada keluhan dan organ yang fraktur dapat berfungsi
meskipun terbatas. Dengan kriteria:

• Tidak ada pergerakan abnormal. Bengkak dan hematom tidak ada

• Keluhan nyeri tidak ada baik bergerak maupun tidak digerakkan

• Tidak ada nyeri pada TMJ waktu buka tut’’up mulut, sudah dapat berfungsi meskipun belum
maksimal

Penyembuhan Radiologis: Hilangnya daerah radiolusen pada garis fraktur dan diganti dengan
gambaran radiopak yang tidak dapat dibedakan dari tulang sekitarnya. Pada minggu ke 9 dari evaluasi
gambaran panoramik, garis fraktur di korpus mandibula bilteral mulai tidak jelas.

Anda mungkin juga menyukai