Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno

Plato mengemukakan 5 macam bentuk negara yang sesuai dengan sifat tertentu dari
jiwa manusia, yaitu:
1. Aristokrasi yang berada di puncak. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh aristokrat
(cendekiawan) sesuai dengan pikiran keadilan.
2. Timokrasi, yaitu pemerintaha oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran
dan kehormatan.
3. Oligarchi, yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan milik
partikulir, maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
4. Demokrasi , yaitu pemerintahan oleh rakyat miskin. Karena salah
mempergunakannya maka keadaan ini berakhir dengan kekacauan atau anarki.
5. Tirani, yaitu pemerintahan oleh seorang penguasa yang bertindak secara sewenang-
wenang. Bentuk ini adalah yang paling jauh dari cita-cita tentang keadilan.

Aristoteles mengemukakan 3 macam bentuk negara yang dibaginya menurut bentuk


yang ideal dan bentuk pemerosotan, sehingga dijumpai bentuk negara, yaitu sebagai
berikut:

1. Monarki adalah pemerintahan oleh satu orang guna kepentingan seluruh rakyat.
2. Tirani adalah pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingannya sendiri.
3. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang yaitu para cendekiawan guna
kepentingan seluruh rakyat.
4. Oligarchi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang guna kepentingan kelompok
(golongan)nya sendiri.
5. Plutokrasi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang kaya guna kepentingan
orang-orang kaya.
6. Politiea adalah suatu pemerintahan oleh seluruh orang guna kepentingan seluruh
rakyat.
7. Demokrasi adalah pemerintahan dari orang-orang yang tidak tau sama sekali tentang
soal-soal pemerintah.

Ketujuh bentuk negara tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi mempunyai hubugan
satu dengan yang lainnya sehingga merupakan suatu cyclus.
Dari siklus bentuk-bentuk negara ini maka muncullah revolusi dari Aristoteles.
Ajaran Aristoteles ini juga menimbulkan teori kuantitas dan kualitas.

Bentuk Ideal Bentuk Pemerosotannya

a. Monarchi Diktator/Tirani
b. Aristokrasi Oligarchi/Plutokrasi
c. Politiea Demokrasi

Keterangan :

1. Monarchi adalah bentuk yang ideal.


2. Tirani/Despoty adalah pemerosotan dari monarchi. Dari Monarchi ini muncul lagi,
3. Aristokrasi sebagai bentuk ideal, dan merosot lagi menjadi,
4. Oligarchi/Plutokrasi, kemudian muncul lagi,
5. Politiea sebagai bentuk yang ideal. Kemudian merosot lagi menjadi,
6. Demokrasi, lalu kembali lagi ke bentuk nomor 1, yaitu monarchi.

Negara yang ideal adalah berdasarkan kualitas. Ajaran Aristoteles ini kemudian
hanya dianut oleh polybios yang hidup pada zaman Alexander Zulkarnaen dengan sedikit
perubahan yaitu mengganti ideal politea dengan demokrasi dan bentuk pemerosotan atau
dari bentuk demokrasi menjadi aristokrasi.

B. Bentuk-bentuk Negara Pada Zaman Pertengahan

Jellinek memberikan ukuran untuk membedakan kerajaan atau republik


berdasarkan cara pembentukan kemauan negara. Dalam negara kerajaan pembentukan
kemauan terjadi seluruhnya didalam badan seseorang dan kemauan negara terbentuk
terlihat sebagai kemauan yang tertentu berbadan dan individual. Sedang dalam hal
republik, kemauan negara tercapai berdasarkan kejadian Yuridis menurut tindakan-
tindakan kemauan banyak orang yang berbadan, sehingga kemauan itu tidak terlihat
sebagai kemauan satu orang melainkan kemauan badan yang hanya mempunyai bentuk
realitas secara yuridis saja. Jika kita berpegang teguh kepada paham ini maka negara
Inggris, Swedia, Norwegia, Denmark, Netherland dan Belgia haruslah dimasukkan dalam
bentuk negara republik, sebab cara terjadinya pembentukan kemauan negara-negara
tersebut diatas dilakukan oleh/ melalui orang banyak/dewan. Sedangkan kenyataannya
menurut hukum tata negara, negara-negara tersebut bentuk negaranya adalah monarchi.
Kemudian Jerman (zaman Bismark) dimasukkan kedalam bentuk negara republik.
Padahal nyata-nyata negaranya berbentuk monarchi.
Menurut C.F. Strong ada 5 kriteria untuk melihat bentuk negara, yaitu :
1. Melihat negara itu bagaimana bangunannya apakah ia negara kesatuan ataukah
serikat.
2. Melihat bagaimana konstitusinya
3. Mengenai badan eksekutif, apakah ia bertanggung jawab kepada parlemen atau tidak,
atau disebutkan badan eksekutif yang sudah tertentu jangka waktunya.
4. Mengenai badan perwakilannya, bagaimana susunannya, siapa yang berhak duduk
disitu.
5. Bagaimana hukum yang berlaku dan bagaimana hukum nasionalnya.

C. Bentuk Negara Pada Masa Sekarang

Apabila ditinjau dari susunannya, bentuk negara dapat dibedakan dalam 3 macam,
yaitu;
a. Negara Kesatuan
Menurut catatan Bank dunia (word Bank), dari 116 negara yang termasuk kedalam
negara berkembang yang menjalankan desentralisasi, 106 negara diantaranya
memiliki bentuk negara kesatuan.
Secara umum, Negara Kesatuan adalah negara yang tidak tersusun dari beberapa
negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara, sehingga tidak ada negara didalam
negara. Dengan demikian, dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintah, yaitu
pemeritah pusat yang mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggi dalam bidang
pemerintahan negara, menetapkan kebijaksanaan pemerintahan dan melaksanakan
pemerintahan negara baik di pusat maupun di daerah-daerah.
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk :
1. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi.
2. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi

Dalam negara kesatuan dengan sistem sentralisasi segala sesuatu dalam negara
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah hanya tinggal
melaksanakan segala apa yang telah diinstruksikan oleh pemerintah pusat. Sedangkan
dalam negara kesatuan dengan sistem Desentralisasi, kepada daerah-daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi daerah) yang dinamakan dengan daerah otonom.

b. Negara Federasi
Negara Federasi adalah negara yang bersusun jamak, maksudnya negara ini tersusun
dari beberapa negara yang semula telah berdiri sendiri sebagai negara yang merdeka
dan berdaulat, mempunyai undang-undang dasar sendiri serta pemerintahan sendiri.
Tetapi, kemudian karena sesuatu kepentingan, entah kepentingan politik, ekonomi
atau kepentingan lainnya, negara-negara tersebut saling menggabungkan diri untuk
membentuk suatu ikatan kerja sama yang efektif namun disamping itu, negara-negara
saling menggabungkan diri tersebut yang kemudian disebut negara bagian, masih
ingin mempunyai urusan-urusan pemerintahan yang wenang dan dapat diatur dan
diurus sendiri, disamping urusan-urusan pemerintahan yang akan diatur dan diurus
bersama-sama oleh ikatan kerjasamanya tersebut.

c. Negara Konfederasi
George Jellinek mencari ukuran perbedaan antara federasi dengan konfederasi soal
dimana letak kedaulatan. Dalam konfederasi, kedaulatan itu terletak pada masing-
masing negara anggota peserta konfederasi itu, sedangkan pada federasi letaknya
kedaulatan itu pada federasi itu sendiri dan bukan pada negara-negara.
Akan tetapi, R. Kranenburg tidak sependapat dengan Jellinek. Menurut
Kranenburg perbedaan antara konfederasi dengan federasi harus didasarkan atas hal
apakah warga negara dari negara-negara itu langsung terikat atau tidak oleh
peraturan-peraturan organ pusat. Kalau jawabannya “ya” maka bentuk itu adalah
federasi, sedangkan kalau peraturan organ pusat itu tidak dapat mengikat langsung
penduduk wilayah anggotanya, maka gabungan kenegaraan itu adalah konfederasi.
Negara- negara yang tergabung dalam konfederasi itu tetap merdeka dan berdaulat,
sehingga konfederasi itu sendiri pada hakikatnya bukanlah merupakan negara, baik
ditinjau dari sudut ilmu politik maupun dari sudut hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai