Anda di halaman 1dari 2

Artikel Buletin An-Nur :

Kisah AshHabul Kahfi


Senin, 10 Januari 05

Mereka adalah para pemuda yang diberi petunjuk oleh Allah Ta'ala serta Dia mengilhami mereka
keimanan, sehingga mereka mengenal Allah dan mengingkari keyakinan kaum mereka yang menyembah
berhala. Mereka mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah akidah mereka disertai dengan
perasaan takut akan kekejaman dan kekerasan kaum mereka, seraya berkata, artinya,

"Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Ilah selain Dia, sesungguhnya
kami kalau demikian ،K." (Al-Kahfi: 14), yakni jika seruan kami ditujukan kepada selain-Nya, ،§maka
sungguh kami telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran." (Al-Kahfi: 14), yakni
perkataan keji, dusta dan zhalim. Sedangkan "kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai ilah-ilah
(untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan
mereka). Siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-ada kebohongan terhadap
Allah." (Al-Kahfi: 15).

Setelah mereka sepakat mengenai keyakinan tersebut dan menyadari bahwa mereka tidak mungkin
menjelaskannya kepada kaum mereka, maka mereka memohon kepada Allah Ta'ala supaya dimudahkan
urusan mereka, artinya, "Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." (Al-Kahfi: 10).

Kemudian mereka berlindung ke gua, lalu Allah Subhannahu wa Ta'ala memudahkan urusan mereka,
melapangkan lubang gua serta menempatkan pintunya di sebelah utara, sehingga tidak terkena sinar
matahari; baik ketika terbit maupun saat terbenam, dan mereka tertidur dalam gua di bawah penjagaan
serta perlindungan Allah Subhannahu wa Ta'ala selama tiga ratus sembilan tahun. Allah Subhannahu wa
Ta'ala telah melindungi mereka dari rasa takut, karena posisi mereka (gua) berdekatan dengan kota kaum
mereka.

Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjaga dan melindungi mereka dalam gua tersebut,
sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,artinya, "Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal
mereka tidur; dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri" (Al-Kahfi: 18), supaya bumi tidak
membusukan tubuh mereka.

Kemudian Allah Subhannahu wa Ta'ala membangunkan mereka setelah tertidur dalam jangka waktu yang
cukup lama "supaya mereka saling bertanya diantara mereka sendiri." (Al-Kahfi: 19). Akhirnya mereka
menemukan jawaban yang sesungguhnya, sebagaimana hal tersebut ditegaskan oleh Allah Ta'ala di dalam
firman-Nya, artinya,
"Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)." Mereka
menjawab, "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Rabb kamu lebih
mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota
dengan membawa uang perakmu ini." (Al-Kahfi: 19). Allah Subhannahu wa Ta'ala menjelaskan kisah ini
hingga akhir.

Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Dan Faidah-Faidah Yang Dapat Diambil Dari Kisah Tersebut

Di dalam kisah tersebut terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Subhannahu wa Ta'ala dan faidah-faidah
yang bermanfaat, di antaranya:

 Bahwa kisah ashhabul kahfi, meskipun sangat mengagumkan, tetapi bukan merupakan tanda
kekuasaan Allah Subhannahu wa Ta'ala yang paling mengagumkan, karena Allah Subhannahu wa
Ta'ala memiliki tanda-tanda kekuasaan tersendiri dan kisah-kisah lain yang di dalamnya terdapat
pelajaran berharga bagi orang-orang yang berkenan merenungkannya.

 bahwa orang yang memohon perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala, maka Allah akan
melindungi dan menyayanginya, dan menjadikan nya sebab-sebab untuk menunjukkan orang-
orang yang sesat. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah melindungi ashhabul kahfi dalam tidur mereka
yang cukup lama dengan memelihara keimanan dan tubuh mereka dari gangguan serta
pembunuhan kaum mereka dan Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan bangunnya mereka dari
tidur mereka sebagai tanda kesempurnaan kekuasaan-Nya, kebaikan-Nya yang banyak dan
bermacam-macam, supaya hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah Subhannahu wa
Ta'ala pasti benar.
 Adalah perintah menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat dan mendiskusikannya, karena Allah Ta'ala
telah mengutus mereka untuk tujuan tersebut dan mengilhami mereka untuk berdiskusi di antara
mereka seputar keyakinan mereka dan pengetahuan masyarakat mengenai keyakinan atau perilaku
mereka sehingga diperoleh bukti-bukti dan pengetahuan bahwa janji Allah pasti benar dan
sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi tanpa ada keraguan di dalamnya.

 Adalah berkenaan dengan etika seseorang yang merasa samar mengenai sesuatu ilmu, maka
hendaklah ia mengembalikannya kepada gurunya dan berusaha untuk memahami dengan seksama
pelajaran yang telah diketahuinya.

 Bahwa sah mewakilkan dan mengadakan kerja sama dalam jual beli. Hal tersebut merujuk
perkataan mereka,artinya, "Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini", kemudian "،K maka hendaklah dia membawa makanan itu
untukmu." (Al-Kahfi: 19).

 Bahwa diperbolehkannya memakan makanan yang baik-baik dan memilih makanan-makanan yang
layak dan sesuai dengan selera seseorang selama tidak melebihi batas-batas kewajaran. Sedang
jika melebihi batas-batas kewajaran maka hal tersebut termasuk perbuatan yang dilarang. Hal itu
didasarkan kepada perkataan salah seorang dari mereka,artinya, "،K dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu." (Al-
Kahfi: 19).

 Adalah berkenaan dengan anjuran supaya memelihara, melindungi serta menjauhkan diri dari
perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah dalam urusan agama dan harus menyembunyikan ilmu
yang mendorong manusia berbuat jahat.

 Adalah berkenaan dengan keterangan yang menjelaskan perhatian dan kecintaan para pemuda itu
kepada agama yang benar, pelarian mereka untuk menjauhkan diri dari semua fitnah dalam urusan
agama mereka dan pengasingan diri mereka dengan meninggalkan kampung halaman serta
kebiasaan mereka untuk menempuh jalan Allah Subhannahu wa Ta'ala.

 Adalah berkenaan dengan keterangan yang menjelaskan hal-hal yang tercakup dalam kejahatan,
seperti kemadharatan dan kerusakan yang mengundang kemurkaan Allah ƒ¹ dan kewajiban
meninggalkannya, dan meniggalkannya merupakan jalan yang harus ditempuh oleh kaum
mukminin.

 Bahwa firman Allah Subhannahu wa Ta'ala,artinya, "Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka berkata, "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya." (Al-
Kahfi: 21) menunjukkan bahwa orang-orang yang berkuasa yang dimaksud ialah para penguasa
ketika mereka dibangunkan dari tidur mereka yaitu para penguasa yang telah beragama dengan
agama yang benar, karena para penguasa itu mengagungkan dan memuliakan mereka, sehingga
para penguasa tersebut berniat membangun sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka.

Meski hal itu dilarang khususnya dalam syari'at agama, maka yang dimaksud ialah menjelaskan
tentang ketakutan luar biasa yang dirasakan Ashhabul Kahfi ketika membela dan mempertahankan
keimanan mereka sehingga harus berlindung di sebuah gua dan setelah itu Allah Subhannahu wa
Ta'ala membalas perjuangan mereka dengan penghormatan dan pengagungan dari manusia. Hal
itu merupakan kebiasaan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam membalas seseorang yang telah
memikul penderitaan karena-Nya serta menetapkan baginya balasan yang terpuji.

 Bahwa pembahasan yang panjang lebar dan bertele-tele dalam masalah-masalah yang tidak
penting; maka hal itu tidak perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal itu merujuk firman Allah
Ta'ala,artinya, "Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu)
kepada seorang pun di antara mereka." (Al-Kahfi: 22).

 Bahwa bertanya kepada seseorang yang tidak berilmu dalam masalah yang akan dimintai
pertanggungan jawab di dalamnya atau orang yang tidak dapat dipercaya adalah terlarang. Hal itu
merujuk firman Allah Ta'ala,artinya, "،K dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-
pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka." (Al-Kahfi: 22).

Anda mungkin juga menyukai