DISUSUN OLEH:
CHRISTOPHER SAMUEL
2019330050002
DOSEN PENGAJAR:
DR. DIAN WIDIAWATI SH., MH.
FAKULTAS HUKUM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Sistem hukum sendiri adalah satu kesatuan unsur-unsur yang masing-
masing saling berinteraksi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan kesatuan
tersebut. Susunan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari sejumlah bagian-bagian
yang dinamakan subsistem hukum, yang secara bersama-sama mewujudkan
kesatuan yang utuh. Kesatuan tersebut diterapkan terhadap kompleks unsur-unsur
yuridis seperti peraturan hukum, asas hukum, dan pengertian hukum.1
Dalam arti sempit, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum yang
dibatasi pada segi materiil dan substansi hukum. Dalam arti luas, sistem hukum
adalah semua aturan hukum yang telah disusun secara tersistem dan terpadu
berdasarkan atas asas-asas tertentu. Maka bisa dikatakan bahwa sistem hukum
adalah suatu susunan dari aturan-aturan hidup yang keseluruhannya terdiri dari
bagian-bagian yang saling berkaitan.
Bahwa terdapat beberapa sistem hukum yang dikenal yaitu Sistem Hukum
Eropa Kontinental (Civil Law) yang mempunyai ciri khas yaitu terdapat kodifikasi
peraturan, hukum tertulis, pemisahan jelas privat dan publik. Berikut negara-negara
yang diantaranya menganut sistem hukum ini adalah negara Perancis, Belanda dan
termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Selanjutnya sistem Hukum Anglo Saxon
(Common Law) yang mempunyai ciri khas yaitu terdapat yurisprudensi yang
dijadikan sebagai peraturan, asas preseden, dan tidak ada pemisahan yang tegas
antara hubungan privat dan publik. Contoh negara-negara yang menganut sistem
hukum ini adalah Amerika Serikat, Inggris. 2
Kemudian terdapat sistem Hukum Islam yang memiliki ciri khas peraturan
yang dianut berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Bahwa terdapat Sistem Hukum
Kanonik yang dikenal dalam sistem hukum di dunia ini yang mempunyai ciri khas
bahwa peraturan dan hukum yang berlaku diambil berdasarkan Alkitab dan putusan
Paus. Terakhir terdapat Sistem Hukum Adat yang dianut berdasarkan hukum
kebiasaan dalam masyarakat yang dianggap dan dijadikan sebagai aturan hukum
bagi masyarakat.3
1
Soejono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
hal. 23
2
Ibid., hal..24.
3
Ibid., hal..25.
1
hubungan hukum, perbuatan hukum dan akibat hukum. Indonesia merupakan
negara yang menganut Sistem Hukum Eropa Kontinental, oleh karenanya penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengkaji pengertian terkait dengan subjek hukum,
objek hukum, hubungan hukum, perbuatan hukum dan akibat hukum berdasarkan
Sistem Hukum Eropa Kontinental.
B. Pokok Permasalahan.
Agar penulisan ini lebih terarah, maka permasalahan tersebut di rumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Metode Penelitian.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan.
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian dengan cara meneliti data sekunder
saja. Penulisan ini mempergunakan data sekunder, yang dari sudut kekuatan
mengikatnya digolongkan sebagai berikut yaitu:
A. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
Peraturan Perundang-Undangan. Dalam penulisan ini, Penulis akan
menggunakan Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan konsep
dasar subjek hukum, objek hukum, hubungan hukum, perbuatan hukum dan
akibat hukum seperti, Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata;
2
B. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan bahan hukum
sekkunder berupa hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum
berupa skripsi maupun disertasi, buku-buku, rancangan undang-undang
atau bahan-bahan lainnya yang semacamnya;
3
BAB II
KONSEP HUKUM MENEGANI SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
A. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan
kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut
hukum. Subyek hukum adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki,
memperoleh, dan menggunakan hak-hak kewajiban dalam lalu lintas hukum.
Sedangkan sifat subyek hukum yaitu: mandiri, terlindungi (minderjarig,
onbekwaam heid), perantara. Hakikat subyek hukum dibedakan antara:4
a. Pribadi kodrati (natuurlijke persoon);
b. Pribadi hukum (rechts persoon);
c. Tokoh/ pejabat (logemann:ambt).
Sementara, klasifikasi subyek hukum dibedakan atas dua, yaitu terdiri dari
manusia atau natuurlijke persoon dan badan hukum atau rechtspersoon.
a. Manusia/ Orang
Setiap manusia, baik warga negara maupun orang asing adalah subjek
hukum. Jadi dapat dikatakan, bahwa setiap manusia adalah subjek hukum sejak
manusia tersebut dalam kandungan dan dilahirkan sampai meninggal dunia.
4
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 2006), h.
50- 54
5
Ibid., hal. 51
4
itu menurut Pasal 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa
menikmati hak kewarganegaraan tidak tergantung pada hak kewarganegaraan.
b. Badan Hukum
Badan hukum (rechts persoon) merupakan badan-badan perkumpulan dari
orang-orang (persoon) yang diciptakan oleh hukum. Atau dapat dipahamipula
sebagai perkumpulan atau organisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai
subjek hukum, misalnya dapat memiliki kekayaan, mengadakan perjanjian dan
sebagainya. Sedangkan perbuatan yang dapat menimbulkan akibat hukum yakni
tindakan seseorang berdasarkan suatu ketentuan hukum yang dapat menimbulkan
hubungan hukum, yaitu akibat yang timbul dari hubungan hukum.7
6
Zainuddin Ali, Filsafat Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 33.
7
Soejono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
hal. 128
5
dan kewajiban anggotanya. Bagi bidang perekonomian, terutama lapangan
perdagangan, gejala ini sangat penting.
Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon) adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan publik untuk yang menyangkut kepentingan publik atau
orang banyak atau negara umumnya.
B. Objek Hukum
1. Pengertian Objek Hukum
8
Chidir Ali, Badan Hukum (Bandung: Penerbit P.T. Alumni, 2005), hal. 18.
9
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya, 2010). hal. 45.
6
Objek hukum menurut Pasal 499 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
yakni benda. Benda adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum atau
segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para
subyek hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik.10
1) Benda bergerak/ tidak tetap, berupa benda yang dapat dihabiskan dan
benda yang tidak dapat dihabiskan. Dibedakan menjadi sebagai benda
bergerak karena sifatnya, menurut pasal 509 KUH Perdata adalah benda
yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapatberpindah
sendiri contohnya ternak.
2) Benda tidak bergerak. Benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi
sebagai benda tidak bergerak karena sifatnya, yakni tanah segala sesuatu
yang melekat diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan
patung dan benda tidak bergerak karena tujuannya yakni mesin alat-alat
yang dipakai dalam pabrik. Mesin senebar benda bergerak, tetapi yang
oleh pemakainya dihubungkan atau dikaitkan pada bergerak yang
merupakan benda pokok.
10
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2000), hal. 34.
11
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal 54.
12
Dudu Duswara Machmudin, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal. 40-42.
7
Menurut Pasal 503 KUHPerdata, Benda dibagi menjadi 2 (dua) yaitu benda
berwujud seperti rumah, mobil dan emas dan benda tidak berwujud yang
mempunyai ciri bahwa benda ini lebih bersifat abstrak namun memiliki nilai.
8
BAB III
Pada akhirnya terlaksananya hak dan kewajiban itu dijamin oleh hukum.
Mengenai hubungan hukum ini, Logemann berpendapat bahwa dalam tiap
hubungan hukum terdapat pihak yang berhak meminta prestasi dan pihak yang
wajib melakukan prestasi. Setiap hubungan hukum mempunyai 2 (dua) segi, yaitu
kewenangan atau hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban ini keduanya timbul dari
satu peristiwa hukum dan lenyapnya pun bersamaan.
B. Perbuatan Hukum
1. Peristiwa/ Perbuatan Hukum
Dalam konteks hukum suatu peristiwa atau kejadian terkadang dapat masuk
dalam ranah hukum, sehingga disebut sebagai peristiwa hukum, dan di luar ranah
hukum, sehingga disebut sebagai bukan peristiwa hukum. Tentunya kedua
peristiwa tersebut memiliki perbedaan yang mendasar terutama yang berhubungan
dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
peristiwa tersebut.
13
R. Soeroeo, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hal. 58.
9
Contoh perkawinan yang mengakibatkan adanya hak dan kewajiban suami-
istri yang diatur oleh hukum perkawinan. Contoh lain, peristiwa transaksi jual beli
barang, terdapat akibat yang diatur oleh hukum, yaitu adanya hak dan kewajiban
diantara para pihak. Untuk lebih memfokuskan serta memudahkan pemahaman
mengenai peristiwa hukum maka di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian
tentang peristiwa hukum, di antaranya yaitu:14
14
Van Apeldroon, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Pranya Paramita, 2001), hal. 75.
15
R. Soeroeo, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hal 36.
10
C. Akibat Hukum
Akibat hukum yaitu akibat sesuatu tindakan hukum. Tindakan hukum
adalah tindakan yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki
dan yang diatur oleh hukum. Atau akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan
oleh peristiwa hukum. Contoh peristiwa hukum tentang sebatang pohon yang
disambar petir dan tumbang menimpa seseorang dan menewaskannya dapat
menimbulkan dua akibat hukum, yaitu pewarisan hak milik orang yang meninggal
tersebut dan kewajiban asuransi membayarkan santunan kepada keluarganya.
Begitu pula perbuatan hukum dapat menimbulkan lebih dari satu akibat hukum.
Sebagai contoh, jual-beli menimbulkan akibat hukum pembeli wajib membayar dan
berhak menerima barang yang telah dibelinya, sebaliknya penjual wajib
menyerahkan barang dan berhak menerima pembayaran atas barang tersebut.16
Akibat hukum dapat berupa suatu dampak akibat perbuatan hukum dan
hubungan hukum yang terjadi, seperti:
16
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hukum, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2001).
11
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan
kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut
hukum yaitu manusia dan badan hukum. Objek segala sesuatu yang berguna bagi
subyek hukum atau segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subyek hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek
hak milik. Hubungan hukum (Rechtsbetrekkingen) ialah hubungan antara dua atau
lebih subyek hukum. Dalam hubungan hukum ini, hak dan kewajiban pihak yang
satu akan berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain yang terjadi karena
adanya perbuatan hukum yaitu adalah tindakan yang dilakukan guna memperoleh
sesuatu akibat yang dikehendaki dan yang diatur oleh hukum.
12
DAFTAR PUSTAKA
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Pradnya
Paramita,2000.
13