Disusun oleh :
Kelompok 11
UNIVERSITAS TIDAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SISTEM INDERA
DAN SYARAF PADA HEWAN” Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Mahkluk Hidup program S1 Pendidikan
IPAUntidar.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Reptile
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiap- tiap organisme makhluk hidup mempunyai sistem koordinasi
yang disebut koordinasi indera untuk melakukan aktivitas sehari- hari baik
itu pada hewan vetebrata ataupun pada hewan in vetebrata. Hewan- hewan
ini memiliki suatu alat indera. Misalnya untuk meliha. Hewan vetebrata
atau hewan bertulang belakang memiliki indera penglihat atau mata,
indera pencium (hidung), indera peraba (kulit) dan indera pendengar
(telinga).
Akan tetapi tidak semua makhluk hidup menggunakan semua alat
inderanya untuk melakukan aktifitasnya. Contohnya pada hewan
invetebratanya seperti protozoa hewan ini tidak memiliki indera, akan
tetapi peka terhadap rangsangan, Coloenterata menggunakan Tentakel
sebagai alat peraba, pada cacing tanah memiliki indera yang berada
dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap rangsangan. Hewan ini hanya
mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat
indera yang sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk
melihat, hidung yang berfungsi sebagai indera pencium, tangan atau kulit
sebagai indera peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indera
pendengar. Begitu juga pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit
atau tangan dan telinga untuk menjalankan fungsinya masing- masing
sesuai dengan kegunaannya. Selain itu, terdapat pula sistem syaraf dan
proses penjalaran syaraf yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem indera ?
2. Apa saja jenis jenis sistem indera hewan?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf pada hewan?
4. Apa karakteristik saraf pusat dan saraf tepi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui system indera pada heawan
2. Untuk mengetahui jenis jenis system indera hewan
3. Untuk mengetahui system saraf hewan
4. Untuk mengetahui perbdaan syaraf pusat dan syaraf tepi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem indera hewan
1. Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk
proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor
indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan
indera. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
2
Pantulan gelombang bunyi tersebut diterima telinga kelelawar yang
berukuran besar kemudian disampaikan ke pusat pendengaran di otak.
Melalui cara inilah kelelawar mengetahui keberadaan mangsa atau
rintangan di sekitamya. Prinsip semacam ini juga dipakai oleh manusia
dalam membuat radar.
3
dibanding retina mata burung lain. Sel-sel batang tersebut peka atau
sensitif terhadap cahaya redup. Burung yang banyak beraktivitas pada
siang hari. memiliki retina mata yang lebih banyak mengandung sel-sel
kerucut. Sel kerucut tersebut peka terhadap cahaya yang kuat. Pada
retina burung juga terdapat pektin yang merupakan kelanjutan dari saraf
mata ke bola mata. membentuk lipatan, dan di dalamnya terkandung
banyak pigmen. Fungsi pektin tersebut belum diketahui secara pasti,
diduga berhubungan dengan indera penentu arah. Pektin pada burung
yang biasa terbang tinggi. misalnya merpati, berkembang dengan baik.
c) Reptile
Indera pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indera
pencium. Kadal, komodo, dan ular memiliki indera pencium yang
disebut organ Jacobson. Organ Jacobson ditemukan pertama kali pada
abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark yang bernama L.L.
Jacobson. Indera tersebut terletak di langit-langit rongga mulut. Kadal,
ular, dan komodo sering menjulurkan lidahnya untuk mencium bau
mangsa dengan cara mengambil bau yang telah ditinggalkan
mangsanya di udara dan di tanah. Lidah itu kemudian ditarik dan
ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan bau. Sebagai
4
pemakan bangkai, kornodo memiliki indera pencium yang sangat tajam.
Hewan ini dapat mencium darah segar dari jarak empat kilometer.
Namun, indera reptilia yang lain belum berkembang dengan baik.
Beberapajenis ular, misalnya ular derik, memiliki indera yang peka
terhadap rangsang panas. Indera itu begitu peka sehingga dapat
membedakan dua benda dengan suhu yang hanya berbeda sepersepuluh
ribü derajat celsius. Dengan indera tersebut, ular dapat berburu mangsa
pada waktu gelap.
Gambar 3. Reptile
d) Amphibi
Pada amfibi, misalnya katak, indera yang berkembang dengan
cukup baik ialah indera penglihat dan pendengar. Mata katak berbentuk
bulat serta dilindungi oleh kelopak mata atas dan bawah. Bagian
sebelah dalam mata terdapat membran niktitans, yaitu suatu selaput
tipis yang tembus cahaya.
5
Membran niktitans berfungsi untuk menjaga agar kornea mata
tetap lembap ketika berada di darat dan menghindari gesekan ketika
katak menyelam dalam air. Hal itu merupakan bentuk penyesuaian sifat
katak sebagai hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat
berakomodasi. Oleh karena itu, katak hanya dapat melihat benda
dengan jarak tertentu saja. Indera pendengar katak adalah teliñga yang
terdiri atas telinga luar dan telinga dalam. Telinga luar berupa sepasang
selaput pendengar di sebelah kanan dan kiri kepala. Selaput pendengar
berbentuk segitiga yang melebar di bagian luarnya.
Apabila terkena getaran atau bunyi, selaput pendengar akan
bergetar. Getaran dan selaput pendengar diteruskan oleh tulang
pendengar ketingkap jorong. Selanjutnya, getaran dari tingkap jorong
akan diteruskan oleh cairan limfa ke saraf pendengar. Akhirnya, getaran
oleh saraf pendengar diteruskan ke otak dalam bentuk impuls saraf
e) Ikan
Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera penglihat,
pencium, dan pendengar. Indera penglihat ikan terletak di kedua sisi
kepalanya. Bola mata ikan tidak dilindungi oleh kelopak, tetapi
dilindungi oleh selaput tipis yang tembus cahaya. Ikan dapat melihat
dengan jelas di dalam air karena baik air maupun kornea ikan
membiaskan cahaya pada sudut yang sama. Sel-sel saraf penglihat pada
ikan terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel- sel batang
menyebabkan ikan dapat melihat dengan jelas di tempat yang kurang
menerima cahaya. Ikan juga dapat melihat warna walaupun hanya
sampai tahap tertentu. Ikan mudah melihat warna merah dan kuning,
tetapi lebih sulit membedakan warna hijau, biru, dan hitam
6
retraktor lentis berkontraksi (mengerut) sehingga lensa tertarik ke
belakang. Indera pencium ikan juga berkembang dengan baik. Indera
pencium tersebut terletak di ruang kecil tepat di depan mata.
7
Gambar 7. Gurat sisi ikan
8
Gambar 9. Sistem indera pada hewan berongga
9
Gambar 11. Sistem indera pada cacing pipih
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki sepasang bintik
mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut
sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung
bergerak menjahui cahaya.
10
C. Sistem syaraf pada hewan
1. Pengertian sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
esensial untuk persepsi sensoris inderawi, aktivitas motorik volunteer
dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai
proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit
dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)yang
saling terhubung dan vital untuk perkembangan ingatan.
11
d. Neuron interneuron atau sel penghubung Sel saraf yang terdapat di
pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron motori dan
sensorik.
12
c. Ganglia yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau
membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan
konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.
1) Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan
Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis
(ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf
diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan
satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem
saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua,
dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling
berhubungan seperti jala.Meskipun demikian impuls dari satu
sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps.Saraf jala sudah
merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai cirri-ciri sinaps.
2) Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem
saraf primitif.Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk
13
cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke
tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus
seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion.Sel-sel
saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan
lain-lain. Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus
seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur
tertentu dan fungsinya sudah lebih maju.Terdapat sel saraf
motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks. Pada bintang
laut terdapat cincin saraf dalam cakram.Pada tiap penjuluran
tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral.Saraf ini
bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial
berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
3) Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi
menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka
yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif.Dari
ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang
tubuhnya membentuk seperti tangga.Karena itu disebut saraf
tangga tali.Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang
tersusun secara transversal atau melintang yang
menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil
yang terletak tersebar di semua bagian tubuh.Ganglion kepala
mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima
impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada
kepala.Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktifitas otot.
4) Arthopoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral
seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif.Perkembangan
yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari
spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian
yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada
arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan
mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental
yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia
segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
14
a. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu
dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf
yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak
cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak.Alat perasa
yang pokok berupa 8 buah mata sederhana. Pada udang
terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung
sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di
sebelah ventral.Ganglion ventral pertama besar
berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion.Saraf
bercabang dari otak dan korda ventral. Perasa sentuhan dan
perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat
kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan
anterior.Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari
banyak unit optik yang disebut ommatidium.Tiap mata
majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai.Organ
keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-
antenul.
b. Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut
ganglion serebral yang bilobus.Otak dorsal itu disatukan
dengan korda ventral oleh dua penghubung
sikumesofageal.Dalam korda ventral terdapat 3 buah
ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis.Cabang-
cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral. Antena dan
palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk
meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana
tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen
pertama.Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta
dalam mendeteksi suara.Pada sayap dan kaki belalang
sering terdapat alat-alat untuk buah membuat
suara.Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang
besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3
oselli atau 3 mata sederhana.
5) Annelida
15
segmen ganglion.Batang saraf ventral bercabang-cabang
lateral. Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera
yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat
mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri
dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata
pada vertebrata.
6) Mollusca
16
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat
berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan
bukal), saraf kaki, saraf jeroan.Saraf-saraf dari ganglia itu
melanjut keseluruh sistem organ. Pada ujung tiap tentakel
posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa
dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius).Di
bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis, yaitu organ
keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda
berkapur, silia dan sel-sel peraba.Dalam lapisan epidermis
kepala dan kaki terdapat pula struktur peraba.
b. Hewan vertebrata
1) Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya
dibandingkan vertebrata yang lain. Ikan merupakan hewan
yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu
menghindar dari musuh dan menangkap mangsa.Selain itu ikan
dituntut memiliki keseimbangan yang bagus oleh karena itu
ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik sebab
otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol
keseimbangan dan pusat pergerakan.
Kelas pisces merupakan kelompok hewan yang semua
anggotanya hidup di perairan. Jenis ikan secara garis bertulang
rawan (chondrichthyes) serta memiliki tipe sisik planoid dan
ganoid.Contoh jenis ini adalah ikan hiu dan ikan pari.Jenis
kedua adalah ikan bertulang sejati (osteichthyes) yang memiliki
tipe sisik sikloid dan stenoid.Contohnya adalah ikan salmon
dan ikan belut laut.
Bagian luar tubuh ikan dilindungi eksoskeleton berupa
sisik. Ikan juga memiliki tiga lubang pengeluaran di depan
sirip belakang, yaitu porus qeuitellis, porus ekskretorius, dan
17
anus. Selain itu, ikan juga dilengkapi dengan vesika natatoria
(gelembung renang), yang berfungsi sebagai hidrostatis dan
membantu repirasi.Sistem ekskresi berupa ginjal, ureter,
kandung kemih, dan porus ekskretorius.Alat respirasi berupa
insang. Proses respirasi terjadi dalam dua tahap, yaitu fase
inspirasi (oksigen masuk ke dalam rongga mulut) dan fase
ekspirasi (udara dilepas melalui alt pernapasan ke lingkungan).
Sistem peredaran darah ikan terdiri atas jantung, pembuluh
arteri dan pembuluh vena.
2) Amphibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf
katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak
belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem
saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan
sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf
tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk
oval. Ujung depan otak besar berhubungan dengan indera
pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan
berhubungan dengan indera penglihat (lobus optikus). Otak
kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum
lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.
18
Gambar 17. Sistem saraf pada amphibi
3) Aves
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf
yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal
dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas
otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.
Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi
menjadi belahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak
berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel
saraf seperti pada otak besar manusia.
Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang
baik dengan membentuk gelembung sehingga indera penglihat
burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil
terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf
lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil
menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang
berkembang dengan baik
19
Gambar 18. Sistem saraf pada aves
4) Reptile
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius yang
merüpakan pusat pencium berkembang dengan baik Sehingga
indera penciumannya lebih tajam.
Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar.
Otak tengah menjadi kurang berkembang dengan baik sehingga
menyebabkan indera penglihat reptilia kurang tajam.
5) Mamalia
20
Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan,
otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik.
Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum
tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki
kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut
mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan
seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa.
Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan indera
pendengar kucing, indera pendengar kelelawar yang sangat tajam,
dan indera pencium anjing yang sangat tajam. Manusia???
21
karena di bawah kendali dari kesadaran diri kita sendiri. Seperti
misalnya saat kita mengambil gelas, tangan kita dalam keadaan sadar
kalau memang ingin mengambilnya.
Sistem saraf sadar bisa dibedakan menjadi 2 bagian
yakni meliputi bagian sistem saraf kepala dan juga bagian sistem
saraf tulang belakang. Sistem saraf kepala sendiri terbentuk karena
adanya 12 pasang saraf yang memang dikeluarkan dari bagian otak.
Saraf kepala mempunyai keterkaitan hubungan dengan bagian
reseptor dan juga bagian efektor untuk bagian area kepala.
Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom (sering disebut dengan sistem saraf tak
sadar) yang bisa melakukan aktivitas kerjanya secara otomatis, tanpa
adanya kehendak dari bagian saraf pusat. Seperti misalnya ialah
gerak alat pencernaan, denyut jantung, dan juga proses pengeluaran
keringat.
22
Rangsang → Reseptor → Neuron Sensorik → Konektor
(Otak/Sumsum Tulang Belakang) → Neuron Motorik → Efektor
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem indera adalah bagian dari tubuh yang mampu menerima
rangsangan tertentu.
2. Hewan vertebrata mempunyai sistem indera lebih lengkap
daripada hewan invertebrate.
3. Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang
semua kendali dan juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja
dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf.
4. Sistem saraf tepi sendiri bisa dibedakan menjadi 2 bagian
meliputi sistem saraf kranial dan juga sistem saraf otonom.
5. Mekanisme hantaran impuls pada gerak refleks mirip dengan
gerak biasa akan tetapi impuls pada gerak refleks tidak melalui
pengolagan oleh pusat saraf
B. Saran
Alat indera dan syaraf merupakan asset terpenting tubuh oleh
sebab itu jagalah kesehatan alat indera dan syaraf agar tetap sehat dan
berfungsi dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
25