Anda di halaman 1dari 1

BI Setujui Merger CIMB Niaga-Lippo

JAKARTA, JUMAT — PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Lippo Tbk mendapat
persetujuan resmi Bank Indonesia untuk melakukan penggabungan usaha atau
merger.Persetujuan BI yang diterima dalam bentuk surat tertanggal 15 Oktober 2008 tersebut
membuka jalan bagi merger bank pertama, yang dikaitkan dengan kebijakan kepemilikan
tunggal (single presence policy/SPP).”Kami akan segera menyelesaikan proses merger, di
mana bank hasil penggabungan akan menjadi bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan
jumlah aset,” ujar Dato’ Nazir Razak, Group Chief Executive CIMB Group dalam siaran pers,
Kamis (16/10).

Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo sepakat melakukan konsolidasi terhadap bisnis
mereka pada 2 Juni 2008. Konsolidasi itu memungkinkan Khazanah Nasional Berhak,
pemegang saham kedua bank, memenuhi tenggat waktu aturan SPP, yaitu akhir tahun
2010.Melalui rencana merger tersebut, CIMB Group akan memiliki 58,7 persen atau 81,3
persen saham di Bank CIMB Niaga, tergantung jumlah pemegang saham yang memilih untuk
tetap bergabung dengan bank baru ini.”Kekuatan dari CIMB Niaga dan Lippo yang saling
melengkapi dan dukungan model universal banking yang dimiliki CIMB Group akan
membuat bank hasil gabungan siap berkompetisi dan berkembang efektif di pasar,” kata
Nazir.

BI juga menyetujui penunjukan bankir senior, Arwin Rasyid (51), sebagai Presiden
Direktur Bank CIMB Niaga.Arwin telah menduduki beberapa posisi senior di sektor
perbankan nasional, antara lain menjadi Wakil Presiden Direktur Bank Negara Indonesia,
Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia, dan Wakil Presiden Direktur Bank
Niaga.Dengan keluarnya persetujuan BI, proses merger secara hukum diharapkan selesai
pada November 2008 dan proses integrasi keseluruhan bisnis bank selesai akhir tahun 2009..

Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan semakin kokoh dengan
asumsi Niaga memiliki ekiuditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka
merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan
kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK ( batas maksimium pemberian kredit ).
Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal
minimal sebesar 10 triliun

Anda mungkin juga menyukai