Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Sampel Perlakuan Sebelum Sesudah

Suhu Dingin

Suhu Ruang

4.2 Pembahasan
Sabun herbal adalah sabun yang dibuat secara handmade dengan
menggunakan bahan-bahan alami dan bahan herbal. Dalam pembuatan sabun,
terjadi proses saponifikasi yang merupakan reaksi asam lemak khususnya
trigliserida dengan alkali yang menghasilkan gliserol dan sabun (Ketaren,1986).

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan modifikasi sediaan herbal


khususnya sabun padat yang bertujuan untuk mengetahui manfaat tanaman herbal
yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sediaan
herbal yang telah dimodifikasi.
Pada percobaan kali ini, bahan yang digunakan adalah buah melon, minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, dan NaoH sedangkan alat berupa
batang pengaduk, blender, cetakan, cawan porselen, gelas kimia, gelas ukur,
kacamata hitam,, spatula serta timbangan.
Alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan menggunakan
alcohol 70 % agar tidak ada kotoran yang menempel pada alat. Menurut Dirjen
POM (1979), alkohol berkhasiat sebagai desinfektan untuk membubuh
mikroorganisme pada benda mati agar alat yang digunakan terbebas dari
mikroorganisme sehingga tidak mengganggu atau mencemari alat yang akan
digunakan.
Buah melon (Cucumis melo) yang akan digunakan ditimbang sebanyak 25 g
menggunakan neraca ohauss. Menurut Day Underwood (2002), penggunaan
neraca ohauss karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan lebih baik dari
neraca lengan.
Sampel yang telah ditimbang, dimasukan kedalam blender dan ditambahkan
aquadet sebanyak 50 Ml. tujuan penambahan aquadest agar mempercepat proses
penghalusam sampel, sehingga diperoleh sarinya. Selain itu, aquadest juga untuk
mempermudah proses pencampuran sampel yang akan dihaluskan (Maheswari,
2002).
Bahan yang telah dihaluskan, kemudian disaring menggunakan kain saring.
Tujuan dilakukannya penyaringan adalah untuk memisahkan antara filtrat dan
residu, sehingga tidaka mengganggu proses pembuatan sabun (Nurhoinandi,
2007).
Ditimbang NaoH sebanyak 7,4 g, kemudian dilarutkan dalam aquadest 10
mL, ditambahkan sedikit demi sedikit. Jangan menambahkan air kedalam NaoH
karena dapat bereaksi dan menimbulkan asap, bahkan akan terjadi percikan
hingga ledakan (Clause, 1970).
Sari yang telah diperoleh dari proses penyaringan, selanjutnya Itambahkan
larutan NaoH dan direaksikan dalam gelas kimia sebanyak 20 mL. Tujuan
penambahan NaoH agar dapat terbentuk sabun, karena NaoH merupakan basa
yang dapat bereaksi dengan alkali. Pada saat penambahan NaoH akan terjadi
reaksi saponifikasi, dimana reaksi tersebut antara trigliserida denagn basa kuat
(NaoH) membentuk gliserol dan sabun (Wade, 2006).
Sari yang telah ditambahkan larutan NaoH, didiamkan beberapa saat hingga
dingin. Selanjutnya diukur minyak kelapa 15 Ml, minyak kelapa sawit 10 Ml, dan
minyak zaitun 23,5 mL, dicampurkan ketiga minyak tersebut dalam gelas kimia,
setelah itu diaduk hingga homogen. Menurut Pratiwi (2000), proses pengadukan
dilakukan untuk mencampurkan beberapa bahan yang bersifat cair.
Minyak yang telah dicampur, ditambahkan dengan campuran Naoh dan sari,
kemudian diaduk dan dimasukan kedalam blender. Diblender campuran tersebut
hingga mengental atau meencapai kondisi trace. Dalam halini, penggunaan ketiga
minyak tersebut berfunsgsi sebagai bahan baku pembuatan sabun. Minyak kelapa
sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow atau lemak sapi (Kanikaze,
2000).
Pada saat mencapai kondisi trace, ditambahkan essensial oil beberapa tetes
kedalam blender. Minyak essensial digunakan sebagai pemberi arona dan pewarna
pada sabun.
Hasil yang diperoleh, dituang kedalam cetakan. Sebelum itu, cetakan diolesi
dengan minyak agar ada saat pengeluaran, sabun tidak menempel pada cetakan.
Disimpan sabun dalam suhu ruang 25-30℃dan pada suhu dingin, yaitu didalam
freezer. Hal ini bertujuan untuk membandingkan hasil dari penyimpanan dalam
dua suhu pada pembentukan sabun padat (Lutfi, 2009).
Kemungkinan kesalahan yang terjadi antara lin, kurangnya ketelitian
praktikan dalam meimbang bahan yang akan digunakan, kesalahan dalam
penyaringan, serta proses pencampuran yang tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai