Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan maternitas dalam menangani klien dengan luka post SC pasca
pemulangan dapat dilakukan dengan mengaplikasikan model konseptual self care
Orem dan transkultural Leininger. Konsep dan teori model ini diterapkan pada klien
dengan infeksi luka Post SC pasca pemulangan. Teori ini memandang bahwa setiap
individu mempunyai kemampuan dan potensi untuk merawat dirinya sendiri dan
mencapai kesejahteraan ( Orem, 2001 ).

4.1. Gambaran Kasus


Ny. S 41 tahun P2A0, IRT, SMA, Islam, Jawa, Menikah. Suami Tn. E, 43 tahun,
supir angkot, Islam, Jawa, alamat Perumnas Kab. X. Klien melahirklan SC
tanggal 20 Agustus 2009 atas indikasi PEB (Pre Eklamsia Berat) dan risiko
tinggi dari factor usia. Saat dilakukan pengkajian klien berada pada post SC hari
ke-22 dengan luka terinfeksi (Abses pasca SC). Klien emngatakan jahitan luka
operasinya terbuka. Terdapat rembesan pada area luka operasi, keadaan luka
masih basah, jahitan luka terbuka sepanjang 3 cm, terdapat keluaran cairan
bening dan sedikit darah. Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, klien
merasa sangat khawatir lukanya tidak dapat menutup kembali. Keadaan nyeri
berkurang bila klien pada posisi berbaring dan duduk. Nyeri dirasakan
bertambah bila klien banyak mengalami perubahan posisi ataupun saat
dibersihkan luka operasinya. Nyeri dirasakan klien hanya sekali. TTV: TD
130/80 mmhg, Nadi 80 x/menit, RR 28 x/menit, Suhu 37,1 derajat C. Leukosit
16,9 ribu/ul dan Hb 10,4 gr/dl. Keadaan infeksi luka post SC mengakibatkan
klien harus dioperasi kembali atau hecting ulang.
4.2. Pengkajian
4.2.1. Deviasi Kesehatan
Klien mengeluh nyeri pada area luka pasca operasi dan khawatir dengan kondisi
luka yang terbuka. Klien mengalami kecemasan menghadapi operasi ulang.
4.2.2. Self Care Devisit
Terjadinya kerusakan jaringan pasca operasi karena ketidakmapuaan klien dalam
mempertahankan status nutrisi yang adekuat untuk proses penyembuhan luka dan
keadaan kebersihan diri yang kurang baik. Gangguan rasa nyaman, nyeri pada
daerah operasi. Gangguan rasa aman cemas akan mengalami tindakan operasi
ulang. Gangguan konsep diri, peran diri ditandai dengan ketidakmampuan untuk
melakukan perawatan terhadap bayinya karena kondisi sakit.
4.3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien :
1. Aktual terjadinya kerusakan jaringan pada luka operasi berhubungan dengan
luka pasca SC serta asupan nutrisi yang tidak adekuat dan keadaan
kebersihan diri yang kurang baik
2. Nyeri pada daerah operasi berdasarkan terputusnya kontinuitas jaringan
3. Gangguan rasa aman ; cemas berhubungan dengan proses penyaklit dan
rencana tindakan operasi ( hecting ulang).
4.4. Perencanaan
Perencanaan berisi penetapan tujuan keperawatan dan rencana tindakan dalam
mengatasi masalah keperawatan dan meningkatkan kemampuan klien dan
keluarga, sebagai berikut :
4.1.1. Tujuan yang diharapkan berdasarkan pendekatan konsep
1. Kerusakan integritas jaringan dapat diatasi, penyembuhan luka terjadi dengan
criteria hasil : luka pasca operasi SC dapat menutup, mendapatkan perawatan
luka yang adekuat agar proses penyembuhan luka klien dapat berjalan baik.
Model sistem keperawatan yang digunakan adalah : Partly Compensatory
Nursing System.
2. Rasa nyeri pada daerah luka operasi dirasakan klien berkurang, dengan
criteria : Klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, klien tidak
mengeluh nyeri saat proses penggantian balutan luka, klien merasa lebih
nyaman. Model sistem keperawatan yang digunakan adalah: Partly
Compensatory Nursing System.
3. Rasa cemas klien berkurang, dengan criteria : klien mengetahui proses
penyakit dan tindakan operasi yang akan dijalaninya, Model sistem
keperawatan yang digunakan adalah : Supportive Educative Nursing System.
4.1.2. Rencana intervensi keperawatan
1. Intervensi diagnosa keperawatan 1 :
a. perkuat pengajaran informasi pre operatif.
b. pastikan riwayat dan pemeriksaan fisik lengkap tercatat dalam catatan
perkembangan.
c. berikan terapi I.V sesuai instruksi
2. Intervensi diagnosa keperawatan 2 :
a. lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan factor pencetus.
b. pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan
pemantauan yang ketat.
c. gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.
d. berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat
prosedur.
3. Intervensi diagnosa keperawatan 3 :
a. menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
b. berikan diagnosis factual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis.
c. dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
d. dengarkan klien.
4.5. Implementasi
1. Implementasi untuk masalah keperawatan kerusakan jaringan integritas
meliputi : memperkuat pengajaran informasi pre operatif, memastikan
riwayat dan pemeriksaan fisik lengkap tercatat dalam catatan perkembangan,
memberikan terapi I.V sesuai instruksi.
2. Implementasi untuk masalah keperawatan gangguan rasa nyaman, nyeri
meliputi : melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
factor pencetus, memastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan
dengan pemantauan yang ketat, menggali pengetahuan dan kepercayaan
pasien mengenai nyeri, memberikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur.
3. Implementasi keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan meliputi :
menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, memerikan
diagnosis factual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis, mendorong
keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat, mendengarkan
klien.
4.6. Evaluasi
Evaluasi menurut Orem adalah keberhasilan intervensi keperawatan yang telah
dilakukan perawat untuk meningkatkan kemandirian klien dalam memenuhi
kebutuhan self care.
Evaluasi masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan : keadaan luka pada
Ny. Sw telah tertutup setelah dilakukan tindakan operasi dan hecting ulang. tidak
tampak rembesan darah dan cairan dari dalam luka. Dilakukan perawatan luka
pasca operasi 2 kali dalam sehari secara rutin.
Evaluasi masalah keperawatan gangguan rasa nyaman, nyeri meliputi : klien
merasakan nyeri berkurang setelah diberikan terapi analgetik serta diberikan
edukasi mengenai teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Evaluasi untuk masalah keperawatan kecemasan meliputi : memberikan
dukungan dan edukasi pasien tentang kecemasan yang dialaminya sebelum
melakukan tindakan operasi.
Pada kasus dan teori yang dikembangkan oleh Dorothea Orem lebih menekankan
pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri
tanpa adanya ketergantungan pada orang lain yang dikategorikan sebagai sistem
bantuan sebagian ( Partially Compensatory Nursing System) dan sistem
dukungan dan pendidikan ( Supportive Educative Nursing System). Tetapi pada
teori keperawatan Orem memandang kesehatan itu bersifat statis padahal
kesehatan individu itu bersifat dinamis dan sering berubah. Sehingga teori ini
tidak terlalu efektif namun dapat dicapai dengan beberapa criteria yang ada pada
kasus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai