Anda di halaman 1dari 15

CERPEN

MAKALAH
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh :

1. Rezqinasari
2. Vivi Arnita
3. Salsabila Siregar
4. Putri Bella Olivia
5. Ziya Ulhaq

KELAS XI IPA 4
SMA NEGERI 1 RAMBAH
KABUPATEN ROKAN HULU
RIAU
T.P. 2017/2018

1
CERPEN

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. dengan segala limpahan rahmatnya,
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
judul “Cerpen”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Tidak lupa kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Baik
dalam sumbangan materi maupun pikirannya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nurudin Rosyid
yang telah memberikan arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengalaman


yang kami miliki masih kurang. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca
agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Besar harapan kami,
semoga makalah ini bermanfaat.

Pasir pengarayan, februari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan pembahasan........................................................................... 2
1.4 Sistematika penulisan........................................................................ 2
1.5 Manfaat pembahasaan ....................................................................... 2
BAB II CERPEN
2.1 Pengertian cerpen ............................................................................. 2
2.2 Ciri-ciri cerpen.................................................................................. 2
2.3 Struktur cerpen.................................................................................. 1
2.4 Unsur Ekstrinsik dan intrinsik cerpen ............................................... 1
2.5 Kaidah kebahasaan dalam cerpen...................................................... 1
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 1
3.2 Saran.................................................................................................. 1
DAFTAR PUSAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah penciptaan disampaikan kepada komunikatif tentang


maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering mengatakan, baik di
pertama atau ketiga orang, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai
perangkat sastra yang berhubungan dengan waktu mereka.
Ada beberapa fungsi sastra, salah satunya disampaikan oleh amriyan
Sukandi adalah untuk mengkomunikasikan ide-ide dan menyalurkan pikiran dan
perasaan dari pembuat estetika manusia. Gagasan itu disampaikan melalui mandat
yang umumnya ada dalam literatur.
Selain ide, dalam literatur ada juga deskripsi peristiwa, gambar psikologis,
dan pemecahan masalah jangkauan dinamis. Hal ini dapat menjadi sumber ide dan
inspirasi bagi pembaca. Konflik dan tragedi yang digambarkan dalam karya sastra
untuk memberikan kesadaran kepada pembaca bahwa ini bisa terjadi dalam
kehidupan nyata dan dialami langsung oleh pembaca.
Kesadaran yang membentuk semacam kesiapan batin untuk mengatasi
kondisi sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sastra juga berguna untuk
pembaca sebagai media hiburan.
Ada banyak jenis-jenis karya sastra seperti novel, puisi, pantun, dan lain-
lain. Salah satunya cerita pendek (Cerpen). Cerpen atau dapat disebut juga dengan
cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung
singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain
yang lebih panjang, seperti novella dan novel.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Cerpen?


2. Apa ciri-ciri cerpen?
3. Apa struktur cerpen?
4. Apa unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik pada cerpen?
5. Apa kaidah kebahasaan cerpen?

1.3 Tujuan Pembahasaan

1. Untuk mengetahui pengertian cerpen


2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur cerpen
3. Untuk mengetahui unsur ekstrinsik dan intrinsik pada cerpen
4. Untuk mengetahui kaidah kebahasaan pada cerpen
5.

1.4 Sistematika Penulisan

Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover, kata pengantar dan daftar
isi. Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :

1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan
4. Sistematika penulisan
5. Manfaat pembahasaan

5
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen,
struktur cerpen, unsur ekstrinsik dan intrinsik pada cerpen dan kaidah kebahasaan
dalam cerpen.

Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini
dan penutup dari penulis.

1.5 Manfaat Pembahasaan

2. Kita dapat mengetahui apa itu cerpen


3. Kita dapat mengetahui ciri-ciri cerpen
4. Kita dapat mengetahui struktur cerpen sehingga bisa membuat cerpen
dengan benar
5. Kita dapat menambah wawasan tentang cerpen lebih luas lagi
6. Kita dapat mengetahui kaidah-kaidah kebahasaan dalam cerpen agar
dapat membuat cerpen dengan baik

6
BAB II
CERPEN
2.1 Pengertian Cerpen

Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau
cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau
pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai
kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang
berfokus pada suatu tokoh saja.

Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau
kurang dari 10 halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan
sebuah kesan tunggal yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan
hanya satu situasi saja.

Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.

1. Sumardjo dan Saini


Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi
kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan
mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang
diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah
kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek
tersebut.

3. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan


Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar

7
5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada
dirinya sendiri.
4. Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan
tungal.
5. Aoh. K.H
Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan
kisahan prosa pendek.
6. J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu
peristiwa saja.
7. H. B. Jassin
Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang
harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.
8. Penulis

Menurut penulis cerpen adalah sebuah karya fiksi yang lebih singkat dan
ringkas ......................

2.2 Ciri-ciri Cerpen


1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu)
kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam
cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik
hingga pada tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal
pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga
pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.

8
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta
singkat

2.3 Struktur Cerpen


2.3.1 Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam
artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.
2.3.2 Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan
dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
2.3.3 Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun
watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian
komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
2.3.4 Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks
serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi
tersebut.
2.3.5 Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
2.3.6 Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari
cerita pendek tersebut oleh pembacanya.

9
2.4 Unsur Ekstrinsik dan Instrinsik Cerpen
2.4.1 Unsur Intrinsik

1. Tema
Tema adalah pokok masalah suatu cerita.

2. Latar atau setting


Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya suatu peristiwa
atau cerita.

3. Alur atau plot


Adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita. Alur
merupakan kerangka cerita. Pada umumnya alur terdiri atas beberapa tahap
diantaranya:
a. Pengenalan
Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
b. Penampilan masalah / konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita.
Dalam tahap ini akan terjadi konflik antarpelaku.
c. Konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku semakin
meningkat.
d. Puncak ketegangan/ klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau
masalah itu telah mencapai klimaks/ puncak.
e. Ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan masalah yang telah berangsur-angsur dapat
diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
f. Penyelesaian
Tahap ini menceritakan masalah tersebut sudah dapat diatasi.
Pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.

10
4. Penokohan
Penokohan atau perwatakan merupakan unsur yang tersurat dalam sebuah
cerita. Kita dapat mengamati penokohan berdasarkan apa yang ditulis oleh
pengarang. Penokohan adalah pelukisan mengenai pelaku atau tokoh-tokoh cerita,
baik keadaan lahirnya maupun keadaan batinnya.
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, perhatikanlah!
a. Apa yang dilakukan pelaku;
b. Apa yang dikatakan pelaku;
c. Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d. Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.

5. Sudut Pandang (point of view)


Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan pencerita
dalam membawakan cerita atau kisah.
Ada beberapa macam sudut pandang ata bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh,
seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
b. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan
orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut “dia”.
c. Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah
pembaca menonton pementasan sandiwara. Pembaca hanya bisa
menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog, dan perbuatan para
pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk atau tuntunan
terhadap pembaca.
d. Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa
saja yang diperlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek

11
yang diinginkan. Pengarang bisa mengomentari kelakuan para pelakunya
dan dapat berbicara langsung dengan pembaca.
6. Amanat/ tendens
Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat disebut juga hikmat cerita.
Amanat bisa berupa paham-paham tertentu, nasiha-nasihat, ajakan, atau
larangan. Kita dapat mengetahui amanat yang disampaikan pengarang
setelah membaca seluruh karangan.

2.4.2 Unsur Ekstrinsik


1. Latar belakang pengarang
Kehidupan pengarang dan kejiwaannya berpengaruh terhadap proses
penciptaan karya sastra.
2. Aspek-aspek sosial politik
Situasi sosial politik seperti masalah ekonomi, budaya, dan pendidikan
akan berpengaruh terhadap karya sastra.
3. Hasil pemikiran manusia atau masyarakat
Hasil pemikiran manusia, baik berupa ideologi, filsafat, maupun
pengetahuan lain juga berpengaru terhadap karya sastra. Kedekatan sastrawan
dengan Tuhan, misalnya, akan melahirkan karya sastra yang sarat dengan pesan
religius.
4. Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
Semangat zaman yang dimaksud disini menyangkut masalah aliran seni
yang digemari pada saat itu.
Hal lain yang juga termasuk unsur ekstrinsik yakni pengaruh sastra asing.

12
2.5 Kaidah Kebahasaan dalam cerpen

Ciri atau aspek kebahasaan yang membangun teks cerita pendek (cerpen) yaitu
sebagai berikut:
2.5.1 Kosakata

Pembaca hendakanya memahami kosakata dan mencoba mencari tau kosakata


baru yang terdapat pada teks cerpen. Karena kosakata mempunyai hubungan yang
erat dalam menciptakan alur cerita. Pemilihan dan penggunaan kosa kata yang
tepat akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang dibuat serta menambah
keindahan dan keserasian makna yang tercipta.

2.5.2 Gaya bahasa / majas

Gaya bahasa berperan dalam memperindah dan meningkatkan efek


bacaan, seperti memperkenalkan atau membandingkan suatu benda dengan benda
yang lainnya. Gaya bahasa ada banyak jenisnya diantaranya :

a. Gaya bahasa perbandingan seperti metafora, personifikasi


b. Gaya bahasa pertentangan seperti hiperbola, litotes, ironi,
c. Gaya bahasa pertautan seperti metonimis,
d. Gaya bahasa perulangan seperti aliterasi

2.5.3 Kalimat deskriptif yang terdapat pada teks bacaan, hal ini akan membuat
pembaca lebih memahami alur bacaan dan memahami peristiwa yang terjadi

2.5.4 Bahasa tidak baku dan tidak formal, penggunaan bahasa tidak baku ini
akan membuat cepen lebih terasa dekat dengan pembaca dan lebih terasa hidup.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasaan diatas adalah :
1. Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti
novella dan novel.
2. Struktur cerpen adalah abstrak, orientasi , komplikasi, evaluasi, resolusi
dan koda.
3. Unsur-unsur cerpen meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

3.2 SARAN
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat
sederhana dan simple. Serta dalam penyusunan makalah inipun masih
memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasaan materi tersebut.

14
DAFTAR PUSAKA

https://www.sastrawan.web.id/pengertian-karya-sastra-beserta-bentuk-fungsi-dan-
jenisnya/
http://gopengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-
unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html
http://nandarthulo.blogspot.co.id/2011/08/makalah-unsur-unsur-dalam-
cerpen.html
http://www.lokerilmu.com/2017/11/struktur-cerpen-dan-cerpen-singkat.html
https://kurnaininia.wordpress.com/2013/11/06/makalah-bahasa-indonesia-cerpen/
http://nandarthulo.blogspot.co.id/2011/08/makalah-unsur-unsur-dalam-cerpen.html

15

Anda mungkin juga menyukai