Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No.

1, Februari 2018

Penelitian
UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH OLEH
PERAWAT PADA PASIEN TERPASANGNYA KATETER
DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
MEDAN

Edisyah Putra Ritonga


Dosen Prodi S1Keperawatan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan

E-mail: ediritonga87@gmail.com

ABSTRAK

Infeksi saluaran kemih merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan di tempat pelanyanan
kesehatan. Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri tetapi virus dan jamur juga
dapat menjadi penyebabnya. Infeksi bakteri sering diakibatkan Escherichia coli. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui upanya pencengahan infeksi saluran kemih oleh perawat pada pasien terpasangnya
kateter di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Jenis penelitan ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain deskritif observasioanal dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 39 orang. Berdasarakan
penelitian yang telah dilakukan bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu
sebanyak 26 responden (66,7%) dan minoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebayak 13
responden (33,3%). Mayoritas umur responden adalah berumur 20-24 tahun yaitu sebanyak 18
responden (46,2%) dan minoritas umur responden adalah berumur >36 tahun yaitu sebayak 4 responden
(10,2%), mayoritas lama bekerja responden adalah 0-4 tahun yaitu sebanyak 29 responden (74,4%) dan
minoritas lama bekerja responden adalah >10 tahun yaitu sebayak 4 responden (10,3%). Mayoritas
pendidikan responden adalah D-III yaitu sebanyak 33 responden (84,7%) dan minoritas pendidikan
responden adalah S-I Keperawatan yaitu sebayak 6 responden (15,3%). Berdasarkan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan quisioner kepada perawat ditemukan bahwa
mayoritas upaya pencegahan infeksi saluran kemih yang dilakukan oleh perawat pada pasien terpasang
kateter adalah baik yaitu sebanyak 29 responden (74,3%) dan minoritas upaya pencegahan infeksi
saluran kemih yang dilakukan adalah kurang baik yaitu sebanyak 10 responden (25,7%). Bagi pihak
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan diharapkan agar lebih meningkatkan kepatuhan
dalam melakukan perawatan kateter urine dalam pencegahan infeksi saluran kemih.

Kata kunci : Infeksi Saluran Kemih, Kateter

PENDAHULUAN 100.00 Colony forming units (cfu/mL) atau


lebih pada perkembangbiakan urine.
Infeksi saluaran kemih merupakan Penderita yang mengalami bakteriuria
penyakit yang paling banyak ditemukan di terkadang tanpa disertai tanda dan gejala
tempat pelanyanan kesehatan. Infeksi klinis (asimtomatik) atau dapat disertai tanda
saluaran kemih (ISK) adalah infeksi saluran dan gejala klinis (simtomatik) (Hooton et
kemih yang disertai dengan kolonisas al, 2010).
bakteri di dalam urine (bakteriuria). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan
Bakteriuria merupakan indikator utama infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering
infeksi saluran kemih. Keberadaan bakteriuri di komunitas dan hampir 10% orang pernah
a yang mejadi indikasi infeksi saluran kemih terkena ISK selama hidupnya. Sekitar 150
yaitu pertumbuhan bakteri murni sebanyak juta penduduk di seluruh dunia tiap
431
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

tahunnya terdiagnosis menderita infeksi observasioanal yang bertujuan untuk


saluran kemih. Prevalensinya sangat mengetahui upaya pencengahan infeksi
bervariasi berdasar pada umur dan jenis saluran kemih pada pasien terpasangnya
kelamin, dimana infeksi ini lebih sering kateter di Ruang Rawat Inap Rumah sakit
terjadi pada wanita dibandingkan dengan umum Imelda pekerja Indonesia Medan.
pria yang oleh karena perbedaan anatomis
antara keduanya (Rajabnia, 2012). Menurut Populasi dan sampel
WHO dalam (2013). Infeksi saluran kemih Populasi dalam penelitian ini adalah
(ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua seluruh perawat yang berada di ruang rawat
tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran inap Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus Indonesia Medan yang berjumlah 120 orang
dilaporkan per tahun. perawat. Sampel dalam penelitian ini adalah
Kejadian infeksi saluran kemih sering seluruh populasi yang di ambil dengan
terjadi pada pasien yang terpasangnya dower tehnik random sampling sistematis
kateter di rumah sakit. Diketahui bahwa berkelipatan 3 berjumlah 39 responden.
pemasangan dower kateter merupakan salah
satu saranan masuknya agent atau Analisa data
mikroorganisme dalam tubuh. Adapun Rancangan analisa data hasil penelitian
faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi diformulasikan dengan menempuh langkah-
saluran kemih dapat diubah untuk langkah sebagai berikut: Editing, Coding,
meminimalkan adalah prosedur pemasangan Sorting, Entry Data, dan Cleaning
, lama pemasangan dan kaulitas pemasangan .
kateter (Schaffer, 2000). Penggunaan kateter HASIL
urin menyebabkan besarnya kejadian infeksi
yang menghasilkan komplikasi infeksi dan Setelah dilakukan penelitian upaya
kematian (Samad, 2013). Upanya penururna pencegahan infeksi saluran kemih oleh
n angka bakteriuria pada pasien yang perawat pada pasien terpasangya kateter
menggunakan kateter urine indwelling telah terhadap 39 responden, maka disajikan
menjadi isu patient safety yang harus dalam tabel berikut ini:
dijtunjukkan pada semua rumah sakit. Salah
satunya mengiplementasikan metode praktek Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
yang baik untuk mengurangi kejadian Berdasarkan Jenis Kelamin
bakteruria (Buchman & Stinnett, 2011). No
Jenis
f (%)
Upanya pencengahan infeksi saluran Kelamin
kemih pada pasien pemasangan kateter 1 Laki-laki 26 66,7
dengan melakukan perawatan kateter dengan 2 Perempuan 13 33,3
cara membersihkan daerah sekitar kateter Total 39 100
yang masuk kedalam orifisium uretra
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
dengan sabun dan saat memandikan atau
bahwa mayoritas jenis kelamin responden
membersihkan kotoran pasien, hindari
adalah perempuan yaitu sebanyak 26
penggunaan bedak dan spray pada daerah
responden (66,7%) dan minoritas jenis
parineal, jangan menarik kateter saat
kelamin responden adalah laki-laki yaitu
pembersihan.
sebayak 13 responden (33,3%).
METODE

Jenis penelitian dan desain penelitian


Jenis penelitan ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain deskritif
432
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden PEMBAHASAN


Berdasarkan Umur
Umur Berdasarakan penelitian yang telah
No f (%)
(Tahun) dilakukan bahwa mayoritas jenis kelamin
1 20-24 18 46,2 responden adalah perempuan yaitu sebanyak
2 25-30 11 28,3 26 responden (66,7%) dan minoritas jenis
3 31-35 6 15,3 kelamin responden adalah laki-laki yaitu
4 >36 4 10,2 sebayak 13 responden (33,3%). Mayoritas
Total 39 100 umur responden adalah berumur 20-24 tahun
yaitu sebanyak 18 responden (46,2%) dan
Berdasarakan diatas dapat dilihat bahwa
minoritas umur responden adalah berumur
mayoritas umur responden adalah berumur
>36 tahun yaitu sebayak 4 responden
20-24 tahun yaitu sebanyak 18 responden
(10,2%), mayoritas lama bekerja responden
(46,2%) dan minoritas umur responden
adalah 0-4 tahun yaitu sebanyak 29
adalah berumur >36 tahun yaitu sebayak 4
responden (74,4%) dan minoritas lama
responden (10,2%).
bekerja responden adalah >10 tahun yaitu
sebayak 4 responden (10,3%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
Berdasarkan Lama Kerja
telah dilakukan dengan memberikan
No Lama Kerja f (%) quisioner kepada perawat ditemukan bahwa
1 0-4 tahun 29 74,4 mayoritas upaya pencegahan infeksi saluran
2 5-9 tahun 6 15,3 kemih yang dilakukan oleh perawat pada
3 > 10 tahun 4 10,3 pasien terpasang kateter adalah baik yaitu
Total 39 100
sebanyak 29 responden (74,3%) dan
minoritas upaya pencegahan infeksi saluran
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat kemih yang dilakukan adalah kurang baik
bahwa mayoritas lama bekerja responden yaitu sebanyak 10 responden (25,7%).
adalah 0-4 tahun yaitu sebanyak 29 Infeksi saluran kemih merupakan jenis
responden (74,4%) dan minoritas lama infeksi nosokomial yang sering terjadi
bekerja responden adalah >10 tahun yaitu dirumah sakit, sejumlah 40% infeksi
sebayak 4 responden (10,3%). nosokomial adalah ISK dan 80% ISK terjadi
setelah terpasang kateterisasi, untuk
Tabel 4. Upaya Pencegahan Infeksi Saluran menekan kejadian infeksi nosokomial
Kemih saluran kemih perlu adanya peningkatan
No Pelaksanaan f (%) kualitas perawatan kateter dan perineal
1 Baik 29 74,3 hygiene. Oleh karena itu diperlukan peran
2 Kurang Baik 10 25,7 perawat dalam pelaksanaan perineal hygiene
pada pasien yang terpasang kateter, terlebih
Total 39 100
peran perawat sebagai pemberi asuhan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat keperawatan, edukator dan advokat. Perawat
bahwa mayoritas upaya pencegahan infeksi yang bertugas di ruang rawat inap
saluran kemih yang dilakukan adalah baik khususnya pada pasien terpasang kateter
yaitu sebanyak 29 responden (74,3%) dan hendaknya meningkatkan pelayanan
minoritas upaya pencegahan infeksi saluran keperawatan dengan lebih baik, harus
kemih yang dilakukan adalah kurang baik memperhatikan kondisi pasien dan risiko
yaitu sebanyak 10 responden (25,7%). yang dapat ditimbulkan kepada pasien
apabila perawat tidak melakukan perawatan
kateter dengan baik.

433
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

Rumah sakit mengupayakan peningkata tingkat kejadian infeksinya sebesar 22,22%


n pelayanan kesehatan yang berfokus pada atau dari 9 responden hanya ada 2 yang
pemenuhan kebutuhan dasar pasien menjadi terjadi infeksi dan 7 tidak terjadi infeksi.
dasar utama untuk meningkatan kepuasan Secara keseluruhan prosentase kejadian
pasien. Rumah sakit melakukan survey rutin infeksi nosokomial saluran kemih pada
mengenai tingkat kepuasan pasien di semua tingkat kualitas perawatan kurang adalah
bangsal untuk mengetahui bentuk pelayanan 45,5%, cukup 36,4% dan baik sebesar
yang diharapkan pasien yang terpasang 18,2% dari 30 responden.
kateter khususnya pada pemenuhan Pencegahan lain yaqng dapat dilakukan
kebutuhan personal hygiene. Kualitas dalam pencegahan infeksi saluran kemih
perawatan kateter merupakan tingkat yaitu dengan mencuci tangan adalah
pemberian pelayanan keperawatan berupa prosedur kesehatan yang paling penting
perawatan kateter sesuai standar operasional yang dapat dilakukan oleh semua orang
perawatan kateter dengan mengacu pada untuk mencegah penyebaran kuman. Cuci
standar pelayanan profesi keperawatan. tangan harus selalu dilakukan dengan benar
Perawatan kateter pada pasien-pasien sebelum dan sesudah melakukan tindakan
terpasang kateter dower mutlak dilakukan perawatan walaupun memakai sarung tangan
untuk meminimalkan dampak yang tidak atau alat pelindung lain untuk
diinginkan berupa terjadinya infeksi menghilangkan atau mengurangi mikroorgan
nosokomial saluran kemih. isme yang ada ditangan sehingga
Kualitas perawatan kateter didasarkan penyebaran penyakit dapat dikurangi dan
pada pemberian perawatan kateter yang lingkungan terjaga dari infeksi. Cuci tangan
dilakukan oleh perawat yang meliputi tidak dapat digantikan oleh pemakaian
standar operasional perawatan kateter dan sarung tangan (Nursalam, 2010).
prosedur pencegahan infeksi saluran kemih. Menurut WHO untuk meningkatkan
Untuk menilai kedua unsur tersebut, peneliti kepatuhan dalam mencuci tangan bisa
melakukan observasi pada perawat dalam mencapai 100%. Hasil penelitian melakukan
melakukan perawatan kateter serta mengkaji hand hygiene diperlukan multidimensi
keadaan pasien yang terpasang kateter strategi oleh Damanik menunjukkan bahwa
setelah dilakukan tindakan perawatan adanya pengawasan pendekatan. Pendekatan
kateter. Observasi dilakukan selama pasien tersebut meliputi perubahan terhadap
mulai terpasang dower kateter sampai pelaksanaan hand hygiene lebih banyak
dilepas atau hari kesepuluh. Hal ini patuh sistem dengan menyediakan hand rub
dilakukan karena kejadian infeksi berbasis alkohol melakukan hand hygiene.
nosokomial terjadi setelah pasien dirawat Arifien menunjukkan selain wastafel dan
minimal 3x24 jam. sabun antiseptik di setiap titik bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan kasmad responden yang mendapat dukungan dari
di RS Roemani didapatkan perbandingan perawatan, pendidikan dan pelatihan kepada
yang cukup mencolok terhadap hubungan petugas pimpinannya berpeluang lebih patuh
antara perbedaan kualitas perawatan kateter sebesar 21 kali kesehatan secara teratur dan
dengan dengan angka kejadian infeksi berkala, evaluasi dan umpan dibandingkan
nosokomial saluran kemih. Kualitas yang dengan responden yang kurang mendapat
kurang angka kejadian infeksinya lebih balik berupa monitoring, evaluasi dan
tinggi yaitu sekitar 83,3% atau dari 6 pemberian umpan dukungan dari pimpinann
responden terdapat 5 yang terjadi dan 1 tidak ya.
terjadi infeksi saluran kemih. Kualitas cukup Selain itu hasil juga balik pelaksanaan
sebanyak 26,67% atau dari 15 responden dan infra struktur hand hygiene,
terdapat 4 yang terjadi infeksi dan 11 tidak menunjukkan bahwa ada hubungan yang
terjadi infeksi saluran kemih. Kualitas baik bermakna antarapersepsi dan pengetahuan
434
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

petugas kesehatan secara dukungan/komitme  Mayoritas umur responden adalah


n pimpinan dengan teratur, adanya berumur 20-24 tahun yaitu sebanyak 18
pengingat di tempat kerja untuk promosi responden (46,2%) dan minoritas umur
Berdasarkan pengamatan kepatuhan hand responden adalah berumur >36 tahun
hygiene dan meningkatkan kepedulian yaitu sebayak 4 responden (10,2%),
petugas kesehatan. Upaya perawat ruang  Mayoritas lama bekerja responden
rawat inap rumah sakit masih rendah adalah 0-4 tahun yaitu sebanyak 29
tersebut harus ditunjang dengan dukungan responden (74,4%) dan minoritas lama
organisasi dan (35%). Kepatuhan hand bekerja responden adalah >10 tahun
hygiene perawat lebih banyak partisipasi yaitu sebayak 4 responden (10,3%).
pasien untuk meningkatkan budaya  Mayoritas pendidikan responden adalah
dilakukan sesudah perawat melakukan D-III yaitu sebanyak 33 responden
tindakan invasive keselamatan. Hasil (84,7%) dan minoritas pendidikan
penelitian Benedetta et al di Afrika aseptik, responden adalah S-I Keperawatan
dan paling sedikit dilakukan sebelum yaitu sebayak 6 responden (15,3%).
perawat menunjukkan dengan mengimpleme  Mayoritas upaya pencegahan infeksi
ntasikan strategi dari kontak dengan pasien. saluran kemih yang dilakukan oleh
Kunci keberhasilan hand hygiene berasal perawat pada pasien terpasang kateter
dari pengetahuan perawat yang kurang, tidak adalah baik yaitu sebanyak 29
adanya berbagai intervensi yang melibatkan responden (74,3%) dan minoritas upaya
perubahan perilaku, pelaksanaan audit hand pencegahan infeksi saluran kemih yang
hygiene secara berkala yang pendidikan dilakukan adalah kurang baik yaitu
kreatif, monitoring dan evaluasi, dan lebih sebanyak 10 responden (25,7%).
diketahui perawat, dan tidak ada supervisi
kepala ruang penting adalah keterlibatan SARAN
supervisor sebagai rolemodel terhadap
pelaksanaan hand hygiene di ruang rawat 1. Institusi pendidikan keperawatan
inap serta dukungan pimpinan. Hendaknya institusi pendidikan kepera
Menurut asumsi peneliti tingkat watan secara terus-
pengetahuan perawat dalam pencegahan menerus memberikan pengajaran kepad
infeksi saluran kemih sangat berpengaruh a mahasiswa/mahasiswi khususnya
terhadap tindakan dalam pencegahan infeksi. tentang pencegahan infeksi dan
Menurut peneliti apabila semakin tinggi perawatan kateter urine.
pendidikan responden ini akan mempengaru 2. Bagi rumah sakit
hi pengetahuan responden. Hal ini sesuai Bagi pihak Rumah Sakit Umum Imelda
dengan teori Notoadmojo (2010) bahwa Pekerja Indonesia Medan diharapkan
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh agar lebih meningkatkan kepatuhan
pendidikan seseorang. dalam melakukan perawatan kateter
urine dalam pencegahan infeksi saluran
KESIMPULAN kemih.
3. Bagi Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang Bagi responden diharapkan agar lebih
telah dilakukan terhadap 39 responden, patuh dalam melakukan perawatan
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kateter urine dan peningkatan pengetah
 Mayoritas jenis kelamin responden uan tentang prosedur pemasangan
adalah perempuan yaitu sebanyak 26 kateter.
responden (66,7%) dan minoritas jenis 4. Bagi peneliti selanjutnya
kelamin responden adalah laki-laki
yaitu sebayak 13 responden (33,3%).
435
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

Diharapkan dapat melanjutkan penelitia the Infectious Diseases Society of


n ini dengan cakupan sampel yang lebih America. 50(5), 625-63.
besar serta dapat menggunakan teknik Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan
penelitian lain misalnya eksperimental, Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka
tidak terbatas hanya deskriptif saja. Cipta.
Nursalam, (2008). Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawat
DAFTAR PUSTAKA a. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, PA & Perry, AG. (2010). Fundament
a.n, (2010). Pendidikan Dan Perilaku al keperawatan buku 3, edisi 7.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Salemba Medika.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Riduan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Rineka Cipta. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Black, JM & Hawks, JH. (2009). Medical Keperawata. Yogyakarta: Graha Ilmu.
surgical nursing: clinical management World Health Organization. (2009). Hand
for positive outcomes volume 1. edisi 8. Hygiene: Why, How & When?.
St. Louis: Elsevier. Hopitaux Universitaires de Geneve
Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial; (HUG). Diakses 05 Maret 2017.
Problematika dan Pengendaliannya. http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_
Jakarta: Salemba Medika. Hygiene_Why_How_and_When_Broch
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ure.pdf.
(DepKes RI). (2007). Pedoman World Health Organization. (2009). WHO
Manajerial Pencegahan dan Pengendal Guidelines on Hand Hygiene in Health
ian Infeksi di Rumah Sakit Fasilitas Care: First Global Patient Safety
Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Challenge Clean Care is Care Safer
Depkes RI. Care. Diakses 05 Maret 2017. http://ap
Hooton, T.M., et al., (2010). Infectious ps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/
Diseases Society of America. Diagnosi 44102/9789241597906_eng.pdf;jsessio
s, prevention, and treatment of nid=F2CDC383DB61BFCD94F1C10D
catheter-associated urinary tract 78E89DA7?sequence=1.
infection in adults. International
Clinical Practice Guidelines from

436

Anda mungkin juga menyukai